NIM : 121130005
DEFINISI BIOREAKTOR
Suatu unit alat yang digunakan untuk melangsungkan proses biokimia dari suatu bahan
baku menjadi produk yang diinginkan, dimana prosesnya dikatalisis oleh enzim-enzim mikrobial
atau isolat enzim murni
PARAMETER YANG DIKONTROL PADA BIOREAKTOR
suhu
pH
oksigen terlarut
bahan baku dan nutrisi
Skala laboratorium :
Dalam botol erlenmeyer (volume 50-2000 ml dengan pengisian maksimum 20 %).
Kelebihan : dapat mengukur komposisi larutan nutrisi, suhu dan suplementasi substrat
Kelemahan : tidak dapat mengukur pH dan konsentrasi oksigen. (gambar 1)
Gambar 1
Gambar 2
Berdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor , ada tiga jenis bioreaktor, yaitu
bioreaktor kontinu , semikontinu, dan diskontinu.
1. Bioreaktor Kontinu
Pada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume
kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan organisme
tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan
dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak
terelakkan berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam
kultur kontinu.
Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan laju
aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama,
sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan. Dengan pencampuran yang efisien, medium
yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator.
Contoh dari biorektor kontinu yaitu Reaktor Tangki diaduk Kontinu (RTDK).
Udara steril dimasukkan pada dasar reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprot udara. Suattu
batang vertical dilengkapi dengan pengarah dengan satu atau lebih impeler. Impeler biasanya
dipasang di sepanjang batang pada interval jarak sama dengan diameter reaktor untuk
menghindari tipe pergerakan melingkar. Peranan impeler adalah untuk menimbulkan agitasi
dalam bioreaktor untuk mempermudah aerasi. Fungsi utama agitasi adalah untuk
mensuspensikan dan meratakan nutrisi dalam medium, untuk memberikan hara termasuk
oksigen- bagi sel, dan untuk memindahkan panas.
2. Bioreaktor Diskontinu
Pada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan diperlukan bagi pertumbuhan
dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran optimum.
System ini adalah tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu dialirkan
kedalam bioreaktor. Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik
jarang konstan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.
Salah satu contoh dari bioreaktor diskontinu adalah Bioreaktor Lumpur Buangan
Teraktivasi. Bioreaktor ini digunakan secara luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan
dan sampah industri lain. Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara,
sehingga bahan organic massa dapat didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar,
sehingga untuk mempermudah pencampuran dan penyebaran oksigen diperlukan sejumlah besar
agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air buangan skala kota.
3. Bioreaktor semikontinu
Bioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya
ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa
mengeluarkan sesuatu dari system. Produk yang dihasilkan dari system seperti ini dapat melebihi
produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam
industry misalanya dalam produksi ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan roti.
Contoh bioreaktor semikontinu yaitu Digestor atau bioreaktor Anaerobik, tetapi bioreactor
ini dapat pula dioperasikan secara kontinu.Pengunaan system ini pada pengolahan air buangan
padat, misalnya lumpur buangan (sludge) yang diperoleh dari pengolahan buangan perkotaan,
akan memberikan stabilisasi air buangan yang efisien dan produksi metan yang tinggi. Dalam
system ini Lumpur buangan dicampur dengan mikroorganisme anaerobic pada suhu 30 C dan
waktu retensi hidrolik. Untuk air buangan berkekuatan sedang dari industri makanan dan
fermentasi, teknik operasi yang dapat menahan biomassa mikroba lebih lama dalam system
operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat padat tidak dapat digabung dengan
waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi dapat terjadi pada digester (atau
pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju bdegradasi yang tinggi. Bagi air buangan yang
sangat encer, misalnya buangan kota, waktu retensi zat padat yang sangat panjang diperlukan.
Teknik diskontinu merupakan teknik yang paling dominan digunakan dalam industri,
dominasi sistem bioreaktor semikontinu dan diskontinu dalam industri disebabkan oleh beberapa
alasan berikut:
4. Bioreaktor terkemas padat: diisi dengan bahan padatan yang dapat menjaring
mikrobia masuk kedalamnya. Medium dapat dipompakan melalui mikrobia dengan
arah ke atas atau ke bawah