Anda di halaman 1dari 21

A.

Pengertian enzim

Enzim merupakan protein yang dihasilkan oleh organisme dan berfungsi sebagai
katalisator yang sangat efisien. Enzim adalah pusat dari setiap proses biokimia. Enzim
bertindak dalam urutan terorganisir yang mengkatalisasi ratusan reaksi bertahap yang
menurunkan nutrisi molekul, melestarikan dan mengubah energy kimia dan membuat
makromolekul biologis dari prekusor sederhana. Melalui enzim pengatur, jalur
metabolisme sangat terkoordinasi untuk menghasilkan interaksi diantara banyak kegiatan
yang diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Studi tentang enzim memiliki peran yang sangat penting. Pada beberapa penyakit
terutama gangguan genetik, mungkin ada kekurangan atau bahkan kehilangan total satu
atau lebih enzim.Pengukuran aktivitas enzim di plasma darah, eritrosit, atau sampel
jaringan penting dalam mendiagnosis penyakit tertentu. Enzim tidak hanya diperlukan
dalam dunia kedokteran, tetapi juga dalam industri kimia, pengolahan makanan, hingga
pertanian.1
Enzim adalah biokatalisator yang terdiri atas protein atau senyawa yang berikatan
dengan protein yang disintesis oleh sel-sel hidup, bersifat koloid dan termolabil. Hampir
semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal
reaksi disebut substrat dan enzim yang mengubah molekul tersebut menjadi molekul-
molekul yang berbeda disebut produk.
Katalis adalah zat yang meningkatkan kecepatan atau laju suatu reaksi kimia yang
dirinya sendiri tidak mengalami perubahan keseluruhan proses.2 Katalissi pertama kali
diakui dan dijelaskan pada akhir 1700-an dalam studi tentang pencernaan daging oleh
sekresi lambung, kemudian penelitian dilanjutkan pada 1800-an dengan pemeriksaan
konversi pati menjadi gula oleh air liur dan berbagai ekstrak tanaman.3

B. Ciri dan Sifat Enzim


1. Sebagai katalisator. Berfungsi untuk mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi,
Efisiensi katalitik reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat efisien, berlangsung 103-

1
David L. Nelson, Michael M. Cox, Lehninger Principles Of Biochemistry, hal. 190
2
U Satyanarayana dan U Chakrapani, Biochemistry, (India: Elsevier, 2013), hal. 85
3
David L. Nelson, Michael M. Cox, Lehninger Principles Of Biochemistry, hal. 192
108 kali lebih cepat daripada reaksi tanpa katalis. Jumlah molekul substrat yang
dikonversi menjadi produk per molekul enzim per detik disebut angka turnover.
2. Tersusun dari protein. Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam
amino, jadi sifatnya sama dengan protein yaitu dapat menggumpal dalam suhu tinggi
dan terpengaruh oleh temperature.
3. Enzim dibuat di dalam sel hidup melalui proses anabolisme berupa sintesa protein
4. Dipengaruhi faktor lingkungan (suhu dan pH). Tiap enzim memerlukan suhu dan PH
optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami
perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Jika suhu atau PH yang sesuai
dengan enzim tidak dapat bekerja optimal, enzim kehilangan fungsinya sama sekali.
5. Bekerja bolak-balik, enzim akan terbentuk kembali setelah reaksi.
6. Bekerja di dalam dan di luar sel enzim, yang bekerja di dalam sel disebut enzim
intraseluler, sedangkan enzim yang bekerja di luar sel disebut enzim ekstraseluler
7. Terdapat sisi aktif yang tersusun dari sejumlah kecil asam amino. Bentuk sisi aktif
sangat spesifik sehingga hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi
substrat bagi enzim. Substrat mengikat enzim, membentuk kompleks enzim-substrat
(ES). Pengikatan diduga menyebabkan perubahan konformasi pada enzim (induced
fit) yang memungkinkan katalisis. ES dikonversi menjadi kompleks enzim-produk
(EP) yang kemudian berdisosiasi menjadi enzim dan produk.4

Gb. enzim dengan satu situs aktif yang mengikat molekul substrat

4
Richard A Harvey, Biochemistry 5th Edition, hal. 62
8. Diperlukan dalam jumlah sedikit. Karena enzim hanya sebagai katalisator, maka
enzim tidak ikut bereaksi sehingga tidak diperlukan dalam jumlah banyak.
9. Rusak oleh panas. Enzim tidak tahan pada suhu tinggi, kebanyakan enzim hanya
bertahan pada suhu 5000C, rusakanya enzim enzim oleh panas disebut denaturasi.

