Disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Epistimologi dalam
Pendidikan Islam” ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada
baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah “Filsafat Pendidikan
Islam” dan juga sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bisa bermanfaat.
Sehubungan dengan selesainya penulisan makalah ini, maka penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Maftukin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
3. Ibu Dr. Eny Setiyawati, S.Pd., M.M., selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi.
4. Bapak M. Fathun Nadhor, M.Ag., selaku Dosen Pengampu Matakuliah Filsafat
Pendidikan Islam.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya penyusunan makalah
ini.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT. dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, karya ini penulis suguhkan kepada segenap
pembaca dengan harapan adanya kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.
Tulungagung,19 Februari 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistemologi ........................................................................... 4
B. Metode dan Macam-Macam Epistemologi .............................................. 8
C. Jenis dan Sumber Pengetahuan ................................................................ 13
D. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam ............................................ 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 21
B. Saran .................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan merupakan hal pokok. Tujuan dari
pendidikan sendiri adalah meningkatkan pengetahuan. Manusia dituntut untuk terus
meningkatkan ilmu pengetahuannya karena kehidupan manusia bersifat dinamis dan
terus berkembang, tidak berhenti pada satu masalah saja. Dengan menguasai ilmu
pengetahuan diharapkan manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan lebih
mudah melalui penerapan-penerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan merupakan hasil olah pikir manusia, oleh karena itu
ilmu pengetahuan bahasan pokok dalam ilmu filsafat.
Dalam ilmu filsafat terdapat tiga cabang yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Epistemologi adalah teori
pengetahuan, yaitu membahas tentang bagaimana cara mendapat pengetahuan dari
objek yang dipikirkan. Ontologi adalah teori tentang “ada”, yaitu tentang apa yang
dipikirkan, yang menjadi objek pemikiran. Sedangkan aksiologi adalah teori tentang
nilai yang membahas manfaat, fungsi maupun kegunaan dari objek yang dipikirkan.
Ketiganya merupakan landasan dalam sebuah pengetahuan. Secara sederhana
konsep pengetahuan memiliki ciri mengenai apa (ontologi), bagaimana
(epistemologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan itu disusun1. Dari ketiga
cabang tersebut, epistemologi menjadi cabang filsafat yang berkaitan erat dengan
pengembangan ilmu pengetahuan.
1
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2007), halaman 1
1
2
2
Mudlor Ahmad, Ilmu dan Ingin Tahu (Epistemologi dalam Filsafat), (Bandung: Trigenda Karya, 1994),
halaman 61
3
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah berikut.
1. Apa pengertian epistemologi?
2. Apa saja metode dan macam epistemologi?
3. Apa saja jenis dan sumber pengetahuan?
4. Bagaimana kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah.
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dari epistemologi.
2. Mahasiswa mengetahui metode dan macam-macam epistemologi.
3. Mahasiswa mengetahui jenis dan sumber pengetahuan.
4. Mahasiswa mengetahui kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistemologi
1. Epistemologi
Agar lebih mudah dalam memahami makna sebenarnya dari epistemologi perlu
mengetahui pengertian dasar epistemologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani
yaituepisteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu yang sistematis,
teori, uraian atau alasan3. Dalam KBBI epistemologi diartikan sebagai cabang ilmu
filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan4. Sedang dalam pengertian
terminologi, epistemologi adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar
pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan
validitas atau sah berlakuknya pengetahuan itu5.
3
Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), halaman 71
4
KBBI
5
Abd. Aziz, …opcit, halaman 74
4
5
6
Mujamil Qomar, Epistemologi … opcit, halaman 3-4
7
Zaprulkhan, Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), halaman 30
6
Dari pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli filsafat tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa epistemologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan
pengetahuan. Epistemologi merupakan ilmu yang membahas bagaimana sebuah
pengetahuan diperoleh manusia melalui proses memikirkan hakikat dan dasar
objek yang dipikirkan, menentukan metode memeroleh ilmu dan
membuktikannya sehingga pengetahuan yang dihasilkan dari pengalaman
tersebut dapat dibuktikan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya, kemudian
menentukan struktur dan pengandaian-pengandaianya agar mudah dipahami.
8
Arman Arief, ….opcit, halaman 4
9
Abd. Aziz, …opcit, halaman 78
7
10
Mujamil Qomar, Epistemologi …Opcit, halaman 130
8
11
ibid, halaman 133
12
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (PT Bumi Aksara:Jakarta, 2012), hlm. 89
13
Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik,
(Erlangga:Jakarta, 2005), hlm. 271
9
Para filosof kita mulai mengambil dalil, bahwa syariat mewajibkan berpikir
filosofis, sebagaimana mewajibkan penggunaan bukti logis dalam mengetahui Allah
dan makhluk Nya. Hal ini sesuai dengan dengan firman Allah dalam surat Al Hasyr
(59):2. Filosof muslim berpandangan bahwa sebagian nas syariat mengandung
makna zahir bagi kalangan sedangkan sebagian lagi mengandung makna
tersembunyi yang hanya dimengerti oleh kalangan tertentu melalui ta’wil.
Oleh karena itu, mestinya metode rasional ini telah lama menjadi pegangan para
filosof pendidikan Islam dalam merumuskan teori – teori tentang pendidikan Islam.
Namun, dalam kenyataannya belum banyak ahli filsafat pendidikan Islam yang
memanfaatkan metode rasional tersebut secara optimal dalam membangun ilmu
pendidikan Islam. Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, beliau mengatakan bahwa
pemimpin – pemimpin pendidikan didunia Islam merupakan orang – orang yang
tidak memiliki ide, gagasan, tanpa kultur, dan tanpa tujuan 14. Implikasinya adalah
mereka tidak mampu mengembangkan pendidikan Islam. Mereka hanya
melanjutkan tradisi dalam pendidikan Islam yang teah berlaku. Jika hal ini terus
14
Mujamil Qomar, Epistemologi … opcit, hlm. 279
10
terjadi, maka dapat dipastikan bahwa pendidikan Islam jelas akan mengalami
kemunduran dan bahkan mengalami kemandekan. Seharusnya mereka bisa lebih
berpikir lagi untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan pendidikan
Islam karena akal yang dipakai berpikir secara aktif lebib mudah menemukan solusi
dari masalah – masalah pendidikan yang sedang dihadapi.
Sebagai suatu metode epistemologi, intuisi itu bersifat netral. Artinya ia bisa
dimanfaatkan untuk mendapatkan berbagai macam pengetahuan. Hakekat intuisi
menurut Al-Tahawuny, bisa bertambah dan berkurang. Bila kita mengamati
pengalaman kita sehari-hari tampaknya ada perbedaan frekuensi intuisi muncul
dalam rentang waktu tertentu. Adakalanya dalam waktu yang berurutan muncul
beberapa kali, tetapi terkadang dalam waktu yang lama juga tidak kunjung tiba.
Akal adalah suatu substansi ruhaniah yang melihat pemahaman yang kita sebut hati
atau kalbu, yang merupakan tempat terjadinya intuisi. Penggunaan akal dan intuisi
secara integral dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
pengembangan metode-metode yang dipakai menggali pengetahuan. Intuisi itu bisa
didatangkan untuk memberikan pencerahan konsentrasi, kontemplasi, dan imajinasi.
Sebaiknya kita memiliki tradisi ketiganya ini dalam mengembangkan atau
15
K.G.Saiyidain, Percikan Filsafat Muhammad Iqbal Mengenai Pendidikan, (Bandung: CV
Diponegoro,1986), hlm. 103
11
16
Mohammad Anwar, Research Methodology InIslamic Perspective, (New delhi: Institute of objective
studies, 1994), hlm. 252
12
1. Epistemologi metafisis
Epistemologi metafisi dimulai daru suatu paham tertentu tentang
realita/kenyataan, lalu membahas tentang bagaimana manusia mengetahui
kenyataan tersebut.
