Anda di halaman 1dari 16

Fakultas Farmasi

Universitas Kristen Immanuel


Tesalonika Tervie Tio
Anindya Erna Cindy Samosir
Beria
NIM. 2161100066 NIM. 2161100078 NIM. 2161100071
Presentator 1 Presentator 2 Presentator 3

Estevany
Priliansi
NIM. 2161100054
Presentator 4
Cara Kerja Enzim
Salah satu ciri khas enzim yaitu cara kerjanya dilakukan secara spesifik. Itu artinya,
enzim hanya bisa bekerja pada substrat tertentu. Terdapat dua teori yang
menjelaskan mengenai cara kerja enzim, antara lain:
1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key Theory)
Teori gembok dan kunci pertama kali dikemukakan oleh Emil Fischer, di tahun
1894. Di dalam teori penelitian ini, enzim akan berhubungan pada substrat dengan
bentuk yang serupa atau spesifik pada sisi aktif enzim. Teori yang satu ini disebut
dengan Teori Gembok dan Kunci. Dimana enzim digambarkan sebagai sebuah
kunci yang bisa membuka sebuah substrat yang digambarkan sebagai gembok.

Karena antara kunci dan gembok ini ada sisi yang serupa, maka keduanya bisa
terbuka dan tertutup. Namun pada teori ini mempunyai sebuah kekurangan, yaitu
tidak bisa menjelaskan tentang kestabilan pada enzim ketika mengalami
peralihan dengan titik reaksi enzim.
2. Teori Ketepatan Induksi
Sisi aktif enzim sendiri bersifat fleksibel, sehingga bisa berubah bentuk
menyesuaikan bentuk substrat. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa
enzim merupakan sebuah protein katalis. Katalis adalah suatu agen kimia
yang merubah kecepatan reaksi tanpa ikut berubah karena adanya reaksi
tersebut. Enzim bisa melakukan hal itu berdasarkan pengaruhnya pada
energi aktivasi yang diperlukan oleh setiap reaksi kimia. Energi aktivasi
merupakan energi yang diperlukan untuk memecahkan molekul senyawa
reaktan.

Sementara peran enzim yaitu untuk menurunkan batasan energi aktivasi


yang diperlukan untuk memulai reaksi. Turunnya batasan energi tersebut
memungkinkan reaksi kimia itu terjadi pada temperatur yang lebih
rendah. Hal tersebut menjadi penting karena mayoritas molekul yang
berhubungan proses kehidupan sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi.
1. Sebagai Katalisator
2. Enzim Bekerja Secara Selektif dan Spesifik
Sifat enzim yang pertama yaitu berperan
sebagai katalisator. Enzim merupakan katalis Sebuah enzim akan bekerja secara spesifik, itu
yang bisa merubah laju reaksi tanpa ikut artinya enzim tertentu hanya bisa
bereaksi. Tanpa adanya enzim, sebuah reaksi mengadakan perubahan pada zat tertentu
sangat sulit terjadi, sedangkan dengan adanya juga. Dengan kata lain, enzim hanya bisa
enzim, kecepatan reaksinya bisa meningkat mempengaruhi satu reaksi dan tidak bisa
sampai 107 hingga 1013 kali. Misalnya saja, mempengaruhi reaksi lainnya yang bukan
enzim katalase yang mengandung ion besi (Fe)
bidangnya. Satu enzim akan khusus untuk satu
yang dapat menguraikan 5.000.000 molekul
substrat saja. Misalnya, enzim katalase yang
hidrogen peroksida (H2O2) permenit pada 00C.
Hidrogen peroksida tersebut hanya bisa hanya bisa menghidrolisis H2O2 menjadi H2O
diuraikan oleh atom besi, namun satu atom dan O2.
besi akan membutuhkan waktu 300 tahun
untuk bisa menguraikan sejumlah molekul
H2O2 yang mana oleh satu molekul katalase
yang mengandung satu atom besi dapat
diuraikan dalam satu detik saja.
3. Enzim Memiliki Sifat 4. Seperti Protein 5. Enzim Bersifat Termolabil
Bolak-balik Enzim mempunyai Aktivitas enzim dapat
Sifat enzim berikutnya sebagian besar sifat protein dipengaruhi oleh suhu.
yaitu dapat bekerja bolak- yang dipengaruhi oleh Apabila suhu rendah, maka
suhu dan pH. Pada suhu
balik karena bisa ikut kerja enzim akan melambat.
rendah, protein enzim akan
bereaksi tanpa Semakin tinggi suhu reaksi
mengalami koagulasi dan
mempengaruhi hasil akhir pada suhu tinggi akan
kimia yang dipengaruhi oleh
dan akan terbentuk lagi di mengalami denaturasi. enzim, maka akan semakin
hasil reaksi sebagai enzim. Karen enzim tersusun dari cepat. Namun apabila suhu
Saat ikut serta untuk komponen protein, maka terlalu tinggi, maka enzim
bereaksi, maka struktur sifat enzim tergolong tersebut akan mengalami
kimia enzim juga akan koloid. Enzim sendiri denaturasi.
berubah. Namun di akhir mempunyai permukaan
reaksi, struktur kimia enzim antar partikel yang sangat
besar sehingga bidang
akan terbentuk kembali
kegiatannya juga besar.
seperti semula.
6. Hanya Dibutuhkan dalam 7. Merupakan Koloid
Jumlah Sedikit Seperti yang sudah dijelaskan
Karena enzim berperan sebagai sebelumnya bahwa enzim tersusun
katalisator, namun tidak ikut atas komponen protein. Oleh karena
bereaksi, maka jumlah yang itu, sifat enzim tergolong koloid.
digunakan sebagai katalis tidak Enzim sendiri mempunyai permukaan
perlu banyak-banyak. Satu antar partikel yang cukup besar.
molekul enzim bisa bekerja Sehingga bidang aktivitasnya juga
berulang kali, selama molekul cenderung besar.
tersebut tidak rusak.
8. Enzim Dapat Menurunkan Energi Aktivasi
Sebuah enzim kimia bisa terjadi apabila molekul yang terlibat mempunyai cukup energi internal
untuk membawanya ke puncak bukit energi menuju ke bentuk reaktif yang disebut dengan tahap
transisi. Energi aktivasi sebuah reaksi yaitu jumlah energi dalam kalori yang dibutuhkan untuk
membawa semua molekul pada 1 mol senyawa pada suhu tertentu menuju tingkat transisi di
puncak batas energi. Jika suatu reaksi kimia ditambahkan dengan katalis berupa enzim, maka
energi aktivasi bisa diturunkan dan reaksi akan berjalan dengan lebih cepat.

9. Tidak Menentukan Arah Reaksi


Enzim tidak berperan untuk menentukan mau kemana arah reaksi tersebut berjalan. Senyawa
yang lebih diperlukan adalah poin dari arah sebuah reaksi kimia. Misalnya saja, tubuh yang
kekurangan glukosa, maka akan bisa memecah gula cadangan atau glikogen dan juga sebaliknya.
1. Apoenzim
Apoenzim merupakan bagian dari enzim aktif yang mana tersusun atas protein yang bersifat mudah berubah
terhadap faktor lingkungan yang ada disekitarnya.

2. Kofaktor
Kofaktor merupakan bagian dari komponen non protein yang ada di dalam enzim, yaitu berupa Ion Anorganik
atau aktivator, berupa logam yang memiliki ikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co, Ion Klorida, dan
Ion Kalsium.

