Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shalsabila Febriani A.

Putri
NPM : 314121015
Tingkat : 1A. S1 Kebidanan
Tugas Meresume PPT Biokimia Enzim dan Protein

ENZIM

Enzim merupakan senyawa organik atau katalis protein yang dihasilkan oleh sel.
Enzim juga adalah senyawa protein yang membantu proses metabolisme dalam tubuh.
Dengan adanya enzim, metabolisme akan berlangsung dengan cepat karena
menurunkan energi (aktivasi) yang diperlukan untuk berlangsungnya reaksi tersebut.
Tanpa adanya enzim dalam tubuh, reaksi metabolisme dalam tubuh akan berlangsung
sangat lama.

Struktur Enzim :
Enzim terdiri dari dua komponen, yakni bagian pro (apoenzim) dan bukan bagian
dari protein (gugus prostetik).
1. Apoenzim tersusun atas protein dan mudah berubah tergantung faktor lingkungan,
misalnya pH dan suhu.
2. Gugus prostetik adalah gugus yang tidak aktif. Zat ini terdiri dari unsur logam,
seperti besi, mangan, magnesium atau natrium yang disebut kofaktor. Namun, gugus
prostetik juga dapat berupa bahan organik dan bukan protein, seperti vitamin B
(koenzim)
Apoenzim : Enzim dalam kondisi inactive (tidak aktif0
Holoenzim : Enzim + kofaktor  (enzim dalam kondisi aktif)

Tata Nama Enzim


Nama trivial enzim sudah lama dikenal dan masih digunakan seperti tripsin, pepsin,
papain dan lain – lain. Perkembangan tata nama enzim selanjutnya memberikan nama
khusus bagi enzim yaitu akhiran –ase pada jenis reaksi yang dikatalisnya. Misalnya
enzim dehirogenase untuk reaksi dehirogenasi, transferase untuk reaksi transfer gugus
dan dekarboksilase.
Untuk perenggut CO2 akhiran –ase juga diberikan pada akhir nama substrat untuk
menunjukkan enzim hidrolitik, misalnya protease untuk penguraian protein, amylase
untuk penguraian amilum dan fosfofotase untuk penguraian ester fosfat secara
hidrolitik. 
Tatanama enzim yang lebih jelas dan lengkap menggunakan nama substrat dan reaksi
yang di katalisis + akhiran –ase. Misalnya enzim laktat dehydrogenase, sitokrom
oksidase dan glukosa-6-fosfatase.
Kelas 1 : oksidureduktase
Subklas 2 : aldehid ataugugus oxo dari donor
Subklas 3 : oksigensebagai akseptor
Serial number 4 : diklasifikasikanenzim keempat dalam
subklas
EC : notasi komisienzim
Sifat enzim
1. Sifat Koloid
 
 Ukuran Enzim besar, lebih besar dari substratnya
 Karena ukurannya yang besar, molekul enzim memiliki laju difusi yang sangatren
dah dan membentuk sistem koloid dalam air  
 Karena sifatnya koloid, enzim tidak dapat didialisis meskipun beberapamengand
ung komponen yang dapat didialisis atau didisosiasikan dalam bentukkoenzim

 2. Sifat Keefektifan Katalitik
Ciri universal dari semua reaksi enzimatik adalah tidak adanya produk sampingsecara 
virtual 
• Mereka dihasilkan kembali tanpa mengalami perubahan kualitatif atau kuantitatif. In
ilah alasan mengapa mereka, dalam jumlah yang sangat kecil, mampumengkatalisasi t
ransformasi substrat dalam jumlah besar
• Potensi katalitik enzim sangat besar
3. Spesifik
Dengan beberapa pengecualian, enzim bersifat spesifik dalam aktivitasnya
Kekhususannya terletak pada kenyataan bahwa mereka dapat bekerja
(a)pada satu jenis molekul substrat tertentu
(b)pada suatu kelompok senyawa yang terkait secara struktural
(c)hanya pada satu dari dua isomer optik suatu senyawa

4.  Enzim bekerja pada Kondisi Optimum
5. Enzim dapat terdenaturasi
 
Cara kerja Enzim
 Enzim mengikat substrat sehingga terbentuk kompleks enzim - substrat
E + S               ES
 Kompleks enzim-substrat diubahmenjadi kompleks 
ES                 EP
 Proses pelepasan  produk
EP                 P + E

Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim

 Suhu Kondisi suhu yang tinggi membuat kecepatan molekul substrat meningkat
sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul akan berkurang.
 pH Enzim akan berubah bentuknya dan menyebabkan denaturasi enzim bila
kondisi asam dan basa di sekitar molekul berubah.Pada dasarnya, setiap enzim
memiliki pH optimum.
 Aktivator dan inhibitor Dengan adanya molekul aktivator kerja enzim akan jauh
lebih mudah. Sedangkan inhibitor adalah molekul yang menghambat ikatan
enzim dan substratnya.
 Konsentrasi enzim dan substrat Besaran konsentrasi enzim dan substrat
memengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim maka semakin
cepat pula reaksi yang berlangsung.
Protein
Protein merupakan polimer atau polipeptida yang terdiri dari satu hingga 20 asam L-
α-amino (residu) yang berbeda. Istilah peptida sering digunakan sebagai pengganti
protein yang terususun kurang dari 40 residu. Istilah protein umumnya digunakan
untuk menyebut molekul biologis dalam konformasi yang stabil.

Struktur protein:
Struktur protein menentukan fungsinya di dalam tubuh :

1. Struktur utama protein adalah urutan linier asam amino dalam rantai
polipeptida. 
2. Struktur sekunder struktur ini mengacu pada sub-struktur yang sangat
teratur (alfa heliks dan untaian beta sheet), yang ditentukan secara lokal.
3. Struktur tersier Struktur ini mengacu pada struktur tiga dimensi dari satu
molekul protein, pengaturan spasial dari struktur sekunder. Ini juga
menggambarkan terlipat sepenuhnya dan rantai polipeptida yang dipadatkan.
4. Struktur Kuarter Struktur ini mengacu pada beberapa molekul protein
kompleks   atau rantai polipeptida, biasanya disebut subunit protein dalam
konteks ini, yang berfungsi sebagai bagian  pembentukan protein yang lebih besar
atau kompleks 
      protein.

Tipe struktur protein:


 Protein globural Terlipat dan digulung rapat; hampir semuanya larut dalam air
dan banyak berupa enzim.
 Protein berserat Protein berserat lebih berserabut atau memanjang dan sering kali
memiliki peran struktural. Kolagen dan elastin adalah komponen penting dari
jaringan ikat seperti tulang rawan; keratin ditemukan di struktur keras atau
berserabut seperti rambut dan kuku.
 Protein membrane Protein membran sering berfungsi sebagai reseptor atau
menyediakan saluran untuk polar atau bermuatan molekul. Protein yang
berasosiasi dengan permukaan membran, biasanya melalui interaksi muatan-
muatan non-kovalen, disebut sebagai perifer; protein di dalam membran
hidrofobik (yang permukaannya umumnya terdiri dari hidrofobik asam amino)
disebut sebagai integral.

Sifat protein:
1. Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat besar.
2. Dapat mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam atau basa.
3. Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik isoelektriknya, protein
mengalami koagulasi sehingga dapat dipisahkan dari pelarutnya.
4. Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat pemanasan. Pada denaturasi,
protein mengalami kerusakan mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.
Penggolongan protein:
Berdasarkan fungsi biologi tubuh:
a. protein struktural : protein serat kolagen, elastin,keratin, fibrin.
b. Enzim
c. Hormon
d. Toxin
e. Antibodi
f. Hemoglobin
Berdasarkan Komposisi
1. Protein sederhana
2. Protein terkonjugasi “gugus prostetik”
 Contoh : khromoprotein, fosfoprotein, glikoprotein, lipoprotein, nukleoprotein.

Fungsi protein:
 Sebagai enzim
 Alat angkut protein
 Pengatur gerakan
 Penyusun jaringan
 Protein cadangan
 Antibodi
 Pengatur reaksi
 Pengendali pertumbuhan

Kelainan protein dalam tubuh:


Kerusakan struktur dan fungsi protein dapat menyebabkan berbagai
kelainan,diantaranya:
1. Mioglobinuria
2. Anemia
3. Thalasemia
4. Hemoglobin terglikosilasi (HbA1c)
5. Hemofilia
6. Degradasi,glikopid akan menyebabkan gangguan perkembangan psikomotor
7. Kerusakan reseptor protein dapat menyebabkan hiberkolestromia
8. Transformasi dan karinogenesis

Anda mungkin juga menyukai