2. Epistemologi skeptis
17
Mujamil Qomar, Kritik Terhadap Pemikiran Hegel Jurnal Ilmiah Tarbiyah,(Tulungagung: STAIN
Tulungagung,1998), hlm. 32
13
3. Epistemologi kritis
Metode kritis ini berangkat dari asumsi, prosedur, dan kesimpulan
pemikiran akal sehat atau ilmiah yang kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari, kemudian kita coba menanggapi secara kritis asumsi, prosedur, dan
kesimpulan tersebut.
diri pada resepsi indrawi dan pemahaman intelektual, di mana pemahaman tersebut
dimengerti secara sempit. Pengetahuan juga bisa diartikan peristiwa yang menyebabkan
kesadaran manusia memasuki keterangan yang ada. Kita tidak bisa meramalkan
bagaimana ada itu dianggap suatu kenyataan. Sikap awal yang tepat bagi filosuf
pengetahuan adalah kerendahan hati dalam menghadapi pengalaman. Dari beberapa
refleksi di atas sesungguhnya kita bisa membedakan pengetahuan manusia menjadi tiga
jenis pengetahuan yaitu pengetahuan ilmiah, pengetahuan moral dan jenis pengetahuan
religius.
2. Sumber-sumber pengetahuan
20
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam
dan dakwah, (Yogyakarta: SIPRESS,1993),195.
17
a. Batasan kajian ilmu: secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang
berada dalam lingkup manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat
transendental.
b. Cara menyusun pengetahuan: untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu
diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode
ilmiah.
c. Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri.
d. Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang
terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses
terjadinya.
e. Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit.
f. Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tergolong pada
kelompok ilmu tersebut.
g. Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang
bersifat umum dan impersonal.
h. Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis:
1) ilmu eksakta
2) ilmu sosial
Dalam konteks lain dalam kehidupan ini sumber pengetahuan ini sesungguhnya
beragam dan berbeda sebagaimana aliran pemikiran manusia. Selain pengetahuan itu
mempunyai sumber juga seseorang ketika hendak mengadakan kontak dengan sumber-
sumber itu maka dia menggunakan alat. Para filosuf Islam menyebutkan beberapa
sumber sekaligus alat pengetahuan, yaitu:
Alam tabiat atau alam fisik manusia sebagai wujud yang materi, maka selama di
alam materi ini ia tidak akan lepas dari hubungannya dengan materi secara interaktif
dan hubungannya dengan materi menuntutnya untuk menggunakan alat yang sifatnya
18
materi pula yakni indra. Karena sesuatu yang materi tidak bisa dirubah menjadi yang
tidak materi.
Aktivitas-aktivitas akal:
Hati atau ilham yang dimaksud disini merupakan sumber pengetahuan yang
realitanya berupa rasa sedih, sakit, lapar, dan hal-hal yang intuitif yang diyakini
keberadaannya oleh semua orang tanpa terkecuali.
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya sedikit demi sedikit sehingga
seseorang tersebut menjadi paham tentang pengertian dan fungsi-fungsi dari ilmu.21
21
Mulyono, Jurnal:Kedudukan Ilmudan Belajar Dalam Islam, (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan di buatnya makalah ini, kami berharap akan menambah wawasan ilmu-
ilmu filsafat terutama pada materiEpistemologi dalam Pendidikan Islam.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna dan
untuk menjadi sempurna kami sangat membutuhkan masukan dari pembaca atau
pihak lain untuk memberikan berbagai masukan dan kritik demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mudlor. 1994. Ilmu dan Ingin Tahu (Epistemologi dalam Filsafat). Bandung:
Trigenda Karya.
Qomar, Mujamil. 1998. Kritik Terhadap Pemikiran Hegel Jurnal Ilmiah Tarbiyah.
Tulungagung: STAIN Tulungagung.
Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi pendidikan Islam daro metode rasional hingga
metode kritik. Jakarta: Erlangga.
22