240210140100
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nutrisi sebagai sumber makanan bakteri memiliki kaitan erat pada pertumbuhan
bakteri, hal ini dikarenakan, bakteri memiliki kondisi yang spesifik, dimana
kebutuhan nutrisinya berbeda-beda. Kultur sel merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk mengembang-biakan sel di luar tubuh (in-vitro). Contohnya
medium yang dipakai, telah diatur nutrisi apa saja yang akan diberikan untuk
mikroorganisme, selain itu apakah proses yang beelangsung aerob ataupun anaerob
dan yang lainnya.
Kultur sel dilakukan secara aseptik. Kultur sel banyak digunakan untuk
berbagai aplikasi, maka dari itu penting untuk diketahui cara cara mngkultur yang
efisien. Kultur sel diterapkan juga untuk mengembangbiakan bakteri, karena pada
kultur sel, lingkungan tempat hidupnya dapat dikontrol dan diatur sehingga kondisi
fisiologis dari kultur relatif konstan. Untuk mendapatkan kultur yang baik, maka
diperlukan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Kultur sel
dapat dilakukan menggunakan bioreaktor. Bioreaktor merupakan sebuah sistem
yang dapat menyediakan lingkungan biologis yang menunjang suatu reaksi
biokimia. Alat ini digunakan untuk mengolah proses dengan adanya
mikroorganisme di dalamnya. Baik untuk mengolah suatu bahan mentah menjadi
bahan jadi menggunakan mikroorganisme ataupun untuk mengkultur
mikroorganisme itu sendiri. Berdasarkan hal diataslah maka praktikan melakukan
pengamatan bioreaktor
1.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum kali ini adalah untuk mengetahui bagaimana
cara kerja bioreaktor serta bagian-bagian alat serta fungsinya.
Rana Gita Widawati
240210140100
II. PEMBAHASAN
Komponen penting dalam bioproses adalah biokatalis (berupa enzim atau
sel makhluk hidup) dan kondisi lingkungan. Setiap reaksi metabolisme sel
membutuhkan enzim spesifik yang bertindak sebagai biokatalis. Bahan penyusun
utama biokatalis berupa protein, yang dapat berfungsi pada lingkungan yang sesuai.
Lingkungan optimal dapat dicapai dengan menempatkan biokatalis dalam wahana
yang disebut bioreaktor.
Bioreaktor memberikan lingkungan fisik sehingga sel/biokatalis dapat
melakukan interaksi dengan lingkungan dan nutrisi yang dimasukkan ke dalamnya.
Bioreaktor sebagai wahana bioproses memegang peranan penting untuk
mendayagunakan reaksi-reaksi biokimiawi yang dilakukan oleh enzim atau sel
(mikroba, tanaman, dan hewan).
Pemilihan bioreaktor sangat ditentukan oleh jenis makhluk hidup yang
digunakan, sifat media tumbuh makhluk hidup tersebut, parameter bioproses yang
akan dicapai, dan faktor-faktor produksi. Optimasi bioproses dalam bioreaktor
dapat dicapai dengan memasok:
Sumber energi
Nutrisi
Inokulum sel atau makhluk hidup yang unggul
Kondisi fisikokimiawi yang optimal.
Pada praktikum kali ini diamati mengenai alat bioreaktor. Dalam laporan
kali ini akan dijelaskan mengenai pengertian bioreaktor, prinsip alat yang
digunakan, fungsi alat, macam-macam bioreaktor, fungsi setiap bagian alat serta
aplikasi penggunaan bioreaktor.
produk yang dinginkan yang dilakukan oleh sistem enzim dalam mikroba
atau enzim yang diisolasi. Bioreaktor merupakan sistem tertutup utk reaksi
biologis dr suatu proses bioteknologi (Saepudin dan Sateakasih, 2009).
Fermentor adalah peralatan untuk mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme dalam medium cair. Parameter-parameter seperti pH,
komposisi medium, suhu, pengadukan, konsentrasi metabolit dan gas dapat
dimonitor serta dikendalikan (Dwiari et al, 2008).
Bioreaktor (fermentor) merupakan bejana fermentasi aseptis untuk produksi
senyawa oleh mikrobia melalui fermentasi. Bioreaktor dirancang untuk
proses fermentasi secara anaerob dan aerob (Andheklawang, 2008).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bioreaktor adalah suatu unit alat yang
digunakan untuk melangsungkan proses biokimia dari suatu bahan baku menjadi
produk yang diinginkan, dimana prosesnya dikatalisis oleh enzim-enzim mikrobial
atau isolat enzim murni
sistem operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat padat tidak dapat
digabung dengan waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi
dapat terjadi pada digester (atau pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju
degradasi yang tinggi. Bagi air buangan yang sangat encer, misalnya buangan kota,
waktu retensi zat padat yang sangat panjang diperlukan.
Teknik diskontinu merupakan teknik yang paling dominan digunakan dalam
industri, dominasi sistem bioreaktor semikontinu dan diskontinu dalam industri
disebabkan oleh beberapa alasan berikut.
1. Pada waktu tertentu, produk bioteknologi mungkin dibutuhkan dalam
jumlah yang relatif sedikit.
2. Kebutuhan pasar mungkin bersifat musiman.
3. Masa berlaku produk tertentu pendek (tidak tahan lama).
4. Konsentrasi produk yang tinggi.
5. Beberapa produk tertentu hanya dihasilkan pada fase setimbang dari siklus
pertumbuhan.
6. Ketidakstabilan beberapa galur produksi memerlukan pembaharuan secara
teratur.
7. Proses kontinu, secara teknis masih menunjukkan berbagai kesulitan.
Gambar 1. Bioreaktor
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Rana Gita Widawati
240210140100
Pengontrol suhu berfungsi untuk megatur suhu operasi dalam reaktor agar
sesuai dengan kebutuhan. Setting suhu dilakukan secara analog dengan cara menset
suhu operasi. Suhu operasi aktual akan terlihat pada display secara digital.
3. Speed Controler
Speed controller berfungsi untuk mengatur jumlah putaran pengaduk yang
dilakukan saat operasi.Pengaturan ini delakukan dengan memutar tombol lalau atur
sesuai kebutuhan. Perhatikan pada bagian indikator putaran akan menunjukkan
jumlah putaran sesuai dengan arah putaran pada saklar speed controller. Putaran
saklar ke searah jarum jam akan mengubah jumlah putaran semakin besar dan
sebaliknya.
Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengembunkan cairan yang menguap selama
operasi berlangsung dalam reaktor dan mengembalikan lagi ke tangki reaktor.
Dengan cara ini maka konsentrasi media dalam reaktor diharapkan tidak banyak
terjadi perubahan akibat kehilangan cairan selama operasi berlangsung. Agar
kondensor dapat berfungsi dengan baik, maka perlu pendinginan dengan media
pendingin.
Badan Reaktor
Badan reaktor adalah tangki reaktor tempat media diproses. Badan reaktor
berupa tangki berjaket untuk operasi pendinginan jika diperlukan. Di bagian bawah
ditempatkan filament pemanas untuk sterilisasi dan pemanasan saat proses jika
diperlukan
Flowrate Aerator
Flowrate aerator berfungsi untuk mengatur jumlah udara yang dimasukkan
ke dalam reaktor selama operasi berlangsung. Jumlah volume udara yang dialirkan
dapat terlihat pada display aliran. Tempat udara yang masuk menggunakan tekanan
maksimal 0,5 bar.
Corong Input
Corong input berfungsi untuk memuat bahan/media yang akan diproses
dalam reaktor secara perlahan-lahan. Corong input dapat juga disambungkan
dengan menggunakan selang untuk input menggunakan pompa.
Manhole Input
Rana Gita Widawati
240210140100
Bahan baja yang mengandung < 4% kromium disebut juga baja ringan, sedangkan
bila kadar kromium di dalamnya >4% maka disebut stainless steel. Bioreaktor yang
umum digunakan terbuat dari bahan baja 316 yang mengandung 18% kromium, 2-
2,5% molibdenum, dan 10% nikel. Bahan yang dipilih harus bersifat non-toksik
dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang menggunakan uap tekanan tinggi (D.
P. Middaugh dkk, 2004). Untuk mencegah kontaminasi, bagian atas biorektor
dapat ditambahkan dengan segel aseptis (aseptic seal) yang terbuat dari
campuran metal-kaca atau metal-metal, seperti O-ring dan gasket. Untuk
meratakan media di dalam bioreaktor digunakan alat pengaduk yang disebut
agitator atau impeler. Sementara itu, untuk asupan udara dari luar ke dalam sistem
biorektor digunakan sistem aerasi yang berupa sparger. Untuk bioreaktor aerob,
biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator sehingga pertumbuhan
mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik (Mukesh Doble dkk, 2004).
Pada bagian dalam bioreaktor, dipasang suatu sekat yang
disebut baffle untuk mecegah vorteks dan meningkatkan efisiensi aerasi. Baffle ini
merupakan metal dengan ukuran 1/10 diameter bioreaktor dan menempel secara
radial di dindingnya. Bagian lain yang harus dimiliki oleh suatu bioreaktor
adalah kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat
terjadi sterilisasi dan filter (0,2 m) untuk menyaring udara yang masuk dan keluar
tangki (J. A. Scott, 1997). Untuk proses inokulasi kultur, pengambilan sampel, dan
pemanenan, diperlukan adanya saluran khusus dan pengambilannya harus
dilakukan dengan hati-hati dan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk
menjaga kondisi dalam bioreaktor agar tetap terkontrol,
digunakan sensor pH, suhu, anti-buih, dan oksigen terlarut (DO). Apabila kondisi
di dalam sel mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus
dilakukan perlakuan tertentu untuk mempertahankan kondisi di dalam bioreaktor.
Misalkan terjadi perubahan pH maka harus ditambahkan
larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH. Penambahan zat ini dapat
dilakukan secara manual namun juga dapat dilakukan secara otomatis
menggunakan bantuan pompa peristaltik. Selain asam dan basa,
pompa peristaltik juga membantu penambahan anti-buih dan substrat ke dalam
bioreaktor (Peter M. Huck, 1998).
Rana Gita Widawati
240210140100
DAFTAR PUSTAKA
Jetsuya Tosa, Atsuo Tanaka, Takeshi Kobayashi, Tetsuya Tosa (1992). Industrial
Application of Immobilized Biocatalysts (Biotechnology and
Bioprocessing). CRC Press. ISBN 978-0-8247-8744-8.