yang
sesuai
untuk
menghasilkan
produk
mikrobial
yang
dapat
akan terjadi terjadi perubahan kondisi di dalam bioreactor (nutrient akan berkurang dan
produk serta limbah). Batch Fermentation banyak diterapkan dalam dunia industri,
karena kemudahan dalam proses sterilisasi dan pengontrolan alat. Selain itu, menurut
penelitian yang dilakukan Hana Silviana (2010), mengatakan bahwa sistem batch banyak
diaplikasikan di industri etanol karena dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi.
Sistem ini memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan ketika bahan tersedia pada
waktu waktu tertentu dan bila memiliki kandungan padatan tinggi (25%) atau bahan
berserat / sulit untuk diproses, tipe batch akan lebih cocok dibanding tipe aliran kontinyu
(continuos flow), karena lama proses dapat ditingkatkan dengan mudah. Bila proses
terjadi kesalahan, misalnya karena bahan beracun, proses dapat dihentikan dan dimulai
dengan yang baru.
Proses semi kontinu telah diterapkan secara luas dalam berbagai industri
fermentasi dan relatif lebih mudah digunakan untuk perbaikan proses batch
dibandingkan dengan proses kontinu. Apabila pada fermentasi kontinu dihasilkan
keluaran secara terus-menerus maka pada semi kontinu diperoleh keluaran tunggal pada
akhir inkubasi sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama seperti pada proses
batch (Sinclair & Kristiansen (1987) dalam Budiatman (2009))
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/post/What_is_different_between_contentious_flow_and_semicontinuous (diakses pada 11 November 2015)
http://www.processoperations.com/CKRE/RE_Chp03c.htm (diakses pada 11 November
2015)
http://iitd.vlab.co.in/?sub=63&brch=177&sim=1542&cnt=3225 (diakses pada 11 November
2015)
http://userpages.umbc.edu/~xkang/ENCH772/modes.html (diakses 11 November 2015)
http://www.yourarticlelibrary.com/micro-biology/bioreactors-fermenters-function-designsand-types/33628/ (diakses pada 11 November 2015)
http://www.biotecharticles.com/Applications-Article/Bioreactors-Classification-and-Types794.html (diakses pada 11 November 2015)