Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“PENGARUH SUHU TERHADAP AKTIVITAS ENZIM”

Kelompok 4 :
Arum DwiOkvianingsih : F17147
Dahlia Syahrina : F17148
NajlaPriliantony Husna : F17174
Nia Wulandari Suryaningsih : F17175
Susilawati : F17194
Yuga Pratama : F17196
ZeinHadi : F17197

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA
BANJARMASIN
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A.LatarBelakang .......................................................................................... 1
B.Kompetensi Praktikum ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 2
A.Pengertian Enzim ..................................................................................... 2
B.Sifat-sifat Enzim ....................................................................................... 2
C. Jenis-jenis Enzim..................................................................................... 3
D. Faktor yang memengaruhi Enzim ........................................................... 6
BAB III METODE PRAKTIKUM ............................................................................ 8
A.Alat ........................................................................................................... 8
B.Bahan ........................................................................................................ 8
C.Prosedur kerja ........................................................................................... 9
BAB IV HASIL ....................................................................................................... 10
BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................... 11
BAB VI KESIMPULAN ....................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 144
JAWABAN PERTANYAAN ................................................................................ 155

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kinetika enzim adalah bidang biokimia yang berkaitan dengan
pengukuran kuantitatif laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim dan studi
sistematik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut.
Aktivitas enzim yang lengkap dan seimbang merupakan hal mendasar untuk
mempertahankan homoestatis. Pemahaman tentang kinetika enzim penting
untuk memahami bagaimana stres fisikologik mempengaruhi keseimbangan
tersebut.
Struktur ion enzim tergantung pada pHlingkungannya. Enzim dapat
berbentuk ion positif, ion negatif atau bermuatan ganda. Berdasarkan hal
tersebut, perubahan pHlingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas
bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat, pengaruh
pHrendah atau pHtinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses
denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. Fungsi
suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam
sel maupun luar sel.

B. Kompetensi Praktikum
1. Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat
melakukan analisis pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
2. Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat
melakukan analisis pengaruh konsentrasi terhadap aktivitas enzim.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Enzim
Dalam ilmu biologi, enzim adalah suatu molekul protein kompleks
yang dihasilkan dari sel hidup yang berfungsi sebagai katalisator dalam
proses kimia dalam tubuh makhluk hidup. Enzim tidak dapat bereaksi tetapi
hanya dapat mempercepat proses reaksi, tetapi struktur enzim tidak berubah
baik itu sebelum dan sesudah reaksi, dengan demikian, enzim tidak
mempengaruhi kesetimbangan reaksi dalam peranannya.Struktur Enzim
yang tersusun menjadi dua bagian yang saling berpasangan yaitu Apoenzim
dan Gugus Prostetik antara lain sebagai berikut :

a. Apoenzim, adalah bagian protein enzim yang sifatnya tak tahan panas
dan berfungsi sebagai menentukan kekhususan dari enzim. Contohnya
dari substrak yang sama dapat menjadi senyawa berlainan yang
bergantung dari enzimnya.

b. Koenzim, adalah ko-faktor molekul organik kecil yang tahan panas dan
mengandung Ribosa dan Fosfat serta larut dalam air. Koensim dapat
disebut dengan Gugus Prostetik apabila terikat oleh Apoenzim, tetapi
koenzim mudah terpisah dari Apoenzim. Fungsi koenzim adalah
sebagai penentu sifat dan reaksinya. Contohnya: Koensim NADP
(Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat), reaksinya adalah
Dehidrogenase. Dalam hal ini NADP berfungsi sebagai akseptor
hidrogen atau penerima.

B. Sifat-Sifat Enzim
1. Enzim Digunakan Sebagai Katalisator, Enzim merupakan katalis
yang bisa digunakan untuk melakukan perubahan terhadap suatu laju
reaksi tanpa berperan langsung atau pun ikut serta dalam proses
bereaksi.
2. Enzim Bekerja Secara Spesifik dan Selektif, suatu enzim hanya bisa
melakukan proses pengubahan terhadap zat – zat tertentu saja. Dengan

2
kata lain, enzim hanya bisa ikut andil dalam mempengaruhi satu reaksi
saja dan tidak bisa memberi pengaruh terhadap reaksi lain yang bukan
termasuk bidangnya.
3. Enzim Mempunyai Sifat Bolak-Balik, enzim tidak hanya bias
melakukan penguraian terhadap molekul yang bersifat kompleks, tetapi
juga bias melakukan proses pembentukan terhadap molekul yang
mempunyai sifat kompleks dari molekul-molekul yang mempunyai sifat
sederhana penyusunnya (yakni proses reaksibolak-balik).
4. Enzim Bisa Dikatakan Seperti Protein, enzim mempunyai sebagian
besar dari sifat yang ada pada protein yakni sehingga sangat
dipengaruhi oleh pH dan juga suhu. Pada suhu yang relative rendah
protein enzim akan berlangsungsuatu proses yang disebut
dengan koagulasi dan pada suhu yang relatif tinggi protein enzim akan
berlangsung suatu proses yang disebut dengan denaturasi.
5. Mempunyai Sifat Termolabil Enzim, suhu merupakan salah satu
komponen yang bias mempengaruhi aktivitas enzim. Apabila suhu
relatif rendah, maka kerja enzim akan berubah menjadi semakin lambat.
Semakin tingginya kondisi suhu yang ada saat proses terjadinya reaksi
kimia dan dipengaruhi oleh enzim, maka kerja enzim akan menjadi
semakin cepat. Namun apabila kondisi suhu terlalu tinggi, maka enzim
secara otomatis akan mengalami proses denaturasi.
6. Hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, karena enzim mempunyai
fungsi yang digunakan sebagai katalisator, namun tidak ikut serta dalam
proses reaksi, maka jumlah yang akan digunakan sebagai bahan
katalis tidak membutuhkan terlalu banyak. Biasanya satu molecule
nzim bias melakukan aktivitas kerjanya secara berulang kali, selama
kondisi molekul tersebut tidak mengalami kerusakan.
7. Enzim Merupakan Koloid, karena enzim pada dasarnya terbentuk dari
komponen – komponen protein, maka sifat-sifat yang ada pada enzim
masuk ke dalam kategori koloid. Enzim mempunyai bagian permukaan
antar partikel yang tentunya sangat besar yang menyebabkan bidang
aktivitasnya secara otomatis menjadi ikut besar.

3
8. Enzim Mampu Menurunkan Energi, energi aktivasi yang ada pada suatu
reaksi merupakan jumlah energi dalam bentuk kalori yang dibutuhkan
dalam upaya membawa semua bagian molekul yang ada pada 1 mol
senyawa di suhu tertentu dan kemudian akan menuju suatu tingkat transisi
(perantara) pada titik puncak sebagai batasan energi. Jika suatu proses
reaksi kimia dimasukkan katalis seperti misalnya enzim, maka energi
aktivasi yang ada akan bisa dengan mudah dikontrol penurunannya dan
pada akhirnya reaksi yang ada akan berjalan dengan ritme
yang tentunya lebih cepat.

C. Jenis-Jenis Enzim
1. Mulut (Enzim Amilase), memiliki fungsi untuk mengubah pati atau
amilum menjadi Maltosa.
2. Lambung (HCl, Renin Dan Pepsin)
a. AsamLambung (HCl), adalah zatkimia yang berfungsi untuk
membunuh bakteri yang masuk bersamaan dengan makanan yang
kita makan. Selain itu, HCl juga membantu kerja enzim pepsin
dalam mengubah protein.
b. Enzim Renin, adalah enzim yang memiliki fungsi mengubah
kaseinogen menjadi kasein.
c. Enzim Pepsin, adalahenzim yang berfungsi untuk mengubah
protein menjadi pepton, proteosa dan polipeptida.

3. Usus Halus
a. Enzim Laktase, fungsi mengubah laktosa menjadi galaktosa dan
glukosa
b. Enzim Maltase, fungsi mengubah maltosa (hasil dari kerja
amylase di saliva) menjadi glukosa.
c. Enzim Lipase, fungsi mengubah lemak menjadi gliserol dan asam
lemak.
d. Enzim Enterokinase, fungsi mengubah tripsinogen menjadi
tripsin.

