Anda di halaman 1dari 20

BIOKIMIA

ENZIM

KELOMPOK 5
KJ001
KELOMPOK 5

Nabila Yogi Oktiana Ade Nurhayati Zulkipli Yolanda Felicia Ryunike


20210311040 20210311057 20210311035 20210311055

Razico Aqlima Tifany Riska Neysa Demora Fitri


20210311028 20210311063 20210311012
PENGERTIAN ENZIM

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam


protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Dalam ilmu biologi, enzim didefinisikan sebagai biokatalisator yang berfungsi
mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Dengan adanya enzim, proses reaksi
biologis di dalam tubuh bisa terjadi tanpa ikut bereaksi dengan subtrat (komponen yang
akan dipecah oleh enzim).
Jenis Jenis Enzim
● Lipase: sekelompok enzim yang membantu mencerna lemak di usus.
● Amilase: membantu mengubah pati menjadi gula, ditemukan dalam air liur.
● Maltase: juga ditemukan dalam air liur, memecah gula maltosa menjadi glukosa.
● Maltosa ditemukan dalam makanan seperti kentang, pasta, dan bir.
● Tripsin: ditemukan di usus kecil, memecah protein menjadi asam amino.
● Laktase: juga ditemukan di usus kecil, memecah laktosa, gula dalam susu, menjadi glukosa
dan galaktosa.
● Asetilkolinesterase: memecah neurotransmitter asetilkolin di saraf dan otot.
● Helikase: mengungkap DNA.
● DNA polimerase: mensintesis DNA dari deoksiribonukleotida.
● Enzim hati: memecah racun dalam tubuh.
Fungsi
Enzim
 Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar (seperti
protein, karbohidrat, dan lemak) dipecah menjadi molekul yang lebih
kecil.
 Konservasi dan transformasi energi kimia.
 Konstruksi makromolekul seluler dari prekursor yang lebih kecil.
 Setiap sel di tubuh mengandung DNA. Setiap sel membelah, DNA
perlu disalin. Enzim membantu dalam proses ini dengan melepaskan
gulungan DNA dan menyalin informasi.
SIFAT SIFAT ENZIM

Secara umum, enzim memiliki enam sifat

1. Enzim tersusun atas protein


Komponen penyusun utama enzim tersusun atas protein, tapi tidak semua protein
merupakan enzim.

2. Enzim merupakan biokatalisator


Seperti dalam pengertiannya, enzim bersifat biokatalisator. Itu berarti, enzim hanya
mengubah kecepatan reaksi dengan menurunkan energi aktivasinya. 

3. Enzim bekerja secara spesifik


Suatu enzim hanya bekerja pada substrat yang spesifik untuk membentuk produk yang
spesifik juga. Dalam hal ini, kamu bisa membayangkan enzim sebagai “kunci” yang
mempunyai bentuk khusus, sehingga hanya bisa membuka satu “gembok” aja.
Contohnya, enzim amilase yang hanya bekerja pada substrat berupa amilum (pati).
4. Enzim dapat digunakan berulang kali (reusable)
Selama enzimnya nggak rusak, enzim bisa dipakai berulang-ulang karena nggak ikut
bereaksi. 
5. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk
Walaupun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi produk, tapi enzim nggak
ikut berubah menjadi produk juga, ya.
6. Kerja enzim bersifat bolak balik (reversible)
Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu dari substrat menjadi produk atau
produk menjadi substrat.
KOMPONEN ENZIM

APOENZIM Gugus Prostetik


gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik
Apoenzim adalah komponen paling dominan
kompleks. Ion anorganik dalam gugus prostetik
dalam struktur enzim. Selain itu,
disebut sebagai kofaktor. Fungsi kofaktor ialah katalis
apoenzim ini bersifat labil karena mudah
yang mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan
dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH,
ion organik dalam gugus prostetik disebut koenzim,
serta tidak tahan panas.
yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia dari
satu enzim ke enzim lain
Kofaktor berfungsi sebagai katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim,
contohnya antara lain ion Klor (Cl) dan Kalsium (Ca) yang bertugas
mengoptimalkan kerja enzim ptyalin pada mulut untuk menguraikan
molekul gula kompleks.

Lalu, apa bedanya dong dengan ion organik kompleks? ion organik dalam
gugus prostetik disebut juga dengan koenzim. Koenzim ini berfungsi untuk
memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain. Contohnya antara
lain adalah FADH, NADH, dan Vit. B.
ENZIM
1. Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key
Theory
Teori gembok dan kunci pertama kali dikemukakan oleh
Emil Fischer, di tahun 1894. Di dalam teori penelitian ini,
enzim akan berhubungan pada substrat dengan bentuk
yang serupa atau spesifik pada sisi aktif enzim. Teori
yang satu ini disebut dengan Teori Gembok dan Kunci.
Dimana enzim digambarkan sebagai sebuah kunci yang
bisa membuka sebuah substrat yang digambarkan
sebagai gembok. Karena antara kunci dan gembok ini
ada sisi yang serupa, maka keduanya bisa terbuka dan
tertutup. Namun pada teori ini mempunyai sebuah
kekurangan, yaitu tidak bisa menjelaskan tentang
kestabilan pada enzim ketika mengalami peralihan
dengan titik reaksi enzim.
2. Teori Ketepatan Induksi
Sisi aktif enzim sendiri bersifat fleksibel, sehingga bisa berubah
bentuk menyesuaikan bentuk substrat. Sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa enzim merupakan sebuah protein katalis.
Katalis adalah suatu agen kimia yang merubah kecepatan reaksi
tanpa ikut berubah karena adanya reaksi tersebut. Enzim bisa
melakukan hal itu berdasarkan pengaruhnya pada energi aktivasi
yang diperlukan oleh setiap reaksi kimia. Energi aktivasi
merupakan energi yang diperlukan untuk memecahkan molekul
senyawa reaktan.

