Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT TAHU SEBAGAI SUMBER MIKROORGANISME DALAM PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN PKM Penelitian

Diusulkan oleh

1. Andy Octavian 2. Raditya Destiawan HM 3. Moh.Syaifudin

4311411027 4311411011 4311411032

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012

HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Limbah Padat Tahu Sebagai Sumber Mikroorganisme dalam Pengomposan Sampah Organik Masyarakat : ( x ) PKM-P ( ) PKM-T : ( ) Kesehatan ( x ) MIPA ( ) Sosial Ekonomi ( ) Pendidikan ( ) PKM-K ( ) PKM-M ( ) Pertanian ( ) Teknologi Rekayasa ( ) Humaniora

2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas e. Alamat dan No Telp f. Alamat Email 5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap b. NIP c. Alamat dan No Telp 7. Biaya Kegiatan Total a. DIKTI b. Sumber lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan Menyetujui, Ketua Jurusan Kimia

: Andy Octavian : 4311411027 : Kimia, S1 : Universitas Negeri Semarang (UNNES) : Galih RT 06 RW III Gemuh, Kendal 51356 (085713857951) : andyoktans@gmail.com : 5 Orang

: Dra. Sri Mantini R. S., M.Si : 195010171976032001 : Jl. Tanggul Mas 1/280 Semarang : Rp.4.015.000 ,:: 4 bulan Semarang, 10 Juni 2012 Ketua Pelaksana Kegiatan

Dra. Woro Sumarni, M.Si NIP. 196507231993032001 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

Andy Octavian NIM. 4311411027 Dosen Pendamping

Prof.Dr. Masrukhi, M.Pd NIP. 196205081988031002

Dra. Sri Mantini R. S., M.Si NIP. 195010171976032001

A. JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN LIMBAH PADAT TAHU SEBAGAI SUMBER MIKROORGANISME DALAM PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK MASYARAKAT B. LATAR BELAKANG MASALAH Sampah merupakan salah satu masalah yang berada dimasyarakat yang tidak pernah ada habisnya. Sebenarya limbah organik dari sampah masyarakat tidak terlalu berbahaya dibandingkan dengan limbah anorganik yang sangat susah untuk diuraikan, akan tetapi jika sampah organik dibiarkan saja tentunya akan mengganggu kebersihan lingkungan dan dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit. Dengan adanya permasalahan tersebut tentunya kita harus pandaipandai memanfaatkan bahan-bahan limbah organik yang masih jarang digunakan, salah satunya memanfaatkanya dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos. Pengomposan adalah proses degradasi bahan organik secara aerob. Mikroba aerob memerlukan kondisi lingkungan yang cocok untuk tumbuh dan memperbanyak diri selama degradasi bahan organik. Teknologi pengomposan saat ini mensyaratkan penambahan bioaktivator agar pengomposan berlangung lebih cepat daripada metode tradisional yang memerlukan tiga bulan (Murbandono, 2006). Kualitas kompos ditentukan oleh faktor kimia yang meliputi pH, C/N dan kandungan C-organik, N-total, P, K, beberapa unsur hara makro lainnya serta logam dan logam berat. Persyaratan mikrobiologis hanya berupa keberadaan patogen oportunistik Eschericia coli dan Salmonella. Padahal secara alami kompos akan mengandung sejumlah mikroba yang berperan penting dalam siklus unsur hara di dalam tanah dan selanjutnya menyediakan unsur hara bagi tanaman. Keberadaan mikroba di dalam kompos selain berasal dari bahan kompos juga diinduksi oleh proses pengomposan (Hindersah, dkk. 2011)

Dibutuhkan

suatu

bioaktivator

yang

dapat

mempercepat

proses

pengomposan tersebut salah satunya dengan menggunakan limbah tahu karena limbah tahu merupakan sumber mikroorganisme. Abdullah (2004)

merekomendasikan penggunaan limbah tahu dalam pengomposan dengan tujuan efisiensi pengomposan dan meningkatkan nilai ekonomis limbah tahu. Limbah ini sekaligus merupakan sumber mikroba untuk degradasi bahan kompos. Pada penelitian pendahuluan, limbah padat tahu yang telah didinginkan dan dibiarkan selama satu hari mengandung bakteri dan jamur total lebih dari 109 cfu g-1, C organik 48,65% dan N-total 1,39%. Dari penelitian yang pernah dilakukan limbah tahu memang suatu sumber oraganisme yang dapat menambahkan kandungan mineral pada pupuk kompos sehingga unsur hara yang terkandungan dalam tanah semakin banyak sehingga nanti dapat menyuburkan tanaman yang menggunakan kompos tersebut. C. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah cara membuat pupuk kompos dari limbah organik masyarakat ? 2. Bioaktivator apakah yang dapat ditambahkan untuk mempercepat proses pengomposan limbah organik masyarakat ? 3. Bagaimanakah cara menambahkan limbah tahu dalam proses pengomposan sampah organik ? 4. Bagaimana cara membandingkan tanaman yang menggunakan kompos tanpa limbah tahu dengan tanaman yang menggunkan kompos dengan limbah tahu ? D. TUJUAN PENULISAN 1. Mengidentifikasi cara pembuatan pupuk kompos dari limbah organik masyarakat? 2. Mengetahui bioaktivator yang dapat ditambahkan untuk mempercepat proses pengomposan limbah organik masyarakat ? 3. Mengidentifikasi cara penambahan limbah tahu dalam proses pengomposan sampah organik ?

4. Mengidentifikasi cara membandingkan tanaman yang menggunkan kompos tanpa limbah tahu dengan tanaman yang menggunakan kompos dengan limbah tahu ? E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu terobosan bagi masyarakat dalam memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk kompos serta memanfaatkan limbah tahu sebagai sumber mikroorganisme yang ditambahkan dalam proses pengomposan sampah organik sehingga nantinya dapat

meningkatkan kualitas dari pupuk kompos tersebut karena limbah tahu dapat meningkatkan mineral-mineral yang dapat menyuburkan tanah. F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini mempunyai berbagai manfaat dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai salah satu upaya pemanfaatan bahan-bahan limbah yang sampai sekarang ini masih menjadi permasalah bagi masyarakat dengan jumlah sampah yang makin menumpuk. Maka dilakukan penelitian ini sehingga bisa mengurangi tumpukan sampah dan memanfaatkanya menjadi pupuk kompos yang dapat digunkan sebagai penyubur tanaman. Dengan memanfaatkan limbah lain yaitu berupa limbah padat tahu (ampas) yang merupakan sumber mikroorganisme yang dapat mempercepat proses pengomposan limbah organik serta menambah unsur hara yang yang terkandung dalam tanah sehingga

tanaman yang ditaman akan dapat tumbuh subur. G. TINJAUAN PUSTAKA Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah baik limbah padat maupun cair. Limbah padat pabrik pengolahan tahu berupa kotoran hasil pembersihan kedelai (batu, tanah, kulit kedelai, dan benda padat lain yang menempel pada kedelai) dan sisa saringan bubur kedelai yang disebut dengan ampas tahu. Limbah padat yang berupa kotoran berasal dari proses awal (pencucian) bahan baku kedelai dan umumnya limbah padat yang terjadi tidak begitu banyak (0,3% dari bahan baku kedelai). Sedangkan limbah padat yang

berupa ampas tahu terjadi pada proses penyaringan bubur kedelai. Ampas tahu yang terbentuk besarannya berkisar antara 25-35% dari produk tahu yang dihasilkan. limbah ini kebanyakan oleh pengrajin dijual dan diolah menjadi tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung ampas tahu yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering dan cake. (Fibria Kaswinarni,2007) Tabel Komposisi Kimia Ampas Tahu Unsur Kalori Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Besi Vit.B Air kal g g g mg mg mg mg g Nilai 414 26,6 18,3 41,3 19 29 4,0 0,20 9,0

Sumber : KLH, 2006 Sedangkan Limbah cair pada proses produksi tahu berasal dari proses perendaman, pencucian kedelai, pencucian peralatan proses produksi tahu, penyaringan dan pengepresan/pencetakan tahu. Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industry pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut dengan air dadih (whey). oleh karena itu limbah cair yang dihasilkan sangat tinggi. Limbah cair tahu dengan karakteristik mengandung bahan organik tinggi dan kadar BOD, COD yang cukup tinggi pula, jika langsung dibuang ke badan air, jelas sekali akan menurunkan daya dukung lingkungan. Sehingga industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan untuk mengurangi resiko beban pencemaran yang ada. (Herlambang, 2002).

