Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bunga Adelia Tegar Peristiwa

Kelas : 1D D3 Teknik Kimia

NIM : 2231410112

BAB III

BIOREAKTOR

A. PENDAHULUAN
Bioreactor adalah sarana untuk melangsungkan reaksi biokimia yang dikelola baik oleh
agensi biologis. Proses yang berlangsung secara aerobic maupun anaerobik. Dalam
fermentasi dikatakan berhasil bila :
a. Konsentrasi produk tinggi
b. Jumlah dan jenis impurities sedikit
c. Konversi substrat tinggi
d. Yield tinggi
e. Peforma orises yang handal dan Tangguh
Berbeda dengan proses kimia biasa, >50% biaya produksi merupakan biaya untuk reactor.

B. PERANCANGAN BIOREAKTOR
Perancangan bioreactor adalah suatu pekerjaan Teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan
optimum, agensi biologis dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Bagian bagian
reactor secara umum :

(gambar skema bioreactor, sumber : Wikipedia)


Keadaan lingkungan yang mempengaruhi kinerja agensi biologis utama adalah temperatus
dan pH. Untuk bioreactor yang menggunakan mikroorganisme , kebutuhna untuk hidup
seperti, oksigen, nitrogen, fosfat, dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Untuk bioreactor
skala lab yang berukuran 1,5-2,5 L umumnya terbuat dari bahan kaca, untuk skala industry
terbuat dari baja tahan karat. Hal ini untuk mengurangi kontaminasi senyawa metal untuk
fermentasi terjadi didalamnya. Bioreactor umumnya terbuat dari bahan baja 316 yang
mengandung 18% kromium, 2-2,5% mobildenum, dan 10% nikel. Bahan yang dipilih harus
bersifat non toksis dan tahan terhadap sterilisasi berulang ulang menggunakan uap tekanan
tinggi. Untuk mencegah kontaminasi bagian atas bioreactor dapat ditambahkan dengan
segel aseptis yang terbuat dari campuran metal kaca atau metal metal. Untuk bioreactor
aerob digunakan kombinasi sparger agitator sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat
berlangsung dengan baik. Pada bagian dalam bioreactor dipasang sekat yaitu baffle untuk
mencegah vortex dan meningkatkan efisiensi aerasi. Untuk menjaga kondisi dalam
bioreactor tetap terkontrol digunakan sensor pH, suhu, anti buih, dan DO. Apabila kondisi
dalam sel mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus dilakukan
perubahan untuk mempertahankan kondisi didalam bioreactor.

C. APLIKASI BIOREAKTOR
Awalnya bioreactor hanya digunakan untuk memproduksi ragi, ekstrak khamir, cuka dan
alcohol. Namun alat ini digunakan secara luas untuk mneghasilkan berbagai macam produk
dari makluk hidup seperti antibiotic, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam amino,
dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Pengolahan limbah buangan industry maupun
rumah tangga dapat menggunakan bioreactor untuk memperoleh hasil buangan yang lebih
ramah lingkungan.

D. KULTUR PRODUKSI
Dalam proses fermentasi ada istilah curah (batch) maupun sinambung (continuous) yang
berkaitan dengan proses masuknya aliran substrat maupun kultur kedalam system
bioreactor. Secara teoritis, kultur sinambung lebih menguntungkan karena produktivitasnya
lebih tinggi. Tetapi dalam skala komersial justru proses curah lebih banyak dipilih.
Penyebabnya adalah :
• Dalam industry fermentasi, tidak semua produk merupakan produk primer. Sehingga
penggunaan kultur sinambung kurang menguntungkan disbanding kultur curah.
Karena kultur sinambung tidak efektif bila dipakai untuk produk metabolit sekunder
yang dihasilkan di fase stasioner pertumbuhannya.
• Dalam kultur sinambung kemungkinan besar sel mikroorganisme akan mengalami
ketidakstabilan genetic. Kebanyakan proses bio di industry menggunakan sel yang
sudah di rekayasa secara genetic dan merupakan sel unggul. Sel ini mampu
mengkonversi substrat lebih baik disbanding sel induk. Kelemahannya adalah
pertumbuhan lebih lambat disbanding sel induk. Dalam proses sinambung, sel
muatan sering bermutasi balik menjadi sel induknya. Pada akhirnya, sel muatan yang
lebih lambat tumbuhnya akan didominasi oleh sel induk hasil mutase balik yang
kinerjanya kurang baik.
• Sulit untuk menjaga kesterilan proses dalam kultur sinambung. System pengendali
proses bisa mengalami kegagalan. Pompa bisa rusak, dan banyak hal lain yang dapat
menyulitkan kelangsungan kultur sinambung
• Tidak terlalu banyak proses bio yang membutuhkan hasil dalam jumlah besar dan
seragam. Sehingga akhirnya proses produksi lebih banyak memiliki menggunakan
kultur curah yang skala produksi nya kecil.

1. KEMOSTAT
Ke ostat berarti kondisi kimia yang tetap.
(gambar skema kemostat, sumber PNGWing)
Sesuai dengan skema diatas, terdapat aliran umpan dan aliran efluen yang secara
terus menerus selalu masuk ataupun keluar. Aliran umpan berupa media segar
sedangkan aliran efluen berupa kultur yang keluar secara terus menerus untuk
menjaga volume kemostat agar selalu tetap. Konsentrasi efluen sama dengan
konsentrasi kultur dalam kemostat.

2. KEMOSTAT DENGAN RESIRKULASI


Aliran recycle berupa sejumlah biomassa dalam media yang dikembangkan kedalam
bioreactor dan bercampur dengan aliran media segar, menjadi aliran “t”. jadi setiap
saat, aka nada aliran masuk dan secara bersamaan ada aliran keluar yang Sebagian
di sirkulasi Kembali

3. KEMOSTAT YANG DISUSUN SERI


Selain kemostat yang meresirkulasi Sebagian sel, terdapat jenis lain yaitu kemostat
yang disusun seri. Susunan serupa ini dibgai menjadi dua tipe, yaitu :
• Media segar hanya masuk ke kemostat pertama,
• Ke dalam kemostat ke dua ditambahkan juga media segar
Keluaran kemostat yang pertama masuk ke kemostat ke dua sebagai umpan dan
produk keluar dari kemostat kedua

4. KULTUR FED BATCH


Kultur fed batch adalah jenis kultur curah yang bertujuan untuk mensuplai nutrisi
pada kultur yang harus tumbuh pada suplai nutrisi terbatas. Pertumbuhan mikroba
dan pembentukan produk bisa berjalan seiring ataupun tidak. Pembentukan produk
karena Sebagian substrat dirubah oleh mikroorganisme melalui metabolisme. Pada
beberapa keadaan, keberadaan substrat yang berlebih akan menjadi racun bagi
mikroorganisme. Atau jenis substrat tertentu akan meningkatkan pembentukan
suatu produk yang tertentu pula. Kultur fed batch dipakai pada kultur yang berada
pada fase stasioner. Pada fase stasioner, produk sel adalah produk metabolit
sekunder. Yang dihasilkan pada kondisi suplai nutrisi yang terbatas. Pada fase
stasioner pertumbuhannya, substrat media dalam jumlah minimal. Substrat tersebut
hanya cukuo untuk sel mempertahankan hidupnya dan memproduksi metabolit
sekunder. Hal ini yang diadopsi dalam bentuk kultur fed batch untuk memproduksi
metabolit sekunder.

(gambar kuktur fed batch, sumber : eprints.polsri)


Umpan yang masuk berupa media segar yang pekat agar tidak terjadi efek
pengenceran. Penambahan media segar ini berlangsung terus pada laju alir tertentu
hingga dicapai volume produksi yang diinginkan. Setelah produk dikeluarkan, maka
umpan akan dialirkan dan didapat kondisi yang diinginkan, produk dipanen dan
seterusnya. Aplikasi kultur fed batch di industry antara lain produksi etanol, asam
laktat, asam asetat, antbiotik.

5. KULTUR BATCH
Kultur batch merupakan kultur klasik dalam fermentasi. Seluruh media dimasukkan
ke dalam fermentor kemudian diinokulasi dan proses fermentasi dilangsungkan
dalam jangka waktu tertentu. Pada saat dipanen, semua isi fermentor dikeluarkan
dan selanjutnya fermentor dibersihkan untuk dapat dipakai lagi dalam batch
selanjutnya. Dalam persiapan batch selanjutnya, dilakukan sterilisasi fermentor, dan
dilanjutkan dalam pengisian media dan inokulasi Kembali.

E. JENIS JENIS BIOREAKTOR


1. SKALA LABORATORIUM
Bioreactor skala lab bekerja dalam volume 5-10 liter. Kelengkapan yang ada sudah
standar meskipun berukuran lebih kecil. Untuk mensterilkan bioreactor bisa dengan
memasukkannya dalam autoclave ataupun dimasukkan steam langsung ke
dalamnya.

(gambar bioreactor skala laboratorium, sumber : Wikipedia)


Kegunaan bioreactor skala lab adalah untuk penelitian. Kultur yang dipakai adalah
kultur terendam dengan mikroorganisme yang dipakai selain jamur

2. BIOREAKTOR INDUSTRI
Bioreactor industry sama dengan skala lab. Hanya skala nya lebih besar. Pengendali
yang ada harus standart dan sensitive.

(gambar bioreactor industry, sumber : Alibaba)


Bahan yang dipakai untuk kontruksi bioreactor harus khusus dan memenuhi syarat
syarat penting. Seperti tahan asam, basa, dapat disterilisasi dengan steam kurang
lebih 1,2 bar.

3. BIOREAKTOR MEMBRAN
MBR (membrane bio reactor) adalah gabungan antara proses di bioreactor dan
penyaringan menggunakan membrane. Biasanya dipakai dalam proses pengolahan
limbah. Didalam bioreactor berlangsung reaksi biologi untuk menguraikan
komponen limbah, sedangkan di dalam membrane berlangsung pemisahan antara
padatan dan cairan yang terbentuk dalam bioreactor.

4. LANDFILL
Kegunaannya adalah pengolahan sampah padat kota yang ditumpuk, sebelumnya
sampah padat organic dipisahkan dari sampah anorganik. Karena penumpukan
berlangsung dalam waktu relative lama, maka perlu pengolahan supaya perubahan
biokimia yang terjadi bisa di dike. Karena ukuran yang lebih besar, maka tidak ada
perlengkapan pengendalian canggih. Landfill pada dasarnya merupakan bioreactor
anaerobik yang mneghasilkan gas metana. Untuk lebih mengoptimalkan
pendegradasian sampah, maka dikembangkan proses gabungan aerobic dan
anaerobik. Pada proses aerobic, sampah organic diubah menjadi asam organic
dalam kondisi aerobic. Selanjutnya dirubah menjadi gas metana.

(gambar skema landfill, sumber : eprints.umm)


Pipa pipa untuk menyalurkan gas metana yang terbentuk selama proses landfill. Gas
metana tersebut dapat dipakai sebagai bahan bakar di pembangkit listrik.

Anda mungkin juga menyukai