Kemunduruan mutu adalah proses perubahan kondisi FISIK-KIMIA-MIKROBIOLOGIS pada ikan setelah
ikan mati akibat aktivitas enzim, mikroorganisme dan kimiawi.
Proses kenurunan mutu melewati 3 Tahap Penting (Pre rigormortis - Rigormortis - Post rigormortis)
Kemunduran Mutu dan
Umur Simpan Produk
Perikanan
Ikan akan tenggelam jika dimasukkan dalam air Ikan akan terapung saat dimasukkan dalam air
SPESIFIKASI IKAN
SEGAR:
Daging kenyal, Bau segar,
Empuk, Sisik rapih &
Tidak lepas, Insang
berwarna merah
terang/segar & tidak ada
lender yang terbentuk
Tahapan Kemunduran
Mutu
Enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh
organisme. Perannya adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia.
Sifat Enzim:
a. Enzim mendorong perubahan satu set reaktan atau substrat menjadi produk tertentu. Sifat enzim
beragam, terkait perannya yang spesifik di alam, misalnya, setiap jenis enzim hanya mampu menjadi
katalis dari satu jenis reaksi kimia. Contohnya: enzim protease yang memecah protein & tidak
mampu memecah protein atau karbohidrat.
b. Sifat enzim lainnya adalah sensitif terhadap suhu. Enzim bekerja paling baik pada suhu optimum,
yaitu 37°C.
c. Enzim juga sensitif terhadap perubahan pH. Beberapa enzim bekerja optimal di pH rendah, tapi
ada juga yang optimal di pH tinggi.
Enzim bekerja bolak-balik dan bersamaan dalam reaksi penyusunan maupun penguraian suatu zat. Sifat
enzim penting adalah sbg katalisator, yg mempercepat reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasi.
Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk memulai terjadinya reaksi kimia.
Sifat-Sifat Enzmim
Peranan Enzim yang sangat penting dalam kelangsungan hidup organisme. Oleh karenanya hal tersebut,
kita harus mengetahui apa saja sifat-sifat dari enzim ini. Dibawah ini merupakan uraian mengenai sifat –
sifat enzim yang harus kita ketahui
1. Biokatalisator artinya enzim merupakan sebuah senyawa katalis yakni sebuah senyawa yang
mempercepat sebuah reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Karena enzim ini berasal dari organisme, maka
enzim disebut juga ialah sebagai senyawa biokatalisator.
2. Termolabil. Sebagian struktur enzim ialah sebuah senyawa protein. Oleh sebab itu, enzim juga
mempunyai sifat termolabil artinya enzim ini sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim mempunyai suhu
optimum untuk dapat menjalankan fungsinya. Secara garis besar, enzim bekerja optimum pada suhu
37ºC. Apabila pada suhu ekstrim bisa merusak kerja enzim. Enzim tersebut akan inaktif disuhu dibawah
10 ºC, sementara akan mengalami denaturasi jika pada suhu di atas 60ºC. oleh sebab itu, proses
pendinginan merupakan salah satu proses pengawetan makanan sebab enzim – enzim dari bakteri
pembusuk tidak mampu mencerna makanan.
Sementara, proses pemanasan atau pembakaran dengan suhu tinggi bisa merusak struktur enzim atau
enzim akan mengalami denatursi. Terdapat beberapa pengecualian, seperti pada kelompok bakteri yang
menempati daerah–daerah sangat ekstrim (golongan methanogen) yang lingkungan hidupnya memiliki
suhu tinggi memiliki enzim yg bekerja optimum pd suhu di 80ºC
3. Spesifik. Enzim bersifat spesifik yang artinya enzim akan mengikat suatu substrat yang
mampu untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Substrat tersebut memiliki titik
pengikatan yang sama yang akan menyebabkan substrat dapat diikat oleh enzim. Sifat
spesifik enzim tersebut juga dijadikan sebagai dasar penamaan.
4. Bekerja bolak balik. Enzim yang memecah senyawa A menjadi B, juga enzim yang
membantu reaksi pembentukan senyawa B dari senyawa A. Hal inilah mengapa disebut
kalau enzim itu bekerja dengan secara bolak balik.
5. Tidak menentukan arah reaksi. Perubahan senyawa A menjadi B atau dibalik bukanlah
enzim yang menentukan kemana arah reaksitersebut akan berjalan. Senyawa yang lebih
dibutuhkan ialah poin dari arah sebuah reaksi kimia. Misalnya, tubuh kekurangan glukosa
maka akan dapat memecah gula cadangan (glikogen) serta juga sebaliknya.
6. Tidak menentukan arah reaksi. Perubahan senyawa A menjadi B atau dibalik bukanlah
enzim yang menentukan kemana arah reaksitersebut akan berjalan. Senyawa yang lebih
dibutuhkan ialah poin dari arah sebuah reaksi kimia. Misalnya, tubuh kekurangan glukosa
maka akan dapat memecah gula cadangan (glikogen) serta juga sebaliknya.
Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang dilipat menjadi bentuk 3D yang kompleks. Tiap enzim
memiliki bentuk atau alur tertentu dalam struktur 3D yang mengikat substrat. Bentuk enzim
secara lengkap disebut dengan haloenzim. Haloenzim terdiri dari dua komponen, yaitu
apoenzim dan gugus protestik.
Apoenzim atau komponen protein merupakan sisi aktif enzim. Apoenzim adalah tempat
melekat dan bereaksinya substrat. Sementara itu, gugus prostetik atau komponen nonprotein
tersusun dari kofaktor dan koenzim.
Kofaktor terdiri dari zat anorganik, seperti K, Zn, Fe, Co, dan lain-lain, Sebaliknya koenzim
adalah zat organik nonprotein, seperti Koenzim A, NADP, NAD, dan lain-lain. Beberapa kerja
enzim membutuhkan baik kofaktor dan koenzim.
Gugus Prostetik
1. Komponen penyusun enzim yang berupa non-protein dikenal sebagai gugus prostetik. Gugus
prostetik ini terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. ion organik dalam gugus
prostetik disebut juga dengan koenzim,
2. Kelompok prostetik adalah komponen asam non-amino yang merupakan bagian dari struktur
heteroprotein atau protein terkonjugasi , yang secara kovalen terkait dengan apoprotein.
3. Ini adalah komponen protein terkonjugasi yang diperlukan untuk aktivitas biologis
protein. Kelompok prostetik mungkin organik (seperti vitamin, gula , RNA , fosfat atau lipid)
atau anorganik (seperti ion logam). Kelompok prostetik terikat erat pada protein dan bahkan
dapat terikat melalui ikatan kovalen . Mereka sering memainkan peran penting dalam katalisis
enzim .
Bagaimana Pengaruh dari kerja enzim terhadap denaturasi pangan ikani, terutama terkait dengan
Protein pangan???
Cara Kerja Enzim
Enzim dalam tubuh mempunyai peranan sangat
penting, dengan mekanisme ataupun cara kerja
yg tersusun sedemikian rumitnya, enzim bekerja
dalam mempengaruhi proses pencernaan setiap
makanan yang dirombak.
Tanpa kehadiran enzim, makanan membu-
tuhkan waktu cerna sangat lama sehingga bisa
diserap sarinya kemudian dlm menopang
metabolisme tubuh.