C. Peranan Enzim
1. Reduksi, yaitu reaksi penambahan hidrogen, electron atau pelepasan oksigen.
2. Dehidrasi yaitu pelepasan molekul uap air (H2O).
3. Oksidasi yaitu reaksi pelepasan molekul hidrogen, electron atau penambahan oksigen.
4. Hidrolisis yaitu penambahan H2O pada suatu molekul dan diikuti pemecahan molekul
pada ikatan yang ditambah H2O.
5. Deminase yaitu reaksi pelepasan gugus amin (NH2).
6. Dekarbosilasi yaitu reaksi pelepasan CO2 dan gugus karboksil.
7. Fosforilasi yaitu reaksi pelepasan fosfat.
8. Enzim merupakan biomolekul yang mengkatalisis reaksi kimia, dimana hampir
semua adalah protein. Pada reaksi-reaksi enzimatik, molekul yang mengawali reaksi
disebut substrat, sedangkan hasilnya disebut produk. Cara kerja enzim dalam
mengkatalisis rekasi kimia substansi lain tidak merubah atau merusak reaksi ini.
9. Fungsi enzim yaitu sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar selmakhluk hidup. Enzim ini berfungsi sebagai katalis yang sangat
efisien dan mempunyai derajat yang tinggi.5

D. Komponen Penyusun Enzim

Dalam enzim terdapat dua komponen utama yaitu apoenzim (protein enzim nonaktif) dan
komponen nonprotein yang disebut dengan kofaktor. Enzim aktif merupakan protein
yang mengikat zat non-protein lain yang disebut dengan kofaktor atau ko katalis.
Kofaktor dapat berupa kofaktor organik atau kofaktor ion logam yang meliputi ion Fe2+,
Mn2+, Cu2+, Mg2+ dan Ni2+. Kofaktor yang terikat kuat dengan proteinnya disebut gugus

5
Satria Herpratama, “Makalah Enzim”, https://www.academia.edu/12204199/Makalah_Enzim, diakses pada tanggal
27 Oktober 2019 pukul 18.43 WIB
prostetik, sedangkan yang terikat longgar dan mudah terlepas dari proteinnya disebut
koenzim.

1. Apoenzim
Apoenzim adalah protein enzim sehingga memiliki sifat layaknya protein. Bagian ini
akan terdenaturasi pada suhu yang terlalu panas melebihi batas yang dapat ditoleransi
oleh protein penyusun. Protein apoenzim setiap enzim berbeda sesuai dengan fungsinya
dalam metabolisme sehingga apoensim sangat memnentukan fungsi biokatalisator dari
enzim. Apoenzim memiliki sisi yang dapat berikatan langsung dengan substrat, yaitu
a. Sisi aktif, merupakan sisi yang membentuk ikatan dengan substrat dan sebagai tempat
terjadinya proses katalis. sisi ini dapat diganngu oleh inhibitor kompetiitif
b. Sisi alosterik, merupakan sisi yang berikatan dengan kofaktor (aktivator). inhibitor
nonkompetitif yang memiliki struktur yag mirip dengan kofaktor dapat merubah sisi
aktif kofaktor yang secara tidak langsung akan memenganggu kinerja enzim
2. Kofaktor
Kofaktor dalam enzim dapat memengaruhi sisi aktif enzim sehingga dapat mengingikat
substrat tertentu. Terdapat jenis kofaktor penyusun dalam enzim, yaitu:
a. Koenzim: kofaktor berupa senyawa organik (vitamin) yang berikatan secara non-
kovalen dengan apoenzim, ikatannya lemah sehingga membentuk struktur yang tidak
permananen. Pada saat enzim bekerja, koenzim akan terpisag dan bertindak sebagai
akseptor sementara untuk produk yang dihasilkan. Molekul koenzim umumnya
diturunkan dari vitamin. Contoh koenzim yaitu FMN (Flavin mononukleotida) dan
NAD (nikotinamid adenine dinukleotida) pada enzim hydrogenase

Tabel Jenis-jenis koenzim


b. Gugus prostetik: kofaktor organik yang membentuk ikatan kuat bersama apoenzim.
Ikatan yang kuat menyebabkan struktur enzim lebih stabil dan tidak mudah terurai.
Contohnya FAD (Flavin adenine dinukleotida) dan heme. FAD adalah gugus
prostetik dari enzim suksinat dehydrogenase, yaitu suatu enzim yang mengkatalis
perubahan suksinat menjadi fumarate pada siklus krebs. Sedangkan heme merupakan
gugus prostetik pada enzim peroksidase . gugus prostetik dapat juga berupa ion
logam. Asosiasi ion logam dengan apoenzim diperlukan untuk aktivitas enzim
tertentu. Ikatan anatar ion logam dan apoenzim merupakan ikatan koordinati. Contoh
ion logam yang berikatan dengan apoenzim adalah ion Zn2+paa enzim
karboksipeptidase, dan ion Mg2+pada enzim kesosikinase
Tabel Kofaktor anorganik enzim dan enzimnya

