NIM : 2231410112
BAB IV
(gambar proses pembuatan produk fermentasi secara umum, sumber : pondok ilmu)
Secara umum, tahapan dalam proses fermentasi adalah :
1. Sterilisasi
2. Pembibitan atau pembuatan starter
3. Fermentasi dengan pengaturan pH, udara, busa, nutrisi, suhu
4. Pemurnian produk fermentasi
(gambar proses pembuatan etanol dari berbagai bahan baku, sumber : dinas
pertanian mesuji)
Dalam pembuatan etano, setiap negara mempunyai bahan baku yang khas, tergantung pada
bahan yang terdapat disekitarnya. Didaerah tropis seperti Indonesia dan kuba yang
dipergunakan adalah padi padian, jagung, gula bit, sulphite pulp.
2. MEKANISME FERMENTASI
Menurut meyerholff-emden, mekanisme gula menjadi alcohol akan melalui 14 tahap
dan paling sedikit ada 15 enzim dan 3 koenzim yang membantuk proses tersebut.
Secara keseluruuhan enzim dan koenzim tersebut diberi nama zymase. Yang
berperan dalam proses oksidasi reduksi phosphate transfer dan lain lain. Dalam
fermentasi donor electron dan aseptop elekton adalah senyawa organic. Yang
biasanya dihasilkan dari sutu macam zat organic selama proses metabolisme. Bahan
yang dapat di fermentasi adalah yang dapat menghasilkan produk antara dakam
bentuk senyawa senyawa yang teroksidasi dan tereduksi. Pada proses ini kecepatan
fermentasi dikontrol oleh adanya phosphate bebas. Sedangkan adanya phosphate
bebas ini tergantung pada konsentrasi hexaphosphate. Untuk mengurangi
ketergantungan perlu ditambahkan phosphatedan nitrogen dari luar, yang keduanya
diperoleh dari pupuk urea, ammonium sulfat dan super phospohate. Efek
oenambahan pupuk ini akan memberikan pertambahan kecepatan fermnetasi
secara eksponioal. Proses terakhir adalah reduksi acetaldehyde menjadi alcohol
dengan bantuan enzim alcohol dehidrogenasi. Dan persamaan proses reduksi ini,
terjadi juga oksidasi triose phosphate menjadi phosphoglyceric acid.
3. DESTILASI
Salah satu cara memisahkan komponen komponen suatu campuran larutan untuk
mendapatkan komponen yang dikehendaki dalam keadaan lebih murni adalah
dengan destilasi. Pemisahan ini berdasar pada perpindahan massa dari satu fase
yang homogen ke fase lainnya karena efek panas. Komposisi yang terbentuk karena
mnedidihnya larutan biasanya berbeda dengan kondisi larutan itu sendiri. Uap yang
terbentuk dalam kolom dialirkan ke kondensor, setelah dingin akan mengondensasi
dan hasilnya terpisah dari residunya yang tertinggal dalam kolom.
1. INOKULUM TEMPE
Kapang dari jenis Rhizopus mempunyai mikroba terpenting dalam fermentasi tempe.
Miselium Rhizopus oryzae lebih Panjang daripada Rhizopus oligosporus, sehingga
tempe yang dihasilkan lebih padat dan kompak. Akan tetapi jika produksi tempe
lebih diutamakan nilai gizinya Rhizopus oligosporus pemegang peran terpenting. Hal
ini disebabkan dalam proses fermentasi berlangsung Rhizopus oligosporus
mensintesa lebiih banyak enzim amilase.
Strain Rhizopus oligosporus NRRL 2710 telah berhasil diisolasi, dianggap merupakan
strain terbaik dalam memproduksi tempe. Strain ini mempunyai ciri ciri :
a. Mampu tumbuh cepat pada suhu 30-40℃. Pertumbuhan misellum mulai
Nampak setelah fermentasi berlangsung selama 12 jam dan selesai setelah
18-20 jam
b. Tidak dapat memfermentasikan sukrosa
c. Mempunyai kativitas proteolititk yang tinggi dan akan melepaskan amoniak
bebas setelah fermentasi berlangsung selama 48-72 jam
d. Memproduksi antioksidan
e. Mampu menghasilkan tempe dengan flavor dan aroma asli yang khas
f. Mampu tumbuh pada substrat pati biji bijian tanpa memproduksi asam
asam organic dengan tingkat konsentrasi yang dapat menyebabkan tempe
terasa asam.
G. AMILASE
Mikroba yang baik digunakan untuk produksi amylase dapat berupa organisme local atau
bukan dan dapat diisolasi sendiri. Mikroorganisme yang digunakan untuk produksi amilase
adalah :
Bacillus subtilis
B. licheniformis
B. amyloliquifaciens
Aspergillus niger
Untuk memproduksi enzim dari jamur digunakan medium cair agar mudah memanennya.
Komponen medium (g/L) :
KH2PO4 sebanyak 1,4
NH4NO3 sebanyak 10
MgSO4.7H2O sebanyak 0,5
FeSO4.7H2O sebanyak 0,1
Pati larut sebanyak 20
Atur pH menjadi 6,5 masukkan dalam Erlenmeyer 50 mL sebanyak 30-40 mL medium dan
sterilkan pada suhu 121℃ selama 15 menit. Setelah dingin masukkan suspense spora jamur
jamur sebanyak 0,5 mL. Inkubasi selama 3 hari pada suhu kamar dalam penggolong dengan
putaran 200 rpm. Namun jika tidak ada yang lakukan penggojogan secara manual secara
berkala. Hasil yang diperoleh kemudian disaring dengan kertas Whattman No 1. Filtrat yang
diperoleh ini mengandung amilase kasar yang dapat digunakan secara langsung atau
dimurnikan lagi. Mikroba yang baik digunakan untuk produksi dapat berupa organisme lokal
atau bukan dan dapat diisolasi sendiri. Mikroorganisme yang digunakan untuk produksi
amilase adalah: Bacillus subtilis, B. licheniformis, B. amyloliquifaciens dan Aspergillus niger.
Untuk memproduksi enzim dari jamur digunakan medium cair agar mudah memanennya,
komposisi medium (g/L) :
KH2PO4 sebanyak 1,4
NH4NO3 sebanyak 10
MgSO4.7H2O sebanyak 0,5
FeSO4.7H2O sebanyak 0,01
Pati larut sebanyak 20
Atur pH menjadi 6,5, masukkan dalam erlenmeyer 50 mL. sebanyak 30-40 mL mediurn dan
sterilkan pada suhu 121 C selama 15 menit. Setelah dingin, masukkan suspensi spora jamur
sebanyak 0,5 mL. Inkubasi selama 3 hari pada suhu kamar dalam penggojong dengan
putaran 200 rpm. Namun jika tidak ada yang lakukan penggojogan secara manual secara
berkala. Hasil yang diperoleh kemudian disaring dengan kertas Whattman No 1. Filtrat yang
diperoleh ini mengandung amilase k yang dapat digunakan secara langsung atau dimurnikan
lagi (Nur Hidayat, 2008).
H. LIPASE
Lipase dapat diisolasi dari salah satu bakteri termofilik yaitu Bacillus subtilis. Produksi lipase
menggunakan minyak zaitun sebagai substrat. Lipase yang diperoleh diuji kandungan protein
dan aktivitasnya, dimana sebelumnya dilakukan liofilisasi terhadap ekstrak kasarnya.
