Anda di halaman 1dari 4

Berdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor , ada tiga jenis bioreaktor, yaitu

bioreaktor kontinu , semikontinu, dan diskontinu.


1. Bioreaktor Kontinu
Pada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume
kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan organisme
tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan
dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak
terelakkan berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam
kultur kontinu.
Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan laju
aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama,
sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan. Dengan pencampuran yang efisien, medium
yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator.
Contoh dari biorektor kontinu yaitu Reaktor Tangki diaduk Kontinu (RTDK).
Udara steril dimasukkan pada dasar reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprot udara. Suattu
batang vertical dilengkapi dengan pengarah dengan satu atau lebih impeler. Impeler biasanya
dipasang di sepanjang batang pada interval jarak sama dengan diameter reaktor untuk
menghindari tipe pergerakan melingkar. Peranan impeler adalah untuk menimbulkan agitasi
dalam bioreaktor untuk mempermudah aerasi. Fungsi utama agitasi adalah untuk
mensuspensikan dan meratakan nutrisi dalam medium, untuk memberikan hara termasuk
oksigen- bagi sel, dan untuk memindahkan panas.
2. Bioreaktor Diskontinu
Pada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan diperlukan bagi pertumbuhan
dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran optimum.
System ini adalah tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu dialirkan
kedalam bioreaktor. Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik
jarang konstan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.
Salah satu contoh dari bioreaktor diskontinu adalah Bioreaktor Lumpur Buangan
Teraktivasi. Bioreaktor ini digunakan secara luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan
dan sampah industri lain. Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara,
sehingga bahan organic massa dapat didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar,
sehingga untuk mempermudah pencampuran dan penyebaran oksigen diperlukan sejumlah besar
agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air buangan skala kota.
3. Bioreaktor semikontinu
Bioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya
ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa
mengeluarkan sesuatu dari system. Produk yang dihasilkan dari system seperti ini dapat melebihi
produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam
industry misalanya dalam produksi ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan roti.
Contoh bioreaktor semikontinu yaitu Digestor atau bioreaktor Anaerobik, tetapi bioreactor
ini dapat pula dioperasikan secara kontinu.Pengunaan system ini pada pengolahan air buangan
padat, misalnya lumpur buangan (sludge) yang diperoleh dari pengolahan buangan perkotaan,
akan memberikan stabilisasi air buangan yang efisien dan produksi metan yang tinggi. Dalam

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

system ini Lumpur buangan dicampur dengan mikroorganisme anaerobic pada suhu 30 C dan
waktu retensi hidrolik. Untuk air buangan berkekuatan sedang dari industri makanan dan
fermentasi, teknik operasi yang dapat menahan biomassa mikroba lebih lama dalam system
operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat padat tidak dapat digabung dengan
waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi dapat terjadi pada digester (atau
pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju bdegradasi yang tinggi. Bagi air buangan yang
sangat encer, misalnya buangan kota, waktu retensi zat padat yang sangat panjang diperlukan.
Teknik diskontinu merupakan teknik yang paling dominan digunakan dalam industri,
dominasi sistem bioreaktor semikontinu dan diskontinu dalam industri disebabkan oleh beberapa
alasan berikut:
Pada waktu tertentu,produk bioteknologi mungkin dibutuhkan dalam jumlah yang relative
sedikit.
Kebutuhan pasar mungkin bersifat musiman
Masa berlaku produk tertentu pendek (tidak tahan lama)
Konsentrasi produk yang tinggi
Beberapa produk tertentu hanya dihasilkan pada fase setimbang dari siklus pertumbuhan.
Ketidakstabilan beberapa galur produksi memerlukan pembaharuan secara teratur
Proses kontinu, secara teknis masih menunjukkan berbagai kesulitan
B. DESAIN BIOREAKTOR
Bioreaktor adalah system tertutup dari system biologis untuk suatu proses bioteknologi.
Bioreaktor memberikan lingkungan yang tetap bagi optimasi pertumbuhan organisme dan
aktivitas metabolisme. Bioreaktor ini hendaknya mencegah kontaminasi produksi dari
lingkungan pada kultur sambil mencegah pelepasan kultur ke lingkungan. Selain itu, bioreactor
tersebut sebaiknya memiliki instrumentasi untuk pemeriksaan agar pengawasan proses yang
optimum.
Kriteria dasar desain bioreactor yaitu sebagai berikut:
1. Karakterisrtik mikrobiologi dan biokimia dari system sel (mikroba, mamalia, tumbuhan)
2. Karakteristik hidrodinamik bioreaktor
3. Karakteristik massa dan panas bioreaktor
4. Kinetika pertumbuhan sel dan pembentukan produk
5. Karakteristik stabilitas genetic dari system sel
6. Desain peralatan yang aseptis
7. Pengawasan lingkungan bioreaktor
8. Implikasi desain bioreaktor pada pemisahan produk menghilir
9. Modal dan biaya operasi bioreaktor
10. Potensi dan pengembangan desain bioreaktor
Bahan konstruksi bioreaktor hendaknya tidak beracun, mampu menahan tekanan uap dan
tahan terhadap korosi kimia dan elektrolitik. Bioreaktor industri biasanya dibuat dari bahan yang
dilapisi dengan baja tahan karat. Bioreaktor ada dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Perbandingan tingginya terhadap diameter atau rasio aspek merupakan parameter yang penting.
Produk-produk yang dihasilkan berdasarkan ukuran dari bioreaktor tersebut dapat dilihat pada
table dibawah ini.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.