Kofaktor dalam enzim memiliki beberpa peran seperti berikut ini:


1) Kofaktor menjadi activator enzim. Kofaktor akan melengkapi dan memodifikasi
sisi aktif enzim sehingga enzim dapat mengikat subtract
2) Kofaktor dapat menjadi donor elektron atau donor atom bagi substrat
3) Kofaktor sebagai akseptor sementara atom, elektron atau proton sehingga
selnjutnya dapat kembali setelah rekasi berlangsung
4) Kofaktor brikatan dengan resido=u tertentu mempolarisasi substrat sehongga
mudah dikatalisis oleh enzim

E. Faktor-Faktor Pendukung Efisiensi Katalitik Enzim

Reaksi katalitik enzim dapat meningkat setinggi 108 sampai 1020 kali dengan
mengkondisikan beberapa faktor, yaitu:
Letak dan
Orientasi

Enzim
Tegangan
Katalisator
Kovalen Bekerja dan
Perubahan

Optimal
Katalisator
umum
asam dan
basa

1. Letak dan Orientasi


Selain letak yang berdekatan dengan substrat, orientasi gugus pengikat milik substrat
dengan sisi aktif enzim juga dapat memengaruhi kemudahan enzim dalam mengikat
substrat. Ketepatan arah orientasi dapat meningkatkan secara nyata masuknya
kompleks ES ke tingkat transisi.
2. Tegangan dan perubahan
Pengikatan substrat dapat mendorong prubahan konformasi pada molekul enzim yang
akan menimbulkan tenganan struktur sisi aktif dan juga mengubah substrat yang
terikat, sehingga membantu kompleks ES menuju keadaan transisi. Perubahan ini
disebut dorongan pengubahan secara tepat, pada enzim oleh substrat. Perubahan yang
cukup besar dalam struktur tersier atau kuartener pada molekul enzim dapat
menimbulkan pengaruh mekanik pada substrat. Oleh karena itu enzim yang
merupakan protein memiliki ukuran yang lebih besar dari molekul substrat
3. Katalisator umu asam basa
Enzim memiliki sisi aktif yang dapat memberikan gugus R residu asam amino
spesifik. Gugus R residu asam amino spesifik merupakan pemberi atau penerima
proton yang baik karena bersifat amphifatik. Sedangkan gugus umum asam atau basa
merupakan katalisator kuat bagi berbagai reaksi organik di dalam sistem berupa zat
cair
4. Katalisator Kovalen
Beberapa enzim bereaksi dengan substratnya, membentuk kompleks enzim-zubstrat
yang terikat secara kovalen dan bersifat sangat labil. Kompleks ini mengalami
kemudian mengalami reaksi selanjutnya membentuk produk dengan lebih cepat,
dibandingkan dengan reaksi yang tidak dikatalisa.

F. tata nama enzim

nama enzim sudah lama dikenal masih tetap digunakan seperti tripsin, pepsin, dll.
Seiring berjalannya waktu, enzim diberikan nama khusus dengan menambahkan
akhiran -ase pada jenis reaksi yang dikatalisnya. Seperti pada urease untuk enzim
penghidrolisa urea atau fosfatase untuk enzim yang menghidrolisis gugus fosforil dari
senyawa fosfat organik, enzim katalase pengurai peroksida atau enzim proteolitik
(protease) dari saluran pencernaan. Atas dasar kebingungan yang timbul dari hal
sepele tersebut. Komisi Internasional tentang Enzim mendirikan sistematis dasar untuk
nomenklatur enzim. Meskipun nama umum untuk banyak enzim tetap digunakan,
semua enzim sekarang diklasifikasikan dan secara resmi dinamai sesuai dengan reaksi
mereka mengkatalisasi. Jadi tatanama enzim yang lebih jelas dan lengkap
menggunakan nama substrat dan reaksi yang di katalisis + akhiran –ase.6