3. Gugus Prostetik
Gugus prostetik merupakan sebuah senyawa organik yang memiliki ikatan kuat dengan enzim. Flavin Adenine
Dinucleotide (FAD), Heme, dan Biotin merupakan bagian dari Gugus Prostetik yang memiliki kandungan zat
besi dan berperan untuk memberikan kekuatan ekstra pada enzim, terlebih pada Katalase, Sitokrom Oksidase,
dan Peroksidase.
1. Suhu (Temperatur)
Faktor pertama yang bisa mempengaruhi aktivitas enzim adalah suhu
atau temperatur. Aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan
semakin tingginya suhu hingga batas optimum. Hal itu disebabkan
karena enzim tersusun atas protein. Oleh karena itu, pada temperatur
yang tinggi dan melebihi batas maksimum, hal itu bisa menyebabkan
denaturasi protein atau enzim sudah rusak. Pada suhu 0 derajat Celcius
enzim tidak aktif, namun tidak rusak. Apabila temperatur dikembalikan
lagi ke posisi normal, maka enzim akan aktif kembali. Suhu maksimum
untuk aktivitas enzim pada manusia dan juga hewan berdarah panas
yaitu 37 derajat celcius, sementara pada hewan berdarah dingin yaitu 25
derajat celcius. Kemampuan kerja enzim akan semakin menurun apabila
berada di atas suhu tertentu. Hal itu disebabkan karena panas akan
mengganggu ikatan hidrogen, ion, dan berbagai macam ikatan yang bisa
menstabilkan bentuk aktif dari enzim. Dengan begitu, enzim yang
merupakan protein akan mengalami proses denaturasi.
4. Zat-zat Penggiat
Adapun zat kimia tertentu yang bisa meningkatkan aktivitas enzim. Misalnya saja, garam-garam dan juga logam
alkali dalam konsentrasi encer yaitu 2 persen hingga 5 persen, bisa memacu kerja enzim. Begitu juga dengan ion
logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Ci. Hal tersebut bisa mendukung teori Ketepatan Terinduksi.

5. Zat-zat Penghambat
Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja garam yang mengandung raksa dan juga
sianida. Terdapat tiga jenis inhibitor :
a. Inhibitor Kompetitif
Pada penghambatan ini, terdapat zat penghambat yang memiliki struktur hampir sama dengan struktur substrat.
Dengan begitu, zat penghambat dengan substrat ini akan saling berebut dan bersaing untuk bisa bergabung
dengan sisi aktif enzim. Proses penghambatan tersebut bisa diatasi dengan cara meningkatkan konsentrasi
substrat.
b. Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif bisa berhubungan dengan enzim yang ada di luar sisi aktif. Sehingga enzim akan
kehilangan aktivitasnya. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif tidak bisa berhubungan dengan substrat.
c. Inhibitor Umpan-balik
Hasil akhir dari suatu reaksi dapat menghambat proses kerja enzim pada reaksi itu sendiri.
Salah satu fungsi yang paling penting dari enzim yaitu untuk membantu proses pencernaan. Adapun
cara kerja enzim yaitu dengan merubah bentuk makanan menjadi energi. Misalnya saja, enzim yang
ada pada kelenjar air liur, usus, pankreas, dan juga lambung. Enzim akan memecah protein, lemak, dan
juga karbohidrat. Tak hanya bisa menghasilkan energi dan juga nutrisi, enzim juga berfungsi untuk
membantu pertumbuhan dan juga perbaikan jaringan sel. Selain memiliki fungsi untuk membantu
proses pencernaan, enzim juga bisa membantu:
a. Proses pernapasan
b. Membangun otot
c. Membantu fungsi saraf
d. Membersihkan tubuh dari berbagai macam racun

Adapun fungsi lainnya dari enzim yaitu sebagai replikasi DNA. Setiap sel tersebut membelah diri,
maka perlu ada proses menyalin DNA. Peran enzim disini yaitu untuk membantu proses replikasi
dengan cara membuka gulungan DNA, kemudian menyalin informasi.
Enzim terdiri dari dua komponen, yakni bagian pro (apoenzim) dan bukan bagian dari protein
(gugus prostetik). Apoenzim tersusun atas protein dan mudah berubah tergantung faktor
lingkungan, misalnya pH dan suhu.

Sedangkan, gugus prostetik adalah gugus yang tidak aktif. Zat ini terdiri dari unsur logam, seperti
besi, mangan, magnesium atau natrium yang disebut kofaktor. Namun, gugus prostetik juga dapat
berupa bahan organik dan bukan protein, seperti vitamin B (koenzim).
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai