Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOGNOSI II

SIMPLISIA, ENZIM dan PROTEIN

DANIEL SIREGAR ( NIM : 21051001 )

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN 2021


SIMPLISA

Simplisia adalah bahan alamiah yang


dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan.
SIMPLISA

Simplisia terdiri atas  3 jenis yaitu, simplisia nabati,  hewani dan mineral (pelikan)
dengan uraian sebagai berikut:
1. Simplisia Nabati, adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Simplisia nabati tidak
hanya seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering juga berupa bagian atau organ
tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga dan
sebagainya. contoh : bunga cengkeh (clove), lada hitam , daun sereh , kulit kayu
manis.
2. Simplisia Hewani, adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,
misalnya minyak ikan (Oleum ieconis asselli) dan madu (Mel depuratum).
3. Simplisia Mineral atau pelikan, adalah simplisia berupa bahan pelikan atau
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum
berupa bahan kimia murni, contohnya serbuk seng dan tembaga.
SIMPLISA

Keunggulan simplisia antara lain :


1. Efek sampingnya relatif lebih kecil dari pada obat-obatan kimia karena
berasal dari alam, adanya
2. Komposisi yang saling mendukung untuk mencapai efektivitas
pengobatan.
3. lebih sesuai untuk penyakit metabolik dan degenaratif.
Kekurangan Simplisia :
4. Memiliki efek farmakologis yang lemah.
5. bahan baku belum terstandar.
6. Sebagaian besar Belum dilakukan uji klinik
7. Mudah tercemar berbagai mikroorganisme.
SIMPLISA

Pembuatan simplisia meliputi beberapa tahap diantaranya :


1. Sortasi basah : pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar
2. Pencucian : dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang
melekat pada bahan simplisia.
3. Perajangan : Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan untuk
memperoleh proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.
4. Pengeringan : bertujuan untuk menurunkan kadar air , menghilangkan aktivitas
enzim memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah
disimpan, tahan lama, dan sebagainya)
5. Sortasi kering : pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.
6. Penyimpanan : simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar
tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya
ENZIM

Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan


organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri
atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein. Ada 2 fungsi pokok enzim, yakni mempercepat
atau memperlambat reaksi kimia; dan mengatur
sejumlah reaksi yang beda-beda dalam waktu yang
sama.
ENZIM

Dalam ilmu biologi, enzim didefinisikan sebagai biokatalisator yang


berfungsi mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Dengan adanya
enzim, proses reaksi biologis di dalam tubuh bisa terjadi tanpa ikut bereaksi
dengan subtrat (komponen yang akan dipecah oleh enzim). Enzim juga
termasuk bagian penting di tubuh manusia.Dikutip dari livescience, enzim
merupakan katalis yang sangat selektif. Artinya setiap enzim hanya
mempercepat reaksi tertentu.Beberapa enzim membantu memecah molekul
besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh.
Namun ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu
untuk menghasilkan molekul baru.
ENZIM

Contoh Jenis Enzim Berikut ini beberapa contoh jenis enzim di tubuh manusia seperti
dilansir Medical News Today:
a. Lipase: sekelompok enzim yang membantu mencerna lemak di usus.
b. Amilase: membantu mengubah pati menjadi gula, ditemukan dalam air liur.
c. Maltase: juga ditemukan dalam air liur, memecah gula maltosa menjadi glukosa.
Maltosa ditemukan dalam makanan seperti kentang, pasta, dan bir.
d. Tripsin: ditemukan di usus kecil, memecah protein menjadi asam amino.
e. Laktase: juga ditemukan di usus kecil, memecah laktosa, gula dalam susu, menjadi
glukosa dan galaktosa.
f. Asetilkolinesterase: memecah neurotransmitter asetilkolin di saraf dan otot.
g. Helikase: mengungkap DNA. DNA polimerase: mensintesis DNA dari
deoksiribonukleotida.
h. Enzim hati: memecah racun dalam tubuh.
ENZIM

Komponen Enzim Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen


penyusun, yakni protein (apoenzim) dan non-protein (gugus
prostetik).Apoenzim adalah komponen paling dominan dalam struktur
enzim.Selain itu, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan pH, serta tidak tahan panas.Adapun gugus prostetik
terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks.Ion anorganik dalam
gugus prostetik disebut sebagai kofaktor.Fungsi kofaktor ialah katalis yang
mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan ion organik dalam gugus
prostetik disebut koenzim, yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia
dari satu enzim ke enzim lain
ENZIM

Sifat-sifat Enzim Secara umum, Enzim memiliki setidaknya enam sifat yang khas.
1. Pertama, enzim hanya mengubah kecepatan reaksi.Jadi, enzim tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya
meningkatkan laju suatu reaksi.
2. Kedua, enzim bekerja secara spesifik.Maka itu, enzim hanya mempengaruhi
substrat tertentu.
3. Ketiga, enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti
protein, antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya suhu kamar. Enzim
akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan
pelarut organik. Panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi
sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
4. Keempat, enzim diperlukan dalam jumlah sedikit, sesuai dengan fungsinya sebagai
katalisator.
5. Kelima, enzim bekerja secara bolak-balik.Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim
dapat berbalik.Ini berarti enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya
mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain, dan juga sebaliknya,
menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
6. Keenam, enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
ENZIM

Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator


(pengaktif), dan inhibitor (penghambat), serta konsentrasi substrat.Fungsi
dan Cara Kerja Enzim Enzim bertindak sebagai katalis dalam organisme
hidup. Enzim mengatur laju reaksi kimia tanpa dirinya sendiri berubah dalam
proses tersebut. Molekul yang bekerja dengan enzim disebut dengan istilah
substrat.Substrat berikatan dengan suatu daerah pada enzim yang disebut
tapak aktif. Ada dua model cara kerja enzim. Pada model gembok dan kunci
(Lock and key), situs aktif enzim dibentuk secara tepat untuk menampung
substrat tertentu. Sementara di model induced-fit atau kecocokan yang
terinduksi, situs aktif dan media tidak cocok satu sama lain, tetapi keduanya
mengubah bentuknya agar terhubung.
PROTEIN

Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida.


Peptida merupakan polimerisasi dari asam amino-asam amino yang
berbeda.Jadi, protein dapat dikatakan sebagai suatu kopolimer.
Ikatan yang terjadi antar protein selain ikatan peptida antara asam amino dan
penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hidrogen
yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta ikatan disulfida -S-S- yang
menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Ikatan ion pada
protein juga terjadi jika di dalamnya terdapat gugus ion logam dan ikatan
koordinasi, misalnya ikatan koordinasi antara ion Fe3+ dengan hemoglobin
pada darah.
PROTEIN

Struktur protein terdiri atas beberapa macam struktur , diantaranya :


A. Struktur primer merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-
asam amino pembentuk protein tersebut.
B. Struktur sekunder terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara
gugus-gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam
amino, sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-
heliks.
C. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan
disulfida (-S-S-),misalnya terbentuk rantai dobell-heliks.
D. Struktur kuartener. Struktur yang melibatkan beberapa peptida
sehingga membentuk suatu protein.Pada peristiwa ini, kadang-kadang
terselip molekul atau ion lain yang bukan merupakan asam amino,
misalnya pada hemoglobin, yang pada proteinnya terselip ion Fe3+.
PROTEIN
PROTEIN

Sifat-sifat Protein
a) Sukar larut dalam air karena ukuran molekulnya yang sangat
besar.
b) mengalami koagulasi oleh pemanasan dan penambahan asam
atau basa.
c) Bersifat amfoter karena membentuk ion zwitter. Pada titik
isoelektriknya, protein mengalami koagulasi sehingga dapat
dipisahkan dari pelarutnya.
d) Dapat mengalami kerusakan (terdenaturasi) akibat
pemanasan. Pada denaturasi, protein mengalami kerusakan
mulai dari struktur tersier sampai struktur primernya.
PROTEIN

Protein konjugasi merupakan senyawa protein yang mengikat (terikat


dengan) molekul lain yang bukan protein. Protein konjugasi terdiri atas :
1. Nukleoprotein, merupakan protein yang terikat pada asam nukleat,
terdapat pada inti sel dan kecambah biji-bijian.
2. Glikoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan karbohidrat,
terdapat pada musin kelenjar ludah, hati dan tendon.
3. Posfoprotein, merupakan protein yang berikatan dengan fosfat yang
mengandung lesitin, terdapat pada susu atau kuning telur.
4. Lipoprotein, merupakan protein yang terikat pada lipid (lemak),
misalnya serum darah, kuning telur atau susu.
5. Kromoprotein (metaloprotein), merupakan protein yang mengikat
pigmen atau ion logam, misalnya hemoglobin.
PROTEIN

Fungsi Protein
Protein sangat besar peranannya dalam proses
metabolisme tubuh, terutama dalam
pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan
sel yang rusak. Selain itu, fungsi protein lainnya
adalah:
PROTEIN

1. Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang disebut
apoenzim merupakan molekul protein.
2. Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein yang berperan mengangkut
oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam pengangkutan ion besi di
dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul protein
yang saling bergeseran.
4. Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung jaringan dibawahnya,
misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang menyusun membran sel.
5. Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan, misalnya
kecambah dan ovalbumin.
6. Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme
patogen.
7. Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam tubuh,
misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
8. Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat memengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA.
TERIMA KASIH

Enjoy Your Life

Anda mungkin juga menyukai