No
1.
2.
3.

Ukuran fermentor
1-20.000
40-80.000
100-150.000

4.

Lebih dari 450.000

Produk
Enzim diagnostic, substansi biologi molekuler
Enzim dan antibiotic
Penisilin, antibiotic aminoglikosida, protease, amylase,
transformasi steroid, asam amino
Asam amino, asam glutamat

C. PERTUMBUHAN MIKROBIA DALAM BIOREAKTOR


Pertumbuhan mikrobia adalah peningkatan semua komponen sel, sehingga menghasilkan
peningkatan ukuran sel dan jumlah sel (kecuali mikrobia yang berbentuk filamen) akan
menyebabkan peningkatan jumlah individu di dalam populasi.
Pertumbuhan mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan individu sel dan
pertumbuhan populasi pertumbuhan individu sel meliputi peningkatan substansi dan komponen
sel, peningkatan ukuran sel serta pembelahan sel. Sedang pertumbuhan populasi meliputi
peningkatan jumlah akibat pembelahan sel dan peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesa
enzim.
Dalam pertumbuhan mikrobia juga terlibat proses metabolik yaitu mulai dari transport
nutrien dari medium ke dalam sel, konversi bahan nutrient menjadi energi dan konstituen sel,
replikasi kromosom, peningkatan ukuran, dan massa sel serta pembelahan sel secara biner yang
terjadi pula pewarisan genetik (genom turunan) ke sel anakan.
Kinetika pertumbuhan mikrobia dalam system diskontinu, kontinu, dan semikontinu, studi
kinetika pertumbuhan dan fermentasi diperlukan sebagai dasar untuk memahami setiap proses
fermentasi. Kinetika pertumbuhan mikrobia terutama menguraikan tentang kecepatan produksi
sel (biomassa) dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatannya. Pengamatan pertumbuhan
mikrobia tidak cukup untuk mengetahui apakah biakan tumbuh atau tidak (Pengamatan
kuantitatif) tetapi juga diperlukan pengamatan yang bersifat kualitatif dari studi kinetika
pertumbuhan.
Pengukuran pertumbuhan secara kuantitatif disajikan dalam bentuk kurva yang
menunjukkan hubungan antara waktu dan jumlah biomassa. Data pengamatan pertumbuhan
mikrobia perlu diamati parameter-parameter seperti:
Kecepatan pertumbuhan (specific growth rate)
Waktu mengganda (doubling time)
Hasil pertumbuhan (growth yield)
Kemampuan metabolisme (metabolic quosient)
Affinitas substrat
Jumlah maksimum biomassa
Kinetika untuk pertumbuhan mikrobia pembentuk koloni, filament maupun imobilisasi sel
memiliki kinetika pertumbuhan yang lebih kompleks.
Pertumbuhan untuk mikrobia yaitu peningkatan semua komponen di dalam sel sehingga
menghasilkan suatu peningkatan ukuran sel dan pembelahan sel (kecuali mikrobia yang
membentuk filamen) sehingga terjadi peningkatan jumlah individu di dalam populasi.
Pertumbuhan mikrobia di dalam bioreactor:
Pertumbuhan individu sel;

a.
b.
c.
2.
a.
b.
1.
2.
a.
b.
c.

1.
2.
3.
4.
5.

Peningkatan substansi dan komponen sel


Peningkatan ukuran sel
Pembelahan sel
Pertumbuhan populasi
Peningkatan jumlah akibat pembelahan sel
Peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesis enzim
Reproduksi sel bakteri:
Pembelahan biner: proses pembelahan sel menjadi dua sel anakan yang mempunyai ukuran yang
sama.
Melibatkan 3 proses:
Peningkatan ukuran sel (pemanjangan sel) : memerlukan pertumbuhan dinding sel, yaitu untuk
menutup permukaan pada sisi tertentu.
Replika DNA : indikasi pertumbuhan awal pada sel bakteri.
Pembelahan sel : diawali dengan invaginasi lapisan di bagian tengah sel Hampir semua bakteri
menerima DNA.
Proses metabolic yang terlibat dalam pertumbuhan yaitu:
Transfortasi nutrient dari medium ke dalam sel
Konversi bahan nutrient sehingga menjadi tenaga dan konstituen sel
Replikasi sel kromosom
Pengukuran ukuran dan massa
Pembelahansel secara biner yang dibarengi dengan pewarisan genetic ke sel anakan

Anda mungkin juga menyukai