Anda di halaman 1dari 56

RANGKUMAN ANGKATAN

BIOLOGI

1
Penyusun
Koordinator : Vindasya Almeira

Materi Penyusun
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Shaina Putri Zalikha ( XII IPA 1 )
Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan Dien Fitriani Azzahra ( XII IPA 3 )
Metabolisme Latasya Putri D ( XII IPA 4 )
Anisya Ramadhanty ( XII IPA 5 )
Vindasya Almeira ( XII IPA 6 )
Substansi Genetika Kienan Nayla S ( XII IPA 4 )
Reproduksi Sel Yanfirga Setiawan ( XII IPA 2 )

2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
MANTAN BIOLOGI
METABOLISME I (ENZIM)
Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh,
dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi agar
proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan
kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses metabolisme.

Tiga tujuan utama metabolisme yaitu:


1. Mengonversi makanan menjadi energi untuk menjalankan proses pada tingkat seluler
2. Mengonversi makanan/bahan bakar menjadi bahan baku penyusun protein, lipid, asam
nukleat dan beberapa jenis karbohidrat
3. Mengeliminasi limbah metabolis.

Reaksi-reaksi yang dikatalisis enzim ini memungkinkan organisme untuk tumbuh,


bereproduksi, mempertahankan struktur, dan merespon lingkungannya (kata metabolisme
dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia yang terjadi pada organisme hidup yang termasuk
diantaranya pencernaan dan perpindahan zat di dalam dan di antara sel yang berbeda.
Kelompok reaksi di atas yang terjadi pada tingkat sel dapat dikenal dengan nama metabolisme
perantara atau metabolisme intermediat). Reaksi kimia pada proses metabolisme terbagi atas
beberapa lintasan metabolis, di mana satu senyawa dapat berubah melalui beberapa proses
menjadi senyawa lain.

Proses metabolisme di dalam sel melibatkan aktivitas sejumlah besar katalis biologik yang
disebut enzim dan berlangsung melalui Respirasi (katabolisme) dan sintesis (anabolisme).

A. Reaksi Katabolisme
Reaksi yang sifatnya memecah ikatan kimia yang kompleks menjadi ikatan kimia yang
lebih sederhana. pada waktu ikatan putus dan molekul terpecah terjadi pembebasan
energi (reaksi exergonik). Contoh reaksi katabolisme adalah proses respirasi (termasuk
aerob dan anaerob)

B. Reaksi Anabolisme
Reaksi pembentukkan, yaitu pembentukkan molekul sederhana menjadi molekul
kompleks (kebalikan dari reaksi katabolisme). Reaksi anabolisme merupakan reaksi
sintesis karena adanya transformasi energi yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia,

1
4
oleh sebab itu reaksi anabolisme disebut juga reaksi yang membutuhkan energi
(endergonik). Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis (termasuk fotosintesis dan
kemosintesis)

Molekul-Molekul yang Terkait dengan Proses Metabolisme


1) ATP (Adenosin Trifosfat)
Merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin
yangmengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah/labil sehingga mudah
melepaskan ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.
ATP merupakan energi simpanan dalam sel. ATP dibentuk dari Adenosin
Monofosfat (AMP) dengan penambahan 2 molekul fosfat.

Reaksinya: ATP-->ADP-->AMP (reaksi tersebut meruapak reaksi bulak balik)


perubahan ATP menjadi ADP di ikuti dengan pembebasan energi sebesar 7,3
kalori/molATP.2.

KEGUNAAN ATP
ATP merupakan sumber energi untuk:
Proses anabolik
Transport aktif
Sekresi
Aktivasi zat kimia
Pergerakan

2) Akseptor Elektron dan Proton


o Untuk respirasi : FAD, NAD, Sitrokrom Oksidase => Katabolisme
o Untuk Fotosintesis : NADP => Anabolisme

1
5
3) Enzim
Enzim merupakan senyawa organik jenis protein yang dihasilkan oleh sel dan
berperan sebagai katalisator (pemercepat suatu reaksi kimia) sehingga disebut
Biokatalisator. Enzim mengikat molekul dan mengubahnya dengan cara tertentu.
Enzim sangat penting untuk respirasi, mencerna makanan, mendukung fungsi otot dan
saraf, serta masih banyak ribuan fungsi spesifik lainnya.
Reaksi metabolisme dalam sel sangat membutuhkan keberadaan enzim. Seluruh
reaksi kimia yang membangun proses metabolisme merupakan reaksi enzimatis. Enzim
mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam
sel. Walaupun enzim dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak
harus selalu di dalam sel.

Komponen Penyusun Enzim


Berdasarkan senyawa pembentuknya yaitu protein enzim dibedakan atas 2 bagaian yaitu:
a. Enzim Sederhana
Enzim dengan seluruh komponen penyusunnya adalah protein

a. Enzim kompleks / Enzim konjugasi / Haloenzim

- Apoenzim merupakan bagian dari


enzim konjugasi yang berupa protein.
Holoenzim
- Non Protein (Kofaktor) :
1. Aktivator => Senyawa anorganik
(logam/non logam) dan sebagai
Protein Non-Protein penentu fungsi enzim
2. Koenzim => senyawa organic
(Apoenzim) (Kofaktor) “Derivat Vitamin” yang tidak terikat
dengan protein enzim.
3. Gugus Prostetik => berupa
Gugus senyawa organik yang terikat erat
Aktivator Koenzim
Prostetik pada bagian protein enzim. (Contoh :
Haem pada Haemoglobin).

1
6
Kerja Enzim
Ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:
A. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci
dananak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai
berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. Hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

4. Enzim + substrat --> Kompleks enzim substrat --> Hasil akhir + Enzim

B. teori kecocokan induksi (induced fit theory)


Bukti dari kristalografi sinar x, diketahui bahwa sisi aktif enzim bukan
merupakan bentuk yang kaku, tapi bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi
aktif enzim, bentuk sisi aktif akan termodifikasi menyesuaikan bentuk substrat,
sehingga terbentuk kompleks enzim substrat.

Ketika substrat terikat pada enzim, sisi aktif enzim mengalami beberapa
perubahan sehingga ikatan yang terbentuk antara enzim dan substrat menjadi menjadi
lebih kuat.Interaksi antara enzim dan substrat disebut Induced fit.

1
7
Komponen Enzim
Enzim merupakan protein, berdasarkan senyawa penyusunnya, enzim dibedakan atas:
- Enzim sederhana komponen utama penyusun tubuhnya adalah protein
- Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein
dan senyawa selain protein.
Bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein disebut Apoenzim, sedangkan bagianyang
bukan protein disebut prostetik.

Struktur prostetik yang terbuat dari logam disebut kofaktor, sedangkan yang terbuat
dari bahan organik seperti protein disebut ko enzim

Klasifikasi Enzim
Ada enam kategori utama dan reaksinya menurut International Union of Biochemistry (IUB):
1. Oxidoreductase/oksireduktase => mengkatalisis reaksi reduksi-oksidasi (memadukan
pembentukan berbagai ikatan kimia dengan pemecahan ikatan pirofosfat
dalam adenosin trifosfat atau nukleotida serupa) dan yang terlibat dalam transfer
elektron.

2. Transferase => memindah gugus fungsional atau mengatalisis reaksi pemindahan


gugus dari suatu molekul donor ke molekul akseptor (-metil, -glikosil).
[Contoh: Kinase, Transminase)

3. Hydrolase => menyebabkan reaksi hidrolisis (membelah substrat dengan


penyerapan molekul air). Mengkatalisis reaksi pemecahan hidrolistik C-C, C-O, C-N,
P-O, ikatan lain tertentu termasuk ikatan asam anhidrida (reaksi hidrolisis: transfer
gugus fungsional ke air)
[Contoh: enzim-enzim pencernaan]

1
8
4. Lyase => pengurangan gugus untuk membentuk ikatan rangkap, ikatan C-O, C-C atau
C-N dengan menambah atau menghilangkan gugus pada ikatan rangkap.
[Contoh: dekarboksilase]

5. Isomerase => penyusunan kembali gugus fungsional, isomerisasi (pemindahan gugus


dalam molekul untuk menghasilkan bentuk-bentuk isomer)

6. Ligase atau Synthetases => pembentukan ikatan yang berpasangan dengan hidrolisis
ATP, penggabungan 2 molekul atau memadukan pembentukan berbagai ikatan kimia
dengan pemecahan ikatan pirofosfat dalam adenosin trifosfat atau nukleotida serupa.

Sifat Enzim
1) Sebagai Biokatalisator
Kerja enzim sebagai biokatalisator yaitu enzim mampu membantu dan mempercepat
reaksi kimia organik dalam tubuh, namun senyawa enzim itu sendiri tidak ikut
bereaksi. Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau
dipengaruhi oleh reaksi tersebut.

2) Enzim menurunkan energi aktivasi


Enzim mengkatalis reaksi dengan meningkatkan kecepatan reaksi, dengan cara
menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan untuk memulai suatu reaksi)

3) Enzim merupakan protein


Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu
dipengaruhi oleh suhu dan pH. Pada suhu rendah dan tinggi enzim akan mengalami
kerusakan koagulasi (penggumpalan), yang akhirnya akan terdenaturasi enzim akan
terdenaturasi

4) Enzim bekerja spesifik


Enzim bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat. Contoh enzim
maltasehanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa.

5) Dapat bekerja bolak balik “Reversibel”


Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu dari substrat menjadi produk atau
produk menjadi substrat.

6) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit


Enzim bersifat biokatalisator karena dapat mempercepat reaksi namun tidak ikut
bereaksi. Karena tidak ikut bereaksi maka enzim tidak mengalami perubahan bentuk
ataupun sifat sehingga dapat digunakan berulang kali. Oleh karena itu, enzim hanya
dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit.

1
9
7) Kerjanya dibantu oleh “Hidrolisis”
8) Tidak tahan panas “Thermolabil”

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerja Enzim


1. Suhu
Sebagian besar enzim bekerja optimal di suhu tubuh normal. Masing-masing
enzim mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda. Pada umumnya enzim bekerja
optimum pada suhu 400C. Apabila suhu di lingkungan enzim sedikit menurun, maka
efektifitas enzim cenderung akan melambat. Kondisi ini terjadi karena energi kinetik
yang rendah, sehingga mereka bergerak lambat dan tidak sering bertabrakan.
Sedangkan jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi, maka enzim beresiko
mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang mengakibatkan
enzim rusak dan tidak dapat menjalankan fungsinya. Sisi aktif tidak akan lagi mengikat
ke substrat maka tidak aka nada reaksi yang terjadi.

2. Derajat Keasaman (pH)


Seperti halnya suhu, enzim akan bekerja optimum pada kondisi pH tertentu.
Pada umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat beberapa
pengecualian, sebagai contoh enzim pepsin bekerja optimum pada pH = 2 di lambung
untuk memecah protein menjadi pepton.
Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja pada
pH asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa.Bagan kerja enzim dan
pengaruhnya terhadap pH

3. Konsentrasi Substrat
Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi substrat.
Ketika konsentrasi substrat semakin banyak kerja enzim akan menurun, sehingga
dibutuhkan penambahan enzim untuk mengatasinya.

4. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzim berbanding lurus, artinya laju reaksi enzim
akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya penambahan konsentrasi enzim.
Tetapi jika kerja enzim telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim berikutnya
akan konstan.

2
0
5. Hasil akhir reaksi kimia/produk (feedback inhibition)

6. Zat penggiat/Aktivator
Zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu mampu meningkatkan kerja enzim.
Contohnya, logam alkali, logam alkali tanah, Co, Mg, Mn, dan Cl.

7. Zat penghambat/ Inhibitor


Inhibitor adalah senyawa yang mampu menghambat kerja enzim. Inhibitor
menyebabkan aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara
optimal.Terdapat 2 macam inhibitor, yaitu :
1) Inhibitor Kompetitif
Inhibitor dan substrat bersaing menempati “sisi aktif” enzim.

2) Inhibitor Non-Kompetitif
Inhibitor melekat pada bagian selain sisi aktif enzim yaitu sisi alosterik.
Pengikatan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan sisi aktif enzim,
akibatnya substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim.

2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
SUBSTANSI GENETIKA

A. Komponen Dalam Pewarisan Sifat

1. Kromosom

● Tersusun dari benang tipis dan panjang disebut kromatin, ketika sel membelah,
kromatin ini memendek dan menebal serta mudah menyerap zat warna.

● Sentromer
Membagi kromosom menjadi dua lengan. Berdasarkan letak sentromernya, dapat
dibedakan menjadi 4 macam kromosom yaitu :

● Kromosom pada makhluk hidup tersusun dari asam inti terutama DNA (Asam
Deoksiribonukleat)
● Sebuah kromosom adalah berkas DNA yang sangat panjang dan mengandung
informasi genetika

2
8
● Kromosom merupakan pengaturan linier DNA, secara struktural berinteraksi dengan
protein histon menggunakan cara tertentu.
● Benang kromatin merupakan penyusun kromatid yang terdiri atas untaian nukleosom.
Nukleosom tersusun dari ADN yang melilit pada protein histon.

● Setiap sel tubuh (somatis) biasanya berpasangan (2n) diploid, terdapat dua kromosom
a. Kromosom Tubuh (autosom)
-Pria : 22AA+XY atau 44AA+XY

-Wanita : 22AA+XX atau 44AA+XX

b. Kromosom Kelamin (gonosom)


Jumlah kromosom kelamin biasanya hanya satu pasang.

-Pria : 22A+X atau 22A+Y

-Wanita : 22A+X

➔ Note : Satu set kromosom haploid disebut genom. Pada sel somatis memiliki
2 genom (2n)

2. Gen dan Alel

● Gen adalah faktor yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat yang menempati
suatu tempat atau lokus di kromosom homolog (kromosom yang memiliki persamaan
ukuran, jumlah, dan jenis gen)

● Gen memperlihatkan ekspresinya yang disebut fenotip (suatu individu yang


tergantung pada susunan genetiknya)

2
9
Contoh : TT, Tt, tt

● Pada kromosom homolog terdapat sepasang gen yang menempati lokus yang
bersesuaian disebut alel.
Contoh : T (tinggi), t (pendek) dan B (bulat

Maka T dan B atau t dan B tidak sealel.

● Gen Dominan : Gen yang menutupi


Contoh : MM, Mm merah (KAPITAL)

● Gen Resesif : Gen yang ditutupi


Contoh : ff (huruf kecil)

● Homozigot : Gen yang identik dari sepasang atau seri alel.


Contoh : TT, tt

● Heterozigot : Gen yang berlainan dari sepasang atau seri alel


Contoh : Tt, Bb

● Karakteristik suatu individu dapat memiliki gen atau alel bebas.

3. DNA (DeoxyriboNucleic Acid)

● Berfungsi sebagai pembawa informasi genetik dari satu generasi ke generasi


berikutnya.
● Terdiri dari dua rantai terpilin disebut double helix.
● Rantai DNA tersusun dari :
-Fosfat

3
0
-Gula deoksiribosa

-Basa nitrogen : a. Purin (adenin A, guanin G)

b. Pirimidin (timin T, cytosin S/C)

➔ Aturan Chargaff :
A-T G - S/C

a. Replikasi DNA

-Proses Replikasi DNA :

1. Membukanya lilitan di salah satu ujung DNA oleh enzim helikase.


2. Diikat dengan protein sehingga stabil dan tidak bercerai-cerai.
3. Enzim polimerase DNA memilai sintesis benang baru.

3
1
4. Replikasi pada salah satu benang berjalan kontinyu sementara pada benang
lainnya replikasi berjalan seutas demi seutas.
5. Potongan benang DNA kontinyu (lagging strand) disebut fragmen Okazaki
yang akan disambung dengan enzim ligase dan akhirnya terhubung
membentuk rantai panjang.

b. Transkripsi

● Enzim yang berperan : RNA polimerase


● Yang bertindak sebagai cetakan (template) : DNA sense
Pasangan DNA lainnya bertindak sebagai anti sense.

● Pada transkripsi terjadi proses penylinan molekul DNA menjadi utas RNA
yang komplementer, dimana informasi genetik pada DNA dalam bentuk basa
nitrogen akan dipindahkan ke dalam molekul RNA.

4. RNA (Ribonucleic Acid)

● Merupakan rantai tunggal yang lebih pendek dari DNA.


● Tersusun dari
-Fosfat

-Gula ribosa

-Basa Nitrogen : a. Purin (adenin A, guanin G)

b. Pirimidin (urasil U, cytosin C/S)

● RNA terbagi menjadi 3 macam :


1. RNA messenger (mRNA) : Membawa kode genetik.

2. RNA transfer (tRNA) : Menerjemahkan dan membawa asam

amino ke dari kode genetik.

3. RNA ribosom (rRNA) : Memasangkan kodon dengan antikodon.

3
2
B. Kode Genetik
● kode genetik adalah kode yang berisi urutan nukleotida atau basa nitrogen yang
membentuk suatu protein. Ada empat basa nitrogen yang membentuk RNA yaitu
adenin (A), guanin (G), sitosin (S), dan Urasil (U).
● Sifat Triplet Sifat triplet berarti tiga basa nitrogen yang berdekatan disebut dengan
triplet nukleotida atau kodon. Kodon berisikan urutan 3 basa nitrogen pembentuk
asam amino.
Contoh : GAG, AAA, GUA

➔ Dari 64 macam kodon pada RNAd, terdapat 3 macam kodon yaitu UAG,
UGA, dan UAA yang tidak mengkode asam amino. Ketiga macam kodon
tersebut merupakan stop kodon. Sehingga hasil berupa 61 kodon yang
mengkode 20 asam amino.

C. Sintesis Protein

3
3
● Adalah proses pembentukan asam amino melalui kode genetik yang dibuat DNA
● Tahap sintesis protein terdiri dari tahap transkripsi dan translasi

1. Transkripsi

adalah pembentukan mRNA oleh DNA sense di inti sel.

2. Translasi

adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA di ribosom.

● Komponen-komponen yang bekerja dalam sintesis protein antara lain mRNA


(RNAd), rRNA, tRNA, enzim RNA polimerase, enzim aminoasil tRNA sintetase, dan
enzim peptidil transferase.

● Proses transkripsi terjadi di inti sel :

1) mRNA dibuat dengan menyalin rantai DNA yang disebut DNA sense atau
kodogen. Rantai DNA lawan yang tidak disalin disebut DNA antisense.

2) mRNA dibuat menggunakan RNA polimerase sehingga menghasilkan kodon.

3
4
● Kodon adalah urutan basa nitrogen yang merupakan salinan DNA sense atau
kodogen, yang mengkode asam amino tertentu. Urutan basa nitrogen kodon sama
dengan DNA antisense.
● Asam amino dikode oleh triplet kodon, yaitu susunan 3 basa nitrogen yang
menentukan jenis 20 asam amino berbeda.
● Redundansi adalah keadaan dimana satu jenis asam amino dapat dikode oleh > 1
triplet kodon.

● Proses translasi terjadi di ribosom :

1. mRNA lalu keluar dari inti sel dan berikatan dengan rRNA pada ribosom.

2. tRNA lalu mencari start kodon (AUG) pada mRNA untuk memulai translasi.

Pada start kodon:

a. Unit ribosom kecil dan besar bergabung.


b. AUG mengkode metionin (Met), sehingga setiap protein pasti mengandung
metionin.

Selama translasi:

a. tRNA mengenali kodon menggunakan antikodon (lawan kodon).


b. Asam amino yang dikode tRNA lalu dibentuk oleh rRNA, lalu diikatkan
dengan tRNA menggunakan aminoasil tRNA sintetase.

3
5
3. Peptidil transferase mengikat asam amino yang dihasilkan tiap triplet kodon menjadi rantai
polipeptida.

4. tRNA berhenti menerjemahkan setelah mencapai stop kodon (UAA/UAG/UGA). Pada


stop kodon:

a. Tidak ada asam amino yang dikode.


b. mRNA, unit ribosom kecil dan besar, tRNA terpisah-terpisah.
c. Rantai polipeptida lepas dari tRNA dan dibawa keluar ribosom, dan
dimodifikasi di badan Golgi untuk diubah menjadi enzim, hormon, protein
struktural, atau organel baru, sebagai ekspresi gen.

3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
5. Hukum Mendel

Hukum Mendel I

Hukum mendel I atau pemisah, disebut juga dengan segregation.

Bunyi Hukum Mendel I

"The law of segregation of allelic genes". Maksudnya adalah hukum pemisah gen sealela, pemisahan alel – alel terjadi saat
terbentuknya gamet (Diploid – Haploid). Gamet merupakan sel reproduksi atau kelamin yang berisi kromosom haploid.

Contoh Persilangan Monohibrid

Mawah merah (sifat : dominan) disilangkan (X) dengan mawar putih (sifat : resesif).

P1 (Perilangan 1) = Mawar merah X mawar putih

MM X mm

Gamet = M m

F1 (Fenotip 1) = Mm (merah 100%)

P2 = Mm X Mm

Gamet = M M

mm

F2 =
M m

M MM Mm

m Mm mm

MM (merah), Mm( merah), mm ( putih)

Rasio Fenotipe F2 = 3 : 1, yaitu merah : putih

Rasio genotipe F2 = 1 : 2: 1 atau MM : Mm : mm

Fenotipe merupakan karakterisik (karakteristik secara struktural maupun biokimiawi), dan pada contoh tersebut rasio atau
perbandingan fenotipenya adalah 3 : 1 (merah : putih).

Hukum Mendel II

Mendel II disebut juga dengan asortasi atau berpasangan. "The law of independent assortment of genes".

Maksud mendel yang kedua adalah mengatur tentang pengelompokkan atau berpasangan gen secara bebas, dan terjadinya
perkawinan dihibrid hingga membentuk gamet.

Contoh:

Ercis berbiji bulat warna kuning (sifat : dominan) disilangkan (X) dengan ercis berbiiji kisut warna hijau (sifat : resesif).

P1 = Bulat kuning X Kisut hijau

BBKK X bbkk

Gamet = BK bk

F1 = BbKk (Bulat Kuning 100%)

P2 = BbKk X BbKk

Gamet = BK BK

Bk Bk

bK bK

bk bk

F2 =

BK Bk bK bk
BK BBKK BBKk BbKK BbKk

Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk

bK BbKK BbKk bbKK bbKk

bk BbKk Bbkk bbKk bbkk

Bulat Kuning (pasangan yang harus memiliki huruf “B” dan “K“) = 9.

Bulat Hijau (pasangan yang memiliki huruf “B” dan “k“) = 3.

Kisut Kuning (pasangan yang memiliki huruf “b” dan “K“) = 3.

Kisut Hijau (pasangan yang memiliki huruf “b” dan “k”) = 1.

rasio fenotipe F2 = 9 : 3 : 3 : 1.

Perbedaan Hukum Mendel I dan II

Hukum
Perbedaan
Mendel

1. Hukum segresi atau pemisahan.


I 2. Saat Meiosis, dua dari masing – masing pasangan akan menjadi gamet yang berbeda.
3. Perilaku kromosom.

1. Hukum assortasi atau pengelompokkan ataupun berpasangan.


II 2. Semua kombinasi alel diwariskan dengan probabilitas yang sama.
3. Perilaku kromosom yang non-homolog.

Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Penyimpangan yang terjadi karena terdapat 2 atau lebih pasangan gen yang saling mempengaruhi, dan menghasilkan rasio (F)
yang berbeda dari dasar dihibrid hukum mendel.

Berikut ini adalah salah satu jenis dari penyimpangan semu hukum mandel, yaitu :

Polimeri

Interaksi 2 gen atau lebih saling mempengaruhi karakter maupun sifat yang sama, dan menyebabkan hubungan yang terus
bertambah secara kumulatif.

Contoh :
Gandum berkulit merah disilangkan (X) dengan gandum berkulit putih, maka :

P1 = Gandum berkulit merah X Gandum berkulit putih

M1M1M2M2 X m1m1m2m2

Gamet = M1M2 X m1m2

F1 = M1m1M2m2 (merah muda)

P2 = M1m1M2m2 X M1m1M2m2

Gamet = M1M2 M1M2

M1m2 M1m2

m1M2 m1M2

m1m2 m1m2

F2 =

M1M2 M1m2 m1M2 m1m2

M1M2 M1M1M2M2 M1M1M2m2 M1m1M2M2 M1m1M2m2

M1m2 M1M1M2m2 M1M1m2m2 M1m1M2m2 M1M1M2m2

m1M2 M1m1M2M2 M1m1M2m2 m1m1M2M2 m1m1M2m2

m1m2 M1m1M2m2 M1m1m2m2 m1m1M2m2 m1m1m2m2

rasio Fenotip (F2) = merah : putih = 15 : 1.

Kriptomeri adalah gen dengan sifat tersembunyi, dimana ekspresi / pemunculan sifatnya sangat dipengaruhi factor lain,
misalnya factor asam – basa. Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 : 4

Epistasis – Hipostasis (rasio = 12 : 3 : 1),

Komplementer (rasio = 9 : 7), dan juga interaksi alel.

Pelajari semua materi hukum tersebut, mulai dari pengertian hukum mendel, hukum mendel I dan II, perbedaan kedua hukum
terebut, serta jenis – jenis dari penyimpangan semu hukum mendel. Jika sudah dipelajari, maka akan mudah memahami
keseluruhan materi hukum, dan dapat merangkai makalah hukum mendel, serta jurnal hukum mendel dengan baik dan sempurna.

Latihan:

Perkawinan tikus hitam dan tikus kuning dimana faktor (H) pembawa sifat hitam bersifat epistasis terhadap faktor (K) pembawa
sifat kuning yang hipostasis. Jika Hh Kk disilangkan dengan Hh KK genotip tikus hitam yang akan dihasilkan adalah ……..
Soal latihan :

1. Untuk mendapatkan varietas unggul dilakukan penyilangan padi dengan kualitas beras pulen, tetapi tidak tahan hama (PPhh)
dengan padi kualitas beras pera tahan hama (ppHH). Hasil persilangannya tampak pada diagram berikut.

Jika F1 disilangkan dengan padi bergenotipe dan fenotip tertentu akan menghasilkan keturunan (F2) seperti pada diagram, yaitu
padi dengan kualitas beras pulen tahan hama (PPHH, PPHh, PpHH, dan PpHh), bagaimanakah kemungkinan genotip dan fenotip yang
disilangkan dengan F1 tersebut ?

2. Perhatikan diagram persilangan berikut!

Carilah Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2

3. Tanaman gandum bulir banyak kulit keriput (AAbb) disilangkan dengan tanaman gandum bulir sedikit kulit halus (aaBB)
disilangkan sesamanya didapatkan keturunan F1 bulir banyak kulit halus (AaBb), kemudian antar F1 disilangkan dihasilkan F2.
Berapa persen individu yang memiliki genotipe heterozigot (AaBb)?
4. Perhatikan persilangan berikut!

Jika keturunan F1 (RrPp = walnut) disilangkan sesamanya (RrPp), bagaimanakah kemungkinan Fenotip yang muncul dari
persilangan tersebut ?

5. Interaksi 2 gen terjadi pada jengger ayam. Gen R mengatur jengger ros, gen P mengatur jengger pea. Bila gen R dan P
bertemu terbentuk fenotip walnut. Bila gen r dan p bertemu terbentuk fenotip single. Disilangkan ayam ros (RRpp) dengan
ayam pea (rrPP) menghasilkan ayam walnut (RrPp). Persilangan antara ayam berpial walnut dan berpial pea menghasilkan
keturunanwalnut dan rose dengan rasio 3 : 1. Berdasarkan hasil persilangan di atas, genotip induknya adalah. . .
6. Persilangan antara tanaman berbunga biru (BBRR) dengan tanaman berbunga putih (BBrr) menghasilkan keturunan F1.
Peristiwa tersebut adalah peristiwa komplementer. Gen B membentuk pigmen warna biru, sedangkan R membentuk enzim
pengikat. Apabila F1 tersebut disilangkan dengan sesamanya, bagaimanakah perbandingan persentase fenotipenya ?….
7. Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B heterozigot, bagaimanakah
kemungkinan golongan darah anak-anaknya ?
8. Dua Persilangan antara bunga Linnaria maroccana merah (Aabb) dan putih (aaBb) menunjukkan peristiwa kriptomeri. Apabila
F1 yang memiliki fenotipe ungu dan F1 yang memiliki fenotipe merah disilangkan dan menghasilkan 360 tanaman,hitunglah
jumlah keturunan yang berfenotipe putih
9. dua Gen M (merah), epistasis terhadap gen H(hijau). Kedua gen tersebut bersifat dominan terhadap alelnya (kuning). Pada
persilangan antara tanaman berdaun merah (MMHh) dan tanaman berdaun hijau (mmHH) menghasilkan dua tanaman
berdaun merah dengan genotipe yang berbeda. Apabila dilakukan persilangan antara kedua tanaman berdaun merah
tersebut, bagaimanakah perbandingan fenotipe yang diperoleh ? ….

6. Pola Hereditas organisma


Soal:

1. galur murni kacang kapri berbiji bulat warna kuning (BBKK) dan biji keriput warna hijau (bbkk). Persilangan dilakukan
sampai mendapat keturunan F2 menghasilkan biji sejumlah 3.200 buah. Secara berurutan, jumlah biji bulat warna
kuning dan biji keriput warna hijau adalah. . .

2. Pada penyilangan bunga Linariamaroccana bunga merah (Aabb) dengan bunga putih (aaBB) menghasilkan bunga ungu
(AaBb). Apabila F1 disilangkan dengan bungan merah (Aabb), berapakah rasio fenotip F2nya antara ungu : putih : merah.

3. Jika B (hitam) epistasis terhadap K (kuning) yang hipostasis, maka persilangan antara gandum berkulit biji hitam (BBkk)
dan gandum berkulit biji kuning (bbKK) dan Fl nya dilaksanakan persilangan, maka F2 akan menghasilkan ratio hitam,
kuning dan putih dengan perbandingan ......
4. Persilangan antara tanaman tomat berbuah banyak (B), rasa asam (m) dengan tanaman tomat berbuah sedikit (b), rasa
manis (M) menghasilkan tanaman tomat berbuah banyak, rasa manis pada F1. Apabila keturunan pertama (F1)
disilangkan sesamanya maka genotip yang paling baik dari keturunannya (galur murni) adalah .......

5. Mangga manis unggul (M) disilangkan dengan mangga tidak manis (m). M dominan terhadap mangga tidak manis.
Persentase F2 yang merupakan bibit unggul adalah ......

Kesetimbangan Hardy-Weinberg,
Frekuensi alel yang statis dalam suatu populasi dari generasi ke generasi mengasumsikan adanya perkawinan acak, tidak
adanya mutasi, tidak adanya migrasi ataupun emigrasi, populasi yang besarnya tak terhingga, dan ketiadaan tekanan seleksi
terhadap sifat-sifat tertentu. Contoh paling sederhana dapat terlihat pada suatu lokus tunggal beralel ganda: alel yang
dominan ditandai A dan yang resesif ditandai a. Kedua frekuensi alel tersebut ditandai p dan q secara berurutan; freq(A) = p;
freq(a) = q; p + q = 1. Apabila populasi berada dalam kesetimbangan, maka freq(AA) = p2 untuk homozigot AA dalam populasi,
freq(aa) = q2 untuk homozigot aa, dan freq(Aa) = 2pq untuk heterozigot.
Rumus
Umum:
p + q = 1 atau p2 + 2pq + q2 = 1
Golongan darah:
p + q + r = 1 atau p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr = 1

Contoh soal:
berdasarkan penyakit keturunan
Pada suatu populasi diketahui terdapat 4% orang albino maka berapakah jumlah orang normal dan normal pembawa bila
seluruh populasinya 1.000 orang serta frekuensi individu masing-masing?
p = normal, pq = normal albino serta q = albino
q2 = 0.04 jadi q = 0.2 maka p = 1 - q = 1 - 0.2 = 0.8
p2 = (0.8)2 = 0.64 serta 2pq = 2(0.8)(0.2) = 0.32
jumlah orang normal adalah 64% x 1.000 = 640 orang serta orang normal pembawa = 32% x 1.000 = 320 orang.
frekuensi individu orang normal = (0.64)2 x 100% = 40.96%
frekuensi individu orang normal pembawa = (0.32)2 x 100% = 10.24%
frekuensi individu orang albino = (0.04)2 x 100% = 0.16%

berdasarkan kromosom
Pada sesuatu populasi berjumlah 1000 orang dimana pria normal 700 orang maka berapakah jumlah orang pria buta warna,
wanita normal, wanita normal pembawa serta wanita buta normal?
pria normal (XC) = p, pria buta warna (Xc) = q, wanita normal (XCXC) = p2, wanita pembawa (XCXc) = 2pq serta wanita buta
warna (XcXc) = q2
p = 700/1000 = 0.7 = 70%
p+q=1
0.7 + q = 1
q = 0.3 = 30%
p2 = (0.7)2 = 0.49 = 49%
q2 = (0.3)2 = 0.09 = 9%
2pq = 2(0.7)(0.3) = 0.42 = 42%
pria buta warna = 30% x 1000 = 300 orang
wanita normal = 49% x 1000 = 490 orang
wanita pembawa normal = 42% x 1000 = 420 orang
wanita buta warna = 9% x 1000 = 90 orang
rumus untuk hemofilia (H, h) seperti buta warna.
berdasarkan alel ganda

Pada sesuatu populasi dimana orang memiliki golongan darah A sebanyak 24% serta O 25%. Jika seluruh populasi tersebut
5.000 orang maka berapakah orang memiliki memiliki golongan darah B serta AB?
Golongan A: p2 + 2pq, B = q2 + 2qr, AB = 2pq serta O = r2
r2 = 0.25
r = 0.5
(p2 + 2pr) + r2 = (0.24) + 0.25 = 0.49
(p + r)2 = (0.7)2
p + r = 0.7
p + 0.5 = 0.7
p = 0.2
p+q+r=1
0.2 + q + 0.5 = 1
q = 0.3
q2 + 2qr = (0.3)2 + 2(0.3)(0.5) = 0.09 + 0.3 = 0.39
2pq = 2(0.2)(0.3) = 0.12
jadi goongan darah B = 39% x 5.000 = 1.950 orang serta AB = 12% x 5.000 = 600 orang.
Soal:

1. Dalam suatu populasi ada yang dapat merasakan pahitnya PTC (phenylthiocarbonida) dan ada yang tidak dapat
merasakan pahitnya kertas tersebut. Misalnya : 64% populasi yang dapat merasakan pahitnya kertas PTC, 36% lainnya
tidak dapat merasakan pahitnya kertas tersebut. Genotip bukan perasa PTC adalah tt. Sedangkan perasa yaitu TT dan Tt.
Perbandingan = TT : tt

2. Pada suatu daerah dengan 10.000 penduduk, terdapat 4% warga albino, maka perbandingan jumlah orang yang berkulit
normal homozigot dan heterozigot secara berurutan adalah. . .

Isolasi reproduktif / penghalang hibridisasi merupakan kumpulan mekanisme, perilaku dan proses fisiologis yang mencegah
anggota dari dua spesies yang berbeda yang disilangkan atau kawin dari menghasilkan keturunan, atau yang memastikan
bahwa setiap anak yang mungkin dihasilkan steril. Misalnya Perkawinan antara kuda betina dan keledai jantan tidak dapat
menghasilkan spesies baru, (kuda dan keledai bukan satu species yang sama)

7. Pola-Pola Hereditas pada Manusia


Jenis kelamin, kelainan/cacat bawaan dan juga golongan darah pun berkaitan dengan pewarisan sifat. Penelitian dan pengamatan
pola-pola pewarisan sifat (hereditas) pada manusia dari orang tua kepada anak-anaknya. Penelitian hereditas pada manusia
digunakan alat bantu yang disebut peta silsilah (pedigree).
1. Penentuan Jenis Kelamin (Determinasi Sex)
Jenis kelamin pada manusia ditentukan oleh sepasang kromosom kelamin (kromosom sex), yaitu X dan Y.
Kromosom kelamin XX, menunjukkan jenis kelamin wanita. Kromosom kelamin XY, menunjukkan jenis kelamin pria. Baik kromosom
XX maupun XY terbentuk saat proses pembuahan.

Jumlah kromosom pada manusia adalah 46 buah (23 pasang). Pada wanita, terdapat 22 pasang autosom dan 1 pasang
kromosom X (22AA + XX), sedangkan pada pria terdapat 22 pasang autosom, 1 kromosom X, dan 1 kromosom Y (22AA + XY).

2. Kelainan atau Cacat Menurun melalui kromosom autosom

Pewarisan sifat pada manusia dapat diturunkan baik melalui gonosom (kromosom X dan Y) atau autosom. Kelainan yang terjadi
dapat disebabkan oleh gen-gen yang terpaut pada autosom maupun pada gonosom. Berikut beberapa kelainan atau cacat
menurun:

a. Albinisma (Albino)
Kelainan ini terjadi karena tubuh seseorang tidak mempunyai gen yang mampu membentuk enzim untuk mengubah tirosin menjadi
pigmen melanin (pembentuk warna kulit). Gen tersebut adalah gen dominan A. Oleh karena itu, orang yang norma akan mempunyai
genotip AA atau Aa dan orang albino tidak mempunyai gen A atau mempunyai genotip aa (resesif homozigot).
Pada perkawinan dua orang yang normal heterozigot (Aa) dapat menghasilkan keturunan albino. Hal ini disebabkan kedua orang
tuanya mempunyai gen resesif yang akan bergabung membentuk gen resesif homozigot (aa). Orang tua yang terlihat normal tetapi
dapat menurunkan albino kepada anaknya ini disebut “carrier”. Berikut contoh perkawinan antara dua orang normal carrier!
Rasio fenotipe F1 = Normal : Albino = 3:1
b. Gangguan Mental
Salah satu contoh bentuk gangguan mental adalah idiot, yang ditentukan oleh gen resesif homozigot (gg) seperti pada albino. Anak
idiot umumnya diturunkan dari kedua orang tua yang normal heterozigot (Gg).
Penderita ini mempunyai ciri-ciri antara lain:

1. wajahnya menunjukkan kebodohan,


2. reflek (daya respon)nya lambat,
3. kulit dan rambutnya kekurangan pigmen,
4. umumnya tidak berumur panjang,
5. steril (tidak mampu menghasilkan keturunan atau mandul),
6. jika urinnya ditetesi larutan fenil oksida 5% akan berwarna hijau kebiruan karena terdapatnya senyawa derivat fenil
ketourinarin (FKU). Senyawa ini tidak ditemukan pada orang normal.

c. Brachydactyly (Brakidaktili) dan Polydactyly (Polidaktili)


Brakidaktili adalah keadaan seseorang yang mempunyai jari-jari pendek atau tidak normal. Hal ini terjadi karena pendeknya
tulang-tulang pada ujung jari dan tumbuh menjadi satu. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B. Orang yang normal
akan mempunyai genotip homozigot resesif (bb). Genotip homozigot dominan (BB) menyebabkan individu letal.

Polidaktili, yaitu keadaan seseorang yang mempunyai kelebihan (tambahan) jari pada tangan atau kaki. Jadi jumlah jari kaki atau
tangannya lebih dari lima. Polidaktili disebabkan oleh adanya gen dominan homozigot (PP). Karena itu, genotipe orang brakidatili
adalah Pp atau PP, sedangkan yang bertangan normal pp.
Berikut contoh bagan perkawinan pada sesama penderita brakidaktili dan sesama penderita polidaktili dengan gen heterozigot.

Jadi, pada perkawinan silang individu brakidaktili dengan brakidaktili dan polidaktili dengan polodaktili akan dihasilkan keturunan
normal sebesar 25%.

2. Kelainan atau Cacat Menurun melalui kromosom gonosom (kromosom-X)

a. Buta Warna
Buta warna disebabkab oleh gen resesif (c) atau (color blind) pada kromosom X. Gen ini tidak dijumpai pada kromosom Y. Oleh
karena itu, wanita dapat mempunyai genotipe XC XC (normal homozigot), XC Xc (normal heterozigot), atau XcXc (buta warna).
Sementara itu, pria hanya dapat mempunyai genotipe XCY (normal) atau XcY (buta warna) saja. Sifat ibu buta warna akan
diwariskan pada anak laki-laki. Sebaliknya, sifat dari ayah akan diwariskan kepada anak perempuan. Pewarisan sifat yang
bersilang ini merupakan ciri khas pada pewarisan gen-gen tertaut kromosom X. Untuk lebih jelas perhatikan bagan persilangan
berikut:

Jadi ratio fenotip F1 dari perkawinan antara wanita buta warna dengan lelaki normal = 50% normal : 50% buta
warna.

b. Hemofilia
Gen penentu hemofilia adalah gen resesif (h). Berbeda dengan buta warna, genotipe resesif homozigot pada hemofilia bersifat
letal. Hemofilia merupakan suatu penyakit keturunan, dengan ciri sullitnya darah membeku saat terjadi luka. Waktu yang
diperlukan oleh seorang penderita hemofilia untuk pembekuan darah adalah 50 menit hingga 2 jam, sehingga akan menyebabkan
perdarahan bahkan kematian. Sementara itu, orang yang normal hanya memerlukan waktu 5-7 menit untuk pembekuan darah.
Perhatikan bagan perkawinan silang antara pria normal (XHY) dengan wanita normal carrier!

Jadi wanita normal namun carrier hemofilia jika menikah dengan pria normal, maka akan menghasilkan keturunan dengan rasio

fenotipe = 25% normal : 25 % normal carrier : 25% normal : 25% hemofilia.

4. Kelainan atau Cacat Menurun melalui kromosom gonosom (kromosom-Y)

Salah satu kelainan yang diturunkan melalui kromosom Y adalah hypertrichosis (kelainan yang berupa adanya pertumbuhan
rambut pada tepi daun telinga). Karena kelainan ini dibawa oleh kromosom Y dan yang memiliki kromosom Y adalah laki-laki,
maka hypertrichosis hanya diturunkan oleh ayah terhadap anak laki-lakinya. Gen yang menyebabkan kelainan ini adalah gen resesif
(h).
Berikut bagan perkawinan antara wanita normal dan laki-laki hypertrichosis.
Ratio fenotip keturunan = 50 % normal : 50% hypertrichosis

Tautan (Linkage)
Gen-gen yang letaknya sangat dekat (terletak dalam satu lengan kromosom yang sama) cenderung untuk diturunkan secara
bersama-sama sehingga tidak memenuhi Hukum Asortasi.
Perhatikan gambar berikut.

Gen terpaut autosom: Gen AaBb ketika membentuk gamet tidak membentuk AB, Ab, aB, dan ab melainkan hanya dua gamet AB dan
ab karena gen A tertaut dengan gen B sebab jarak antar gen sangat dekat, sehingga akan mempengaruhi perbandingan
keturunannya. seharusnya AaBb × AaBb menghasilkan keturunan dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 ternyata hanya bisa
menghasilkan anakan dengan perbandingan 1 : 2 : 1

Pautan sex merupakan gen yang terpaut pada kromosom kelamin/gonosom. misalnya seluruh anggota keluarga yang berjenis
kelamin laki-laki selalu dilahirkan mengalami kelainan Sedangkan wanita tidak mengalami kelainan. Berarti gen yang terpaut pada
gonosom Y.
Hemophilia merupakan gen terpaut X yang bersifat resesif. Anak laki-laki hemophilia mewarisi gen hemophilia dari ibunya,
sedangkan anak perempuan mewarisi gen tersebut harus dari ayah dan ibunya. Wanita hemofilia ( XhXh ) bersifat letal diawal
kelahiran

Soal:
Buatlah fenotif perkawinan berikut ini dalam bentuk genotif . beri keterangan fenotif hasil perkawinan.

1. Ayah normal, ibu normal heterozigotik


2. Ayah normal, ibu hemofilia karir
3. Ayah normal, ibu normal karir
4. Ayah hemoflia,ibu normal homozigotik
5. Seorang anak laki-laki hemofili ( XhY) memiliki ayah yang normal, maka jumlah % anak laki-laki normal dari seluruh
anak pasangan suami istri tersebut adalah...

Kelainan buta warna terpaut pada kromosom X dan bersifat resesif.


Soal:
Buatlah genotif perkawinan antara
1. wanita dan laki-laki berpenglihatan normal yang memiliki anak laki-laki yang buta warna serta dua anak perempuan
berpenglihatan normal.

2. pasangan suami istri yang memiliki gadis butawarna (XᵇXᵇ)

Golongan darah
Salah satu golongan darah yang diturunkan oleh orang tua terhadap anaknya adalah golongan darah sistem ABO. Pewarisan
golongan darah, khususnya golongan darah sistem ABO ditentukan oleh adanya alel ganda (beberapa alel atau seri alel yang
terdapat dalam satu lokus yang sama). Simbol untuk alel tersebut adalah I (berasal dari kata isoaglutinin, merupakan protein pada
permukaan sel eritrosit).
Orang yang mampu membentuk aglutinogen A akan mempunyai alel IA, yang mampu membentuk aglutinogen B mempunyai alel IB,
dan yang mampu membentuk aglutinogen A dan B mempunyai alel IA dan IB. Sementara itu, orang yang tidak mampu membentuk
aglutinogen A dan B mempunyai alel resesif I0. Golongan darah ditentukan oleh adanya interaksi alel-alel tersebut, sebagaimana
disajikan dalam tabel 5.1 berikut!

Jika pria bergolongan darah A (heterozigot) menikah dengan wanita bergolongan darah B (heterozigot), maka kemungkinan
golongan darah anak-anak yang dilahirkan adalah sebagai berikut:

Rasio fenotip keturunannya = 25% golongan AB : 25% golongan A : 25% golongan B : 25% golongan O
Contoh persilangan genotif golongan darah
8. Mutasi

Mutasi merupakan perubahan susunan DNA atau materi genetik yang bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Perubahan susunan
materi genetik ini dapat menyebabkan perubahan gen seseorang sehingga terjadi perubahan fenotipenya. Mutasi disebabkan oleh
suatu zat yang bernama mutagen.

Mutagen itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

- Mutagen kimia, yaitu berupa antibiotik, kolkisin, aminopurpurin, dan asam nitrat. Kolkhisin merupakan salah satu reagen
untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid. Senyawa ini dapat menghalangi terbentuknya benang- benang
spindle pada pembelahan sel sehingga jumlah kromosom dalam setiap sel menjadi dua kali lipat atau terjadi proses
poliploidisasi
- Mutagen fisika, yang berupa radiasi pengion dan nonpengion.
- Mutagen biologi, yang berupa virus dan bakteri.

Tipe mutasi

1. Replikasi

2. Delesi
3. Transisi

Anda mungkin juga menyukai