NIM : 2231410112
BAB II
ENZIM
KOFAKTOR ENZIM
Zn2+ Alcohol dehydrogenase, karbonik anhydrase, karboksipeptidase,
RNA dan DNA polymerase
Mn2+ Fosfohidrolase, fosfotransferase, heksokinase
Mg2+ Arginase, fosfotransferase
Fe2+ atau Fe3+ Sitokrom, peroksidase, katalase, feredoksim
Cu2+ atau Cu+ Tirotinase, sitokrom oksidase
Ni2+ Urease
K+ Piruvat kinase
Na+ ATPase membrane plasma
F. AKTIVITAS ENZIM
1. Aktivitas molekuler, yaitu jumlah molekul substrat yang dirubah persatuan waktu
oleh satu molekul enzim atau oleh satu sisi aktif enzim bila enzim tersebut
merupakan faktor pembatas laju reaksi
2. Unit aktivitas enzim, yaitu jumlah enzim yang mengkatalisa perubahan satu
mikromol substrat per menit pada suhu dan pH optimum kerja enzim tersebut
3. Aktivitas spesifik, yaitu jumlah unit aktivitas enzim per milligram protein, bisa
menjadi ukuran kemurnian enzim dan nilainya akan meningkat selama proses
pemurnian enzim
H. PERANAN ENZIM
1. Energi pengaktifan : meningkatkan jumlah molekul yang masuk ke keadaan transisi
sehingga lebih banyak molekul yang bereaksi
2. Fungsi katalitik : mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi pengaktifan
3. Katalisator : bergabung dengan reaktan sedemikian rupa sehingga dihasilkan
keadaan transisi
K. ENZIM ALLOSTERIK
1. Enzim yang memiliki lebih dari satu lokasi aktif yang selalu bisa berubah menjadi
tidak aktif
2. Tidak sesuai dengan hukum Michaelis – menten
3. Kurva berbentuk sigmoid
4. Ukuran lebih besar dan lebih kompleks
M. PEMURNIAN ENZIM
Pemurnian enzim dibedakkan bedasrkan :
a. Ukuran – berat molekul
b. Kelarutan
c. Muatan
1. Pemurnian Enzim Berdasarkan Perbedaan Ukuran ;
a. Metode sentrifugasi gradien densitas :
yang sering digunakan untuk memurnikan organel subseluler dan
makromnmolekul seperti protein dan enzim. Dihasilkan dengan membentuk
lapisan demi lapisan media gradien. Protein dapat mengendap melalui gaya
difusi dengan arah berlawanan. Dibagi menjadi
• Sentrifugasi zona tingkat
Menggunakan pelapisan sempel sebagi zona sempit diatas gradien
densitas untuk mengatasi kontaminasi silang dari partikel yang berbeda
tingkat pengendapatnnya sehingga partikel lebih cepat mengendap dan
tidak terkontaminasi partikel yang lebih lambat mengendap
(gambar sentrifugasi zona tingkat, sumber : eprints.undip)
Hal yang perlu diperhatikan dalam suntrifugasi zona tingkat yaitu
kepadatan larutan sampel harus kurang dari bagian kepadatan
terendahdari gradien, dan harus lebih besar dari bagian kepadatan
tertinggi dari gradien.
• Sentrifugasi isopiknik
Pemisahan partikel bedasarkan kepadatannya. Ukuran partikel
berpengaruh terhadap tingkat dimana partikel bergerak sampai
kepadatannya sama sebagau media gradien disekitarnya. Kepadatan
harus lebih besar dari densitas partikel yang ingin dipisahkan. Hal yang
harus diperhatikan dalam pemisahan isopiknik adalah kepadatan
partikel sampel harus berada dalam batas atas kepadatan gradien
N. STABILISASI ENZIM
Enzim murni umumnya tidak dapat disimpan untuk waktu yang lama tanpa kehilangan
efektifitasnya. Enzim enzim tunduk terhadap inaktivitas oelh factor factor kimia, fisik dan
biologi. Inaktivitas dapat terjadi selama penyimpanan maupun pada waktu yang digunakan.
Terdapat empat metode dasar untuk menghasilkan enzim yang stabil yaitu :
a. Stabilisasi enzim enzim yang larut
Dilakukan dengan cara menambahkan bahan adiktif atau modifikasi secara
kimia. Cara ini meningkatkan kestabilan enzim terhadap factor factor fisik dan
kimia tanpa mengalami penurunan sifat kelarutannya.
b. Stabilisasi melalui ikatan silang
Ikatan silang molekul enzim adalah ikatan enzim satu sama lain sedemikian rupa
sehingga tidak mempengaruhi kativitasnya. Enzim yang telah berikatan silang
tidak bersifat larut sehingga dapat digunakan berulang kali
c. Pengikat enzim dengan bahan pembawa
Pengikat enzim dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi
kativitasnya, dan dapat digunakan berulang kali.
d. Kapsul enzim dengan metode enzim
Enzim ini dipisahkan oleh membrane semipermeable dari substrat dan produk
produk yang terbentuk. Kapsul enzim dapat digunakan berulang kali. Metode
2,3,4 dikenal sebagai metode imonilisasie enzim
1. INHIBISI KOMPETITIF
a. Struktur kimia senyawa inhibitor analog dengan substrat (S)
b. Akan bersaing dengan S untuk merebutkan lokasi aktif E
3. INHIBISI INKOMPETITIF
a. Hanya berikatan dengan komples ES
b. Tidak memiliki afinitas terhadap E itu sendiri
4. INHIBISI SUBSTRAT
Disebabkan konsentrasi substrat yang berlebihan (ekses)