Komisi international dalam sistem tata nama enzim (IUB =International Union of
Biochemistry) menetapkan ada digit-digit yaitu:
1 = kode kelas enzim
2 = kode sub kelas enzim
3 = kode sub sub kelas enzim
4 = nama enzim tertentu
Misal contoh Subkelas 7 dari transferase adalah transfer enzim gugus yang
mengandung fosfor, dan subkelas 1 mencakup fosfotransferase tersebut dengan
kelompok alkohol sebagai akseptor. Entri 2 dalam sub subkelas ini adalah ATP; d-

6
Reginald H. Garret dan charles M. Grisham, Biochemistry 5th Edition, hal 409
glukosa-6- phosphotransferase, dan nomor klasifikasinya adalah 2.7.1.2. jika sedang
digunakan, nomor ini ditulis didahului dengan huruf E.C., yang menunjukkan Komisi
Enzim. Jadi hasilnya E.C. 2.7.1.2. Enzim spesifik dari E.C.2.7.1.2 disebut glukokinase
dan enzim umumnya adalah kinase.

G. Klasifikasi enzim
a) Bedasarkan daya katalisis, enzim dibagi menjadi 6 sesuai dengan reaksi yang
diatalisnya serta ikatan yang dibentuk. Yaitu:

Kelompok enzim Jenis reaksi

Oksidoreduktase  Dapat mengkatalisis reaksi oksidasi atau reduksi suatu


bahan.
 2 enzim utama, yaitu oksidase dan dehidrogenase
 Oksidase = enzim pengkatalis reaksi antara substrat
dengan o2
 Dehidrogenase = enzim yang aktif dalam pengambilan

7
Ibid, hal 410
atom hidrogen dari substrat
Transferase  Mengkatalisis Pemindahan (transfer) molekul menjadi
gugus fungsional
Hidrolase  Enzim penting dalam pengolahan pangan, yaitu
mengkatalis reaksi hidrolisis atau pemecahan substrat
dengan menggunakan air
 Seperti amilase, selulase
Liase  Mengkatalisis pengambilan atau Penambahan gugus ke
ikatan rangkap atau pembentukan ikatan rangkap
 Pemecahan C-C dan C-O dengan tanpa air
Isomerase  Mengkatalisis reaksi perubahan konfigurasi molekul
dengan mengatur kembali atom-atom substrat sehingga
menghasilakn bentuk isomerik
 Seperti mengubah aldosa menjadi ketosa
ligase  Mengkatalisis Pembentukan ikatan c-C, C-S, C-O dalam
biosintesis koenzim A, dan ikatan C-N dalam sintesis
glutamin

b) Bedasarkan cara terbentuknya enzim dibagi menjadi 2


1. Enzim konstitutif
Dalam sel terdapat enzim yang merupakan bagian dari susunan sel normal,
sehingga enzim tersebut selalu adaumumnya dalam jumlah tetap
2. Enzim adaptif
Enzim adaptif adalah enzim yang pembentukanya dirangsang oleh adanya
substrat. Sebagai contoh enzim beta galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri E-
coli yang tumbuh dalam medium yang mengandung laktosa
c) Bedasarkan tempat bekerjanya enzim dibagi menjadi 2
1. Endoenzim
Enzim ini berada pada intraseluler, yaitu bekerja dalam sel untuk proses sintesis
dalam sel dan untuk pembentukan ATP
2. Eksoenzim
Disebut juga enzim ekstraseluler. Yang ummumnya untuk hidrolilisis molekul
agar menjadi lebih sederhana

Setiap baris di beri penomoran. yaitu mulai dari Kelas, subkelas, sistematis nama, deskriptif
reaksi dan ikatan yang tebentuk. Sehingga dapat berfungsi untuk menentukan enzim tertentu.
1. transferase (kelas 2)
Enzim golongan ini berfungsi mengkatalis reaksi pemindahan gugus satu karbon, residu
aldehid/keton, gugus yang mengandung asil, alkil, glikosil, fosfor dan sulfat.
H. Kekurangan enzim
 Menyebabkan gangguan pencernaan (maldigesti), yang berkelanjutan dalam proses
penyerapan yang tidak berlangsung secara sempurna
 Jika kekurangan enzim protease akan mengalami perubahan suasana hati lekas marah
atau kecemasan
 Penyakit yang berhubungan dengan metabolisme asam amino, alkaptonuria (penyebab
tidak adanya enzim homogentisatdioksigenase), phenilketonuria (tdk adanya enzim
fenilalanin 4-monoksigenase atau fenilalaninhidroksilase), albino (tidak adanya enzim
tirosin 3-monooksigenase)

Kelebihan enzim

Apabila enzim berperan dalam metabolisme protein dan asam amino berlebih maka akan
menyebabkan jumlah dari protein meningkat. Hal tersebut akan mengakibatkan

 Menimbulkan beban yang sangat berat bagi hati dan gKekurangan kalsium
 Kelebihan protein dapat menyebabkan kekurangan energi
 Pankreasitis akut

H. Sumber –sumber Enzim

Beberapa enzim yang digunakan secara komersial berasal dari jaringan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme yang terseleksi. Enzim secara tradisional diperoleh dari
tumbuhan termasuk protease (papain, fisin, dan bromelain), amylase, liopoksigenase,
dan enzim khusus tertentu. Dari jaringan hewan, enzim yang utama adalah tripsin,
pancreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan mentega. Enzim berperan sebagai
katalisator untuk proses metabolisme yang terjadi di tubuh setiap hari. Meskipun tubuh
memproduksi semua enzim yang dibutuhkan untuk tubuh, namun kita juga bisa
mendapatkan beberapa enzim alami dari makanan yang kita makan.

Sumber Enzim
𝑎-amilase Aspergillus oryzae

Bacillus amiloliquefaciens

Bacillus licheniformis
𝛽-glukonase Aspergillus niger

Bacillus amtloliquefaciens
Glucoamylase Aspergillus niger

Rhizopus sp
Glukosa isomerase Arthobacter sp

Rhizopus sp
Lactase Kluyveromyces sp
Lipase Candida lipolytica
Pectinase Aspergillus sp
Penicillin acylase E coli
Protease, asam Aspergillus sp
Protease, alkali Aspergillus oryzae

Bacillus sp
Protease, netral Bacillus amiloliquefaciens

Bacillus thermoproteolyticus
Pullulanase Klebdiela aerogenes

Menurut laman Suckhoedoisong.vn, beberapa makanan ini memilik kandungan


enzim yang diperlukan oleh tubuh :
1. Buah nanas

Bromelain adalah enzim yang membantu mencerna protein secara efisien.


Bromelain juga diperlukan untuk mengobati sejumlah gangguan kesehatan
seperti akibat rasa sakit yang berhubungan dengan arthritis. Makanan yang
kaa akan kandungan enzim ini adalah buah nanas

2. Buah papaya

Papaya merupakan buah yang kaya akan kandungan enzim papain. Enzim
papain dalam papaya juga bisa membantu dalaam menerna protein dengan
baik. Enzim ini juga sangat berguna untuk mencegah penyakit multiple
sclerosis.

3. Buah mangga

Buah manga merupakan buah yang bisa memasak enzim amylase alami yang
dibutuhkan tubuh. Enzim tersebut sangat diperlukan oleh tubuh untuk
melarutkan pati atau gula dari nutrisi makanan.

4. Madu

Banyak enzim yang berbeda ditemukan pada madu, seperti enzim diastase,
invertase dan katalase. Madu mengandung enzim yang membantu mencerna
karbohidrat dan protein dengan mengubahnya menjadi asam amino yang
dibutuhkan untuk memasok energi tubuh.

I. Uji Enzim

Semua pengujian enzim mengukur konsumsi substrat atau produksi produk dari waktu ke waktu.
Sejumlah besar metode yang berbeda untuk mengukur konsentrasi substrat dan produk ada dan
banyak enzim dapat diuji dengan beberapa cara berbeda. Ahli biokimia biasanya mempelajari
reaksi yang dikatalisis oleh enzim menggunakan empat jenis percobaan:
a. Eksperimen tingkat awal . Ketika enzim dicampur dengan kelebihan besar substrat,
enzim-substrat intermediate menumpuk dalam transien awal yang cepat. Kemudian reaksi
mencapai kinetika kondisi-mapan di mana zat antara substrat enzim tetap sekitar konstan
dari waktu ke waktu dan laju reaksi berubah relatif lambat. Tarif diukur untuk periode
singkat setelah pencapaian kondisi kuasi-mapan, biasanya dengan memantau akumulasi
produk dengan waktu. Karena pengukuran dilakukan untuk periode yang sangat singkat
dan karena kelebihan besar substrat, perkiraan bahwa jumlah substrat bebas kira-kira
sama dengan jumlah substrat awal dapat dibuat. Eksperimen laju awal adalah yang paling
sederhana untuk dilakukan dan dianalisis, karena relatif bebas dari komplikasi seperti
reaksi balik dan degradasi enzim. Oleh karena itu sejauh ini merupakan jenis percobaan
yang paling umum digunakan dalam kinetika enzim.
b. Eksperimen kurva kemajuan . Dalam percobaan ini, parameter kinetik ditentukan dari
ekspresi untuk konsentrasi spesies sebagai fungsi waktu. Konsentrasi substrat atau
produk dicatat dalam waktu setelah transien cepat awal dan untuk periode yang cukup
lama untuk memungkinkan reaksi mendekati kesetimbangan. Eksperimen kurva
kemajuan banyak digunakan pada periode awal kinetika enzim, tetapi kurang umum
sekarang.
c. Eksperimen kinetika sementara . Dalam percobaan ini, perilaku reaksi dilacak selama
transien cepat awal saat zat antara mencapai periode kinetika kondisi-mapan. Eksperimen
ini lebih sulit dilakukan daripada salah satu dari dua kelas di atas karena mereka
memerlukan teknik spesialis (seperti flash fotolisis senyawa sangkar) atau pencampuran
cepat (seperti stop-flow , aliran quenched atau aliran kontinu).
d. Percobaan relaksasi . Dalam percobaan ini, campuran keseimbangan enzim, substrat
dan produk terganggu, misalnya oleh kenaikan suhu , tekanan atau pH, dan kembalinya
ke keseimbangan dipantau. Analisis percobaan ini memerlukan pertimbangan dari reaksi
yang sepenuhnya dapat dibalik. Selain itu, eksperimen relaksasi relatif tidak sensitif
terhadap detail mekanistik dan karenanya biasanya tidak digunakan untuk identifikasi
mekanisme, meskipun mereka dapat berada dalam kondisi yang sesuai.

Uji enzim dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan metode pengambilan
sampelnya: pengujian kontinu , di mana pengujian memberikan pembacaan aktivitas
yang berkelanjutan, dan pengujian terputus , di mana sampel diambil, reaksi dihentikan
dan kemudian konsentrasi substrat / produk ditentukan.

a. Tes kontinu
1) Spektrofotometri
Dalam uji spektrofotometri , Anda mengikuti arah reaksi dengan
mengukur perubahan dalam seberapa banyak cahaya yang diserap larutan
uji. Jika cahaya ini berada di wilayah yang terlihat Anda benar-benar dapat
melihat perubahan warna uji, dan ini disebut uji kolorimetri . Uji MTT ,
uji redoks menggunakan pewarna tetrazolium sebagai substrat adalah
contoh uji kolorimetri. Sinar UV sering digunakan, karena koenzim
NADH dan NADPH yang umum menyerap sinar UV dalam bentuk
tereduksi , tetapi tidak dalam bentuk teroksidasi . Karenanya,
oksidoreduktase menggunakan NADH sebagai substrat dapat diuji dengan
mengikuti penurunan absorbansi UV pada panjang gelombang 340 nm
karena mengkonsumsi koenzim.
2) Tes langsung versus digabungkan

Uji digabungkan untuk hexokinase menggunakan dehidrogenase glukosa-


6-fosfat .

Bahkan ketika reaksi enzim tidak menghasilkan perubahan dalam


absorbansi cahaya, masih mungkin untuk menggunakan uji
spektrofotometri untuk enzim dengan menggunakan uji penggandengan .
Di sini, produk dari satu reaksi digunakan sebagai substrat dari reaksi lain
yang mudah dideteksi. Sebagai contoh, gambar 1 menunjukkan uji
penggandengan untuk enzim hexokinase , yang dapat diuji dengan
menggabungkan produksi glukosa-6-fosfat dengan produksi NADPH,
menggunakan dehidrogenase glukosa-6-fosfat .

3) Fluorometrik
Fluoresensi adalah ketika sebuah molekul memancarkan cahaya satu
panjang gelombang setelah menyerap cahaya dengan panjang gelombang
berbeda. Tes Fluorometrik menggunakan perbedaan dalam fluoresensi
substrat dari produk untuk mengukur reaksi enzim. Pengujian ini pada
umumnya jauh lebih sensitif daripada pengujian spektrofotometri, tetapi
dapat menderita gangguan yang disebabkan oleh pengotor dan
ketidakstabilan banyak senyawa fluoresen ketika terpapar cahaya.
Contoh pengujian ini adalah lagi penggunaan koenzim nukleotida NADH
dan NADPH. Di sini, bentuk tereduksi adalah fluoresen dan bentuk
teroksidasi bukan fluoresen. Reaksi oksidasi karena itu dapat diikuti oleh
penurunan fluoresensi dan reaksi reduksi dengan peningkatan. Substrat
sintetis yang melepaskan pewarna fluoresen dalam reaksi yang dikatalisis
oleh enzim juga tersedia, seperti 4-metilumbelliferyl-β-D-galactoside
untuk pengujian β-galactosidase atau 4-methylumbelliferyl-butyrate untuk
pengujian Candida rugosa lipase.
4) Kalorimetri
Kalorimetri adalah pengukuran panas yang dilepaskan atau diserap oleh
reaksi kimia. Pengujian ini sangat umum, karena banyak reaksi melibatkan
beberapa perubahan dalam panas dan dengan penggunaan
mikrokalorimeter, tidak banyak enzim atau substrat yang diperlukan.
Pengujian ini dapat digunakan untuk mengukur reaksi yang tidak mungkin
diuji dengan cara lain.
5) Chemiluminescent
Chemiluminescence adalah emisi cahaya oleh reaksi kimia. Beberapa
reaksi enzim menghasilkan cahaya dan ini dapat diukur untuk mendeteksi
pembentukan produk. Jenis pengujian ini bisa sangat sensitif, karena
cahaya yang dihasilkan dapat ditangkap oleh film fotografi selama
berhari-hari atau berminggu-minggu, tetapi bisa sulit untuk diukur, karena
tidak semua cahaya yang dilepaskan oleh suatu reaksi akan terdeteksi.
Deteksi horseradish peroxidase oleh enzymatic chemiluminescence (ECL)
adalah metode umum untuk mendeteksi antibodi di western blotting .
Contoh lain adalah enzim luciferase , ini ditemukan di kunang-kunang dan
secara alami menghasilkan cahaya dari substrat luciferin.
6) hamburan cahaya
Hamburan cahaya statis mengukur produk dari massa molar rata-rata dan
konsentrasi makromolekul dalam larutan. Diberikan konsentrasi total tetap
dari satu atau lebih spesies selama waktu pengukuran, sinyal hamburan
adalah ukuran langsung dari massa molar rata-rata dari larutan, yang akan
bervariasi sebagai bentuk kompleks atau terdisosiasi. Oleh karena itu
pengukuran mengukur stoikiometri kompleks serta kinetika. Pengujian
hamburan cahaya dari kinetika protein adalah teknik yang sangat umum
yang tidak memerlukan enzim.
7) termoforesis skala mikro
Microscale thermophoresis (MST) mengukur ukuran, muatan, dan hidrasi
entropi molekul / substrat pada kesetimbangan. Pergerakan termoforetik
dari substrat berlabel berfluoresensi berubah secara signifikan karena
dimodifikasi oleh enzim. Aktivitas enzimatik ini dapat diukur dengan
resolusi waktu tinggi dalam waktu nyata. Konsumsi material dari semua
metode optik MST sangat rendah, hanya 5 μl volume sampel dan
konsentrasi enzim 10nM diperlukan untuk mengukur konstanta laju
enzimatik untuk aktivitas dan penghambatan. MST memungkinkan analis
untuk mengukur modifikasi dua substrat yang berbeda sekaligus (
multiplexing ) jika kedua substrat diberi label dengan fluorofor yang
berbeda. Dengan demikian percobaan kompetisi substrat dapat dilakukan.
b. Uji putus putus
1) Radiometrik
Tes radiometrik mengukur penggabungan radioaktivitas ke dalam substrat
atau pelepasannya dari substrat. Isotop radioaktif yang paling sering
14 32 35 125
digunakan dalam pengujian ini adalah C, P, S dan I. Karena
isotop radioaktif dapat memungkinkan pelabelan spesifik satu atom dari
suatu substrat, pengujian ini sangat sensitif dan spesifik. Mereka sering
digunakan dalam biokimia dan seringkali merupakan satu-satunya cara
untuk mengukur reaksi spesifik dalam ekstrak kasar (campuran kompleks
enzim yang dihasilkan ketika Anda membuat sel). Radioaktivitas biasanya
diukur dalam prosedur ini menggunakan penghitung kilau .
2) Kromatografi
Uji kromatografi mengukur pembentukan produk dengan memisahkan
campuran reaksi menjadi komponen-komponennya dengan kromatografi .
Ini biasanya dilakukan dengan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC),
tetapi juga dapat menggunakan teknik kromatografi lapis tipis yang lebih
sederhana. Meskipun pendekatan ini membutuhkan banyak bahan,
kepekaannya dapat ditingkatkan dengan memberi label substrat / produk
dengan tag radioaktif atau fluorescent. Sensitivitas pengujian juga telah
ditingkatkan dengan mengalihkan protokol ke instrumen kromatografi
yang lebih baik (misalnya, kromatografi cair bertekanan sangat tinggi)
yang beroperasi pada tekanan pompa beberapa kali lebih tinggi daripada
instrumen HPLC. 8
J. Jenis-Jenis Enzim
a. Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju (cheese) yang terbuat
dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan yeng tersusun atas protein yang terutama kasein yang
dapat mempertahankan bentuk cairnya. Rennet merupakan kelompok enzim protease yang
ditambahkan pada susu pada saat proses pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis
kasein terutama kappa kasein yan berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan. Enzim yang
paling umum yang diisolasi dari rennet adalah chymosin. Chymosin dapat diisolasi dari beberapa
jenis binatang, mikroba atau sayuran, akan chymosin yang berasal dari mikroorganisme lokal

8
https://en.wikipedia.org/wiki/Enzyme_assay&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp diakses pada 25 Oktober 2019 pukul
13.23 WIB
atau asli yang belum mendapat rekayasa gebetik kadang aplikasinya dalam pembuatan keju atau
cheddar menjadi kurang efektif.
b. Laktase
Lactase adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa menjadi
gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau produksi enzim laktase yang
cukup dalam usus halus, akan menyebabkan terjadinya lactose intolerant yang mengakibatkan
rasa tidak nyaman diperut seperti kram, banyak buang gas, atau diare) dalam saluraqn cerna
selama proses pencernaan produk-produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk
menyiapkan produk-produk bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan untuk membuat
es krim untuk membuat cream dan rasa produk yang lebih manis. Laktase biasanya diisolasi dari
yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi (Aspergillus sp.).
c. Katalase
Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau sumber
microbial. Dan digunakan untuk mengubah hydrogen peroksida menjadi air dan molekul
oksigen. Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju.
d. Lipases
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan memberikan
flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan oleh karena adanya asam lemak bebas yang
diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri engolahan susu juga pada industri
lainnya.
e. Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari senyawa-
senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana (asam amino). Contoh
protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin danpapain sebagai bahan pengempuk daging.
f. Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum (pati) menjadi
gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase dapat digunakan dalam proses
pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa.
g. Oksidoreduktase
golongan enzim yang mengkatalisis pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa baik
dehidrogenase maupun oksidase.
h. Transferase
Enzim yang mengkatalisis reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa
kapada senyawa lain.
i. Hidrolase
Enzim yang berperan sebagai katalis pada reaksi hidrolisis, baik pemecahan ester,
glikosida dan peptide.
j. Liase
Enzim yang mekatalisis dalam reaksi pemisahan gugus dari suatu substrat (bukan cara
hidrolisis) atau sebaliknya.
k. Isomerase
Enzim yang bekerja pada reaksi perubahan intramolekuler.
l. Ligase
Enzim yang mengkatalisis reaksi penggabungan dua molekul.

K. Cara kerja enzim

Dua teori mengenai cara kerja enzim yaitu :

A. Teori Kunci dan Gembok

Pada tahun 1890-an, Fischer mengajukan model kunci dan lubang kunci, yang
menyebabkan pengikatan substrat melalui pencocokan dari substrat komplementer dan struktur
tempat aktif.Selama bertahun-tahun teori ini terbukti berharga dalam penelitian mengenai
spesifisitas stereo dari reaksi enzimatik.

Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat
saja Gambar 3.4 A) Substrat sesuai dengan sisi aktif seperti gembok kunci dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim mengalami denaturasi
(rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH
juga mempunyai pengaruh yang sama.

B. Teori Kecocokan Induksi


Suatu modifikasi dari model kunci dan lubang kunci yang diajukan oleh Daniel Koshland
menggambarkan suatu jenis hubungan tangan dalam sarung tangan antara enzim dan substratnya,
sebagai akibat suatu kecocokan yang timbul. Model cocok yang ditimbulkan ( Induced Fit)
(Gambar 8-13) merupakan interpretasi yang mempertimbangkan bahwa tempat pengikatan dari
suatu enzim bukan sebagai suatu struktur kaku, tetapi malah sebagai sesuatu yang berubah dalam
konfirmasi dengan terjadinya pengikatan substrat untuk menghasilkan suatu kecocokan enzim-
substrat yang tepat. Jadi, model Koshland menggabungkan sifat dinamis ke dalam pengikatan
substrat

Sisi aktif enzim lebih fleksibel dalam menyesuaikan struktur substrat. Ikatan antara enzim
dan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan substrat. Inhibitor Merupakan zat yang dapat
menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.9

9
Poedjiadi, Anna. (Dasar-dasar biokimia ui press, jakarta 2005) hlm.120

Anda mungkin juga menyukai