Anda di halaman 1dari 12

INSTRUMENTASI LABORATORIUM MEDIK II

“Urinometer”

Dosen Pengampu : Risky Nurul Fadlila RN, S.Si.,M.Si

Disusun Oleh :
Anugrah Pratama Sahada
(B1D122148)
D Angkatan 2022

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN


PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2022/2023
BAB I

A. LATAR BELAKANG

Cairan tubuh merupakan salah satu hal yang sangat vital bagi
manusia. Persentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu sesuai
dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Dalam cairan tubuh
terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,
berkembang, dan menjalankan fungsinya. Untuk mempertahankan
volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan
antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.

Pemeriksaan laboratorium adalah vital pada identifikasi dini dan


pemantauan cairan kontinu terhadap ketidakseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Pemeriksaan untuk mengevaluasi status
cairan, diantaranya;
Berat jenıs mengukur berat larutan dalam gambaran dengan air (air
=I000). Berat jenis urin megevaluasi kemampuan ginjal untuk menyımpan
atau mengeksresikan air. Berat jenis urin kurang dapat dipercaya sebagai
indikator konsentrasi ketimbang osmolalitas urin, karena berat jenis
dipengaruhi baik oleh berat dan jumlah zat terlarut. Terdapatnya sejumlah
zat terlarut dalam urin seperti glukosa atau protein dapat menyebabkan
seolah-olah berat jenis tinggi. Berat jenis urin berkisar antara 1. 015 -
1.030. tergantung pada konsentrasi bahan solit yang larut dalam urin. Bila
produksi urin sedikit urin maka urin dan berat jenisnya naik, urin akan
lebih pekat dan berwarna lebih gelap .Status hidrasi dapat dibedakan
berdasakan berat jenis urin, meliputi :
1. Berat jenis urin < 1. 015: Terhidrasi
2. Berat jenis urin I. 016-1.020: Dehidrasi Ringan
3. Berat jenis urin 1. 021-1025 : Dehidrasi Sedang
4. Berat jenis urin l. 026-1030 Dehidrasi

Berat jenis urin adalah alat ukur perbandingan antara kepadatan urin
dengan kepadatan air. Biasanya berat jenis urin dinilai dengan
menggunakan refractometry, urinometer, dan urin strip reagen

Urinometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis pada sampel


urin. Berat jenis urin yang norman bervariasi dengan jumlah padatan
dalam urin, dan juga dipengaruhi oleh asupan cairan dan kehilangan
cairan melalui, kulit, pernafasan, dan pencernaan. Urinometer dapat
menentukan berat jenis urin dengan cepat, hasilnya dapat dipercaya, dan
mudah digunakan. Urinometer pada dasarnya adalah pelampung
pemberat dengan tangkai lurus berdiameter kecil yang ditcnggelamkan
dalam cairan untuk kedalaman sebanding dengan berat jenis cairan.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara penggunaan dan perawatan pada alat


Urinometer?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Cairan tubuh merupakan salah satu hal yang sangat vital bagi
manusia. Persentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu sesuai
dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Dalam cairan tubuh
terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup,
berkembang, dan menjalankan fungsinya. Untuk mempertahankan
volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada keseimbangan
antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.

Urin merupakan suatu larutan kompleks yang dihasilkan oleh ginjal


dan mengandung 96% air dan 4% bahan terlarut. Berat jenis urin
menggambarkan jumlah solid yang terlarut dalam urin dengan berat
volume air dalam kondisi standar.

Berat jenis urin adalah salah satu indikator dalam menentukan


konsentrasi zat terlarut dalam urin (natrium, klorida, fosfat, sulfat, urea,
kreatinin, asam urat, glukosa dan protein) tidak bergantung dengan
jumlah zat yang terkandung tetapi pada berat zat dari dalam larutan. Berat
jenis urin memberikan informasi tentang kemampuan organ ginjal untuk
menghasilkan konsentrasi pada urin. Nilai normal dari berat jenis
ditentukan pada jenis yang dikeluarkan yaitu urin pagi dan urin sewaktu ,
adapun berat jenis urin sewaktu 1.003 - 1.030 dan urin pagi 1.006 - 1.022.

Berat jenis urin yang mengalami penurunan, memberikan informasi


adanya gangguan fungsi reabsobsi tubulus, terlihat pada kerusakan
tubulus yaitu menurunnya kemampuan dalam memekatkan urin.
Kemampuan pemekatan ginjal merupakan salah satu fungsi pertama
yang akan hilang apabila terjadi kerusakan tubular. Berat jenis urin juga
berfungsi sebagai pembeda antara oliguria karena gagal ginjal akut
dengan berat jenis sekitar 1.010 dan oliguria karena dehidrasi dengan
jumlah urin sedikit. Pengukuran berat jenis urin dipengaruhi oleh adanya
zat – zat bermolekul besar yang terlarut dalam urin. Zat bermolekul besar
dapat berasal dari dalam tubuh (endogenous) yaitu glukosa, protein dan
kalsium ataupun yang sengaja dimasukkan dari luar tubuh (exogenous)
yang dikeluarkan saat berkemih . Komponen urin yang memiliki pengaruh
besar terhadap berat jenis yaitu glukosa dan protein. Glukosa memiliki
molekul gula yang besar menyebabkan peningkatan berat jenis urin .

Berat jenis urin dapat diukur dengan cara memakai falling drop,
gravimetri menggunakan refraktometer, piknometer serta dipstick .
Pengukuran berat jenis urin menggunakan refraktometer hanya
memerlukan volume urin beberapa tetes dan tidak memerlukan koreksi
suhu. Indeks refaksi urin mempunyai hubungan dengan berat jenis urin
yang ditentukan oleh kadar zat terlarut. Pada alat urinometer yang
digunakan untuk pemeriksaan berat jenis urin dinilai cukup teliti dengan
menggunakan suhu tera dan suhu ruang. Alat ini memiliki skala
pengukuran dari 1000 -1060 dan memiliki cara perhitungan untuk
penentuan berat jenis urin.

Pemeriksaan berat jenis urin dapat dilakukan dengan berbagai cara


salah satunya dengan menggunakan urinometer. Sebelum menggunakan
urinometer terlebih dahulu kita harus mengetahui apakah urinometer
sudah memenuhi standar spesifikasi sebagai alat kesehatan sebelum
digunakan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dipaparkan cara
penggunaan,standar spesifikasi dari urinometer beserta dengan tes
pemenuhan standar.
Yang mempengaruhi BJ urin seseorang adalah komposisi urin,
fungsi pemekatan ginjal, dan produksi urin itu sendiri. Keadaaan yang
menimbulkan BJ urin rendah adalah kondisi tubuh pada udara dingin,
diabetes insipidus, dan terlalu banyak mengkonsumsi air. Keadaan yang
menimbulkan BJ urin tinggi adalah dehidrasi, protein uria, diabetes
melitus. Isosthenuria adalah keadaan dimana BJ urine berkisar 1,010 dan
hyposthenuria adalah BJ urine di bawah 1,008.

Cara Mengukur BJ Urin dengan menggunakan Urinometer

1. Pasang sarung tangan, kemudian tuangkan kira-kira 20 ml sampel


urine segar kedalam silinder kaca atau ¾ bagian silinder.

2. Letakkan urinometer kedalam silinder dan putar perlahan-lahan untuk


mencegah alat ini menempel pada sisi dari silinder. Pegang urinometer
sejajar mata dan baca ukuran pada dasar meniscus permukaan urin.
Konsentrasi dari urin mempengaruhi derajat apung dari urinometer.
Kedalaman tenggelamnya urinometer menunjukkan berat jenis urin.

Sebagai sebuah alat, urinometer terdiri dari bagian-bagian yang masing-


masing memiliki fungsi tertentu. Bagian-bagian utama urinometer adalah:

1. Stem (Batang) Pada urinometer, stem merupakan bagian yang


menunjukan skala angka pada dindingnya. Fungsinya sebagai
indikator yang menunjukkan skala berat jenis pada urin yang sedang
diperiksa. Skala pada bagian stem urinometer tertera mulai dari 1000
hingga 1060.

2. Float (Pelampung)Bagian kedua pada urinometer ada yang disebut


bagian float. Pada ruang float terdapat udara yang memiliki peran
sebagai pembatas antara bagian stem dan bagian weight.
3. Weight (Pemberat)Bagian urinometer yang terakhir adalah weight.
Bagian ini memiliki fungsi sebagai pemberat agar urinometer stabil
saat dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi urin untuk diperiksa.

Prinsip Kerja Urinometer

Urinometer yang merupakan alat penting bagi dunia medis tentunya


harus dipahami cara kerjanya. Hal ini supaya tidak terjadi kesalahan
dalam mendiagnosis kondisi kesehatan dari orang atau pasien yang
urinnya diperiksa.

Prinsip kerja urinometer ini berdasarkan pada hukum Archimedes.


Dimana hukum Archimedes menyatakan bm suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan fluida akan mengapung atau mengalami gaya
apung yang sama dengan berat dari fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut.