Parameter air limbah tahu yang sesuai dengan Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut : Industri Tahu No Paremeter Kadar Max (mg/lt) 1 2 3 4 5 6 Temperatur BOD COD TSS Ph Debit Max 380 150 275 100 6,0 - 9,0 20 m3/ton kedelai Beban Pencemaran Max (kg/ton Kedelai) 3 5,5 2

*) Perda Propinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2004 Penelitian tentang pemanfaatan limbah tahu memang masih jarang dilakukan akan tetapi sebelumnya sudah ada yang melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah tahu yang digunakan untuk berbagai keperluan. Dari penelitian-penelitian tersebut muncul berbagai ide untuk memanfaatkan limbah tahu. Berikut penelitian dari pemanfaatan limbah tahu yang sebelumnya sudah dilaksanakan. Hany Handajani menyelasaikan penelitian yang berjudul Pemanfaatan Limbah Cair Tahu sebagai Pupuk Alternatif pada Kultur Mikroalga Spirullina sp. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian limbah cair tahu dengan dosis yang berbeda memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap laju pertumbuhan relatif populasi Spirullina. Perlakuan terbaik adalah pemberian limbah cair tahu dosis 31 mg/l. Reginawanti Hindersah dkk. Menyelesaikan penelitian yang berjudul pemanfaatan limbah tahu dalam pengomposan sampah rumah tangga untuk meningkatkan kualitas mikrobiologi kompos. Hasil dari penelitian ini

menunujukan bahwa Efek dosis limbah tahu terhadap populasi mikroba yang diuji dipengaruhi oleh dosis bioaktivator yang diberikan. Uji mikrobiologis

menunujukkan bahwa populasi bakteri total dan jamur total mencapai masingmasing 1011 dan 106 cfu g-1 sedangkan bakteri pelarut fosfat dan bakteri Azotobacter pemfiksasi N2 adalah masing-masing107 cfu g-1 dan 105 MPN g-1. Etik Liswahyuningsih dkk. Telah melakukan penelitian yaitu membuat pupuk organik dari bahan baku limbah tahu. Hasil dari penelitian ini yaitu pupuk organik dari limbah tahu yang mempunyai Kelebihan pupuk organik dari amplas tahu ini memiliki kandungan senyawa organiknya lebih banyak daripada unsur haranya, serta dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah dan lebih aman dikonsumsi karena tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. H. METODE PENELITIAN Penelitian akan dilaksanakan dikebun biologi fakultas MIPA universitas negeri semarang yang terletak disekaran kecamatan gunung pati semarang dimulai dari bulan Juni sampai bulan Juli 2012. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kualitas pupuk kompos yang memakai limbah tahu dan yang tidak memakai limbah tahu dengan cara membandingkan kecepatan tumbuh dari tanaman bayam yang telah diberi kompos. Bahan kompos adalah sampah organik masyarakat yang diambil dari Tempat Pembuangan Sampah (TPS) disekitar lingkungan masyarakat gunung pati, semarang dan limbah tahu diperoleh dari pabrik tahu disekitar semarang. Pengomposan Sampah organik di TPS dipisahkan dari sampah anorganik, dijemur di bawah terik matahari selama 12 jam agar kadar air pada sampah organik yang akan dikomposkan tidak lebih dari 50%. Sampah organik rumah tangga yang telah siap untuk dikomposkan ditimbang masing-masing sebanyak 1 kg,

kemudian diberi limbah tahu sesuai dengan dosis perlakuan, diaduk merata dan dimasukkan ke dalam polibag kapasitas 5 kg. Selanjutnya polibag ditempatkan sesuai dengan tata letak percobaan di bangunan kompos dengan naungan. Tanam biji bayam pada polibag yang diberi limbah tahu dan yang tidak diberi limbah tahu.

Variabel Percobaan Data pengamatan diambil setelah tanaman bayam mulai tumbuh kemudian ukur tinggi tanaman dan kecepatan tumbuh tanaman dari masing-masing polibag yang diberi limbah tahu dengan yang tidak diberi limbah tahu serta membandingkan komposisi kompos yang memakai limbah tahu dengan yang tidak diberi limbah tahu. Dari data yang diperoleh kita dapat membandingkan pengaruh penambahan limbah tahu dalam kualitas pupuk kompos yang digunakan dalam pertumbuhan tanaman bayam . Metode Analisa Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan langkah pengukuran tinggi tanaman bayam serta kecepatan tumbuh bayam. Selanjutnya membandingkan komposisi limbah tahu yang diberikan dalam proses pengomposan I. JADWAL KEGIATAN Kegiatan I MINGGU KEA.Tahap awal Studi literatur Penyusunan proposal Persiapan alat dan bahan B. Tahap Pelaksanaan Tahap pembuatan kompos Pengambilan data 1 2 3 4 1 2 BULAN KEII III 3 4 1 2 3 4 1 2

