Anda di halaman 1dari 5

Masalah Kependudukan di Jakarta

Jakarta tidaklah bisa terlepas dari bayang-bayang masalah kependudukan. Setiap


tahunnya, ada ribuan pendatang baru di Jakarta. Bahkan, banyak penduduk Jakarta yang datang
kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudara mereka. Tidak jarang kita melihat kawasan
kumuh dan rumah-rumah di bantaran kali Ciliwung sebagai akibat dari lonjakan pertumbuhan
penduduk. Ibukota tidak lagi bisa disebut ibukota dan tidak lagi layak untuk ditinggali.
Kepadatan penduduk di Jakarta ini nantinya akan menjabarkan permasalahan-permasalahan
yang akan ditimbulkan oleh kepadatan penduduk itu sendiri. Masalah kependudukan di kota
Jakarta menimbulkan berbagai masalah dalam bidang sosial, lingkungan, dan ekonomi. Oleh
karena itu, dapat kita simpulkan bahwa kepadatan penduduk adalah akar dari permasalahan
kota Jakarta.
Berikut adalah masalah-masalah yang ditimbulkan sebagai akibat dari kepadatan penduduk di
Jakarta :
Masalah Sosial di Jakarta
Pertumbuhan penduduk yang melonjak membuat kota Jakarta tidak lagi bisa
menampung penduduk dan orang-orang dari daerah yang terus berdatangan setiap
tahunnya. Setiap tahunnya, khususnya pada hari raya besar seperti idul fitri, banyak
penduduk Jakarta yang kembali ke Jakarta dengan membawa sanak saudara mereka.
Alhasil, Jakarta penuh sesak dengan keberadaan orang-orang tersebut. Padahal, banyak
dari orang-orang yang melakukan urbanisasi ke Jakarta hanya bermodalkan nekat dan tidak
memiliki kemampuan khusus. Mereka yang tidak memiliki kemampuan khusus akan rela
melakukan apa saja demi bertahan hidup di kota Jakarta. Dari antara mereka, ada yang
menjadi pengamen, anak-anak jalanan, pengemis, bahkan menjadi PSK. Sebenarnya,
tidaklah menjadi masalah apabila mereka ingin menjadi pengemis, pengamen, bahkan PSK,
tetapi yang menjadi masalah adalah, jumlah mereka yang terus bertambah banyak setiap
harinya.
Ketidakmampuan bertahan para pendatang di Jakarta memaksa mereka melakukan
apa saja demi tinggal dan tetap bertahan di Jakarta. Mereka rela menjadi apa saja, seperti
pengemis, pengamen, dan PSK, dan jumlah mereka setiap harinya bertambah banyak.
Selain itu, tidak jarang juga ada yang menjadi pencopet dan tukang todong. Pada
beberapa kawasan ramai di Jakarta, banyak sekali ditemukan pencopet dan tukang todong
yang beraksi setiap harinya. Biasanya korban mereka adalah anak-anak remaja yang baru
pulang sekolah atau ibu-ibu. Aktivitas mereka sangat merisaukan warga yang tinggal di
sekitar kawasan tersebut. Selain pencopet, banyak juga dari mereka yang rela melakukan
tindak kriminalitas demi mendapatkan materi ataupun sejumlah uang. Pada beberapa
kasus di Jakarta, banyak ditemukan kasus tawuran antar pelajar, bahkan ada yang sampai
meninggal karena terkena pukulan dan tikaman dari lawannya. Sungguh ironis dan
menyedihkan melihat banyaknya masalah sosial di Jakarta.
Masalah Lingkungan di Jakarta
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan pasokan kebutuhan hidup
juga meningkat. Tak heran jika penduduk Jakarta memiliki mobilitas yang tinggi. Mobilitas
yang tinggi memaksa penduduk Jakarta untuk memiliki kendaraan pribadi agar bisa lebih
cepat sampai di tempat tujuannya. Hal inilah yang memperparah kondisi Jakarta sekarang
ini. Kita bisa melihat banyak sekali motor dan mobil berlalu lalang di jalan-jalan besar di
Jakarta dan menimbulkan polusi, baik polusi udara maupun polusi suara. Pembakaran yang
tidak sempurna pada kendaraan bermotor di Jakarta membuat atmosfer kota Jakarta
penuh dengan asap gas sampingan buangan kendaraan bermotor, seperti Timbal dan CO.
Gas-gas beracun ini membahayakan kesehatan penduduk Jakarta. Gas CO misalnya,
apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi
masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO
bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti
halnya oksigen, gas CO bereaksi dengan darah (hemoglobin).
Selain masalah polusi udara, masalah lingkungan yang selalu terjadi di Jakarta
adalah sampah. Tingginya volume sampah yang mencapai 6.500 ton per hari, nampaknya
menimbulkan ancaman adanya kerusakan lingkungan di wilayah DKI Jakarta. Terlebih
jumlah penduduk kian bertambah sehingga tidak menutup kemungkinan volume sampah
pun akan turut bertambah. Saat ini, tercatat jumlah penduduk DKI sebanyak 9,7 juta jiwa
pada saat malam hari. Sedangkan di siang hari, jumlahnya bisa mencapai 12,5 juta. Tidak
jarang juga penduduk Jakarta yang membuang sampah ke sungai atau lahan-lahan kosong
yang mereka temui. Sampah-sampah organik yang dibuang ke sungai membuat kadar
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) dalam sungai menurun dan membuat kadar oksigen
yang dibutuhkan mikroorganisme air untuk menguraikan sampah (Biological Oxygen
Demand) meningkat. Padahal, perairan yang baik adalah perairan yang memiliki kadar
oksigen terlarut yang tinggi dan kadar oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
menguraikan sampah rendah.
Masalah Ekonomi di Jakarta
Dengan pesatnya perkembangan perekonomian Jakarta dan terciptanya lapangan-
lapangan kerja baru di Jakarta menarik tenaga kerja dari luar daerah sehingga
menimbulkan masalah urbanisasi. Urbanisasi yang tinggi membuat pertumbuhan
penduduk Jakarta juga meninggi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi telah menimbulkan
berbagai masalah terutama di sektor perekonomian. Masalah ekonomi yang timbul antara
lain adalah timbulnya ketidakseimbangan antara jumlah kesempatan kerja dan jumlah orang
yang mencari pekerjaan.
Jakarta telah membuat tenaga-tenaga kerja daerah tergiur dengan kehidupan Jakarta.
Mereka datang ke Jakarta dengan bermodalkan nekat tanpa memiliki kemampuan khusus
yang memadai. Mereka ingin mencari pekerjaan yang memiliki penghasilan lebih di Jakarta.
Padahal, kenyataannya tidaklah demikian. Urbanisasi yang tinggi membuat ketidakseimbangan
antara jumlah kesempatan kerja dengan angkatan kerja yang ada. Ini mengakibatkan
persaingan yang tinggi untuk memperebutkan pekerjaan yang ada. Untuk memenangkan
persaingan tersebut, dibutuhkan suatu kemampuan khusus dalam bidangnya agar tenaga kerja
yang melamar dapat diterima bekerja.
Solusi dari Masalah-Masalah di Jakarta
Solusi Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan adalah masalah yang kompleks dimana masalah ini bisa
menimbulkan masalah lain yang lebih buruk dari masalah kependudukan. Oleh karena itu,
dibutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kependudukan ini. Pusat-pusat aktivitas
ekonomi dan social dimana menumpuk pada kota Jakarta menarik tenaga kerja daerah untuk
datang ke Jakarta dan membuat Jakarta menjadi padat. Lalu apakah bisa pemerintah mengusir
pendatang-pendatang tersebut dan mengembalikannya ke daerahnya? Penduduk sebagai
warga Negara Indonesia berhak memilih dimana ia tinggal dan menetap. Selama ia menjadi
warga Negara Indonesia, ia berhak untuk berpindah-pindah tempat dalam wilayah Negara
Indonesia.
Masalahnya bukan perpindahan tenaga kerja daerah ke Jakarta, melainkan karena
ibarat ada gula ada semut. Kegiatan ekonomi dan social yang berpusat pada kota Jakarta
tanpa memperhatikan perkembangan daerah lain telah mengakibatkan Jakarta menjadi pusat
impian dari banyak putra-putri daerah. Pemerintah harus memperhatikan juga perkembangan
provinsi-provinsi dan daerah-daerah sekitar Jakarta. Pemerintah bisa membangun pusat
perekonomian, seperti pasar dan kawasan perkantoran, serta pusat keramaian dan sosial,
seperti pusat perbelanjaan dan taman rekreasi untuk kawasan-kawasan daerah yang
pembangunan dan perkembangannya kurang.
Solusi Masalah Sosial
Karena kondisi ekonomi yang sulit, banyak penduduk Jakarta yang rela melakukan
tindak kriminal seperti pencopet, penodongan, dan pembunuhan. Kegiatan-kegiatan seperti ini
bisa menjadi suatu kebiasaan dan menjadi premanisme di Jakarta. Premanisme di Jakarta
membuat penduduk di Jakarta menjadi risau dengan keberadaan premanisme tersebut.
Premanisme di Jakarta terjadi karena tidak adanya aktivitas yang produktif yang dapat
dilakukan oleh penduduk Jakarta yang tidak bekerja. Kebanyakan dari mereka mengalami
penolakan dalam melamar pekerjaan di Jakarta. Premanisme di Jakarta terjadi karena
kurangnya lapangan pekerjaan di Jakarta. Pemerintah dan masyarakat harus memberikan
perhatian serius ke arah masalah ini. Pemerintah bisa membuat pelatihan-pelatihan tenaga
kerja untuk mereka yang tidak memiliki kemampuan khusus dan menyediakan lapangan-
lapangan kerja bagi mereka yang tidak mendapat kesempatan bekerja. Masyarakat juga harus
membantu pemerintah, seperti melakukan pengawasan atas tindakan yang dilakukan
pemerintah tersebut.
Solusi Masalah Lingkungan
Sampah dan polusi udara merupakan masalah lingkungan serius yang terjadi di Jakarta.
Pemerintah dan warga Jakarta harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah lingkungan di
kota Jakarta. Penghijauan kota Jakarta adalah solusi utama untuk menyelesaikan masalah polusi
di kota Jakarta. Pemerintah bisa membebaskan kawasan bantaran kali Ciliwung untuk ditanam
pohon-pohon. Pemerintah juga bisa membebaskan beberapa kawasan di tiap-tiap kotamadya
untuk menjadi hutan kota. Hutan kota bermanfaat sebagai penyedia oksigen dan udara segar
bagi kota Jakarta. Untuk masalah sampah, pemerintah bisa membuat penyuluhan kepada
masyarakat untuk memisahkan sampah-sampah rumah tangga, mana yang merupakan sampah
nonorganik yang bisa didaur ulang, sampah organik, dan sampah berbahaya (B3). Kemudian
sampah organik selanjutnya bisa diolah menjadi pupuk.
Solusi Masalah Ekonomi
Ketidaktersediaannya lapangan pekerjaan membuat masalah ekonomi di Jakarta
berkembang menjadi masalah yang lebih rumit lagi. Untuk mengatasinya, pemerintah bisa
membuat pelatihan-pelatihan kerja dimana sebagai tempat pelatihan soft skill dan hard skill
bagi mereka yang akan melamar pekerjaan. Pemerintah juga bisa memberikan bantuan berupa
dana bagi mereka yang tidak mendapat kesempatan bekerja untuk membuka usaha warung
atau toko. Untuk mereka yang tidak mendapat kesempatan bekerja, bantuan dana yang mereka
dapat selain bisa mereka gunakan untuk membuka usaha warung dan toko, juga bisa mereka
gunakan untuk membuka usaha yang termasuk ukm. Mereka bisa mengembangkan ide-ide
mereka untuk membuat suatu temuan baru, baik dalam bentuk kuliner maupun bentuk lainnya,
untuk dikembangkan yang nantinya akan membuat mereka mandiri dalam ekonomi mereka.


Sumber :
1. Propeda Propinsi DKI Jakarta Tahun 2002-2007, Bab III : Permasalahan dan Arah Kebijakan diakses
pada 12 Oktober 2012
2. Data Bapennas, Bab I : Daerah Tingkat 1 DKI Jakarta diunduh pada 13 Oktober 2012
3. http://www.scribd.com/doc/77316312/Masalah-Sosial-Di-DKI-Jakarta-Bataviase-co
4. http://nasional.kompas.com/read/2012/09/27/10274268/Nuh.Tawuran.Persoalan.Sosial.yang.Berat
5. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/karbonmonoksida-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan/
6. http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=37940
7. http://www.sentra-edukasi.com/2012/05/reaksi-redoks-dalam-pengolahan-air.html
8. http://www.scribd.com/doc/96086089/Efisiensi-Kota-Jakarta
9. http://www.antaranews.com/berita/333139/penanggulangan-preman-di-jakarta-harus-serius
10. http://www.1miliarpohon.com/gogreen/penghijauan-lingkungan-sebagai-solusi-utama-agar-
jakarta-tidak-terkena-banjir-besar-lagi

Anda mungkin juga menyukai