Gelatinisasi adalah proses transisi fisik yang bersifat endotermis yang dapat merusak keteraturan molekul granula dan melibatkan proses pembengkakan granula, pelelehan kristal, hilangnya birefringence dan pelarutan pati. Analisis dengan differential scanning calorimetry (DSC) digunakan untuk mengevaluasi gelanitasi pati dan memberi informasi mengenai suhu awal, suhu puncak, suhu akhir, rentang suhu, dan entalpi pelelehan proses. Puncak endotermik kurva DSC menunjukkan hilangnya ikatan heliks ganda pada amilopektin. Karateristik suhu dan entalpi gelatinisasi sangat beragam, beberapa faktor penyebabnya adalah rasio amilosa- amilopektin, dstribusi rantai pendek amilopektin, perbedaan jumlah rantai panjang amilopektin, serta bentuk dan ukuran granula Pasting adalah fenomena yang mengikuti gelatinisasi. Karateristik pasting diamati dengan rapid visco analyzer (RVA) atau brabender amylograph (BA). Alat tersebut merupakan viscometer yang dilengkapi dengan sistem pemanas dan pendingin untuk mengukur resistensi sampel pada pengadukan terkontrol. Informasi yang diperoleh adalah suhu awal pasting, waktu dan viskositas puncak, viskositas akhir, viskositas jatuh, dan viskositas balik. Menurut chen (2003), pola viskositas pati bisa dikelompokan menjadi : a. Tipe A, dimana puncak pasta tinggi dan pengenceran yang cepat selama pemanasan b. Tipe B, puncak pasta lebih rendah dan pengenceran yang tidak terlalu besar selama pemanasan c. Tipe C, tidak ada puncak tetapi ada pembentukan viskositas yang sangat tinggi dan konstan atau meningkat selama pemanasan d. Tipe D, konsentrasinya perlu dinaikkan dua-tiga kali lipat untuk menghasilkan viskositas pasta panas seperti tipe C II. Kesimpulan HMT menyebabkan perubahan karateristik fsiko-kimia pati. Intensitas perubahan dipengaruhi oleh kondisi proses (kadar air, suhu, dan waktu) dan kondisi air (jenis, kadar amilosa). Oleh karena itu, interaksi antara kondisi proses dan kondisi suatu jenis pati penting dipahami untuk menhasilkan pati HMT dengan karateristik yang konsisten