Setelah mempelajari Ilmu Dasar Keperawatan II, diharapkan anda dapat mengetahui
dan memahami sub pokok bahasan, sebagai berikut :
i
1. Memahami, Mengetahui, Mengingat tentang Enzim dan Koenzim
2. Memahami dan Mengetahui proses pencernaan dan penyerapan
3. Memahami dan menjelaskan tentang bioenergetika
4. Rantai Pernapasan
5. Memahami dan menjelaskan tentang Immunoglobulin
6. Memahami tentang darah
7. Oksidasi Biologi
8. Memahami, menjabarkan metabolisme porfirin
9. Metabolisme Karbohidrat
10. Metabolisme Lipid
11. Metabolisme Protein
12. Metabolisme purin dan pirimidin
13. Dasar-dasar bakteriologi dan mikologi
14. Klasifikasi dan taksonomi kuman
15. Morfologi dan pewarnaan kuman
16. Fisiologi dan Metabolisme kuman
17. Hubungan kuman dengan hospes dan lingkungan
18. Virologi
19. Helmintologi
20. Protozoologi
21. Entomologi
22. Interaksi mikroorganisme
23. Riketsia
TOPIK I
ENZIM DAN KOENZIM
A. Pengertian Enzim
Enzim adalahbiomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis(senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi
kimiaorganik.Molekul awal yang disebut substratakan dipercepat perubahannya
menjadi molekul lain yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan
bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis
sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu
arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.
C. Manfaat Enzim
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tetapi
hanya sebagian kecil asam amino enzim (sekitar 3–4 asam amino) yang secara
langsung terlibat dalam katalisis. Daerah yang mengandung residu katalitik yang
akan mengikat substrat dan kemudian menjalani reaksi ini dikenal sebagai tapak
aktif. Enzim juga dapat mengandung tapak yang mengikat kofaktor yang
diperlukan untuk katalisis. Beberapa enzim juga memiliki tapak ikat untuk molekul
kecil, yang sering kali merupakan produk langsung ataupun tak langsung dari
reaksi yang dikatalisasi. Pengikatan ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan
aktivitas enzim. Dengan demikian ia berfungsi sebagai regulasi umpan balik.
Sama seperti protein-protein lainnya, enzim merupakan rantai asam amino
yang melipat. Tiap-tiap urutan asam amino menghasilkan struktur pelipatan dan
sifat-sifat kimiawi yang khas. Rantai protein tunggal kadang-kadang dapat
berkumpul bersama dan membentuk kompleks protein. Kebanyakan enzim dapat
mengalami denaturasi (yakni terbuka dari lipatannya dan menjadi tidak aktif) oleh
pemanasan ataupun denaturan kimiawi. Tergantung pada jenis-jenis enzim,
denaturasi dapat bersifat reversibel maupun ireversibel.
D. Kegunaan Enzim
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang
dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan
aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun
adalah inihibitor enzim.
Ada dua jenis inhibitor yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
1. Inhibitor kompetitif
Pada penghambatan ini, zat – zat penghambatan mempunyai stuktur yang
mirip dengan substrat. Dengan demikian baik substrat maupun zat
penghambat berkompetisi atau bersaing untuk bergabung dengan sisi aktiv
enzim. Jika zat penghambat lebih dulu berikatan dengan sisi aktif enzim,
maka substrat tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim.
2. Inhibitor Nonkompetitif
Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan
kompleks enzim – inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah.
TOPIK II
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN
9
2. Protein
Sumber protein dapat berasal dari hewan dan disebut protein hewani,
misalnya lemak, daging, susu, ikan, telur dan keju. Sumber protein yang
berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Contohnya adalah kedelai,
kacang tanah, dan kacang hijau. Protein berfungsi sebagai komponen
struktural dan fungsional. Fungsi structural berhubungan dengan fungsi
pembangun tubuh dan pengganti sel-sel yang rusak.
Fungsi fungsional berkaitan dengan fungsinya sebagai komponen proses-
proses biokimia sel seperti hormone dan enzim. Selama proses pencernaan,
protein akan diubah menjadi pepton dengan bantuan enzim pepsin di dalam
lambung. Kemudian pepton akan diubah menjadi asam amino dengan bantuan
enzim tripsin di dalam usus halus. Asam amino inilah yang akan diserap oleh
tubuh. Sama seperti karbohidrat, setiap 1 gram protein dapat menghasilkan
energi sebesar 17 kilojoule. Kekurangan protein dapat menyebabkan busung
lapar.
3. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan dan disebut dengan lemak hewani,
misalnya lemak daging, mentega, susu, ikan basah, telur dan minyak ikan.
Sumber lemak yang bersal dari tumbuhan disebut lemak nabati. Contohnya
adalah kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan alpukat. Lemak berfungsi
sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin A,
D, E, dan K. Lemak disimpan dalam jaringan bawah kulit. Setiap satu gram
lemak dapat menghasilkan energi sekitar 9 kilokalori atau 38 kilojoule.
4. Vitamin
Vitamin berfungsi sebagai kompenen organic enzim yang disebut sebagai
co-enzim. Terdapat dua kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat disimpan lama. Bila jumlah
yang tersedia lebih banyak dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di
dalam lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya dengan vitamin
yang larut dalam air, bila jumlahnya melebihi yang
diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan dibuang ke luar tubuh melalui urin.
Kekurangan vitamin akan menyebabkan penyakit avitaminosis.
5. Garam mineral
Garam mineral dibutruhkan secara sendiri-sendiri maupun kelompok.
Masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam tubuh. Sebagai contoh,
kalsium, sumbernya berasal dari susu, keju, daging, sayur- sayuran. Berfungsi
pembentukan darah, kontraksi otot, pembentukan tulang, dan gigi, dsb.
1. Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigi
terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas mahkota
gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang
tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang
berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun email.
Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada
di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang
melekatkan akar pada Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang
berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak
makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan terdapat
pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis,
sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang
mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah amilum
menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut pencernaan
kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi
sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur. Makanan ini kemudian
dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan
bantuan lidah, didorong menuju faring.
3. Lambung
Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara
mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung
mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh
kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin.
Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi
untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui pencernaan kimiawi di
dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur
usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
4. Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus
tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada dinding
duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan
saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang
disalurkan menuju duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam
amino. Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan
ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum.
Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian
ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat
makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan
zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam
amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh
pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan
vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa
oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
5. Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus
besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik
(ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang
menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang
sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut
terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dapat tercerna,
misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan.
Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan
menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air,
maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa
makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang
membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak
terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan
dikeluarkan melalui anus.
1. Kelenjar Ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah rahang)
4. Sublingualis (bawah lidah)
5. Rongga Mulut
6. [[Faring]
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks
23. Rektum
24. Anus
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada alat-alat sistem
pencernaan antara lain:
1. Parotitis
Penyakit gondong yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang
kelenjar air ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar ludah menjadi
bengkak atau membesar.
2. Xerostomia
Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada rongga mulut yang ditandai
dengan rendahnya produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering membuat
makanan kurang tercerna dengan baik.
3. Tukak Lambung
Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada dinding lambung bagian dalam.
Maka secara teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko timbulnya tukak
lambung.
4. Appendiksitis
Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat merembet ke usus besar dan
menyebabkan radang selaput rongga perut.
TOPIK III
BIOENERGETIKA
A. DEFINISI
21
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas
(reaksi endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa
kecenderungan untuk terjadi reaksi.
Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi
Untuk mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan
pasokan energi bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan
metabolisme dengan proses eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau
menggunakan energi cahaya matahari, bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe 2+
à Fe3+. Sebaliknya organisme heterotrofik, memperoleh energi bebasnya dengan
melakukan metabolisme yaitu pemecahan molekul organik kompleks.
Mg2+
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari
proses eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang
mengandung adenin, ribosa dan 3 gugus fosfat. Dalam reaksinya di dalam sel,
ATP berfungsi sebagai kompleks Mg2+
ATP dan ADP
Energi bebas baku hasil hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam biokimia
tertera pada. Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP terbagi
menjadi 2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki ΔG lebih rendah
dari pada ΔG0 pada ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai ΔG lebih
tinggi daripada ΔG0 pada ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat,
fosfoenol piruvat dan sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup
koenzim A (misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam
amino yang terlibat dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin
difosfat glukosa dan 5-fosforibosil-1-pirofosfat.
organofosfat yang memiliki peran penting dalam biokimia
Senyawa ΔG0
kJ/mol kkal/mol
Fosfoenolpiruvat -61,9 -14,8
Karbamoil fosfat -51,4 -12,3
1,3-bifosfogliserat -49,3 -11,8
(sampai 3-fosfogliserat)
Kreatin fosfat -43,1 -10,3
ATP à ADP + Pi -30,5 -7,3
ADP à AMP + Pi -27,6 -6,6
Pirofosfat -27,6 -6,6
Glukosa 1-fosfat -20,9 -5,0
Fruktosa 6-fosfat -15,9 -3,8
AMP -14,2 -3,4
Glukosa 6-fosfat -13,8 -3,3
Gliserol 3-fosfat -9,2 -2,2
Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~℗. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada
suatu akseptor yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas
yang lebih besar. Oleh karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah
potensial pemindahan gugus daripada ikatan berenergi tinggi.
Berdasarkan posisi ATP pada Tabel 3.1, maka ATP merupakan donor fosfat berenergi
tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP
dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP dari senyawa yang
berada di atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan proses-
proses yang menghasilkan dan proses-proses yang menggunakan ~℗. Dengan
demikian ATP terus dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi dengan
kecepatan sangat tinggi, karena depot ATP/ADP sangat kecil dan hanya cukup untuk
mempertahankan jaringan aktif dalam beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi :
1. Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~℗ terbesar dalam organisme aerobik. Energi
bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam
mitokondria dengan menggunakan oksigen.
2. Glikolisis
Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~℗ yang terjadi akibat pembentukan
laktat
3. Siklus asam sitrat
Dalam siklus asam sitrat satu ~℗ dihasilkan langsung pada tahap suksinil
tiokinase
TOPIK IV
RANTAI PERNAFASAN
B. KETOSIS
1. Degradasi asam lemak → Asetil KoA terjadi di Hati, tetapi hati hanya
mengunakan sedikit asetil KoA → akibatnya sisa asetil KoA berkondensasi
membentuk Asam Asetoasetat
2. Asam asetoasetat merupakan senyawa labil yang mudah pecah menjadi:
Asam β hidroksibutirat dan Aseton.
3. Ketiga senyawa diatas (asam asetoasetat, asam β hidroksibutirat dan aseton)
disebut
C. BADAN KETON
1. Adanya badan keton dalam sirkulasi darah disebut: ketosis
2. Ketosis terjadi saat tubuh kekurangan karbohidrat dalam asupan makannya
→ kekurangan oksaloasetat.
3. Jika Oksaloasetat menurun → maka terjadi penumpukan Asetil KoA didalam
aliran darah → jadi badan keton → keadaan ini disebut KETOSIS.
4. Badan keton merupakan racun bagi otak → mengakibatkan Coma, karena
sering terjadi pada penderita DM → disebut Koma Diabetikum.
5. Ketosis terjadi pada keadaan :
* Kelaparan
* Diabetes Melitus
27
* Diet tinggi lemak, rendah karbohidrat
D. RANTAI RESPIRASI
1. H adalah hasil utama dari siklus Krebs ditangkap oleh carrier NAD menjadi
NADH.
2. H dari NADH ditransfer ke → Flavoprotein → Quinon → sitokrom b →
sitokrom c →sitokrom aa3 → terus direaksikan dengan O2 → H2O + Energi
3. Rangkaian transfer H dari satu carrier ke carrier lainya disebut Rantai
respirasi
4. Rantai Respirasi terjadi didalam mitokondria → transfer atom H antar carrier
memakai enzim Dehidrogenase → sedangkan reaksi H + O2 memakai enzim
Oksidase.
Urutan carrier dalam rantai respirasi adalah: NAD → Flavoprotein → Quinon →
sitokrom b → sitokrom c → sitokrom aa3 → direaksikan dengan O2 → H2O +
Energi
TOPIK V
IMMUNOGLOBULIN
Manusia dan Vertebrata lainnya memiliki sistem pertahanan tubuh yang berperan
untuk melindungi dirinya dari serangan agen-agen penyebab penyakit. Sistem
pertahanan tersebut dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1. Pertahanan Nonspesifik yang memiliki sifat alami (innate) artinya sudah ada
sejak organisme itu lahir dan berlaku bagi semua agen infeksi, dan
2. Pertahanan Spesifik atau disebut juga pertahanan perolehan (acquired) karena
pertahanan ini diperoleh setelah adanya rangsangan oleh benda asing (agen
infeksi). Pertahanan spesifik merupakan tanggungjawab dari klone-klone sel
limfosit B yang masing-masing spesifik terhadap antigen. Adanya interaksi
antara antigen dengan klone limfosit B akan merangsang sel tersebut untuk
berdiferensiasi dan berproliferasi sehingga didapatkan sel yang mempunyai
ekspresi klonal untuk menghasilkan antibodi.
A. Struktur Immunoglobulin
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat
dalam serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin
termasuk dalam famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri
dari 82-96% polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa
sifat biologik molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi
yaitu mengikat antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen
serta pelepasan histamin dari sel mast.
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai
perbedaan sifat fisik, tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen
spesifik dan aktivitas biologik berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2
macam rantai polipeptida yang tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal
sebagai rantai H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai
ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit)
terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat oleh suatu ikatan
disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris. Yang
menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari
rantai H atau rantai L, yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh
ikatan disulfid interchain, sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh
ikatan disulfid interchain.Rantai L mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda,
sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ),
rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai jumlah domain berbeda.
Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D masing-masing
4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim
papain memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari
bagian H dan rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang
bervariasi sesuai dengan variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat
pengikatan antigen (antigen binding site)yang menentukan spesifisitas
imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya mengandung bagian rantai H
saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen Fc tidak dapat
mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan
komplemen, terikat pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel
mast dan basofil mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan
kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan
karboksil terminal sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain)dengan
akibat kehilangan sebagian besar susunan asam amino yang menentukan sifat
antigenik determinan, namun demikian masih tetap mempunyai sifat antigenik.
Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian fragmen yang dikenal sebagai
F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen.
B. Klasifikasi Imunoglobulin
Klasifikasi imunoglobulin berdasarkan kelas rantai H. Tiap kelas mempunyai
berat molekul, masa paruh, dan aktivitas biologik yang berbeda. Perbedaan antar
subkelas lebih sedikit dari pada perbedaan antar kelas.
1. Imunoglobulin G
IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat
H dan 2 rantai ringan L. IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S
dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75%
dari seluruh jumlah imunoglobulin.
Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai
perbedaan yang tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai
berikut: IgG1 40-70%, IgG2 4-20%, IgG3 4-8%, dan IgG4 2-6%. Masa paruh
IgG adalah 3 minggu, kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa
paruh l minggu. Kemampuan mengikat komplemen setiap subkelas IgG juga
tidak sama, seperti IgG3 > IgGl > IgG2 > IgG4. Sedangkan IgG4 tidak dapat
mengikat komplemen dari jalur klasik (ikatan C1q) tetapi melalui jalur alternatif.
Lokasi ikatan C1q pada molekul IgG adalah pada domain CH2.
Sel makrofag mempunyai reseptor untuk IgG1 dan IgG3 pada fragmen Fc.
Ikatan antibodi dan makrofag secara pasif akan memungkinkan makrofag
memfagosit antigen yang telah dibungkus antibodi (opsonisasi). Ikatan ini terjadi
pada subkelas IgG1 dan IgG3 pada lokasi domain CH3.
Bagian Fc dari IgG mempunyai bermacam proses biologik dimulai dengan
kompleks imun yang hasil akhirnya pemusnahan antigen asing. Kompleks imun
yang terdiri dari ikatan sel dan antibodi dengan reseptor Fc pada sel killer
memulai respons sitolitik (antibody dependent cell-mediated cytotoxicity =
ADCC) yang ditujukan pada antibodi yang diliputi sel. Kompleks imun yang
berinteraksi dengan sel limfosit pada reseptor Fc pada trombosit
akanmenyebabkan reaksi dan agregasi trombosit. Reseptor Fc memegang
peranan pada transport IgG melalui sel plasenta dari ibu ke sirkulasi janin.
2. Imunoglobulin M
Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin,
dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-l.000.000. Molekul
ini mempunyai 12% dari beratnya adalah karbohidrat. Antibodi IgM adalah
antibodi yang pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan
antibodi yang utama pada golongan darah secara alami. Gabungan antigen
dengan satu molekul IgM cukup untuk memulai reaksi kaskade komplemen.
IgM terdiri dari pentamer unit monomerik dengan rantai μ dan C H. Molekul
monomer dihubungkan satu dengan lainnya dengan ikatan disulfida pada
domain CH4 menyerupai gelang dan tiap monomer dihubungkan satu dengan
lain pada ujung permulaan dan akhirnya oleh protein J yang berfungsi sebagai
kunci.
3. Imunoglobulin A (IgA)
Adalah Imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu, air
liur, air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran
pencernaan atau usus (Corpo Antibodies). Imunoglobulin ini melindungi selaput
mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA
dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga
kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi
komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.
Tiap molekul IgA sekretorik berbobot molekul 400.000 terdiri atas dua unit
polipeptida dan satu molekul rantai-J serta komponen sekretorik. Sekurang-
kurangnya dalam serum terdapat dua subkelas IgA1 dan IgA2. Terdapat dalam
serum terutama sebagai monomer 7S tetapi cenderung membentuk polimer
dengan perantaraan polipeptida yang disintesis oleh sel epitel untuk
memungkinkan IgA melewati permukaan epitel, disebut rantai-J. Pada sekresi
ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat
kombinasi dengan suatu protein khusus, disebut Secretory Component yang
disintesa oleh sel epitel lokal dan juga diproduksi secara lokal oleh sel plasma.
4. Imunoglobulin D
Konsentrasi IgD dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil
terhadap pemanasan dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya adalah
180.000. Rantai δ mempunyai berat molekul 60.000 – 70.000 dan l2% terdiri
dari karbohidrat. Fungsi utama IgD belum diketahui tetapi merupakan
imunoglobulin permukaan sel limfosit B bersama IgM dan diduga berperan
dalam diferensiasi sel ini.
5. ImunoglobulinE (IgE)
Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila
disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak
dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan
pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai
reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang
dihasilkan memicu respon alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.
Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi,
konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar. IgE
serum secara khas juga meningkat selama infeksi parasit cacing.
C. Fungsi Dan Sifat Antibodi
1. Imunoglobulin G ( Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma)
Tiap molekul IgG terdiri atas dua rantai L dan dua rantai H yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida (rumus molekul H2L2). Oleh karena itu
imunoglobulin ini mempunyai dua tempat pengikatan antigen yang identik,
meka disebut divalen. IgG merupakan antibodi dominan pada respon sekunder
dan menyusun pertahanan yang penting melawan bakteti dan virus. Ini
merupakan satu-satunya antibodi yang mampu melintasi plasenta,oleh karena
itu merupakan imunoglobulin yang paling banyak ditemukan pada bayi yang
baru lahir.
Immunoglobulin ini yang paling banyak di dalam tubuh, dihasilkan dalam
jumlah besar ketika tubuh terpajan ulang ke antigen yang sama. Ia memberikan
proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu setelah
lahir karena IgG mampu menembus jaringan plasenta. IgG yang dikeluarkan
melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah
daya kekebalan. IgG lebih mudah menyebar ke dalam celah-celah
ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisis toksin kuman dan
melekat pada kuman sebagai persiapan fagosistosis serta memicu kerja
system komplemen. Dikenal 4 subklas yang disebut IgG1, IgG2, IgG3 dan
IgG4. Perbedaannya terletak pada rantai berat (H) yang disebut 1, 2, 3 dan 4.
2. Imunoglobulin A ( Ig A) disebut juga rantai –α (alpha).
Merupakan imunoglobulin utama pada hasil sekresi misalnya susu, saliva
dan air mata serta sekresi traktus respiratorius, intestinal dan genital.
Imunoglobulin ini melindungi membran mukosa dari serangan bakteri dan virus.
Tiap molekul IgA terdiri atas dua unit H2L2 dan satu molekul terdidi atas rantai
J dan komponen sekresi, molekul yang disebut terakhir merupakan protein
yang diturunkan dari celah reseptor poli-Ig. Reseptor ini mengikat dimer IgA
dan mempermudah transpornya melintasi epitel mukosa. Beberapa bakteri
(misalnya neisseria) dapat merusak IgA1 dengan cara menghasilkan protase
sehingga menghalangi imunitas yang diperantarai antibodi pada permukaan
mukosa
IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dimer yang tahan terhadap
proteolisis berkat kombinasi dengan suatu zat protein khusus, disebut
secretory component, oleh sel-sel dalam membrane mukosa. Imunoglobin
yang dikeluarkan secara selektif di dalam sekresi air ludah, keringat, air mata,
lendir hidung, kolostrum, sekresi saluran pernapasan dan sekresi saluran
pencernaan. IgA yang keluar dengan sekret juga diproduksi secara lokal oleh
sel plasma. Kehadirannya dalam kolostrum (air susu pertama keluar pada
mamalia yang menyusui) membantu melindungi bayi dari infeksi
gastrointestinal. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah perlautan virus dan
bakteri ke permukaan epitel. Fungsi IgA setelah bergabung dengan antigen
pada mikroorganisme mungkin dalam pencegahan melekatnya
mikroorganisme pada sel mukosa.
3. Imunoglobulin M ( Ig M) disebut juga rantai –µ (mu)
IgM adalah antibodi pertama yang bersirkulasi sebagai respons terhadap
pemaparan awal ke suatu antigen. Konsentrasinya dalam darah menurun
secara cepat. Hal ini secara diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM
umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh pathogen yang
menyebabkan pembentukannya. IgM terdiri dari lima monomer yang tersusun
dalam struktur pentamer. IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B
untuk tempat antigen melekat dan disekresikan dalam tahap-tahap awal
respons sel plasma. IgM sangat efisien untuk reaksi aglutinasi dan reaksi
sitolitik, dan karena timbulnya cepat setelah infeksi dan tetap tinggal dalam
darah maka IgM merupakan daya tahan tubuh penting pada bakterimia.
Ini merupakan imunoglobulin yang efisien dalam proses aglutinasi
fiksasikomplemen dan reaksi antigen-antibodi lainnya serta penting juga dalam
menjadi pertahanan dalam melawan bakteri dan virus. Karena interaksi
imunoglobulin ini dengan antigen dapat melibatkan semua tempat pengikatan
antigen tersebut, maka imunonoglobulin ini mempunyai tingkat afinitas yang
paling tinggi dibandingkan dengan semua imunoglobulin lainnya.
4. Imunoglobulin D ( Ig D) disebut juga rantai –δ (delta)
Imunoglobulin ini tidak mengaktifkan system komplemen dan tidak dapat
menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada permukaan sel B, yang
kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang diperlukan untuk
memulai diferensiasi sel-sel B menjadi plasma dan sel B memori. Ini juga terjadi
pada beberapa sel leukemia limfatik. Di dalam serum immunoglobulin ini hanya
terdapat dalam jumlah sedikit.
5. Imunoglobulin E ( Ig E) disebut juga rantai –ε (epsilon)
Dihasilkan pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE
belum terlalu jelas. Di dalam serum, konsentrasinya sangat rendah, tetapi
kadarnya akan naik jika terkena infeksi parasit tertentu, terutama yang
disebabkan oleh cacing. IgE berukuran sedikit lebih besar dibandingkan
dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi
dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada sel mast dan basofil
dan, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel itu membebaskan
histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.
Regio Fc dari IgE terikat pada reseptor pada permukaan sel mast dan
basofil. IgE yang terikat ini bertindak sebagai reseptor antigen yang
menstimulasi produksinya sehingga terbentuk kompleks antigen-antibodi yang
memicu terjadinya respon alergi tipe cepat (anafilaksis) melalui pelepasan
mediator. Pada orang dengan hipersensivitas alergi yang diperantarai antibodi
tersebut, IgE meningkat dengan cepat dan IgE dapat terdapat pada sekresi
eksternal. IgE serum juga meningkat secara tipikal selama infeksi cacing.
Struktur dan fungsi IgG dapat dipecah oleh enzim pepsin dan papain
menjadi beberapa fragmen yang mempunyai sifat biologi yang khas. Perlakuan
dengan pepsin dapat memisahkan Fab2 dari daerah persambungan hinge
(engsel). Karena Fab2 adalah merupakan molekul bivalen sehingga ia dapat
mempresipitasi antigen. Enzim papain dapat memutus daerah hinge diantara
CH1 dan CH2 untuk membentuk dua fragmen yang identik dan dapat bertahan
dengan reaksi antigen-antibodi dan juga satu non-antigen-antibodi fragmen
yaitu daerah fragmen kristalisabel (Fc). Bagian Fc ini adalah glikosilat yang
mempunyai banyak fungsi efektor (yaitu: binding komplemen, binding dengan
sel reseptor pada makrofag dan monosit dan sebagainya) dan dapat digunakan
untuk membedakan satu klas antibodi dengan lainnya.
TOPIK VI
DARAH
A. Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
B. Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45% Korpuskuler
(bagian padat darah).
C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah memiliki
warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air, 8% protein, dan
0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti
lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, dan
mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan
tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
3. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses pembekuan
darah.
30
D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa
Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti selubung/sel.
Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung hemoglobin (Hb).
Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen. Sedangkan darah yang
berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen yang diserap dari paru-paru.
Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen
ke sel dan mengikat karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa
kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan
laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya
terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet
seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa
berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.
Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang
biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit,
dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf atau berbentuk
piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter
sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit termasuk sel paling kecil
daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Jumlah sel darah
merah adalah jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah sel darah
lainnya. Secara normal, di dalam darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25
trilliun sel darah merah atau setiap satu milimeter kubik (1 mm 3) darah trdapat
5 juta sel darah merah. Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per
miliketer kubiknya sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses
dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang
rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati dan
limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang lolos
akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari
hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang
untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang
memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik.
Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang disintesa
ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu pertandingan
sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang
belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar
1% dari semua darah yang beredar.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah.
Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah.
Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih.
Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus). Sebagian
besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat menembus
dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa,
dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk
tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah
merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a. Leukosit Bergranula (Granulosit)
1) Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas
untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh.
Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera
melepaskan zat kimia untuk mencegah bakteri berkembang biak serta
menghancurkannya
2) Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya
sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi
yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah
sebabnya eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan
eosin. Eosinofil memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil
adalah untuk memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan
membuang sisa-sisa sel yang rusak.
3) Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya
hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila
basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel
darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung
zat kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
b. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
1) Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya
hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar.
20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit
tidak dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk
antibodi.
2) Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan
berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan
bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke dalam
tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut adalah
benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel darah putih
untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada hati kita, dapat
menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut disuntikkan
kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan dapat dianggap
sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri
kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
a. Sel Fagosit
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan
(fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
1) Neutrofil, terdapat dalam darah
2) Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk kedalam
jaringan atau rongga tubuh.
b. Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
1) T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar limfa di
dasar leher)
2) B Limfosit (B Sel)
OKSIDASI BIOLOGI
A. DEFINISI
43
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan
energi bebas (reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar
berlangsung sampai selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).
Jika ΔG bertanda positif, reaksi berlangsung hanya jika memperoleh energi
bebas (reaksi endergonik). Bila ΔG sangat besar, sistem akan stabil tanpa
kecenderungan untuk terjadi reaksi. Peran senyawa fosfat berenergi tinggi dalam
penangkapan dan pengalihan energi Untuk mempertahankan kehidupan, semua
organisme harus mendapatkan pasokan energi bebas dari lingkungannya.
Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan proses eksergonik
sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya Fe3+.
matahari, bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe2+ organismeSebaliknya
heterotrofik, memperoleh energi bebasnya dengan melakukan metabolisme yaitu
pemecahan molekul organik kompleks. Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral
dalam pemindahan energi bebas dari proses eksergonik ke proses endergonik.
ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin, ribosa dan 3 gugus
fosfat.
Ada 3 sumber utama yang berperan dalam konservasi atau penangkapan
energi.
a. Fosforilasi oksidatif. Fosforilasi oksidatif adalah sumberterbesar dalam
organisme aerobik. Energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari
oksidasi rantai respirasi di dalam mitokondria dengan menggunakan oksigen.
b. Glikolisis Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua yang terjadi akibat
pembentukan laktat.
c. Siklus asam sitrat Dalam siklus asam sitrat satu.
a. Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter
globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.
b. Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-
oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.
c. Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan
keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol
dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-
lain.
A. DEFINISI
55
terjadI muncul pada sejumlah penyakit yang berkisar dari anemia hemolitik
hinggahepatitis serta kelainan sekresi empedu (gangguan obstruksi).
TOPIK IX
METABOLISME KARBOHIDRAT
A. Pengertian Metabolisme
B. Pembagian Karbohidrat
1. Monosakarida(C6H12O6)
Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus
gula.Monosakarida ini memiliki rasa manis dan sifatnya mudah larut dalam air.
Contoh dari monosakarida adalah heksosa, glukosa, fruktosa, galaktosa,
monosa, ribose (penyusun RNA) dan deoksiribosa(penyusun DNA).
2. Disakarida(C12H22O11)
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama seperti
monosakarrida,Disakarida juga memiliki rasa manis, dan sifatnyapun mudah
larut dalam air.Contoh dari Disakarida adalah laktosa(gabungan antara glukosa
dan galaktosa),sukrosa(gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan
maltosa(gabungan antara dua glukosa).
3. Polisakarida(C6H11O5), Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri
dari banyak gugus gula,dan rata-rata terdiridari lebih 10 gugus gula.Pada
umumnya polisakarida tidak berasa atau pahit,dan sifatnyasukar larut dalam
83
air. Contohnya dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300gugus
gula berupa glukosa,glikogen atau gula otot yang tersusun dari 12-16 gugus
gula,danselulosa,pektin,lignin,serta kitin yang tersusun dari ratusan bahkan
ribuan gugus guladengan tambahan senyawa lainnya.
C. Fungsi Karbohidrat :
D. Proses Glikolisis
Pada dasarnya metabolisme glukosa dapat di bagi dalam dua bagian yaitu
yang tidak menggunakan oksigen atau anaerob dan yang menggunakan oksigen
atau aerob.Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah
glukosa menjadi asam laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reaksi dalam proses
glikolisis ini menggunakan enzim tertentu, dan akan dibahas satu persatu.
1) Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa
-6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi
sebagai berikut :Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut
di bantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Heksokinase yang berasal dari ragi
merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya
kepada glukosa tetapi juga kepada fruktosa, manosa dan glukosamina.
2) Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa -6-fosfat
menjadi fruktosa -6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak
memerlukan kofaktor dan telah diperoleh dari ragi dengan cara klistalisasi.
Enzim fosfoheksoisomerase terdapat pada jaringan otot dan mempunyai berat
molekul 130.000.
3) Fosfofruktokinase,
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim
fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg++ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini
gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri
akan berubah menjadi ADP. Fosfofruktokinase dapat dihambat atau
dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam
proses metabolisme ini.
4) Aldolase
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah penguraian
molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu
dihidroksi aseton fosfat dan D-gliseral-dehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim
aldolase yang menjadi katalis, telah ditemukan dan dimurnikan oleh Warburg.
5) Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa,
yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Yang mengalami
reaksi lebih lanjut dalam proses glikolisis ialah D-gliseraldehida-3-fosfat.
Andaikata sel tidak mampu mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-
gliseraldehida-3-fosfat, tentulah dihidroksiasetonfosfat akan bertimbun dalam
sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam sel enzim triosafosfat isomerase
yang dapat mengubah dihidroksiasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-
fosfat.
6) Gliseraldehida-3-Fosfat Dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat
menjadi asam 1,3 difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD +,
sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat.Reaksi oksidasi ini
mengubah aldehida menjadi asam karboksilat.
7) Fosfogliseril Kinase
Reaksi yang menggunakan ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat.Dalam reaksi ini terbentuk satu
molekul ATP dari ADP dan ion Mg++ diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena
ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka reaksi ini mempunyai
fungsi untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam
bentuk ATP.
8. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-
fosfogliserat menjadi asam 2-fosfogliserat.
9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah reaksi pembentukan asam fosfoenolpiruvat dari asam
2-fosfogliserat dengan katalis enzim enolase dan ion Mg ++ sebagai
kofaktor.Reaksi pembentukan asam fosfoenol piruvat ini ialah reaksi
dehidrasi.
10. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul
piruvat. Piruvat kinase telah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal.
Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000.dalam reaksi
tersebut, di perlukan ion Mg++ dan K+ sebagai aktivator.
Glikogen Glikogen
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 1à4 untuk membentuk
rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase.Pada otot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati
terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
f. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan
glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka
enzim pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 1à4 (panjang
minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 1à6 sehingga membuat titik cabang pada
molekul tersebut. Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan
lebih lanjut 1àglukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah
jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat
glikogenesis maupun glikogenolisis. (Murray dkk. Biokimia Harper).
2. Proses glikogenelisis
Glikogenolisis merupakan reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul glukosa. Proses ini terjadi apabila tubuh membutuhkan glukosa,
untuk digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Glikogenolisisjuga
dapat berarti lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain
glukoneogenosis untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam
plasma darah untuk menghindari simtomahipoglisemia. Jika glukosa dari
diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen harus dipecah untuk
mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini dinamakan
glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari glikogenesis,
akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan glukosa
satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini spesifik
untuk proses fosforolisis rangkaian 1à4 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu
glukosa yang tersisa pada tiap sisi cabang 1à6.
(C6)n + Pià (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada
mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan berulang, bertujuan
mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini
adalah proses oksidasi dengan menggunakaan oksigen atau aerob
(Poedjiani, A : 264).
Siklus asam sitrat dikenal juga sebagai siklus asam trikarboksilat atau
siklus krebs, menggunakan nama penemunya Hans Krebs seorang ahli
biokimia yang banyak jasa atau sumbangannya dalam penelitian tentang
metabolisme karbohidrat.
Pada siklus asam sitrat, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
Jumlah : 12p
Apabila dihubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus krebs akan
dapat kita itung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1. Glikolisis : 8P
2. Oksidasi piruvat (2X3P) : 6P
3. Siklus krebs (2X12P) : 24P
Jumlah : 38P
TOPIK X
METABOLISME LIPID
85
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron
ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi
asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol
tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin
ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada selanjutnya
akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar lipid
keberbagai jaringan tubuh(Philip et all., 2006).
C. Biosentisit Lipid
Tubuh dapat mensintesis berbagai jenis lipid, kecuali beberapa lipid tertentu
misalnya asam lemak esensial.
Tubuh dapat membentuk asam lemak melalui beberapa cara :
1. Sintesis de novo yaitu pembentukan asam lemak baru dari senyawa bukan
lipid. Banyak terdapat dalam jaringan tubuh, termasuk jaringan hati, ginjal,
otak, paru,kelenjar payudara dan adiposa.
2. Sepanjangan rantai yaitu penambahan satuan-satuan dwi karbon untuk
mengubah asam lemak yang telah ada menjadi asam lemak yang lebih
panjang.
3. Desanturasi yaitu pengadaan ikatan rapat pada gugus radikal hidrokarbon (
gugus alkil) asam lemak.
Biosintesis asam lemak sangat penting, khususnya dalam jaringan hewan,
karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk
karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim
yang berlokasi di sitoplasma.
a. Biosintesis Asam Lemak Jenuh
Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai
starter.Acetyl-CoA ini dapat berasal dari oksidasi asam lemak maupun dari
piruvate hasil glikolisis atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate
dehydrogenase.Acetyl-CoA tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke
sitoplasma melalui sistem citrate shuttle untuk disintesis menjadi asam
lemak.Reduktan NADPH + H+ disuplai dari jalur hexose monophosphate
(fosfoglukonat).
Pyruvate hasil katabolisme asam amino atau dari glikolisis glukosa
diubah menjadi aecetyl-CoA oleh sistem pyruvate dehydogenase.Gugus
acetyl tersebut keluar matriks mitokondria sebagai citrate, masuk ke sitosol
untuk sintesis asam lemak.Oxaloacetate direduksi menjadi malate kembali ke
matriks mitokondrion dan diubah kembali menjadi malate.Malat di sitosol
dioksidasi oleh enzim malat menghasilkan NADPH dan pyruvate.NADPH
digunakan untuk reaksi reduksi dalam biosintesis asam lemak sedangkan
pyrivate kembali ke matriks mitokondrion. Keuntungan tersebut antara lain:
1. Reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
2. Reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
3. Lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena
difusi rendah.
Enzim kompleks asam lemak synthase bekerja dalam bentuk dimer. Tiap
monomernya secara kovalen dapat mengikat substrat sebagai tioester pada
bagian gugus –SH.
b. Biosintesis Asam Lemak Tak Jenuh (Asam monoenoat)
Biosintesis asam lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap tunggal
(asam monoenoat) dalam jaringan hewan dan tumbuhan berbeda. Dalam
jaringan hewan asam palmitat dan asam stearat digunakan sebagau precursor
untuk biosintesis asam lemak tak jenuh terutama, asam palmitoleat.
2. Terjadinya Ketosis
Ketosis adalah kondisi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
metabolik. Dalam istilah ilmiah itu didefinisikan sebagai akumulasi berlebihan
dari badan keton dalam jaringan tubuh dan cairan. 'Tubuh Keton' adalah zat
metabolisme asam acetoacetic dan beta-hidroksibutirat. Aseton, yang
menempatkan off bau tertentu yang terkait dengan Ketosis, muncul dari asam
acetoacetic, menjadi gejala ketika hewan tersebut dalam keadaan ketotik.
Semua zat ini adalah produk metabolisme normal 'lemak' dalam hati. Ketika
mereka menjadi sangat tidak seimbang akibat ketosis, hasil akhirnya adalah
kegagalan hati.
3. Contoh Ketosis:
a. Ketosis pada Sapi
Sejak 1990 ketosis muncul sebagai penyakit metabolik yang paling penting
pada kelompok ternak sapi di US. Ketosis diderita oleh sapi yang
berproduksi tinggi dan atau kekurangan pakan secara serius. Ketosis pada
sapi diawali dengan gangguan metabolisme lemak, hingga terjadi
hipoglikemia dan hiperketonuria. Ketosis terjadi pada sapi yang mengalami
penurunan oksidasi karbohidrat dan diikuti oksidasi lemak. Selain itu,
ketosis juga terjadi pada sapi yang bunting karena kurangnya ketersediaan
energi yang sangat dibutuhkan pada bulan terakhir masa kebuntingan.
Untuk dapat menghentikan ketosis maka sering dianjurkan untuk
menghentikan pemerahan dan bahkan dianjurkan pula untuk
memompakan udara ke dalam kelenjar susu (under insufflation). Selain itu
juga anjuran untuk memuasakan selama 3 hari pada penderita yang tidak
gemuk. Sapi yang gemuk jangan dipuasakan karena akan menyebabkan
timbulnya ketosis karena lapar namun diberikan saja senyawa lipotropik
dan pemberian glukosa terus menerus sampai gejalanya benar-benar
hilang. Dan yang perlu diingat bahwa penderita mungkin dapat mengalami
kesembuhan secara spontan. (Subronto, 2004)
b. Ketosis pada Babi
Ketosis merupakan penyakit yang sering terjadi pada peternakan babi
komersil. Ketosis dapat terjadi karena kelaparan (defisiensi insulin
relative), diabetes melitus (defisiensi insulin absolute), atau terkadang
disebabkan oleh diet yang banyak mengandung hampir seluruhnya terdiri
dari lemak. Ketosis juga dapat terjadi ketika babi banyak mengkonsumsi
makanan yang mengandung banyak lemak atau sedikit karbohidrat. Pada
kondisi ini terjadi perubahan dari metabolisme karbohidrat menjadi
metabolisme lemak.
Gejala ketosis yang tampak pada babi tidak jauh berbeda dengan kejadian
ketosis pada sapi. Umumnya babi akan mengalami penurunan nafsu
makan (anorexia) yang mengakibatkan penurunan berat badan dalam
jangka panjang. Terjadi pula kelesuan, dehidrasi, kulit tampak kusam dan
kurang elastis pada babi penderita serta kurang tanggap terhadap
rangsang mekanis maupun suara. Namun, gejala yang paling khas adalah
adanya bau aseton yang tercium dari nafas, susu (ketolaktia), dan urine
(ketonuria). Gejala ketosis yang lain yaitu rendahnya produksi susu.
Apabila dilakukan uji kandungan air susu, maka akan terlihat menurunnya
kandungan lemak, lactosa dan casein dalam susu. Selain itu, terjadi
peningkatan kadar enzim hati dan adanya kerusakan jaringan hati serta
kelenjar endokrin.
c. Ketosis pada Manusia
Ketosis merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh abnormalitas
peningkatan konsentrasi benda-benda keton yaitu asam asetoasetat
(Acetoactic acid/AcAc), aseton (AcetonAc), dan asam β-hidroxibutirat
(BHB) dalam jaringan dan cairan tubuh (Smith, 2002). Benda keton dapat
tertimbun di dalam kemih (ketonuria), darah (ketonemia), dan air susu
(ketolaksia) (Subronto, 2007).
Keuntungan Protein; protein memiliki peran yang penting bagi tubuh manusia
antara lain sebagai berikut :
a. Sumber energi
b. Pembentukan dan perbaikan sel dan jaringan
c. Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody pengatur keseimbangan kadar
asam basa dalam sel.
Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma, antibodi,
hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide.
Banyak protein terdiri ikatan komplek dengan fibril → protein fibrosa. Macam
protein fibrosa: kolagen (tendon, kartilago, tulang); elastin (arteri); keratin (rambut,
kuku); dan aktin-miosin. Macam protein yaitu :
142
a. Peptide: 2 – 10 asam amino
b. Polipeptide: 10 – 100 asam amino
c. Protein: > 100 asam amino
d. Antara asam amino saling berikatan dengan ikatan peptide
e. Glikoprotein: gabungan glukose dengan protein
f. Lipoprotein: gabungan lipid dan protein.
B. Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
a. Essential : Histidin, Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin,
Triftofan, Valin.
b. Nonessential : Alanin, Arginin, Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam
glutamat, Glutamine, Glycine, Proline, Serine, Tyrosine, Hydroxylysine,
Hydroxyproline.
Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh tubuh
dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedangkan asam amino non essential
adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh.
Sumber asam amino :
a. Protein dalam makanan
b. Proses synthesa asam amino nonessential (transaminasi terhadap metabolite)
c. Degradasi protein tubuh.
C. Pengertian Metabolisme
Matabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan
Katabolisme. Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar
yang mebutuhkan energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
D. Proses Metabolisme Protein dan Asam amino
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di
usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian
besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-
molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran
pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk
darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam
sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati
merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein Perubahan
kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran
pencernaan yangmengkatalisis hidrolisis protein menjadi asam amino. Protein
dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi asam
amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah di bawa
ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut
ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke
jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan ekstra sel
karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa sebagian keluar
dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Setelah masuk
ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh (asam
amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai
cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino
ini diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino
dari dalam tubuh maka protein di rombak kembali menjadi asam amino.
Asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi
untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama
dari semu protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan
perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg keluar
dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada masa
penyembuhan, masa pertumbuhan, masa hamil keseimbangan nitrogen yg negatif
berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan,
sakit keseimbangan nitrogen yg setimbang terdapat pada orang dewasa normal
dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam
amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus
asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino
menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau
dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam
jaringan untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati
dan jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber
yaitu:
a. Absorbsi melalui dinding usus
b. Hasil katabolisme protein dalam sel
c. Hasil anabolisme asam amino dalam sel.
3. Hipo (a) gammaglobulinemia didapat Pada pria dan wanita pada semua usia
ditandai dengan:
a. Penderita mudah terkena infeksi
b. Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan
limfadenopathi dan splenomegaly
c. Hipoagammaglobulinemia sementara
d. Hanya ditemukan pada bayi
e. Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu
habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri.Penyakit karena
kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara langsung tapi
kelbihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan kerja insulin.
Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.
TOPIK XII
METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN
A. Pengertian Nukleosida dan Nukleotida
1. Nukleosida
Nukleosida adalah suatu basa (purin atau pirimidin) yang berikatan dengan
gula pentosa (gula D-ribosaatau2deoksiD-ribosa).
2. Nukleotida
Nukleotida adalah senyawa mengandung nitrogen yang berperanan penting
pada peranan biologik dan merupakan basa heterosiklik aromatik. Terdiri dari
basa purin atau pirimidin yang dihubungkan oleh glikosidik ke gula pentosa
selanjutnya mengalami esterifikasi pada satu gugus fosfatnya atau lebih.
Adalah nukleosida yang mengalami fosforilasi.
Nukleotida purin dan pirimidin merupakan unsur non esensial secara dieretik.
Asam nukleat dalam makanan akan diurai menjadi nuklesida purin dan pirimidin
didalam usus. Manusia dapat mensintesis nukleotida purin dan pirimidin secara de
novo (dari intermediat amfibolik). Vitamin asam folat dan B12 (kobalamin)
memegang peranan penting metabolisme nukloetida, bila tidak ada biosintesis
nukloetida akan terhambat.
B. Metabolisme Nukleotida
Pembentukan secara de novo dengan senyawa amfibolik. Penyelamatan
nukloetida yang dikeluarkan pada saat degradasi asam nukleat. Ada 3 proses yang
berperan dalam biosintesis nukleotida purin yaitu:
1. sintesis dari zat antara amfibolik (sintesis de novo),
2. fosforibosilasi,
3. fosforilasi nukleosida purin.
C. Biosintesis Nukleotida Pirimidin
Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim yang
berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam sintesis
urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen karbamoil
fosfat yang independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal sintesis
nukleotida purin akan ikut serta pada tahap yang jauh lebih.
2. Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan
yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim
tetrahidrofolat (FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya
penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus
ribosa-P tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada
biosintesis pirimidin berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
A. Dinding Sel
Semua bakteri memiliki dinding sel kecuali bakteri berbentuk mikoplasma dan
bakteri berbentuk L (bakteri yang terdegradasi). Dinding sel adalah suatu struktur
berbentuk kaku yang diberikan untuk pembentukan bakteri, suatu struktur penting
pada dunia bakteri, terdiri dari peptidoglikan (murein). Komposisinya berbeda
tergantung apakah bakteri tersebut adalah bakteri berkomposisi GRAM(+) atau
GRAM(-).
B. Peptidoglikan
Merupakan struktur heteropolimer dengan rantai polisakarida yang berkait satu
sama lain ; alternasi N asetilglukosamin dan asam N asetilmuramat (senyawa
khusus pada dunia bakteri): turunan senyawa kimia N asetilglukosamin.Rantai
polisakarida berhubungan satu sama lain dengan peptida, hubungan langsung dari
satu rantai ke rantai lainnya atau hubungan tidak langsung melalui peptida
lainnya.Rantai tersebut adalah tetrapeptida, terhubung di satu sisi dengan asam
muramik melalui jembatan interpeptida. Komposisi rantai tetrapeptida adalah
variabel dengan asam amino rantai tingkat ke-3, terdiri dari jembatan yang umum
terbentuk dengan tipe asam aminonya sendiri (Staphylococus Aureus :
glisin).Peptidoglikan memiliki fungsi yang berbeda:
Peptidoglikan memungkinkan bakteri mempertahankan bentuknya.
Peptidoglikan memungkinkan menahan tekanan osmotik perlawanan sampai
20 atmosfir.
Merupakan antigen, memungkinkan pembentukan Ig pada manusia.
Karena sensitif, peptidoglikan hanya untuk disinfektan berbasis fenol.
Stimulator imunitas/daya tahan tubuh berperan sebagai adjuvan.
Merupakan substrat dari imunitas yang tidak spesifik, dihancurkan oleh enzim
bakteriofaga dan lisozim tertentu.
C. Bakteri dengan komposisi GRAM(+)
Bakteri dengan GRAM(+) memiliki dinding sel yang tebal, dengan ukuran dari
30 sampai 50 nm. Bergantung pada peptidoglikan asam teikoat, yaitu polimer dari
ribitol fosfat dan dihubungkan dengan N asetilglukosamin.Juga terdiri dari asam
lipo-teikoat yang dibentuk oleh gliserol fosfat yang imunogenik, meningkatkan
adhesi dan memiliki aksi toksisitas yang rendah.Polisakarida memberikan
spesifisitas antigen (polisakarida C pneumokokus, atau polisakarida C
streptokokus).Polisakarida C dapat membedakan jumlah tertentu streptokokus
pada kelompok serologi. Yang paling penting adalah streptokokus ada pada
kelompok AA: Aayang merupakan patogenisitas.Protein yang berkaitan langsung
dengan peptidoglikan, atau dengan asam teikoat. Ion-ion Ca2+ mendominasi pada
ikatan tersebut.
F. Membran sitoplasma
Adalah membran trilaminar, dengan dua lapisan fosfolipid yang kutub hidrofob-nya
saling berhadapan. Diantara lipid, terdapat protein. Tidak ada kolesterol, kecuali
pada mikoplasma.
Untuk meningkatkan tindakannya, membran sitoplasma mengirimkan sitoplasma
bakteri dalam ekspansi membran nya sendiri yang disebut mesosom sehingga
dapat meningkatkan fungsi dari membran. Mesosom adalah hal umum pada
bakteri. GRAM(+), dimana dapat menemukan sampai tiga mesosom. Pada kondisi
umum, dua mesosom untuk GRAM (-).Adalah suatu penghalang osmotik, dapat
memungkinkan transfer pasif tetapi dimana ada perembesan, memungkinkan
adanya tekanan aktif dari asam amino atau ion-ion mineral.Banyaknya enzim pada
membran yang digunakan dalam metabolisme energetik, mempunyai peran identik
dengan mitokondria dalam sel-sel eukariotik (sering pada tingkatan atau lokasi
sitokrom dan sitokrom oksidasi). Adalah suatu dampak utama pada substansi
antimikroba seperti fenol.Membran mempunyai suatu peran dalam pembelahan
sel. Berkat mesosom yang dapat membentuk hubungan geografis antara
membran dengan bahan inti, memungkinkan induksi pembelahan bakteri menjadi
bahan inti, melalui membran lalu ke dinding sel. Ini merupakan pembagian dengan
fisi. Dengan mikroskop elektron dimulai dengan invaginasi membran (pembelahan
mesosom). Pada membran yang membelah kemudian menjadi menempel pada
dinding sel. Mesosom dan dinding sel membentuk suatu septum
pembelahan.Pada saat septum selesai, seperti bahan inti, membelah menjadi 2
anak sel yang identik dengan ibu bakteri. Pembelahan seperti pada bahan inti,
tetapi sulit untuk diamati.
G. Sitoplasma
Terdiri dari hidrogen koloid.Terdiri dari protein, glusida, lipid, ion mineral seperti
Ca2+, Mg2+, P.Terdiri dari beberapa pigmen warna yang berbeda :.Merah pada
serratia.
Biru pada pyocianin.Pigmen-pigmen tersebut larut dan menyebar pada organisme.
Sitoplasma bekteri mengandung vakuola cadangan yang memberikan nutrisi pada
bakteri pada saat bakteri berpuasa.RNA : ada 15000 ribosom/bakteri yang
mewakili 40% berat badan bakteri dari 90% total RNA.Ribosom terdiri dari dua sub
unit, 50 dan 30S.Terkadang sitoplasma terdiri dari granulasi/butiran tertentu yang
dapat megidentifikasi bakteri seperti pada kasus basil difteri.
H. Bahan inti
Pada bakteri yang beristirahat, ada bagian massa yang kecil bulat terletak di
tengah. Pada basil, bentuknya memanjang. Bahan inti tidak memiliki membran,
bahan mitosis, nukleolus. Berbentuk fibril, mempunyai DNA dan protein dasar.
Fibril mempunyai diameter 2 sampai 8 nm. DNA double-stranded, telanjang,
berukuran panjang 1 mm pada bakteri E. coli.
DNA bakteri mempunyai suatu bagian pusat dengan lingkaran penuh : kaki-kaki
yang dibentuk RNA.DNA superkoil, dan pada DNA-nya terdapat banyak protein.
Adalah pendukung apa saja yang dimiliki bakteri, dan juga pendukung mutasi;
pada tingkatannya yang melakukan kombinasi ulang genetik. Dan juga merupakan
tempat beraksinya beberapa antibiotik tertentu, khususnya quinolon, rifamycin.
I. Plasmid
Adalah DNA sirkular, di bagian luar bahan inti. Yang terkadang mengatur
ketahanan terhadap antibiotik. Juga merupakan sumber dari resistansi antibakteri,
berkat sekresi bakteriosin. Terdiri dari plasmid-plasmid yang tahan terhadap
antiseptik.
J. Kapsul bakteri
Ada pada bakteri patogen, bisa mempunyai lapisan lendir tipis ataupun tebal.
Strukturnya terdiri dari polisakarida dengan satu atau dua jenis dari gula.Untuk
membedakan spesies bakteri, bakteri mengeluarkan bentuk kapsul tertentu yang
bertanggung jawab terhadap keberadaan berbagai serotipe yang berbeda
(pneumokokus, hemophilus influenzae).Vaksin terhadap penyakit harus
memberikan serotipe yang berbeda pada masing-masing negara.Kapsul dapat
berarti polipeptida seperti pada bacillus anthracis.Kapsul tidak berada pada
produksi patogen, dan menghilang pada saat pembudidayaan-nya di laboratorium.
Menempatkan koloni bakteri pada bentuk halus, mempunyai bentuk kasar
(Smooth->Rough). S sebagai pathogen, R tidak.Sifat kapsul :
K. Flagelum
Adalah elemen lokomotor, flagelum hanya terdapat pada spesies basil, vibrio atau
spiroseta. Adalah elemen berbentuk tabung cambuk dan berliku-liku dengan
diameter dari 10 sampai 20 nm dan dengan panjang 20µ. Hal ini hanya dipunyai
oleh sebuah (vibrio), dan juga berada di keseluruhan sekeliling (basil e.
coli).Flagelum dikomposisikan dari suatu protein flagelin yang berukuran 40000
dalton.Flagelum melekat di tubuh bakteri pada sebuah granula.Peran: Digunakan
dalam mobilitas bakteri, pada klasifikasi, dan berperan pada imunologi: AG H pada
gerakan bakteri tertentu GRAM (-) seperti (Salmonella).Pada kasus demam tifoid,
kita dapat mencari AC H yang terbentuk.
L. Pilus
Bentuk umum: berbentuk pendek, kaku. Terbentuk dari protein dan mempunyai
peran dalam fiksasi bakteri dan kolonisasi. Memungkinkan bakteri untuk mengikat
pada reseptor tertentu. Seksual: dari 1 sampai 4, pilus berbentuk lebih besar, dan
disebut dengan faktor F.
M. Spora
Hanya ada pada beberapa golongan bakteri berbentuk basil.Dapat berada pada
kondisi yang tidak menguntungkan: kondisi dingin, kondisi panas, dapat bertahan
pada temperatur sampai 120°C selama 45 menit, kondisi ini sangat menentukan
pentingnya daya sterilisasi autoklaf.
Dapat sebagai pusat dalam bakteri Bacillus anthracis, di salah satu ujung
(Clostridium), atau terminal (Clostridium tetani).Peran:Spora yang mengarah pada
resistensi bakteri, adalah suatu elemen klasifikasi bakteri. Berfungsi sebagai
kontrol sterilisasi.
TOPIK XIV
KLASIFIKASI,TAKSONOMI, MORFOLOGI, DAN
PEWARNAAN KUMAN
151
B. Nomenklatur ( pemberian nama)
Seperti halnya tanaman, kuman juga menggunakan 2 nama, yaitu nama
binomial (binomial name), yang diajukan oleh Linnaeus untuk tanaman dalam
tahun 1753. Jadi nama kuman selalu terdiri dari nama genus dan epitheton
specificum. Nama genus dimulai dengan huruf besar dan epitheton specificum
ditulis dengan huruf kecil. Misalnya Staphylococcus aureus. Nama genus
sedapatnya memberikan keterangan mengenai genus tersebut. Nama kuman
dapat berasal dari kata baru yang disesuaikan dalam bahasa latin atau nama
seorang penyelidik yang dilatinkan.
Contoh:
Bacillus : Batang
Clostridium : Spindle, pintalan
Micrococcus : Butir kecil
Erwinia : Dari nama Erwin
Pasteurella : Dari nama Pasteur
Salmonella : Dari nama salmon
Salmonella typhi : Typhi merupakan penyebab tipoid
Salmonella pullorum : Di temukan pada ayam
Brucella : Penyebab abortus pada ternak .
Hemophilus influenza : Pertama kali di asingkan dari penderita influenza
dan sebagai penyebab influenza
Clostridium welchii : Ditemukan oleh Welch
Nama-nama diatas adalah nama ilmiah. Sedangkan sehari-hari yang lebih banyak
dipakai adalah :
Gonococcus-go : Neisseria gonorrhoeae
Sifilis : Treponema pallidum
Hansen : Mycobacterium leprae
Koch, tbc : Mycobacterium tuberculosis
Pneumococcus : Stretococcus pneumonia
Spesies adalah suatu jenis mikroorganisme yang sudah tertentu. Spesies bakteri
ditentukan oleh :
a. Sifat structural : yang terdiri dari bentuk, besar, cara pergerakan, reaksi
terhadap pewarnaan Gram, pertumbuhan makroskopik (siat-siat koloni).
b. Sifat biokimia dan kebutuhan akan nutrisi, produk-produk akhir metabolisme,
susunan biokimiawi komponen sel dan metabolit-metabolitnya.
c. Sifat fisiologisnya terhadap O2, temperatur, pH dan respon terhadap zat-zat
antibakteri.
d. Sifat ekologi.
e. Komposisi basa DNA, homologi dan sifat genetik.
Strain adalah biakan murni kuman yang tersusun dari kelomok kuman yang
merupakan keturunan kuman dari satu isolate. Misalnya Staphylococcus aureus strain
Oxford, merupakan kuman standar untuk macam-macam keperluan di laboratorium.
Spesies bakteri mengandung strain-strain (galur-galur) mikroorganisme yang
sifatnya secara garis besar sama tetapi memiliki perbedaan. Biovar (biotip) tidak dapat
memperlihatkan semua strain-strain dalam suatu spesies, sehingga untuk
menentukan bentuk-bentuk tertentu pada variasi strain digunakan penggunaan
subspecies seperti serotip (serovar), pathotip (pathovar), morphotip (morphovar),
fagatip (phagovar).
D. Taksonomi Numerik
Menggambarkan persamaan , kemiripan, dan perbedaan karakteristik bakteri.
Jaccard similarity coefficient (SJ) menyatakan sifat-sifat positif dan negative. Koefisien
–koefisien tersebut menggambarkan presentase sifat-sifat yang sama diantara
organism-organisme.
SJ =
SSM =
%G+C =
G = guanin
C = sitosin
A = adenin
T = timin
TOPIK XV
FISIOLOGI DAN METABOLISM KUMAN
A. Pertumbuhan bakteri
Pertumbuhan peningkatan jumlah secara teratur komponen semua komponen
organisme
Faktor lingkungan
1. Nutrisi
2. Temperatur
3. Ph
4. Tekanan osmotik
5. Aerasi
Air
1. Bagian terbesar dari protoplasma
2. Penghantar semua
3. bahan gizi
4. Membuang zat sisaMelancarkan reaksi metabolik
158
2. Kuman heterotrof
Kuman yang memerlukan C dalam bentuk senyawa organik, karbohidrat untuk
pertumbuhannya, misalnya naphtalen dan glukosa
3. Sumber Nitrogen
Komponen utama protein dan asam nukleat
4. Sumber utama:
a. Nitrit (NO3-)
b. Nitrat (NO2-)
c. Ammoniak (NH4-)
5. Mineral
a. Belerang » H2S, SO4
b. Fosfor fosfat: membentuk asam nukleat, koenzim
c. Mg, Fe, K, Ca: aktifator enzim
6. Garam anorganik
a. Mempertahankan keadaan koloidal dan tekanan osmotik
b. Keseimbangan asam basa
c. Enzim dan aktivator enzim
7. Faktor pertumbuhan
Ekstrak ragi, darah, ragi, vit B, asam amino, purin dan pirimidin
8. Aerasi : O2(gas)
Berdasar keperluan oksigen, kuman dibagi 5 golongan
a. Anaerob obligat : hidup tanpa O2, O2 toksis bagi kuman.
b. Anaerob autotoleran: tidak mati dengan adanya O2
c. Anaerob fakultatif: mampu tumbuh baik dalam suasana dengan atau tanpa
O2
d. Aerob obligat: tumbuh tergantung O2
e. Mikroaerofilik: tumbuh baik dalam tekanan O2 rendah
D. Tipe – tipe nutrisi bakteri
F. Pertumbuhan bakteri
1. pH
Kuman patogen mempunyai pH optimum 7,2- 7,6
2. Kekuatan ion dan tekanan osmotik
a. Halofilik: bakteri yang memerlukan kadar garam tinggi
b. Osmofilik: bakteri yang memerlukan tekanan osmotik yang tinggi
G. Reproduksi bakteri
1. Reproduksi aseksual: sifat bakteri sama seperti induknya
2. Reproduksi seksual: sifat bakteri berasal dari kedua induknya
H. Reproduksi aseksual
1. Pembelahan biner
bakteri membelah amitotik menjadi 2 bagian (binary division)
waktu diantara pembelahan disebut generation time
2. Produksi Spora
3. Pembentukan tunas/ cabang
4. Fragmentasi
I. Reproduksi seksual
1. Transformasi
2. Konjugasi
3. Transduksi
J. Fase pertumbuhan bakteri
189
Bakteri yang menghasilkan endotoksin antara lain: Salmonella, Shigella,
Brucella, Neisseria, Vibrio cholerae, Escherichia . coli, dan Pseudomonas
Aerugenosa.
Daya tahan tubuh dapat berupa kekebalan yang non spesifik dan
kekebalan spesifik. Bila daya tahan tubuh Hospes menurun, organisme yang
dalam keadaan tidak biasa dapat menimbulkan penyakit. Keadaan tersebut
dinamakan oportunisme dan organismenya disebut oportunis.
Tabel dibawah menunjukkan kedua jenis toksin tersebut. Perbedaan
Eksotoksin dan Endotoksin yaitu:
No. Eksotoksin Endotoksin
Nama
1. Tempat - Dikeluarkan - Sebagai
produksi oleh kuman bagian integral
hidup, dari dinding sel
konsentrasinya kuman gram
dalam medium negatif
cair sangat
tinggi
2. Struktur - Polipeptida - Kompleks
Kimia lipopolisakarida
3. Sifat Fisik - Relatif tidak - Relatif stabil,
stabil, dengan aktivitas toksin
pemanasan menetap
aktivitas toksin walaupun
menurun dipanaaskan
4. Sifat - Sangat - Tidak
Imunologis antigenik, menginduksi
menghasilkan terbentuknya
antitoksin antitoksin
dalam jumlah - Tidak dapat
banyak dibuat toksoid
- Dapat dibuat
toksoid
5. Toksisitas - Sangat toksik, - Kurang toksik,
menimbulkan dalam dosis
kematian besar baru
meskipun menimbulkan
dalam dosis kematian
kecil
6. Reaksi - Badan tidak - Ada reaksi
Badan memberi demam
reaksi
panas/demam
Berbagai penyakit yang di alami manusia khususnya infeksi saluran napas dan
infeksi saluran diakibatkan sebagian besar oleh virus. Tetapi yang mengherankan
justru sebagian besar penyakit tersebut diberi pengobatan antibiotika. Hal ini
menunjukkan bahwa ternyata masih banyak yang melakukan kesalahan
pengobatan berlebihan dengan antibiotika bahkan bukan orang awam tetapi juga
oleh dokter.
A. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus Hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus
merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya
virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi
baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang
dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak
dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya
ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya virus mosaik tembakau/TMV).
B. Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut kandungan jenis asam nukleatnya. Pada virus
RNA, dapat berunting tunggal (umpamanya pikornavirus yang menyebabkan polio
dan influenza) atau berunting ganda (misalnya revirus penyebab diare); demikian
pula virus DNA (misalnya berunting tunggal oada fase φ × 174 dan parvorirus
berunting ganda pada adenovirus, herpesvirus dan pokvirus). Virus RNA terdiri
atas tiga jenis utama: virus RNA berunting positif (+), yang genomnya bertindak
sebagai mRNA dalam sel inang dan bertindak sebagai cetakan untuk intermediat
RNA unting minus (-); virus RNA berunting negatif (-) yang tidak dapat secara
langsung bertindak sebagai mRNA, tetapi sebagai cetakan untuk sintesis mRNA
melalui virion transkriptase; dan retrovirus, yang berunting + dan dapat bertindak
sebagai mRNA, tetapi pada waktu infeksi segera bertindak sebagai cetakan
sintesis DNA berunting ganda (segera berintegrasi ke dalam kromosom inang )
melalui suatu transkriptase balik yang terkandung atau tersandi. Setiap virus
imunodefisiensi manusia (HIV) merupakan bagian dari subkelompok lentivirus dari
kelompok retrovirus RNA. Virus ini merupakan penyebab AIDS pada manusia,
menginfeksi setiap sel yang mengekspresikan tanda permukaan sel CD4, seperti
pembentuk T-sel yang matang.
Contoh paling umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus adalah pilek
(yang bisa saja disebabkan oleh satu atau beberapa virus sekaligus), cacar, AIDS
(yang disebabkan virus HIV), dan demam herpes (yang disebabkan virus herpes
simpleks). Kanker leher rahim juga diduga disebabkan sebagian oleh
papilomavirus (yang menyebabkan papiloma, atau kutil), yang memperlihatkan
contoh kasus pada manusia yang memperlihatkan hubungan antara kanker dan
agen-agen infektan. Juga ada beberapa kontroversi mengenai apakah virus borna,
yang sebelumnya diduga sebagai penyebab penyakit saraf pada kuda, juga
bertanggung jawab kepada penyakit psikiatris pada manusia.
Potensi virus untuk menyebabkan wabah pada manusia menimbulkan
kekhawatiran penggunaan virus sebagai senjata biologis. Kecurigaan meningkat
seiring dengan ditemukannya cara penciptaan varian virus baru di laboratorium.
Kekhawatiran juga terjadi terhadap penyebaran kembali virus sejenis cacar,
yang telah menyebabkan wabah terbesar dalam sejarah manusia, dan mampu
menyebabkan kepunahan suatu bangsa. Beberapa suku bangsa Indian telah
punah akibat wabah, terutama penyakit cacar, yang dibawa oleh kolonis Eropa.
Meskipun sebenarnya diragukan dalam jumlah pastinya, diyakini kematian telah
terjadi dalam jumlah besar. Penyakit ini secara tidak langsung telah membantu
dominasi bangsa Eropa di dunia baru Amerika.
Salah satu virus yang dianggap paling berbahaya adalah filovirus. Grup
Filovirus terdiri atas Marburg, pertama kali ditemukan tahun 1967 di Marburg,
Jerman, dan ebola. Filovirus adalah virus berbentuk panjang seperti cacing, yang
dalam jumlah besar tampak seperti sepiring mi. Pada April 2005, virus Marburg
menarik perhatian pers dengan terjadinya penyebaran di Angola. Sejak Oktober
2004 hingga 2005, kejadian ini menjadi epidemi terburuk di dalam kehidupan
manusia.
D. Contoh-contoh virus
Penyakit tetelo, yakni jenis penyakit yang menyerang bangsa unggas, terutama
ayam. Penyebabnya adalah new castle disease virus (NCDV). Penyakit kuku dan
mulut, yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. Penyakit
kanker pada ayam oleh rous sarcoma virus (RSV). Penyakit rabies, yakni jenis
penyakit yang menyerang anjing, kucing, dan monyet. Penyebabnya adalah virus
rabies.
A. Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, nema=benang,
helminthes=cacing) disebut sebagai cacing gilig ukaran tubuhnya berbentuk bulat
panjang atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum
memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu,
Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
B. Ciri Tubuh
Ciri tubuh Nemathelminthes meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
a. Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Nemathelminthes umunya mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan
ujung-ujung yang meruncing.
b. Struktur dan fungsi tubuh
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri.
Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang
hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan
inang. Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan
anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait
pada mulutnya.
Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan
keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak
memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan
tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
D. Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual. Sistem
reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada
individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur hasil fertilisasi dapat
membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak
menguntungkan.
E. Klasifikasi
Nematoda merupakan salah satu kelas dari filum Nemathelminthes yang
berperan sebagai parasit terhadap manusia, meliputi:
1) Nematoda Usus:
a) Ascaris lumbricoides
b) Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
c) Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum
d) Trichuris trichiura
e) Strongyloides stercoralis
f) Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis
2) Nematoda jaringan yang termasuk filaria limfatik:
a) Wuchereria bancrofti
b) Brugia malayi
c) Brugia timori
3) Nematoda jaringan yang termasuk filaria non limfatik:
a) Loa-loa
b) Onchocerca volvulus
c) Trichinella spiralis
d) Toxocara canis dan Toxocara cati
Protozoologi adalah ilmu yang berisi kajian tentang hewan bersel satu yang hidup
sebagai parasit pada manusia.
A. Definisi
Protozoa adalah hewan bersel satu yang dapat hidup secara mandiri atau
berkelompok. Tiap protozoa merupakan satu sel yang merupakan kesatuan
yang lengkap, baik dalam susunan maupun dalam fungsinya.
B. Morfologi
Struktur dari sel Protozoa terdiri dari dua bagian:
1. Sitoplasma
Sitoplasma terdiri dari:
a. Ektoplasma yaitu bagian luar yang terdiri dari hialin yang jernih dan
homogen dengan struktur yang elastis. Fungsinya sebagai:
1) Alat pergerakan,
2) Mengambil makanan,
3) Ekskresi,
4) Respirasi,
5) Mempertahankan diri.
b. Ektoplasma berfungsi sebagai alat pergerakan dengan cara membuat:
1) Pseudopodia pada kelas Rhizopoda
2) Silia pada kelas Ciliata
3) Flagel pada kelas Mastigophora (Flagellata)
4) Membran bergelombang pada Mastigophora
Pseudopodia pada Rhizopoda membentuk pergerakan yang
amoeboid, sedang silia pada Ciliata bergetar secara ritmis dan flagel
yang dibantu oleh membran bergelombang pada Mastigophora dapat
bergerak ke segala jurusan. Pada Sporozoa pergerakan hampir tak
kelihatan.
c. Ektoplasma berfungsi mengambil makanan yaitu Protozoa bergerak
dan mengambil makanan dengan pseudopodia, makanan cair diserap
199
secara osmosis sedang makanan padat melalui sitoplasma (mulut
yang rudimenter) lalu melalui sitofaring membentuk tabung ke dalam
endosplasma. Dalam vakuola, makanan diubah oleh enzim hingga
dapat dicerna.
d. Ektoplasma berfungsi untuk ekskresi dilakukan dengan tekanan
osmosis dan difusi. Pada beberapa spesies ekskresi dilakukan oleh
vakuola kontraktil, tapi pada umumnya ekskresi dilakukan melalui
permukaan sel yaitu lubang khusus sitopage.
e. Ektoplasma berfungsi untuk respirasi secara langsung dengan
mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida atau secara
tidak langsung dengan mengambil oksigen yang dilepas oleh aktivitas
enzim dari persenyawaan kompleks.
f. Ektoplasma berperan dalam bertahan diri yaitu dengan melindungi
bagian yang lebih dalam. Pada stadium trofozoit ektoplasma
berbentuk selaput tipis yang tidak memberi bentuk tetap pada
golongan Amoeba, tapi memberi bentuk tetap pada Ciliata dan
Mastigophora. Pada stadium kista, ektoplasma membentuk selaput
kuat yang disebut dinding kista. Bentuk dinding kista ini diperlukan
untuk kelangsungan hidup diluar hospes dan sebagai pertahanan
terhadap zat di saluran percaernaan.
g. Endoplasma (bagian dalam)
Endoplasma adalah bagian dalam dari sel, tidak jernih yang berbutir –
butir dan di dalamnya terdapat inti. Di dalam endoplasma ini terdapat
vakuola makanan, makanan cadangan, vakuola kontraktil, benda
asing, dan benda kromatoid. Pada Mastigophora biasanya terdapat
kinetoplasma yang terdiri dari benda para basal dan bleparoplas, yaitu
tempat keluar flagel.
C. Reproduksi
Protozoa mempunyai dua cara reproduksi yaitu:
Cara aseksual,
Cara seksual.
D. Klasifikasi Protozoa
Protozoa yang berperan sebagai parasit pada manusia dalam dunia
kedokteran dibagi dalam 4 kelas, yaitu:
1. Kelas Rhizopoda
2. Kelas Flagellata : Mastigophora (mastix = cambuk, phoros =
mengandung)
3. Kelas Ciliata (cilia = bulu)
4. Kelas Sporozoa
5. Pembagian Filum
Thomas V.V.
Chatterjee K.D.
TOPIK XX
ENTOMOLOGI
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Entomologi
Entomologi terdiri dari dua pengertian , yaitu pengertian secara
''etimologis''(asal usul kata) dan pengertian secara ''simantik''(umum).
pengertian entomologi secara etimologis berasal dari dua kata yaitu
''entomont'' yang artinya serangga dan ''logos'' artinya ilmu pengetahuan,
sedangkan pengertian secara simantik adalah ilmu yang mempelajari
tentang serangga.
2. Pengertian Entomologi Kesehatan
Entomologi kesehatan adalah cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang artropoda yang dapat menyebabkan penyakit secara
langsung berbagai penyakit pada manusia atau sebagai penular
mikroorganisme penyebab penyakit dari seorang ke orang lain.
3. Pengertian Vektor
Vektor adalah artropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu
'infectios agent' dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan
(susceptible host).
4. Pembagian Entomologi
Menurut pengertian arti entomologi tersebut di atas sangat luas sekali,
oleh karena itu untuk memudahkan cara mempelajarinya dapat di
bedakan menjadi 3 golongan yaitu:
a. Entomologi Kesehatan (Medical Entomology)
b. Entomologi Kehewanan ( Veterinary Entomology)
c. Entomologi Pertanian (Agricultural Entomologi)
Dari ketiga golongan tersebut yang penting bagi kita untuk dipelajari yaitu
Entomologi kesehatan, karena mempunyai hubungan langsung dengan
kesehatan manusia.
206
B. CIRI KHAS FYLUM ARTROPODA
Artropoda berasal dari kata '' Artron'' yang artinya beruas-ruas/berbuku-buku
dan ''phoda'' artinya kaki. jadi Artropoda adalah jenis serangga yang
mempunyai kaki beruas-ruas atau berbuku-buku. ada pun ciri khas dari fylum
artropoda adalah sebagai berikut:
C. TAXONOMI SERANGGA
1. Phylum
2. Kelas
3. Ordo
4. Famili
5. Genus
6. Spesies
Kategori taxon yang terkecil dalam skema ini adalah spesies atau jenis: yaitu
sekumpulan individu atau populasi alam yang mempunyai sifat-sifat sbb:
D. MORFOLOGI SERANGGA
Morfologi serangga adalah ilmu yang mempelajari tantang bentuk luar dan
susunan serangga, secara umum tubuh serangga terbagi atas:
1. Kepala (head)
Bagian kepala merupakan organ yang sangat penting untuk pengenalan
serangga atau untuk identifikasi dalam menentukan spesies serangga,
adapun organ-organ yang terdapat di bagian kepala yaitu: mata, antena,
dan mulut.
2. Dada (thorax)
Dada (thorax) serangga di bagi dalam tiga bagian, yaitu: prothorax,
mesothorax, dan meta thorax.organ-organ yang terdapat pada bagian
thorax sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi serangga adalah kaki
dan sayap.
3. Perut (abdomen)
Perut (abdomen) serangga terdiri dari ruas atau segmen-segmen, alat
yang menghubungkan antara segmen dengan segmen yang lainnya di
sebut intersegmental yang berfungsi sebagai alat pelentur tubuh dalam
bergerak dan segmen atau ruas-ruas tersebut merupakan organ yang
sangat penting dalam mengidentifikasi serangga.
Cara propagatif
penularan ini di dahului oleh berkembang biaknya mikroorganisme di
dalam serangga atau dapat di katakan di dalam serangga
mikroorganisme berkembang biak sebelum di tularkan dan tidak
mengalami perubahan bentuk.
Contoh: # Penyakit pes dan serangga sebagai vektornya adalah golongan
pinjal tikus (Xenopsylla sp) # Penyakit demam berdarah atau DHF
(dengue Haemoragic Fever) dan vektor penularnya adalah golongan
nyamuk Aedes(Ae. aegypti, Ae, albopictus)
Cara cyclo propagatif
Penularan ini didahului oleh berkembangbiaknya mikroorganisme dan
perubahan bentuk di dalam serangga. dalam arti kata lain yaitu
ikroorganisme i dalam serangga selain berkembang biak juga mengalami
perubahan bentuk.
Contoh: # Penyakiit malaria dan vektor penularnya adalah golongan
nyamuk Anopheles. # Penyakit kala azar dan vektor penularnya yaitu
golongan lalat pengisap darah.
Cara cyclo depelopmental
Penularan ini di dahului oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam
tubuh serangga. jadi mikroorganisme di dalam tubuh serangga hanya
mengalami pertumbuhan saja/ bertambah besar (berganti stadium).
Contoh: # Penyakit Filariasis vektor penularnya adalah golongan nyamuk
mansoni dan culex.
Cara keturunan
Penularan ini melalui keturunannya jadi serangga yang pertama kali
mengandung mikroorganisme/parasit tidak dapat menularkan yang dapat
menularkan adalah keturunannya.
Contoh: Penyakit scub typus dengan vektor penularnya adalah
tungau/mintes.
TOPIK XXI
INTERAKSI MIKROORGANISME
A. Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling
mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat
rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat, serta populasi yang
keluar dari habitat alamiahnya. Sebagai contoh interaksi antara mikroba
allocthonous (nonindigenous) dengan mikroba autochthonous (indigenous),
dan antar mikroba nonindigenous diatmosfer yang kepadatan populasinya
sangat rendah. Netralisme juga terjadi pada keadaan mikroba tidak aktif, misal
dalam keadaan kering beku, atau fase istirahat (spora, kista).
B. Komensalisme
Hubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila satu populasi
diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh. Contohnya adalah:
1. Bakteri Flavobacterium brevis dapat menghasilkan ekskresi sistein. Sistein
dapat digunakan oleh Legionella pneumophila.
2. Desulfovibrio mensuplai asetat dan H2 untuk respirasi anaerobic
Methanobacterium. Sinergisme Suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan
terjadinya suatu kemampuan untuk dapat melakukan perubahan kimia
tertentu di dalam substrat. Apabila asosiasi melibatkan 2 populasi atau
lebih dalam keperluan nutrisi bersama, maka disebut sintropisme.
Sintropisme sangat penting dalam peruraian bahan organik tanah, atau
proses pembersihan air secara alami.
C. Mutualisme (Simbiosis)
Mutualisme adalah asosiasi antara dua populasi mikroba yang keduanya saling
tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Mutualisme sering disebut
juga simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu
populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan tempatnya oleh spesies lain
yang mirip. Contohnya adalah Bakteri Rhizobium sp. yang hidup pada bintil
akar tanaman kacang-kacangan. Bakteri yang hidup pada bintil-bintil akar
tanaman kacang-kacangan ini hidup bersimbiosis, dan bintil akar tumbuh
213
karena rangsangan dari zat tumbuh yang dihasilkan oleh bakteri tersebut dan
juga dapat menyuburkan tanah.
Selain itu ada pula beberapa jenis bakteri yang mampu memfiksasi N2
(nitrogen bebas dari udara) di atmosfer ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam pembentukan protein. Bakteri
tersebut antara lain, Azotobacter vinelandi, Clostriddium pasteurianum dan
Rhodospirillium rubrum.
Contoh lain adalah Lichenes (Lichens), yang merupakan simbiosis antara
algae sianobakteria dengan fungi. Algae (phycobiont) sebagai produser yang
dapat menggunakan energi cahaya untuk menghasilkan senyawa organik.
Senyawa organik dapat digunakan oleh fungi (mycobiont), dan fungi
memberikan bentuk perlindungan (selubung) dan transport nutrien / mineral
serta membentuk faktor tumbuh untuk algae.
D. Kompetisi
Kompetensi berarti persaingan. Dalam hal ini, terjadi persaingan antarmakluk
hidup dalamsuatu ekosistem karena adanya kebutuhan hidup yang sama.
Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami
kerugian. Peristiwa ini ditandai dengan menurunnya sel hidup dan
pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang
menggunakan nutrien / makanan yang sama, atau dalam keadaan nutrien
terbatas. Contohnya adalah antara protozoa Paramaecium caudatum dengan
Paramaecium aurelia.
E. Amensalisme (Antagonisme)
Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang menyebabkan salah satu
pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun.
Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba
lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.
Contohnya adalah bakteri Acetobacter yang mengubah etanol menjadi asam
asetat. Thiobacillus iooxidans menghasilkan asam sulfat. Asam-asam tersebut
dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain. Bakteri amonifikasi
menghasilkan ammonium yang dapat menghambat populasi Nitrobacter.
F. Parasitisme
Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan (parasit)
dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme terjadi karena
keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya lebih kecil dari
inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan kontak secara fisik maupun
metabolik serta waktu kontak yang relatif lama. Contohnya adalah bakteri
Bdellovibrio yang memparasit bakteri E. coli. Jamur Trichoderma sp.
memparasit jamur Agaricus sp.
G. Predasi
Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator memangsa atau
memakan dan mencerna organisme lain (prey). Hubungan antara pemangsa
dan hewan yang dimangsanya sangatlah erat, pemangsa tidak akan dapat
hidup jika tidak ada mangsa. Selain itu, pemangsa juga berperan sebagai
pengontrol populasi mangsa. Umumnya predator berukuran lebih besar
dibandingkan prey, dan peristiwanya berlangsung cepat. Contohnya adalah
Protozoa (predator) dengan bakteri (prey). Protozoa Didinium nasutum
(predator) dengan Paramaecium caudatum (prey), dapat dilihat di gambar
sebagai berikut.
TOPIK XXII
RIKETSIA
A. DEFINISI
Ricketsia adalah suatu mikroorganisme yang mempunyai sifat antara bakteri
atau virus. Bentuknya pleomorfik, berbentuk coccus, coccobacillus, baccilus atau
filament; Gram negatif; ukuran; panjang antara 0,3-2,0 mikron dan tebal antara 0,3-
0,5 mikron. Mempunyai dinding sel yang jelas (seperti bakteri).dapat dilihat dengan
mikroskop biasa (seperti bakteri).
Ricketsia adalah parasit intra seluler (seperti virus), untuk pembenihannya
perlu sel yang masih hidup.Berkembang biak dengan jalan membelah diri (seperti
bakteri).
Infeksi yang dapat disebabkan akibat terinfeksi oleh bakteri pathogen Rickettsia pada
tubuh manusia yaitu :
· Mual (Tahap Awal)
· Muntah (Tahap Awal)
· Sakit kepala (Tahap Awal)
· Demam (Tahap Awal)
· Kehilangan nafsu makan (Tahap Awal)
· Ruam Berbintik (Tahap Menengah)
· Lesi (Merah) (Tahap Lanjutan)
· Diare (Tahap Lanjutan)
· Rasa Sakit/Nyeri - Perut (Tahap Lanjutan)
· Rasa Sakit/Nyeri - Sendi (Tahap Lanjutan)
· Malaise
C. Gejala
Gejala dimulai secara tiba-tiba dalam waktu 3-12 hari setelah gigitan kutu. Makin cepat
gejala timbul, makin berat gejalanya. Terjadi sakit kepala hebat, menggigil, kelelahan
yang luar biasa (postrasi) dan nyeri otot. Demam 39,4- 40,4°Celsius terjadi selama
beberapa hari dan pada kasus yang berat, tetap tinggi sampai selama 15-20 hari.
Demam bisa menghilang di pagi hari untuk sementara waktu. Penderita juga
mengeluh batuk kering pendek. Pada hari keempat demam, ruam muncul di
pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, telapak kaki dan lengan
bawah; dan dengan segera akan menyebar ke leher, muka, ketiak, bokong dan
daerah yang tertutup celana pendek. Pada mulanya ruam tampak datar dan berwarna
merah muda, tapi selanjutnya akan menonjol dan berwarna lebih gelap. Mandi air
hangat akan lebih memperjelas adanya ruam ini. Dalam waktu 4 hari, muncul area
keunguan (peteki) karena adanya perdarahan di dalam kulit. Bila beberapa area ini
menyatu, bisa terbentuk koreng. Bila pembuluh darah otak terkena, akan timbul sakit
kepala, gelisah, sulit tidur, penurunan kesadaran dan koma. Hati bisa membesar,
peradangan hati menyebabkan sakit kuning, meskipun jarang terjadi. Bisa terjadi
peradangan saluran pernafasan (pneumonitis). Juga bisa terjadi pneumonia,
kerusakan otak dan kerusakan hati. Kadang tekanan darah bisa menurun dan bahkan
pada kasus yang berat, terjadi kematian mendadak.
D. Pengobatan
Umumnya penyakit Rickettsia dan penyakit yang menyerupainya masih berespon baik
dengan pilihan terapi antibiotika asal tahap pengobatan segera dimulai pada fase awal
penyakit. Pada Q fever, pengobatan saat fase akut lebih menunjukkan peluang
keberhasilan dibanding sudah memasuki fase kronis seperti pada radang selaput
pembungkus jantung yang kronis.
Upaya pencegahan melalui beberapa vaksin telah dikembangkan untuk mencapai
tingkat keamanan dan efektivitas yang diinginkan. Sebagian di antaranya dianggap
menemui kegagalan. Antibiotika sendiri bukan untuk pencegahan. Karena infeksi
sering berisiko terhadap para pelancong, peringatan diberikan untuk selalu waspada
jika memasuki daerah endemik.