Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN TEKNOLOGI FILTRASI DALAM PEMURNIAN AIR LIMBAH INDUSTRI

TAHU

ABSTRAK
Peningkatan jumlah industri tahu di Indonesia diiringi dengan meningkatnya jumlah limbah
industri tahu yang perlu mendapat
perhatian khusus. Limbah tahu dengan kandungan bahan organik tinggi memberikan
dampak negatif bagi sistem perairan jika
dibuang tanpa adanya pengolahan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari
metode yang efektif dalam
mengolah limbah tahu dengan variasi media filtrasi. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 2 metode yang diperlakukan
pada 2 kolom filtrasi dengan media filtrasi yang berbeda. Susunan media utama pada kolom
filtrasi 1 berupa bioball dan kolom
filtrasi 2 berupa bioring. Metode batch dan kontinyu diperlakukan pada dua jenis kolom
filtrasi tersebut. Ketinggian total media
filtrasi untuk setiap kolom adalah 20 cm dengan volume air limbah 5 liter. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan
kualitas air limbah tahu pada sampel hari ke 1 dengan terjadinya penurunan konsentrasi
COD pada kolom 1 dengan perlakuan
metode batch sebanyak 18,12%. Peningkatan konsentrasi DO paling optimal pada kolom 1
dengan perlakuan metode kontinyu
sebanyak 18,03%. Selanjutnya konsentrasi pH terjadi peningkatan secara signifikan pada
kolom 2 dengan perlakuan metode
batch sebanyak 41,27%. Sedangkan penurunan konsentrasi kekeruhan diperoleh pada kolom
1 dengan perlakuan metode batch
sebanyak 57,22%. Perlakuan limbah tahu dengan metode batch pada waktu tinggal 1 hari
memberikan peningkatan kualitas air
limbah tahu yang lebih baik meskipun pada waktu tinggal yang lebih lama terjadi penurunan
kualitas akibat terjadinya proses
dekomposisi yang tidak terkontrol. Lebih lanjut, perlu dilakukan penelitian dengan
melibatkan mikroorganisme selektif pada
penyaring lambat dengan metode batch agar dihasilkan penurunan konsentrasi COD yang
lebih signifikan.
Tahu merupakan makanan popular di Indonesia. Peningkatan jumlah industri tahu di Indonesia beriringan
dengan meningkatnya jumlah industri tahu. Salah satu limbah yang dihasilkan dari industri tahu adalah
limbah cair. Limbah cair industri tahu mengandung COD, BOD, pH dan TSS yang tinggi dan jika langsung
dibuang ke sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu akan mengakibatkan penunuran kualitas
sungai tersebut. Sehingga perlu adanya pengolagan limbah industri tahu dengan menggunakan dengan metode

filtrasi atau penyaringan. Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi literatur atau studi kepustakaan. Metode ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data, informasi, atau referensi yang terdiri dari penelitian terdahulu
yang dikompilasi untuk menjawab tujuan penelitian dan ditarik kesimpulan. Informasi yang dikumpulkan yaitu
mengenai pengaruh penyaringan terhadap konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended
Solid (TSS), dan pH limbah cair tahu dengan kombinasi media filtrasi.
Kata Kunci: filtrasi, limbah tahu,

ABSTRACT
Keywords:

PENDAHULUAN
Tahu merupakan salah satu makanan populer di Indonesia dan industri tahu adalah
salah satu industri yang cukup potensial di Indonesia. Makanan yang terbuat dari kedelai ini
mempunyai harga relatif murah dan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Salah satu
kandungan gizi di dalamnya adalah protein. Tahu dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan,
oleh karena itu banyak permintaan dari konsumen sehingga banyak bermunculan industri
pembuatan tahu di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Pertanian pada tahun 2019
perkembangan konsumsi tahu di tingkat rumah tangga di Indonesia selama tahun 2002-2018
mengalami fluktuasi. Rata-rata konsumsi tahu pada tahun 2002-2017 adalah sebesar 7,41
kg/kapita/th. Prediksi konsumsi kedelai untuk industri tahu tahun 2019 hingga 2021
diperkirakan meningkat rata-rata sebesar 1,78%. Sedangkan konsumsi tahu diprediksikan
terus meningkat menjadi sebesar 8,67 kg/kapita pada tahun 2021 [Kementerian Pertanian.
Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Vol
10.; 2019.].
Dari proses produksi tahu, salah satu dampak yang dirasakan masyarakat sekitar
adalah pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan. Pada setiap industri
pengolahan bahan pangan akan menghasilkan sisa dari proses pengolahan tersebut yang
disebut limbah (Jenie dan Rahayu, 1993) salah satunya adalah produksi tahu. Produksi
limbah akan meningkat apabila produksi tahu meningkat. Pada umumnya limbah yang
dihasilkan dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan pengolahan secara tepat, hal ini akan
menyebabkan permasalahan baru yaitu pencemaran lingkungan (Suprapti, 2003). Limbah
yang dihasilkan yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan adalah
ampas tahu, sedangkan limbah cair yang dihasilkan yaitu air yang berasal dari proses
pencucian dan perendaman kedelai, penggumpalan, pencetakan dan pencucian alat. Limbah
cair tersebut mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi sehingga jika dibuang
langsung ke lingkungan akan berbahaya [Darmajana, D. A., Sholiehah, E., Afifah, N.,
Luthfiyanti, R., & Andriana, Y. (2015). Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Penerapan
Clearner Production di Industri Kecil Pengolahan Tahu di Subang dan Sumedang.[ LIPI
Press].
Limbah cair yang akan dibuang ke lingkungan, idealnya telah sesuai dengan baku
mutu yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah yaitu:

Gambar 1. Baku Mutu Limbah Cair Industri Tahu


Salah satu alternatif pengolahan limbah cair agar sesuai dengan baku mutu yang ada yaitu
dengan metode filtrasi atau penyaringan. Filtrasi merupakan proses penyaringan yang
dilakukan untuk menghilangkan zat padat tersuspensi dari air melalui media berpori.
Penyaringan dengan media tersebut dilakukan dengan membawa dan menangkap partikel-
partikel ke dalam ruang berpori sehingga terjadi pengumpulan dan penumpukan partikel pada
permukaan butiran dari medium filter [Fahrudin, Udin. 2017. Pengaruh Ketebalan Filtrasi
terhadap Penurunan Kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam Limbah Cair Tahu.
Skripsi. Universitas Tidar, Magelang].

Dari beberapa alternatif pengolahan limbah cair tahu, salah satu alternatif yang
efektif, murah dan mudah diterapkan oleh masyarakat yaitu filtrasi. Filtrasi atau penyaringan
dengan menggunakan metode penyaringan pasir lambat merupakan salah satu metode yang
banyak digunakan untuk mengolah limbah cair tahu (Sitasari dan Khoironi, 2021).
Berdasarkan SNI 3981:2008 saringan pasir lambat merupakan saringan yang menggunakan
pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran yang kecil dan mempunyai kandungan
kuarsa cukup tinggi.(Nasional, Ics and Nasional, 2008) Penyaringan pasir lambat umumnya
dianggap sebagai salah satu yang paling efisien yang mampu menurunkan konsentrasi COD,
meningkatkan pH limbah cair yang secara bersamaan juga mengurangi konsentrasi bakteri
patogen, zat organik partikulat, dan kekeruhan ( Kaetzi et.al., 2020).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu studi literatur atau studi kepustakaan. Metode
ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data, informasi, atau referensi yang terdiri dari
penelitian terdahulu yang dikompilasi untuk menjawab tujuan penelitian dan ditarik
kesimpulan. Informasi yang dikumpulkan yaitu mengenai pengaruh penyaringan terhadap
konsentrasi Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), dan pH limbah
cair tahu dengan kombinasi media filtrasi.
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kementerian Pertanian. Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian. Vol 10.; 2019.
[2] Darmajana, D. A., Sholiehah, E., Afifah, N., Luthfiyanti, R., & Andriana, Y. (2015).
Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna dalam Penerapan Clearner Production di Indistri
Kecil Pengolahan Tahu di Subang dan Sumedang. LIPI Press.
[3] Fahrudin, Udin. 2017. Pengaruh Ketebalan Filtrasi terhadap Penurunan Kadar
Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam Limbah Cair Tahu. Skripsi. Universitas
Tidar, Magelang.
[4] Jenie, B.S.L., dan W. P. Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kansius.
Yogyakarta.
[5] Suprapti, M. L. 2003. Teknologi Pengolahan Pangan Pembuatan Tahu. Kanisius.
Yogyakarta.
[6] Sitasari, A. N., & Khoironi, A. (2021). Evaluasi efektivitas metode dan media filtrasi pada
pengolahan air limbah tahu. Jurnal Ilmu Lingkungan, 19(3), 565-575.
[7] Nasional, S., Ics, I. and Nasional, B. S. (2008) ‘Perencanaan instalasi saringan pasir
lambat’.
Kaelzi.K.,Lubken.M.,Nettmann.E.,Krimmler.S.,and
Nichern.M.(2020) Slow sand filtration of Raw
Wastewater using Biochar as an Alternative Filtration
Media, Scientific Reports-Natureresearch, 10:1229
Kaelzi.K.,Lubken.M.,Nettmann.E.,Krimmler.S.,and
Nichern.M.(2020) Slow sand filtration of Raw
Wastewater using Biochar as an Alternative Filtration
Media, Scientific Reports-Natureresearch, 10:1229
[8] Kaelzi.K.,Lubken.M.,Nettmann.E.,Krimmler.S.,and Nichern.M.(2020) Slow sand
filtration of Raw Wastewater using Biochar as an Alternative Filtration Media,
Scientific Reports-Natureresearch, 10:1229

Anda mungkin juga menyukai