NIM : 2231410112
BAB V
A. YOGHURT
Yoghurt merupakan produk hasil fermentasi dari susu yang menggunakan bakteri asam
laktat seperti: Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophilus, Streptococcus
thermophilus, atau bakteri asam laktat yang lain yang berfungsi sebagai probiotik. Pada
umumnya bakteri yang biasa digunakan untuk pembuatan yoghurt adalah Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dengan menggunakan perbandingan yang sama.
Yoghurt merupakan probiotik yaitu suplemen berupa organisme hidup yang mempunyai
pengaruh menguntungkan di dalam usus. Yoghurt adalah salah satu produk susu
terkoagulasi (mengental), diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri
Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus dan Streptococcus salivarus var. thermophilus,
Lactobacillus acidophilus, atau bakteri asam laktat yang lain, dimana mikroorganisme ini
dalam produk akhir harus hidup aktif dan berlimpah. Menurut Robertfroid (2000), bakteri
asam laktat bermanfaat bagi tubuh karena menyeimbangkan bakteri dalam usus besar dan
mengurangi resiko berkembangnya bakteri merugikan. Yoghurt dibedakan menjadi plain
yoghurt dan fruit yoghurt. Plain yoghurt adalah yoghurt murni hasil fermentasi susu dengan
menggunakan kultur Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus acidophillus dan Streptococcus
thermophilus sedangkan fruit yoghurt adalah yoghurt yang dalam proses pembuatannya
dilakukan penambahan sari buah, daging buah, atau bagian buah lainnya sebagai penambah
cita rasa, warna dan aroma sehingga meningkatkan sifat organoleptic yoghurt (Tamime dan
Robinson, 2007). Yoghurt adalah produk susu yang difermentasi dengan bakteri campuran
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus, dan atau bakteri asam
laktat yang sesuai, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan
pangan yang diizinkan sampai diperoleh keasaman, bau, dan rasa yang khas (Surajudin, et
al., 2008). Yoghurt instan adalah yoghurt padat (bubuk) yang dikeringkan sampai kandungan
bahan keringnya mencapai 90-97 persen dan mudah larut pada air yang hangat atau bahkan
pada air yang dingin sekalipun dengan pengadukan yang efisien (Sri Rulianah 2009).
Organisme probiotik yang digunakan untuk konsumsi manusia umumnya adalah penghasil
asam laktat Lactobacillus delbrueckii subspesies bulgaricus dan Streptococcus salivarius
subspecies thermophilus (Rohdiana, 2007). Dimana memiliki keunggulan sebagai sumber
probiotik karena mengandung asam amino pendek yang mampu menurunkan tekanan
darah, komponen yang dapat meningkatkan kekebalan, dan zat yang mampu menghambat
kerja enzim pembentuk kolesterol sehingga menurunkan kolesterol dalam tubuh, selain itu
juga mudah untuk dicerna karena sebagian komponennya telah dipecah menjadi komponen
yang lebih sederhana, misalnya glukosa, galaktosa, dan asam amino (Anonim, 1995).
Yoghurt instan merupakan salah satu makanan yang digunakan sebagai fungsional food.
Fungsional food yaitu produk makanan yang mempunyai nilai nutrisi dasar dan alami,
mengandung kesetimbangan komposisi yang baik yang akan membantu fungsi-fungsi organ
tubuh lebih baik dan lebih efektif dalam banyak aspek dalam kehidupan manusia, termasuk
membantu secara langsung dalam pencegahan beberapa penyakit (Golberg, 1994). Untuk
memperbaiki kandungan tertentu di dalam makanan bisa disubstitusikan dengan bahan
alami yang mempunyai kelebihan kandungan yang diinginkan (Golberg, 1994).
Yoghurt pada umumnya dibuat dari susu segar, yang mempunyai kualitas yang baik. Yoghurt
juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan
perbandingan tertentu bergantung pada kekentalan produk yang diinginkan. Selain dari susu
hewani, belakangan ini yoghurt juga dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu
nabati (susu kacang-kacangan). Penambahan susu skim dalam pembuatan yoghurt mampu
memberikan konsistensi dan bentuk yang lebih baik serta meningkatkan nilai gizi yoghurt.
Pembuatan yoghurt dilakukan dengan proses fermentasi, dengan proses fermentasi ini maka
rasa yoghurt akan menjadi asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat
oleh bakteri-bakteri tersebut. Apabila tidak diinginkan rasa yang tidak terlalu asam,
tambahkan zat pemanis (gula, sirup) maupun berbagai flavour buatan dari buah-buahan
misalnya strawberry, nanas, mangga, jambu, dan sebagainya.
Inkubasi adalah proses pertumbuhan biakan bakteri atau perbanyakan biakan dengan
menyediakan keadaan lingkungan yang sesuai. Lingkungan dalam hal ini adalah suhu,
merupakan faktor terpenting pada inkubasi yang akan mempengaruhi terhadap
perkembangbiakan asam laktat dari yoghurt, menurut Frazier dan Westhoff (1978) suhu,
lama inkubasi dan kerja secara aseptis perlu diperhatikan agar dapat dicegah terjadinya
kontaminasi bakteri lain.
Yogurt juga bisa dibuat dari kacang-kacangan contohnya yogurt susu kedelai. Pada
pembuatan yogurt dari susu kedelai harus ditambahkan susu skim karena pada kedelai tidak
terdapat laktosa sehingga perlu ditambahkan susu skim sebagai sumber laktosa. Bakteri
yang bekerja untuk merubah laktosa menjadi asam laktat adalah Lactobacillus bulgaricus,
Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophillus, dan bakteri asam laktat yang lain.
Untuk pembuatan yogurt dengan susu kedelai ini suhu yang digunakan tidak boleh pada
suhu tinggi karena hasilnya menggumpal seperti tahu sehingga saat inkubasinya sebaiknya
pada suhu kamar. (Sri Rulianah, 2002).
Macam-macam yoghurt dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
• Yoghurt pasteurisasi, yaitu yoghurt yang setelah masa inkubasi selesai dipasteurisasi
untuk mematikan bakteri dan memperpanjang umur simpannya. Jenis yoghurt ini
bukan probiotik karena tidak mengandung bakteri hidup.
• Yoghurt beku, yaitu yoghurt yang disimpan pada suhu beku
• Dietetic yoghurt, yaitu yoghurt rendah kalori, rendah laktosa, atau yang ditambah
vitamin dan protein
• Yoghurt konsentrat, yaitu yoghurt dengan total padatan sekira 24%
• Yoghurt drink adalah yoghurt encer yang siap minum, yang sudah ditambahkan
perasa dan pemanis.
Berdasarkan kadar lemaknya, yoghurt dapat dibedakan atas yoghurt berlemak penuh (kadar
lemak lebih dari 3%), yoghurt setengah berlemak (kadar lemak 0,5-3,0%), dan yoghurt
berlemak rendah (lemak kurang dari 0,5%). Perbedaan kadar lemak tersebut berdasarkan
jenis susu dan campuran bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi
pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3
hari yang merupakan waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa,
kental dan bening encer dan rasanya asam.
Setelah ditemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat
bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah
industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang difermentasikan
dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40 derajat celcius selama 2,5
jam sampai 3,5 jun. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dapat
mengubah susu menjadi yogurt yang melalui proses fermentasi.