IV 3 4

Analisa data C. Tahap Akhir Penyusunan laporan

J. RANCANGAN BIAYA No A Jenis pengunaan Pengadaan alat dan bahan 1. Polibag 2. Limbah Tahu 3. Bibit bayam 4. Dedek Padi 5. Serok Biaya Penunjang 1. Penyewaan Tempat 1 tempat 500.000 120.000 38.000 15.000 30.000 25.000 15.000 35.000 40.000 500.000 600.000 38.000 90.000 30.000 25.000 15.000 105.000 80.000 2. Pembuatan baju penelitian 5 buah 3. Masker 4. Sarung tangan 5. CD RW 6. Ballpoint 7. Pensil 8. Kertas HVS 9. Tinta print 1 boks 6 pasang 1 kotak 1 kotak 1 kotak 3 rim 2 kotak Jumlah 23 lbr 5 sak 1,5 kg 5 sak 10 buah Harga satuan (Rp) 20.000/kg 25.000 100.000 20.000 150.000 Total (Rp) 460.000 125.000 100.000 100.000 150.000 Rp. 935.000

Jumlah

Rp1.483.000

Anggaran Kegiatan Penunjang 1. Pembuatan proposal 2. Pembelian dan fotokopi buku 3. Biaya dokumentasi 4. Transportasi 5. Konsumsi selama kegiatan 4 buah 8 buah 25.000 31.250 100.000 250.000

2 set

125.000 450.000 550.000

250.000 450.000 550.000

Jumlah D Rekapitulasi 1. Pengadaan Alat dan Bahan 2. Biaya penunjang 3. Anggaran kegiatan penunjang

Rp. 1.600.000

935.000 1.480.000 1.600.000

Jumlah

Rp. 4.015.000,-

K. DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Y. 2004. Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Sumber Nitrogen Pupuk Organik. [Disertasi] . Bogor: Institut Pertanian Bogor. Djuarnani, N., Kristian, B & S. Setiawan. 2006. Cara Cepat Membuat Kompos. Depok: Agromedia Pustaka. Hindersah, dkk. 2011. Pemanfaatan Limbah Tahu dalam Pengomposan Sampah Rumah Tangga Untuk Meningkatkan Kualitas Mikrobiologi Kompos .Bandung: Universitas Padjajaran. Hany Handajani. 2006. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu sebagai Pupuk Alternatif pada Kultur Mikroalga Spirullina sp.Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Murbandono, L. 2006. Membuat Kompos Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya. Sulistyorini, L. 2005. Pegelolaan Sampah Dengan Cara Menjadikannya Kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2: 77 84. Kumalasari, R. 2009. Perubahan Biodiversitas Bakteri Selama Proses Pembuatan Kompos Berdasarkan Analisis DGGE. [Skripsi]. Bandung: Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB.

LAMPIRAN 1. NAMA DAN BIODATA TIM a. Ketua Pelaksana Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM/ tahun angkatan Program Studi Fakultas Perguruan Tinggi Pengalaman Menulis : Andy Octavian : Kendal, 06 Oktober 1993 : 4311411027/2011 : Kimia : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetauhan Alam : Universitas Negeri Semarang : - Membuat PKM BINGKAI PHOTO ARKELIK - Menulis Karya Ilmiah Si Noni Buah Buruk Rupa Tetapi Multiguna Ketua Tim

Andy Octavian NIM. 4311411027

b. Anggota I Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM/ tahun angkatan Program Studi Fakultas Perguruan Tinggi Pengalaman Menulis

: Raditya Destiawan HM : Kebumen, 15 Desember 1993 : 4311411011/ 2011 : Kimia : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Negeri Semarang : Membuat PKM BINGKAI PHOTO ARKELIK Anggota I

Raditya Destiawan HM NIM. 4311411011 c. Anggota II Nama Lengkap Tempat dan tanggal lahir NIM/ tahun angkatan Program Studi Fakultas Perguruan Tinggi

: Moh. Syaifudin : Blora, 17 Januari 1993 : 4311411032/ 2011 : Kimia : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : Universitas Negeri Semarang

Pengalaman Menulis : Menulis Karya Ilmiah DRY-FILTER PENCEGAH BAU MENYENGAT AMPAS KETELA POHON Anggota II

Moh. Syaifudin NIM. 4311411032

2. Biodata Dosen Pembimbing 3. Nama Lengkap 4. NIP 5. Jabatan 6. Pangkat 7. Fakultas/Program Studi 8. Bidang Keahlian 9. Perguruan Tinggi 10. Alamat : Dra. Sri Mantini R.S, M.Si. : 195010171976032001 : Lektor Kepala : IV C : FMIPA / Kimia : Kimia Anorganik : Universitas Negeri Semarang : Jl. Tanggul Mas 1/280 Semarang

Dosen Pembimbing

Dra. Sri Mantini R.S, M.Si. NIP. 195010171976032001

Anda mungkin juga menyukai