Anda di halaman 1dari 4

SISTEM BIOREAKTOR

Oleh: Satria Pasthika (1306371041)


Bioreaktor adalah sebuah wadah untuk melakukan proses kimia yang melibatkan
organisme atau substansi biokimia aktif yang diambil dari makhluk hidup. Bioreaktor
memiliki sistem yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme dengan memberikan
lingkungan

yang

sesuai

untuk

menghasilkan

produk

mikrobial

yang

dapat

dimanfaatkanBiasanya bioreaktor berbentuk silinder, berkisar dari beberapa liter sampai


meter kubik, dan dibuat dari bahan stainless steel.
Menurut Saepudin dan Sateakasih (2009) bioreaktor/reaktor biologi/fermenter suatu
wahana/ tempat untuk keberlangsungan proses fermentasi/transformasi bahan dasar menjadi
produk yang dinginkan yang dilakukan oleh sistem enzim dalam mikroba atau enzim yang
diisolasi. Bioreaktor merupakan sistem tertutup untuk reaksi biologis dr suatu proses
bioteknologi.
Fungsi dasar dari bioreaktor adalah memberikan lingkungan yang terkontrol (suhu,
pH, O2 terlarut, dll) untuk pertumbuhan mikroba dalam menghasilkan produk yang
diinginkan. Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur
murni atau campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalam mengatur
faktor lingkungan dan pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya. Menurut Pujaningsih (2005),
fungsi dasar fermentor/bioreaktor yaitu menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi
mikroba di dalamnya untuk:
1. Menghasilkan biomassa
2. Menghasilkan enzim
3. Menghasilkan metabolit
Penggunaan bioreaktor dalam industri dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok,
yaitu sistem bioreaktor batch (curah), sistem bioreaktor semi kontinu, dan sistem bioreaktor
kontinu.
Sistem Bioreaktor Batch
Sistem bioreaktor batch merupakan fermentasi dengan cara memasukan media
dan inokulum secara bersamaan ke dalam bioreactor dan pengambilan produk dilakukan
pada akhir fermentasi. Pada sistem batch, bahan media dan inokulum dalam waktu yang
hampir bersamaan di masukan ke dalam bioreactor, dan pada saat proses berlangsung

akan terjadi terjadi perubahan kondisi di dalam bioreactor (nutrient akan berkurang dan
produk serta limbah). Batch Fermentation banyak diterapkan dalam dunia industri,
karena kemudahan dalam proses sterilisasi dan pengontrolan alat. Selain itu, menurut
penelitian yang dilakukan Hana Silviana (2010), mengatakan bahwa sistem batch banyak
diaplikasikan di industri etanol karena dapat menghasilkan kadar etanol yang tinggi.

Gambar 1. Sistem Bioreaktor Batch

Sistem ini memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan ketika bahan tersedia pada
waktu waktu tertentu dan bila memiliki kandungan padatan tinggi (25%) atau bahan
berserat / sulit untuk diproses, tipe batch akan lebih cocok dibanding tipe aliran kontinyu
(continuos flow), karena lama proses dapat ditingkatkan dengan mudah. Bila proses
terjadi kesalahan, misalnya karena bahan beracun, proses dapat dihentikan dan dimulai
dengan yang baru.

Sistem Bioreaktor Semi Kontinu


Sistem semi kontinu adalah suatu sistem yang rnenambahkan media baru secara
teratur pada kultur tertutup, tanpa mengeluarkan cairan kultur yang ada di dalam
fermentor sehingga volume kultur makin lama makin bertambah (Tri Widjaja 2010).
Menurut Rusmana (2008), pada cara semikontinu yaitu memasukan sebagian sumber
nutrisi (sumber C, N dan lain-lain) ke dalam bioreaktor dengan volume tertentu hingga
diperoleh produk yang mendekati maksimal, akan tetapi konsentrasi sumber nutrisi
dibuat konstan.

Pada sistem bioreaktor semi kontinu, menurut Bambang (2010), merupakan


pengembangan sistem batch, adanya penambahan media baru, tidak ada kultur yg keluar
dan yield lebih tinggi dari batch.

Gambar 2. Bioreaktor Sistem Semi Kontinu

Proses semi kontinu telah diterapkan secara luas dalam berbagai industri
fermentasi dan relatif lebih mudah digunakan untuk perbaikan proses batch
dibandingkan dengan proses kontinu. Apabila pada fermentasi kontinu dihasilkan
keluaran secara terus-menerus maka pada semi kontinu diperoleh keluaran tunggal pada
akhir inkubasi sehingga dapat ditangani dengan cara yang sama seperti pada proses
batch (Sinclair & Kristiansen (1987) dalam Budiatman (2009))

Sistem Bioreaktor Kontinu


Pada cara sistem bioreaktor kontinu, pengaliran substrat dan pengambilan produk
dilakukan secara terus menerus (berkesinambungan) setiap saat setelah diperoleh
konsentrasi produk maksimal atau substrat pembatasnya mencapai konsentrasi yang
hampir tetap (Rusmana, 2008). Dalam hal ini subtrat dan inokulum dapat ditambahkan
bersama-sama secara terus menerus sehingga fase eksponensial dapat diperpanjang.
Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan
laju aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang
sama, sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan. Dengan pencampuran yang
efisien, medium yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh
bagian rekator.

Gambar 3. Sistem Bioreaktor Kontinu

Adapun contoh produk yang dapat menggunakan sistem bioreaktor kontinu


diantaranya: protein sel tunggal, antibiotic, pelarut organik, kultur starter, dekomposisi
selulosa, pengolahan limbah cair, beer, glukosa isomerase, etanol.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/post/What_is_different_between_contentious_flow_and_semicontinuous (diakses pada 11 November 2015)
http://www.processoperations.com/CKRE/RE_Chp03c.htm (diakses pada 11 November
2015)
http://iitd.vlab.co.in/?sub=63&brch=177&sim=1542&cnt=3225 (diakses pada 11 November
2015)
http://userpages.umbc.edu/~xkang/ENCH772/modes.html (diakses 11 November 2015)
http://www.yourarticlelibrary.com/micro-biology/bioreactors-fermenters-function-designsand-types/33628/ (diakses pada 11 November 2015)
http://www.biotecharticles.com/Applications-Article/Bioreactors-Classification-and-Types794.html (diakses pada 11 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai