Anda di halaman 1dari 15

ROLE PLAY CARING

PERILAKU CARING PADA ANAK DENGAN PENYAKIT


DBD

Disusun oleh kelompok 2


1. Aiida Ibnul Malik 6. Nofriza Endah
2. Debby Listiorini 7. Raja Pretty H.
3. Melisa Gultom 8. Wirdah Biladi
4. Lisna Rahmawati 9. Zulaihatin
5. Naulita Wulandari

Dosen Pembimbing:
Deka Dwi Yulanda, S. Kep, Ns

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANGTUAH


PRODI S1 KEPERAWATAN
TANJUNGPINANG
TA 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan naskah ini dengan judul
“Roleplay Perilaku Caring Pada Anak dengan Penyakit DBD” sebagai tugas di
mata kuliah caring.
Selama proses penyusunan naskah ini, kelompok mengalami berbagai
kendala, namun berkat bantuan dari beberapa pihak, maka makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu kelompok ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Heri Priatna,, SSt. FT, SKM, S. Sos, MM, Sp.F.OM, selaku ketua
Stikes Hangtuah Tanjungpinang.
2. Nur Meity, S. Kep, Ns,. M. Kep, selakau waket satu.
3. Hotmaria Julia DS, S. Kep, Ns,. M. Kep, selaku Ka. Prodi
4. Deka Dwi Yulanda, S. Kep, Ns, selaku dosen pembimbing.

Kelompok menyadari bahwa naskah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan naskah ini dari awal sampai akhir.

Tanjungpinang, 17 Maret 2019

Kelompok dua

ii
SINOPSIS

An. P yang berusia 5 tahun datang bersama kedua orang tuanya ke rumah
sakit, orangtua An.P mengatakan An.P mengalami demam, tidak mau makan
semenjak 4 hari yang lalu. Menunjukan dibagian kaki dan lengan terdapat ruam
dan bintik-bintik merah. Lalu sudah muntah-muntah selama 2 hari ini dan sekitar
3 hari yang lalu. Orangtua An.P membawa An. P ke UGD dengan kondisi anak
demam tinggi, lemas dan nyeri dan dibantu oleh perawat B. Dokter mengatakan
bahwa An. P mengalami gejala seperti DBD, harus di rawat beberapa hari di
rumah sakit dan melakukan pemeriksaan darah untuk memastikan positif DBD
atau tidak.
Ketika di rumah sakit perawat melakukan caring dengan An. P yang tidak
mau di pasang infus dengan memberikan pendekatan dan komunikasi yang baik
pada An. P agar mau di pasang infus.

1
Roleplay Perilaku Caring Pada Anak dengan Penyakit DBD

Pemeran :
1. Aiida Ibnul Malik : Ibu dari An. P
2. Debby Listiorini : Dokter
3. Melisa Gultom : Perawat B
4. Lisna Rahmawati : An. P
5. Naulita Wulandari : Perawat A
6. Nofriza Endah : Perawat C
7. Raja Pretty H. : Ayah dari An. P
8. Wirdah Biladi : Perawat D
9. Zulaihatin : Narator

2
KASUS PEMICU
An. P mengalami penyakit DBD dan di rawat di rumah sakit, pada saat dilakukan
pemasangan infus An. P menolak karena takut dengan jarum suntik dan rasa nya
yang sakit.

STAGE 1
Orangtua An.P membawa An. P ke UGD dengan kondisi anak demam tinggi,
lemas dan nyeri dan dibantu oleh perawat B. Kemudian datang seorang dokter
untuk memeriksa. Ayah datang sambil menggendong anaknya masuk ke UGD,
perawat jaga langsung menanyakan kepada ayahnya.
Pagi hari di rumah sakit....
Perawat B : ada yang bisa dibantu pak,?
Ayah : sus, anak saya demam tinggi, lemas sudah 3 hari tidak turun-turun.

Perawat dan ayah langsung membawa anak keruangan pemeriksaan


kemudian datang seorang dokter untuk memeriksa.
Dokter : (sambil memeriksa), sus tolong pasang infus pada pasien untuk
mencegah dehidrasi ya, dan siapkan pengambilan darah untuk
pemeriksaan lab ya.
Perawat B : baik dok
Dokter : pak, bu untuk sementara kita pasang infus dulu ya, nanti setelah hasil
lab keluar baru kita tau apa penyakitnya, sejauh ini gejala anak ibu
seperti penyakit DBD.
Ibu : baik dok
Dokter : baik, saya permisi dulu ya
Ibu : iya dok, terima kasih ya dok
Dokter : sama-sama bu (sambil tersenyum)
Dokter pun keluar dari ruangan dan perawat A dan B datang dengan
membawa alat- alat pemasangan infus.

3
Perawat A : permisi ya bu, pak (sambil menyusun alat-alat infus dan
tersenyum kepada anak yang terlihat lemah)
Perawat B : Hay adik manis, perkenalkan nama kakak suster B, sekarang
kakak mau memasang infus di tangan kanan adik, supaya ada
cairan yang masuk ke dalam tubuh adik biar adik cepat sembuh
dan bisa main lagi. Mau gak main sama temen nya di sekolah,?
Main plosotan, main ayunan, dan lain-lain.
Anak : (memanggil ibu nya karena takut)
Perawat B : (tersenyum) Jangan takut, sayang. Engga sakit kok. Kayak di
gigit semut. Nanti kakak kasih boneka sama permen deh.
Anak : mau kak, mau main sama temen-temen, tapi beneran engga sakit
kan.. (nada lemah)
Perawat B : nah kalau mau main sama temen, adik harus cepet sembuh, jadi
kakak pasang infus ya...
Anak : Beneran ga sakit kan ? Kalau sakit aku gamau (sambil nada
manja)
Perawat B : rasanya sedikit sakit, tapi itu sakitnya gak lama kok cuman
sebetar aja, hem.. rasanya kayak di gigit semut kayak kakak
bilang tadi.
Anak : kaya digigit semut,? Emang semut punya gigi ya kak buat gigit,
semutkan kecil..
Perawat B : hehe (tersenyum bingung), iya seperti digigit semut, semutkan
bisa gigit seperti semut api, dan iya semut kan kecil nih, adik
kan kan besar masa adik kalah sama semut, katanya adik kuat,
jadi adik harus bisa ngalahin semut, sekarang mau ya pasang
infusnya .. nanti kalau adik sudah sembuh adik gantian yang
gigit semutnya (sambil senyum, dengan muka meyakinkan anak
kecil).
Anak : hem.. saya mau gigit semut... harus sembuh, iya kak P mau tapi
sakitnya dikit aja kan gak banyak

4
Perawat B : iya sayang, nanti kalau adik kuat kakak kasih boneka sama
permen.
Anak : iya kak P mau.
Perawat B : pak, bu bisa bantu saya,?
Ibu : iya sus saya bisa bantu apa,?
Perawat B : jadi sekarang saya akan melakukan pemasangan infus. Tindakan
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada
tubuh anak ibu, bapak atau ibu bisa bantu saya dengan
memegang atau memeluk untuk menenangkan anak ibu agar
tidak terlalu cemas dan bisa mengalihkan rasa sakitnya
Ibu : baik sus
Ayah : anak cantik ayah harus kuat ya!! Kan katanya mau jadi ratu kan,?
Kan ratu itu harus kuat biar bisa menjaga rakyatnya ya sayang...
Perawat B : saya mulai sekarang ya bu (mengeluarkan aboket )
Ibu : iya sus
Perawat B : dik, kakak pasang infusnya ya, kalau sakit teriak aja semut...,
hehe atau genggam tangan ibu dan ayah ya .
Anak : (mengangguk)

Perawat pun melakukan intervensi dengan hati-hati dan fokus agar tidak
melakukan kesalahan. An.P pun menjerit kesakitan sambil menangis.
Anak : ibu, ayah sakit haaa.......sakit bu...ha sakit... sus sakit (sambil
menangis)
Perawat B : iya tahan ya sayang, kan kakak janji sakitnya sebentar aja,
bentar lagi selesai nanti kalau udah sembuh kita main lagi
Anak : sakit ayah,, ibu,, ha....... ibu semutt,,,semut,,
Perawat B : hehe, iya nih semutnya lagi gigit, nanti kita gigit ya semutnya,
tarik nafas ya..
Setelah selesai melakukan pemasangan infus, perawat A pun membersihkan
alat-alat pemasangan infus dan memeriksa kembali tetesan cairan infus.

5
Perawat B : yee,,, sudah selesai,,,, anak pinter, anak hebat,,,,, sakitnya gak
banyak kan ? Cuman dikit, hehe, semutnya udah suster usir tuh,
jadi dia gak bakal gigit adik lagi, karena tadi suster udah janji
ngasih permen (mengambil permen) nih, buat adik yang manis,,,
cepet sembuh ya sayang...
Anak : ye..... makasih kakak, tapi nanti kalau P makan permen, semutnya
datang lagi gimana kak ,?
Ayah : kan ada ayah sayang, nah ayah yang bakal gigit semutnya pakai
gigi ayah yang tajam ini (tunjukin gigi)
Anak : hahahahaha, ayah lucu, ayah superman.....
Ayah : ya dong.. ayahkan bakal ngelakuin biar anak manis ayah ini cepat
sembuh (sambil mencium kening putrinya)
Ibu senang melihat kedekatan ayah dan anaknya. Ayah juga senang melihat
anaknya yang sudah mulai tertawa dan sedikit ceria.
Setelah perawat A merapikan alat, perawat A dan B pun berpamitan

Perawat A : baik sudah rapi semuanya


Perawat B : oke, kami permisi keluar dulu ya pak bu, jika ibu dan bapak
memerlukan bantuan bisa memencet tombol ini, atau memanggil
perawat yang ada disana
Ibu : baik sus, terima kasih
Perawat A : baik bu, sama-sama bu.
Perawat B : kakak keluar dulu ya sayang,,, semoga adik cepat sembuh
(mengelus kepala An. P )
Anak : iya kakak,, dadaaa (melambaikan tangan )
Setelah dilakukan pemasangan infus, An. P sudah bisa beristirahat dengan
tenang walau pun demamnya belum turun.

STAGE 2
Pada jam 13:00 setelah makan siang, perawat C dan D datang ntuk melakukan
pemeriksaan TTV pada An.P. An.P sedang menonton TV diruang inap.

6
Perawat C : (mengetuk pintu ) permisi pak, buk, perkenalkan sebelumnya
saya perawat C, dan ini perawat D. Kami disini akan melakukan
pemeriksaan TTV pada anak ibu dan bapak, tindakan ini untuk
mengetahui nadi, suhu, pernapasan, dan tekanan darah anak ibu
dan bapak.
Ibu : iya, selamat siang, oh iya sus silahkan (tersenyum)
Perawat C : selamat siang cantik ,,, lagi nonton apa ,?
Anak : siang kak, lagi nonton upin ipin, kok kakak nya beda bu,?
Perawat C : oh, heheh iya sayang, kakak yang tadi lagi istirahat sekarang
kakak mau meriksa keadaan adik dulu ya.
Anak : Engga mau. Maunya dengan kakak yang tadi. (nada merajuk)
Perawat D : Sama kakak dulu ya. Nanti baru sama kakak suster A.
Anak : Gamau.
Perawat C : Nanti kakak kasih jus jambu biji deh kalau adik mau kakak
periksa
Anak : Beneran loh ya.
Perawat C : Iya sayang
Anak : Engga ditusuk lagi ya kan kak ?
Perawat D : di tusuk,? Gak kok sayang, cuman diperiksa pakai ini (tunjukin
stetoskop dan termometer)
Anak : ye.... gak sakit kan kak?
Perawat D : gak sakit sayang, kakak periksa dulu ya... (sambil memegang
alat)
Perawat C pun memeriksa TTV An.P dibantu dengan perawat D. Ibu dan
ayah An.P melihat anaknya yang sedang diperiksa

Anak : sudah ya kak,? Ini apa kak ?


Perawat C : ini namanya termometer
An.P : buat apa kak ?, kenapa taroknya diketiak,?
Ibu : ade....banyak banget pertanyaannya sih sayang,?

7
Perawat D : gak papa bu, wajar anak anak seusia P sekarang, suka bertanya
(sambil tersenyum). Angkat sebentar sayang tangannya.
Perawat C : ini gunanya untuk mengetahui suhu tubuh adek sekarang. Alat
ini bisa di taruh dibawah lidah, ketiak dan daerah lipatan
lainnya. Biar panasnya pergi jauh... dari badan adik.
Anak : ohhh,,, gitu ya kak.
Perawat D : suhunya masih tinggi ya bu 38°C, pernapasannya normal, nadi
dan TD juga normal
Ibu & ayah : Alhamdulillah, iya sus tadi saya pegang masih panas. Jadi
kapan dilakukan tes lab sus.
Perawat C : setelah ini kita lakukan tes lab ya bu
Ibu : oh... baik sus,
Anak : sudah selesai kak,?
Perawat D : sudah adik, silahkan lanjutin lagi nontonya ya,, jangan lupa
banyakin istirahat, makan dan minum obatnya.
Anak : Iya kak, betul, betul betul,, heheehe
Setelah melakukan TTV perawat C dan D pun berpamitan untuk keluar dari
ruangan.

STAGE 3
Pukul 14.30 perawat C dan D kembali lagi untuk mengambil darah Anak P.
Perawat : Selamat Siang pak bu. Kami kembali lagi untuk mengambil
darah anak bapak dan ibu untuk tes lab.
Anak : Kakak kok balik lagi ? Mau tusuk adik ya ?”
Perawat D : kakak kangen dengan adik. Hehe.
Perawat C : Adik mau main ga dengan kakak ?”
Anak : (Mengangguk)
Perawat C : Kalau mau kakak ambil darah adik dulu ya, nanti abis itu kita
main sama-sama.
Anak : Engga sakit kan kak ?

8
Perawat D : Sakit sedikit aja kok. Nanti kalo sakit genggam tangan kakak aja,
ya ?
Anak : Iya kak, nanti adik genggam kuat-kuat tangan kakak ya.
Perawat C : Pak, bu. Saya akan melakukan tindakan pengambilan darah untuk
tes lab anak bapak ibu. Untuk mengetahui apakah anak bapak dan
ibu terkena DBD atau tidak.
Ayah : Iya sus, silahkan.
Perawat C : Nanti boleh dibantu ya pak bu untuk mengalihkan perhatian anak
bapak ibu. Biar ga terlalu terasa sakitnya.
Ibu : Iya sus, kami usahakan.
Perawat D : Dik, kakak mulai ya. Jangan tegang, rileks aja. Cuma sebentar
kok sayang.
Anak : (Mengangguk)
Perawat D mulai menusukkan jarumnya untuk mengambil darah Anak.

Anak : aduuuh sakiiiiitttt.


Sementara Perawat C mencoba mengalihkan perhatian Anak.

Perawat C : Adik sayang, biar engga sakit. Adik coba bayangin princess-
princess, kartun-kartun yang biasa adik tonton. Bayangin adik
makan makanan kesukaan adik.
Anak : (Membayangkan)
Perawat D : Nah sudah selesai. Sebentar kan ?
Anak : Iya. Engga sakit juga kak. Ga terasa. Aku pikirin tadi disuntik
sambil makan bakso. Hehehe
Perawat C : (Mengelus kepala Anak P)
Perawat D : Pak Bu, saya sudah selesai mengambil darahnya. Insyaallah
besok pagi hasilnya sudah bisa keluar.
Orang tua : iya sus.
Perawat C : Adik, ayuk main dengan kakak. Habis itu adik istirahat lagi ya.
Jangan sampai kecapean.

9
Anak : Iya kak

STAGE 4
Keesokan harinya hasil tes lab sudah keluar. Perawat A dan B sedang berbincang
dengan Dokter yang menangani anak P. Hasil lab anak P positif menderita DBD
dan dokter memberikan perintah pemberian obat.
Dokter : bagaimana dengan suhu anak P ?
Perawat B : dari catatan yang dibuat oleh perawat D, demam anak masih
tinggi dok. 38ocelcius
Dokter : kalau begitu sus, anak P tolong diberikan paracetamol tiga hari
sekali. Hindari antipiretik ya. Sejauh ini kita kasih saja dulu
paracetamol untuk menurunkan demamnya.
Perawat : baik dok.
Perawat A dan B lalu pergi ke kamar Anak P untuk memberikan obat.

Perawat : selamat pagi bapak ibu.


Orang tua : pagi sus.
Perawat A : Gimana kabar adik ? udah bisa lari-lari belum ?
Anak : (menggeleng)
Perawat A : Mau bisa lari-lari lagi ga ?
Anak : Mau kak mauuu
Perawat A : Kalau mau, adik harus turutin dulu mau kakak. Nanti insyaallah
adik bisa lari-lari lagi. Mau ?
Anak : Apa tu kak ?
Perawat A : Adik harus makan ini. ga boleh engga. Kalau adik engga makan
ini, nanti adik ga bisa lari-lari lagi.
Anak : Ga mau ah, itu kan obat. Obat itu kan pait. Ga mau.
Perawat A : Yaahh kalau gitu nanti adik disini terus dong. Ga bisa main-main
keluar, ga bisa lari-lari. Nanti ayah dan ibu adik sedih dong.
Anak : (muka sedih)

10
Perawat A : mau ya makan obatnya ? Biar cepet sembuh, biar bisa makan
bakso lagi, lari-lari sama temen-temen lagi.
Anak : Iya deh aku makan obatnya.
Perawat A : (Tersenyum senang)
Perawat B : Nah bapak ibu. Ini ada obat untuk hari ini. setelah makan
sarapan pagi, boleh dimakan ya obatnya. Harus teratur jangan
bolong-bolong. Biar adik bisa cepat sembuh.
Orang tua : Iya sus.

STAGE 5
Dengan berjalannya waktu. Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Demam
Anak P sudah turun. Trombosit Anak P juga sudah normal dan Anak P boleh
pulang.
Perawat C : Adik, selamat ya kamu udah boleh pulang. Kamu hebat deh
mau makan, makan obat. Sekarang udah bisa lari-lari lagi.
Makan bakso lagi.
Anak P : Iya kak. Aku bisa makan bakso sama main pelosotan sama
temen-temen.
Lalu anak P pulang dengan orang tuanya

11
KESIMPULAN
Caring terhadap anak itu harus melakukan pendekatan dengan anak melalui
komunikasi yang mudah dipahami oleh anak, sabar, karena anak lebih mudah
merasakan takut dan cemas yang berlebihan, dukungan dan kata-kata semangat
sangat diperlukan bahkan pujian.
SARAN
Sikap caring harus dipratikkan dalam kehidupan sehari-hari, agar perilaku caring
tumbuh secara alami dalam jiwa perawat, ketika menghadapi klien. Perawat
dengan mudah memberikan asuhan keperawatan. Klien yang sakit membutuhkan
perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar ia lebih semangat
dalam menghadapi penyakitnya. Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar
benar-benar faham tentang perilaku caring ini.

12
DAFTAR PUSTAKA
Wahida, Intan. 2015. http://intaniwanda.blogspot.com/2015/11/konsep-
caring.html. Diakses pada tanggal 15 Maret 2019 pukul 20.25

13

Anda mungkin juga menyukai