Optimasi lipase dilakukan terhadap faktor suhu inkubasi dimana dilakukan uji aktivitas lipase
pada variasi suhu tertentu. Lipase merupakan enzim yang mampu mengkatalisis berbagai
macam reaksi, seperti hidrolisis, esterifikasi, alkoholisis, dan aminolisis. Enzim adalah katalis
yang memiliki keunggulan sifat (aktivitas tinggi, selektivitas dan spesifisitas) sehingga dapat
membantu proses-proses kimia kompleks pada kondisi percobaan yang lunak dan lebih
ramah lingkungan (Khan. Et al 2002). Media cair digunakan untuk membuat inokulum pada
Bacillus subtilis. Media cair dibuat dengan komposisi :
Polypeptone : 5 gram
Yeast extract : 5 gram
MgSO47H₂O : 0,2 gram
CaCl2.2H2O : 0,5 gram
MnSO4 H₂O : 0,05 gram
KH₂PO4 : 1 gram
Minyak zaitun : 80 mL
Aquadest : 1 Liter
Semua bahan ditimbang sesuai komposisinya, kemudian dilarutkan dalam aquades hingga
volume 1 liter, dan dipanaskan sampai larut. Selanjutnya disterilkan dengan autoklaf pada
suhu 121 °C selama 30 menit. Media padat yang digunakan adalah agar nutrisi
dengan takaran 40 g/L. Media cair dapat dibuat dengan komposisi sebagai berikut: cairan
mutrisi 15 g/L. KH2PO4 1 g/L, MgSO4.7H20 0,5 g/L. dilarutkan dengan aquades dalam
volume 10 mL dan 100 mL serta media produksi dibuat dari media cair yang sama namun
dengan penambahan minyak zaitun 10% dan gum arab 5% kemudian dilarutkan dengan
aquades dalam volume 20 mL dan 1 L pH diatur hingga 7 dengan penambahan NaOH dan
diukur menggunakan pH-meter. Semua bahan disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit.
Media yang telah dibuat disimpan dalam erlenmeyer yang ditutup kapas berlemak yang
sudah steril kemudian disimpan dalam refrigerator.
1. UJI MIKROSKOPIS
Bacillus subtilis diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Unair Surabaya. Uji
sterilisasi dilakukan dengan menambahkan 1 ose Bacillus subtilis dari media padat ke
dalam 10 ml. media cair. Biakan diinkubasi pada suhu 45℃ selama 3 jam. Sebanyak
100 μL bakteri dari media cair ini diteteskan pada kaca preparat dan dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 100x. Selanjutnya biakan yang tumbuh
diamati morfologinya.
J. SELULASE
Untuk memproduksi enzim selulase menggunakan Aspergillus niger dengan substrat jerami
melalui proses sistem fermentasi padat dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut :
Penyiapan bahan baku
Bahan baku berupa jerami dan dicacah agar didapat ukuran yang homogen.
Pembenihan inokulasi
Pembenihan inokulasi dilakukan pada PDA secara zig-zag dengan menggunakan
kawat inokulasi di dalam cawan petri secara aseptik. Mikroba diinkubasi pada suhu
30°C selama 120 jam.
(gambar aspergillus niger, sumber : Wikimedia commons)
Penyiapan inokulum
Penyiapan inokulum dilakukan dalam media cair yang ditutup dengan kapas
kemudian diinkubasi pada suhu 30°C selama 24 jam di ruang aseptik. Komposisinya :
Urea: 30 mg
MgSO4.7H2O: 5 mg
KH2PO4: 2,3 mg
Suhu fermentasi: ± 30°C
pH fermentasi : 5
2. PENGAMBILAN ENZIM
Proses pengambilan enzim dimulai dengan mengekstrak hasil fermentasi dengan
aquades sehingga diperoleh filtrat dan padatan Kemudian filtrat dan palatan
dipisahkan dengan menggunakan centrifuge. Filtrat yang diperoleh siap diuji
aktivitas enzimnya.
3. ANALISA HASIL
Analisa pertama yang dilakukan adalah analisa protein dengan metode Lowry, untuk
menunjukkan kadar enzim dalam sampel. Untuk mengetahui aktivitas enzim yang
dihasilkan digunakan kapas 1% yang ditambah dengan ekstrak enzim kemudian
kadar glukosa dianalisa dengan metode DNS (3,5-dinitrosalicylic acid)