Jadi, prinsip kerja dari urinometer yaitu berat jenis urin diukur dengan
suatu alat yang memiliki skala 1000 hingga 1060. Temperatur dari urin
yang diperiksa tersebut berpengaruh pada hasil pengujian yang nanti
diperoleh. Urinometer akan dimasukkan ke dalam gelas ukur sampai
mencapai batas ⅔. Selanjutnya berat jenis urin akan diukur. Metode berat
jenis urin ini berkorelasi dengan warna urin. Hal ini yang menjadikannya
bisa digunakan untuk menilai kecukupan air atau status hidrasi.
Perlu diketahui pula jenis atau varian dari urinometer yang ada hingga
saat ini. Urinometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.Urinometer Manual

Urinometer manual secara khusus biasanya digunakan di laboratorium.


Fungsinya adalah untuk menghitung berat jenis urin dengan cara
menampung urin di wadah tertentu. Kemudian urinometer manual ini
dimasukkan ke dalam wadah tersebut, lalu penguji akan membaca
miniskus bawah.

2.Urinometer Elektronik

Jenis yang kedua yaitu urinometer elektronik atau urinometer otomatis.


Urinometer jenis ini biasanya digunakan juga untuk memeriksa output urin
untuk melakukan pemeriksaan vital seseorang yang sedang menjalani
serangkaian kompleks operasi.

Jadi urinometer elektronik ini yang lebih banyak digunakan saat ini,
karena kelebihannya yang bisa memantau atau memeriksa vital dari
pasien secara sekaligus.

Urinometer memiliki fungsi sebagai alat untuk mengukur berat jenis pada
urin. Berat jenis urin adalah salah satu tolok ukur atau barometer yang
digunakan pada pemeriksaan faal ginjal dari Produksi urin yang
dikeluarkan dari tubuh.

Penurunan fungsi ginjal bisa diketahui dengan melihat skala yang


ditunjukkan oleh urinometer. Skala dari hasil pemeriksaan urin akan
dibandingkan dengan nilai normal. Penurunan fungsi ginjal ditandai
dengan rendahnya skala pada urinometer saat urin diperiksa atau diukur
oleh urinometer.
BAB III
PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Setelah itu sebelum Urinometer digunakan terlebih dahulu
dilakukan kalibrasi alat.
3. Setelah alat ini menunjukan angka 1000 maka alat bisa
digunakan.
4. Kemudian memasukka urine yang akan diperiksa kedalam gelas
ukur sebanyak 40 ml.
5. Lalu mengukur suhu dari urin dengan thermometer selama 5
menit.
6. Lalu memperhatikan gelas ukur, apabila ada busa yang Nampak
maka hilangkan dengan menggunakan kertas saring. Hla ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan perhitungan
berat jenis.
7. Selanjutnya memasukkan tangkai urinometer ke dalam gelas
ukur dengan ibu jari. Ujung urinometer di putar untuk
menghindari menempelnya alat ini pada dinding gelas ukur.
8. Terakhir tangkai yang berada pada gelas ukur mengapung,
usahakan urinomoter tidak menyentuh dinding gelas ukur untuk
menghindari kesalahan pembacaan miniskus.
9. Lakukan pengamatan dan catat hasil, miniskus yang dibaca
adalah miniskus bawah.
BAB IV
HASIL

1.Siapkan Alat dan bahan 2.Tuangkan urine ke gelas ukur

3.Ukur suhu menggunakan 4.Diamkan Selama 5menit


Termometer

5.Masukkan Urinometer dan diputar 6.Catatlah Hasil miniskus bawah


BAB V

A.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan pada praktikum kali ini


yaitu bertempat Laboratorium Patofisiologi,Gedung D Lantai 2,Program
studi D4-Tlm Universitas Megarezky Makassar.Dengan melakukan
praktikum ini kita dapat mengetahui cara penggunaan dan perawatan alat
Urinometer dengan baik dan benar.

B.SARAN

Diharapkan kepada Praktikan Jika telah selesai menggunakan


Laboratorium agar selalu membersihkan dan Tidak lupa untuk selalu
menjaga standar Operasi Prosedur (SOP) laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Apriliyani, 2017.Gambaran factor lingkungan dan individu


terhadap status dihidrasi pada pedagang
kaki lima disekolah dasar kelurahan duren
sawit.UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta

Angraini Herlisa,dkk.2021. Pengaruh Penundaan Spesimen Urin Dengan


Toluen Terhadap Pemeriksaan Berat
Jenis.Jurnal Kesehatan.vol.4 No.3-4.
Universitas Muhammadiyah.Semarang

Shafira,dkk. 2019.Perbedaan pengaruh air alkali dengan air mineral


terhadap status hidrasi dan Ph urine.Jurnal
farmasi.Vol.17,N0.01.Universitas
Padjadjaran.Bandung

https://haloedukasi.com/urinometer

Anda mungkin juga menyukai