4
e. Enzim Peptidase, fungsi mengubah polipeptida (hasil dari kerja
Tripsin di pankreas) menjadi asam amino (protein yang diserap ke
dalam darah)
f. Enzim Sukrase, fungsi mengubah sukrosa (diperoleh dari
konsumsi buah-buahan sepertitebudll) menjadi fruktosa dan
glukosa

4. Pankreas
a. Enzim Tripsin, fungsi mengubah protein menjadi polipeptida.
b. Enzim Lipase, fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan
gliserol (agar dapat dicerna)
c. EnzimAmilase, fungsi mengubah amilum menjadi maltose atau
disakarida
d. Enzim Karbohidrase, fungsi mencerna amilum menjadi maltosa

D. Faktor Yang Mempengaruhi Enzim


a. Derajat Keasaman (pH), Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya
pada netral, kecuali beberapajenis enzim yang bekerja pada suasana
asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja optimum pada
suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim
tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya,
jika suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi
ditempatkan pada keadaan asam atau basa, enzim tersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdapat di dalam lambung,
efektif bekerja pada pH rendah.Setiap enzim bertindak paling baik
pada nilai pH tertentu yang disebut sebagai pH optimum, pH
optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.

5
b. Suhu, Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu,
enzim masih tetap mempuyai sifat protein yang kerjanyas dipengaruhi
oleh suhu. Enzim dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu,
yaitu sekitar suhu 400 C. Pada suhu 00 C, enzim tidak aktif. Jika
suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan
lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 500 C, enzim akan bekerja
lebih aktif lagi.

c. Inhibitor, Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah feedback


inhibitor. Feedback inhibitor adalah keadaan pada saat substansi hasil
(produk) kerjae nzim yang terakumulasi dalam jumlah yang
berlebihan akan menghambat kerja enzim yang bersangkutan.

d. KonsentrasiSubstrat
Mekanis mekerjae nzim juga ditentukan oleh jumlah atau konsentrasi
substrat yang tersedia. Jika jumlah substratnya sedikit, kecepatan kerja
enzim juga rendah. Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia
banyak, kerja enzim juga cepat. Pada keadaan substrat berlebih, kerja
enzim tidak sampai menurun tetapi konstan. Pada kepekatan substrat
rendah, bilangan molekul enzim melebihi bilangan molekul substrat.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum adalah :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Penangas air
5. Alat gelas
6. Termometer
7. Plat tetes

B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum :
1. Larutan kanji 1%
2. Saliva encer (1:9)
3. Iodin 0,01 M

C. Prosedur kerja

Isi 4 buah tabung reaksi dengan larutan kanji 1% masing-masing 2,5 ml

Tabung ke 1 Tabung ke 2 Tabung ke 3 Tabung ke 4


dicelupkan pada suhu pada air saliva encer
ke dalam air kamar panas 380 C telah
es sampai dipanaskan
suhu 50 C di air
mendidih
suhu 980 C

7
Masing-masing tabung diisi dengan 2 tetes saliva encer

Masing-masing tabung ditambahkan Iodin 0,01 M 1 tetes

Ambil contoh pada masing-masing tabung dan dites pada plat tetes
pada interval 5

Tentukan kecepatan penguraian masing-masing sampel

8
BAB IV
HASIL

A. Hasil Pengamatan
Hasil dari percobaan yang kami lakukan adalah sebagai berikut :

No. Perlakuan Waktu Pengamatan (Menit)


0 5 10 15 20 33
1. Suhu dingin 50 C +++++ +++ + - - -
(14.00
menit)
2. Suhu kamar +++++ ++++ +++ ++ + -
3. Suhu panas 380 C +++++ + - - - -
(04.00 (09.00
menit) menit)
4. Suhu air +++++ ++++ ++ + - -
mendidih
980 C
Keterangan
+++++ Ungu pekat
++++ Ungu
+++ Ungu muda
++ Ungu kebiruan
+ Biru
- Tidak berwarna (jernih)

9
Gambar hasil percobaan
a). Sebelum dilakukan uji percobaan

b). Sesudah dilakukan uji percobaan

10
BAB V
PEMBAHASAN

Percobaan ini menggunakan temperatur yang bervariasi, yaitu pada


temperatur 50 C ( air es), 25-300 C ( suhu kamar ), 380 C ( air panas ), 980 C ( air
mendidih ) hingga diperoleh suhu di mana enzim dapat bekerja optimal.
Percobaan ini dilakukan dengan cara larutan pati dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berfungsi sebagai substrat yang akan dihidrolisis oleh enzim amilase.
Masing-maisng tabung reaksi dikondisikan suhunya memasukkan tabung reaksi
pertama pada air dingin, dan pada tabung kedua pada temperatur kamar, tabung
ketiga pada air panas, dan tabung keempat pada air mendidih. Setelah didapatkan
suhu yang diinginkan, semua tabung reaksi yang berisi larutan pati ditambahkan
beberapa tetes saliva dan diuji pada plat tetes kemudian ditambahkan iodin
sebanyak satu tetes.

Hasil pengamatan pada waktu 0 menit setelah ditetesi iodin semua sampel
pada plat tetes berwana ungu pekat. Kemudian dalam 5 menit perubahan warna
pada sampel yang diletakkan pada air dingin dari ungu pekat menjadi bening pada
menit ke 14, pada sampel yang diletakkan pada suhu kamar terjadi perubahan
warna pada menit ke 33, sampel pada suhu panas terjadi perubahan warna pada
menit ke 4 dan sampel keempat pada air mendidih terjadi perubahan warna pada
menit ke 20. Semua sampel berubah warna menjadi bening yang menandakan
terjadinya aktivitas enzim pada masing-masing sampel. Untuk suhu air mendidih,
enzim tidak mampu bekerja optimal karena terjadinya denaturasi oleh suhu yang
terlalu tinggi. Tingginya temperatur dapat menyebabkan pecahnya ikatan hidrogen
dan ikatan kovalen yang menyebabkan konformasi protein dalam hal ini adalah
enzim sehingga active site-nya menjadi berjauhan letaknya, sehingga konsentrasi
efektif enzim menjadi berkurang atau dengan kata lain aktivitas enzim menjadi
lambat.

Pada suhu kamar perobaan kami mengalami kegagalan yang mungkin


disebabkan karena kesalahan dalam pemipetan sehingga sampel pada suhu kamar
aktivitas enzim menjadi lebih lambat dan hal tersebut menyebabkan tidak sesuai
dengan teori, menurut teori yang kami dapat seharusnya sampel yang berada pada

11
suhu kamar aktivitas enzim bekerja lebih cepat karena enzim bekerja optimal pada
suhu kamar yaitu 36-400 C.

12
BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan maka dapat kami simpulkan yaitu enzim dalam
aktivitasnya dipengaruhi olehbeberapa faktor. Faktor pertama yaitu suhu, aktivitas
enzim semakin meningkat seiring bertambahnya suhu terlihat dari laju reaksi
namun aktivitasnya menurun setelah melewati suhu optimum. Faktor kedua yaitu
konsentrasi enzim, dimana semakin tinggi konsentrasi enzim semakin banyak
produk yang dihasilkan.Selain itu dapat kami simpulkan bahwa enzim amylase
bekerja menghidrolis secara parsial larutan pati yang merupakan karbohidrat, suhu
37 0C merupakan suhu optimum bagi enzim amylase dalam melaksanakan
kerjanya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Girindra,A. 1986. Biokimia 1. Gramedia. Jakarta.


Houston, M.E. 1995. Biochemistry Primer For Exercise Science. Human Kinetics.
Champaign.USA.
Kay, E.R.M. 1966. Biochemistry : An Introduction to Dynamic Biology. Collier-
Macmillan.Canada.
Lehninger, A..L., et al. 1997. Principles of Biochemistry. 2nd .Worth Publisher. New
York.
Poedjiadi, A., F.M. T. Supriyanti. 2006. Dasar-DasarBiokimia. UI-Press. Jakarta.
Stryer, L. 2000. Biokimia. Vol 2. Edisi 4. PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta.
Soewoto, Hafiz, dkk. 2000. BiokimiaEksperimenLaboratorium.Jakarta: WidyaMedika.
Winarno, F,G. 1989. Kimia PangandanGizi. Gramedia. Jakarta.

14
JAWABAN PERTANYAAN

Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud dengan aktivitas enzim?
2. Bagaimana pengaruh temperatur terhadap keaktifan suatu enzim?
Jawaban :
1. Enzim adalah bidang biokimia yang berkaitan dengan pengukuran
kuantitatif laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim dan studi
sistematik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
tersebut.
2. Aktivitas enzim semakin meningkat seiring bertambahnya suhu
terlihat dari laju reaksi namun aktivitasnya menurun setelah
melewati suhu optimum.

15

Anda mungkin juga menyukai