AKTIVITAS ENZIM
Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah
Biokatalis dan Informasi Genetik
Oleh :
Audryan Pradipta
200663093
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2022
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Aktivitas Enzim" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Biokatalis & Informasi Genetik. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Aktivitas Enzim dalam menjalankan
fungsinya sebagai biokatalis serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim
tersebut..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Sumi Hudoyono selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Biokatalis & Informasi Genetik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
1
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis selalu melibatkan katalis. Katalis ini
dikenal sebagai katalis biologis (biokatalisator) berupa protein yang sangat spesifik yang disebut
enzim (Winarno, 1986). Enzim adalah senyawa protein yang dapat mengkatalisis reaksi kimia
sel dan jaringan hidup. Enzim merupakan biokatalisator yang sangat efektif yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini tanpa enzim akan
Enzim adalah molekul kompleks yang bekerja melalui banyak mekanisme reaksi yang
berbeda. Sebagai contoh, beberapa enzim hanya bekerja pada dua atau lebih molekul pada
substrat tunggal. Sedangkan enzim lain bertindak pada dua atau lebih molekul substrat yang
berbeda yang mengatur terjadinya pengikatan. Beberapa enzim membentuk ikatan kovalen yang
memediasi pembentukan kompleks dengan substrat. Sebagian besar enzim yang terdapat pada
organisme hidup merupakan larutan koloid dalam cairan tubuh seperti air liur, darah, getah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Aktivitas enzim adalah ukuran jumlah produk yang terbentuk atau substrat yang
digunakan dalam reaksi per satuan waktu. Laju awal berhubungan dengan aktivitas yang diukur
ketika sejumlah substrat yang digunakan kurang dari 20% dari total substrat yang ada. Satu IU
enzim mengkatalisis 1 μmol substrat per detik pada kondisi pH dan suhu tertentu. Aktivitas
spesifik adalah unit enzim per mg protein yang ada di dalam sampel. Aktivitas molar atau
turnover number adalah jumlah molekul substrat yang diubah kedalam produk per satuan waktu
per molekul enzim pada kondisi substrat jenuh. Laju reaksi enzimatik berhubungan dengan
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh molekul lain. Molekul lain yang mengganggu reaksi
enzim sehingga mempengaruhi laju reaksi disebut inhibitor. Inhibitor menurunkan aktivitas
enzim. Sebaliknya molekul yang dapat meningkatkan aktivitas enzim disebut aktivator enzim.
Banyak obat-obatan dan racun yang bertindak sebagai inhibitor. Kadang-kadang inhibitor juga
Asetilkolinesterase 25.000
β-amilase 18.000
DNA-polimerase 15
3
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Enzim
a. Temperatur
Sebagian besar enzim bekerja optimal di suhu tubuh normal. Masing-masing enzim
mempunyai suhu optimum yang berbeda-beda. Pada umumnya enzim bekerja optimum pada
suhu 40॰C. Apabila suhu di lingkungan enzim sedikit menurun, maka efektifitas enzim
cenderung akan melambat. Kondisi ini terjadi karena energi kinetik yang rendah, sehingga
Sedangkan jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi, maka enzim beresiko mengalami
denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang mengakibatkan enzim rusak dan tidak
dapat menjalankan fungsinya. Sisi aktif tidak akan lagi mengikat ke substrat maka tidak akan ada
reaksi yang terjadi. Laju reaksi enzimatik akan meningkat ketika temperatur meningkat karena
meningkatnya energi kinetik pada sistem. Dalam batas tertentu, enzim mengkatalisis reaksi
mengikuti karakter ini dan kecepatan reaksi biologi menjadi dua kali lipat setiap peningkatan
10°C. Aktivitas dengan adanya peningkatan temperatur pada laju reaksi disebut Q10 atau
koefisien temperatur. Jika konsentrasi enzim, substrat dan faktor lain pada medium
dipertahankan konstan dan aktivitas enzim ditentukan dengan meningkatnya temperatur maka
4
b. Derajat Keasaman (pH)
Seperti halnya suhu, enzim akan bekerja optimum pada kondisi pH tertentu. Pada
umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat beberapa pengecualian,
sebagai contoh enzim pepsin bekerja optimum pada pH = 2 di lambung untuk memecah protein
menjadi pepton.
Sebagian besar enzim aktif berada pada rentang pH yang sempit yaitu 6 - 8 (BlancoG &
Blanco A, 2017), ada juga literatur yang menyebutkan sekitar 5 - 9 (Najafpour, 2015). Efek pH
berhubungan dengan kombinasi beberapa faktor seperti energi yang terlibat dalam ikatan substrat
pada sisi aktif enzim, ionisasi residu asam amino yang terlibat dalam aktivitas katalitik enzim,
ionisasi substrat, perbedaan struktur protein karena kekuatan ionik medium. Laju reaksi
enzimatik karena perbedaan pH membuat kurva lonceng normal, dimana laju maksimum tercapai
pada pH optimum larutan. Nilai pH optimum, berhubungan dengan pKs asam amino terionisasi
c. Konsentrasi Substrat
Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi substrat.
Ketika konsentrasi substrat semakin banyak kerja enzim akan menurun, sehingga dibutuhkan
penambahan enzim untuk mengatasinya. Hubungan antara konsentrasi substrat dan aktivitas
5
d. Konsentrasi Enzim
Konsentrasi enzim dengan laju reaksi enzim berbanding lurus, artinya laju reaksi enzim
akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya penambahan konsentrasi enzim. Dengan
meningkatnya konsentrasi enzim berarti ada molekul tambahan yang akan membawa substrat
sehingga laju reaksi meningkat. Jika konsentrasi meningkat dua kali, maka laju reaksi atau
e. Aktivator Enzim
Zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu mampu meningkatkan kerja enzim. Contohnya,
logam alkali, logam alkali tanah, Co, Mg, Mn, dan Cl.
f. Inhibitor Enzim
Inhibitor adalah senyawa yang mampu menghambat kerja enzim. Inhibitor menyebabkan
aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara optimal. Terdapat 2 macam
Berdasarkan sifatnya, inhibitor enzim dibagi menjadi 2 yaitu inhibitor reversibel dan
irreversibel. Inhibitor reversibel bereaksi ketika molekul memasuki sisi aktif enzim dan
membentuk ikatan kovalen dengan enzim sehingga secara permanen, sisi aktif enzim akan diblok
6
dan enzim menjadi inaktif secara irreversibel. Contoh inhibitor irreversibel yaitu racun gas
saraf. Sisi aktif serin residu pada enzim asetilkolinesterase berikatan secara kovalen dengan
inhibitor. Sebagian besar inhibitor irreversibel berupa racun. Ada 3 tipe inhibisi reversibel yaitu
i. Inhibitor Kompetitif
Inhibitor kompetitif, merupakan suatu senyawa kimia yang menyerupai struktur substrat
dan akan bersaing dengan substrat untuk menempati sisi aktif enzim. Apabila sisi aktif enzim
sudah ditempati oleh inhibitor kompetitif dari substrat maka substrat tidak dapat berikatan
Pada inhibitor kompetitif, inhibitor berkompetisi dengan substrat untuk berikatan pada
sisiaktif enzim, membentuk kompleks enzim-substrat sehingga enzim menjadi inaktif. Inhibitor
kompetitif meningkatkan nilai konstanta Michaelis (Km) tanpa mengubah nilai laju reaksi
substrat. Setelah inhibitor lepas dari sisi aktif enzim, enzim akan mampu berikatan dengan
substrat dan menjadi aktif kembali. Berikut grafik pengaruh dengan adanya inhibitor dan tanpa
7
ii. Inhibitor Non-kompetitif
Inhibitor non kompetitif, adalah suatu senyawa kimia yang menghambat kerja enzim
dengan cara melekat pada bagian selain sisi aktif enzim yaitu sisi alosterik. Pengikatan tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan sisi aktif enzim, akibatnya substrat tidak dapat berikatan
Inhibitor akan berikatan dengan enzim pada sisi lain selain sisi aktif sehingga dapat
mengubah bentuk dan kemampuan sisi aktif enzim. Akibatnya substrat lebih sulit untuk
berikatan dengan sisi aktif, aktivitas enzim berkurang dan laju reaksi maksimum akan menurun
tetapi nilai konstanta Michaelis (Km) tidak berubah. Inhibisi ini tidak dapat dikembalikan
dengan meningkatkan konsentrasi substrat. Jika inhibitor dapat mengubah laju maksimum dan
Contoh inhibitor nonkompetitif yaitu timbal, merkuri dan logam berat lainnya
yangmampu berikatan dengan gugus thiol (-SH) dari unit sistein pada enzim
8
iii. Inhibitor Unkompetitif
Tipe lain inhibitor reversibel yaitu inhibitor anti kompetitif atau uncompetitif.
Berdasarkan grafik, inhibitor unkompetitif menurunkan nilai Vmax dan Km. Inhibitor
Unkompetitif berikatan dengan kompleks ES dan membentuk kompleks ESI yang tidak aktif.
Terjadi 2 reaksi yang melibatkan ES, yaitu kompleks ES akan membentuk produk sedangkan
substrat meningkat (dengan menurunnya nilai Km). Aktivitas enzim menjadi berkurang karena
kompleks ESI menjadi tidak efektif. Reaksi ini tidak dapat kembali dengan meningkatkan
konsentrasi substrat.
9
BAB III
KESIMPULAN
1. Aktivitas enzim adalah ukuran jumlah produk yang terbentuk atau substrat yang
2. Aktivitas Enzim dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu suhu, derajat keasaman (pH),
3. Enzim bekerja optimal pada suhu 40॰C, jika suhu di lingkungan enzim terlalu tinggi,
maka enzim beresiko mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur kimia enzim yang
4. Pada umumnya pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, terdapat beberapa
5. Laju suatu reaksi enzim akan meningkat seiring dengan penurunan konsentrasi substrat.
6. Laju reaksi enzim akan bertambah secara konstan seiring dengan adanya penambahan
konsentrasi enzim.
7. Aktivator enzim merupakan suatu zat pengaktif seperti bahan kimia tertentu yang mampu
meningkatkan kerja enzim. Sedangkan Inhibitor Enzim merupakan senyawa yang dapat
menyebabkan aktivitas enzim terganggu, sehingga enzim tidak bekerja secara optimal.
8. Berdasarkan sifatnya, inhibitor enzim dibagi menjadi 2 yaitu inhibitor reversibel dan
10