Sementara peran enzim yaitu untuk menurunkan batasan energi


aktivasi yang diperlukan untuk memulai reaksi. Turunnya batasan
energi tersebut memungkinkan reaksi kimia itu terjadi pada
temperatur yang lebih rendah. Hal tersebut menjadi penting
karena mayoritas molekul yang berhubungan proses kehidupan
sangat sensitif terhadap suhu yang tinggi.
PERBEDAAN TEORI KERJA ENZIM

This can be the part of the presentation where you introduce


yourself, write your email…
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
1. Suhu (Temperatur)
Aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan semakin tingginya suhu
hingga batas optimum. Hal itu disebabkan karena enzim tersusun atas protein.
Oleh karena itu, pada temperatur yang tinggi dan melebihi batas maksimum,
hal itu bisa menyebabkan denaturasi protein atau enzim sudah rusak, karena
panas akan mengganggu ikatan hidrogen, ion, dan berbagai macam ikatan
yang bisa menstabilkan bentuk aktif dari enzim.

Pada suhu 0 derajat Celcius enzim tidak aktif, namun tidak rusak. Apabila
temperatur dikembalikan lagi ke posisi normal, maka enzim akan aktif
kembali. Suhu maksimum untuk aktivitas enzim pada manusia dan juga hewan
berdarah panas yaitu 37 derajat celcius, sementara pada hewan berdarah
dingin yaitu 25 derajat celcius.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
2. Derajat Keasaman atau pH
enzim memiliki pH optimum yang khas. pH optimum pada enzim bisa
bersifat basa ataupun asam. Sebagian besar enzim yang ada di dalam tubuh
manusia memiliki pH optimum antara 6 hingga 8. Misalnya saja enzim
tripsin pendegradasi protein. Akan tetapi, ada beberapa enzim yang aktif
pada kondisi asam, misalnya saja enzim pepsin. Perubahan pH bisa
mempengaruhi perubahan asam amino pada sisi aktif. Sehingga bisa
menghalangi sisi aktif enzim yang berkombinasi dengan substratnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
3. Konsentrasi Enzim dan Substrat
Biasanya, konsentrasi enzim dan substrat berbanding lurus dengan
kecepatan reaksi. Hal tersebut berarti apabila konsentrasi enzim menjadi
dua kali lipat, sementara faktor lainnya tetap, yaitu kecepatan reaksinya
akan menjadi dua kali lipat. Kondisi konstan dicapai jika enzim sudah
mengikat semua substrat yang akan dikatalisir. Meskipun kadar enzim
tersebut dinaikkan. Ketika kadar enzim tetap, namun kadar substrat
dinaikkan, maka kecepatan reaksi akan naik hingga mencapai kondisi
konstan, yaitu saat semua substrat sudah diikat oleh enzim.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
4. Zat-zat Penggiat
Adapun zat kimia tertentu yang bisa meningkatkan aktivitas enzim.
Misalnya saja, garam-garam dan juga logam alkali dalam
konsentrasi encer yaitu 2 persen hingga 5 persen, bisa memacu
kerja enzim. Begitu juga dengan ion logam Co, Mg, Ni, Mn, dan Ci.
Hal tersebut bisa mendukung teori Ketepatan Terinduksi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
5. Zat-zat Penghambat
Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja garam yang
mengandung raksa dan juga sianida. Terdapat tiga jenis inhibitor atau
penghambat yang perlu dipahami yaitu:

• Inhibitor Kompetitif Pada penghambatan ini, terdapat zat penghambat

yang memiliki struktur hampir sama dengan struktur substrat. Dengan begitu,
zat penghambat dengan substrat ini akan saling berebut dan bersaing untuk
bisa bergabung dengan sisi aktif enzim. Proses penghambatan tersebut bisa
diatasi dengan cara meningkatkan konsentrasi substrat.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas
Enzim
5. Zat-zat Penghambat
• Inhibitor Nonkompetitif Inhibitor nonkompetitif bisa berhubungan
dengan enzim yang ada di luar sisi aktif. Sehingga enzim akan kehilangan
aktivitasnya. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif tidak bisa berhubungan
dengan substrat.

• Inhibitor Umpan-balik Hasil akhir dari suatu reaksi dapat menghambat


proses kerja enzim pada reaksi itu sendiri.
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai