NIM : 2231410112
BAB III
BIOREAKTOR
A. PENDAHULUAN
Bioreactor adalah sarana untuk melangsungkan reaksi biokimia yang dikelola baik oleh
agensi biologis. Proses yang berlangsung secara aerobic maupun anaerobik. Dalam
fermentasi dikatakan berhasil bila :
a. Konsentrasi produk tinggi
b. Jumlah dan jenis impurities sedikit
c. Konversi substrat tinggi
d. Yield tinggi
e. Peforma orises yang handal dan Tangguh
Berbeda dengan proses kimia biasa, >50% biaya produksi merupakan biaya untuk reactor.
B. PERANCANGAN BIOREAKTOR
Perancangan bioreactor adalah suatu pekerjaan Teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan
optimum, agensi biologis dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Bagian bagian
reactor secara umum :
C. APLIKASI BIOREAKTOR
Awalnya bioreactor hanya digunakan untuk memproduksi ragi, ekstrak khamir, cuka dan
alcohol. Namun alat ini digunakan secara luas untuk mneghasilkan berbagai macam produk
dari makluk hidup seperti antibiotic, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam amino,
dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Pengolahan limbah buangan industry maupun
rumah tangga dapat menggunakan bioreactor untuk memperoleh hasil buangan yang lebih
ramah lingkungan.
D. KULTUR PRODUKSI
Dalam proses fermentasi ada istilah curah (batch) maupun sinambung (continuous) yang
berkaitan dengan proses masuknya aliran substrat maupun kultur kedalam system
bioreactor. Secara teoritis, kultur sinambung lebih menguntungkan karena produktivitasnya
lebih tinggi. Tetapi dalam skala komersial justru proses curah lebih banyak dipilih.
Penyebabnya adalah :
• Dalam industry fermentasi, tidak semua produk merupakan produk primer. Sehingga
penggunaan kultur sinambung kurang menguntungkan disbanding kultur curah.
Karena kultur sinambung tidak efektif bila dipakai untuk produk metabolit sekunder
yang dihasilkan di fase stasioner pertumbuhannya.
• Dalam kultur sinambung kemungkinan besar sel mikroorganisme akan mengalami
ketidakstabilan genetic. Kebanyakan proses bio di industry menggunakan sel yang
sudah di rekayasa secara genetic dan merupakan sel unggul. Sel ini mampu
mengkonversi substrat lebih baik disbanding sel induk. Kelemahannya adalah
pertumbuhan lebih lambat disbanding sel induk. Dalam proses sinambung, sel
muatan sering bermutasi balik menjadi sel induknya. Pada akhirnya, sel muatan yang
lebih lambat tumbuhnya akan didominasi oleh sel induk hasil mutase balik yang
kinerjanya kurang baik.
• Sulit untuk menjaga kesterilan proses dalam kultur sinambung. System pengendali
proses bisa mengalami kegagalan. Pompa bisa rusak, dan banyak hal lain yang dapat
menyulitkan kelangsungan kultur sinambung
• Tidak terlalu banyak proses bio yang membutuhkan hasil dalam jumlah besar dan
seragam. Sehingga akhirnya proses produksi lebih banyak memiliki menggunakan
kultur curah yang skala produksi nya kecil.
1. KEMOSTAT
Ke ostat berarti kondisi kimia yang tetap.
(gambar skema kemostat, sumber PNGWing)
Sesuai dengan skema diatas, terdapat aliran umpan dan aliran efluen yang secara
terus menerus selalu masuk ataupun keluar. Aliran umpan berupa media segar
sedangkan aliran efluen berupa kultur yang keluar secara terus menerus untuk
menjaga volume kemostat agar selalu tetap. Konsentrasi efluen sama dengan
konsentrasi kultur dalam kemostat.
5. KULTUR BATCH
Kultur batch merupakan kultur klasik dalam fermentasi. Seluruh media dimasukkan
ke dalam fermentor kemudian diinokulasi dan proses fermentasi dilangsungkan
dalam jangka waktu tertentu. Pada saat dipanen, semua isi fermentor dikeluarkan
dan selanjutnya fermentor dibersihkan untuk dapat dipakai lagi dalam batch
selanjutnya. Dalam persiapan batch selanjutnya, dilakukan sterilisasi fermentor, dan
dilanjutkan dalam pengisian media dan inokulasi Kembali.
2. BIOREAKTOR INDUSTRI
Bioreactor industry sama dengan skala lab. Hanya skala nya lebih besar. Pengendali
yang ada harus standart dan sensitive.
3. BIOREAKTOR MEMBRAN
MBR (membrane bio reactor) adalah gabungan antara proses di bioreactor dan
penyaringan menggunakan membrane. Biasanya dipakai dalam proses pengolahan
limbah. Didalam bioreactor berlangsung reaksi biologi untuk menguraikan
komponen limbah, sedangkan di dalam membrane berlangsung pemisahan antara
padatan dan cairan yang terbentuk dalam bioreactor.
4. LANDFILL
Kegunaannya adalah pengolahan sampah padat kota yang ditumpuk, sebelumnya
sampah padat organic dipisahkan dari sampah anorganik. Karena penumpukan
berlangsung dalam waktu relative lama, maka perlu pengolahan supaya perubahan
biokimia yang terjadi bisa di dike. Karena ukuran yang lebih besar, maka tidak ada
perlengkapan pengendalian canggih. Landfill pada dasarnya merupakan bioreactor
anaerobik yang mneghasilkan gas metana. Untuk lebih mengoptimalkan
pendegradasian sampah, maka dikembangkan proses gabungan aerobic dan
anaerobik. Pada proses aerobic, sampah organic diubah menjadi asam organic
dalam kondisi aerobic. Selanjutnya dirubah menjadi gas metana.