Oleh
RICKHAL H.
FICI 09 004
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dikaji dalam makalah ini yaitu bagaimana
keterlibatan suatu enzim dalam bidang bahan pangan, khususnya dalam skala industri
makanan dan minuman ?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui keterlibatan
suatu enzim dalam bidang bahan pangan, khususnya dalam skala industri makanan
dan minuman
BAB II
PEMBAHASAN
Suhu rendah yang memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada
suhu dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10 OC, menyebabkan
keaktifan menjadi 2 kali lebih besar (Q10=2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung
paling cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang
karena mengalami denaturasi. Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum
sekitar 37oC. Enzim organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu
tinggi mempunyai suhu optimum yang tinggi.
Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai + 60 oC. Ini
disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika
pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih. Hal
ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan zat-zat
pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini.
Hubungan antara aktivitas enzim dan suhu dapat dilihat pada Gambar berikut.
2. Pengaruh pH
Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar
enzim didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0-9,0, kecuali
Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif
Pada Ph rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak bermuatan.
Enz- + H+ Enz-H
Demikian pula pada Ph tinggi, SH+ yang dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada Ph
yang eroxid rendah atau tiggikonsentrasi efektif SH+ dan enz akan berkurang,
karena itu kecepatan reaksinya juga berkurang. Seperti pada gambar berikut.
1) Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju (cheese)
yang terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan yeng tersusun atas protein
yang terutama kasein yang dapat mempertahankan bentuk cairnya. Rennet
merupakan kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu pada saat proses
pembuatan keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis kasein terutama kappa kasein
yang berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan. Enzim yang paling umum
yang diisolasi dari rennet adalah chymosin.
Chymosin dapat diisolasi dari beberapa jenis binatang, mikroba atau
sayuran. Chymosin yang berasal dari mikroorganisme lokal atau asli yang belum
mendapat rekayasa genetik dalam aplikasi pembuatan keju atau cheddar kadang-
kadang menjadi kurang efektif.
2) Laktase
Laktase adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah
laktosa menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau
produksi enzim laktase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan terjadinya
lactose intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut (seperti kram,
banyak buang gas, atau diare) dalam saluran cerna selama proses pencernaan produk-
produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk menyiapkan produk-produk
bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan untuk membuat es krim dalam
pembuatan cream dan rasa produk yang lebih manis. Laktase biasanya diisolasi dari
yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi (Aspergillus sp.).
Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju. Hidrogen
peroksida selain digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri kertas
atau tekstil, juga digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar dari bakteri
patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu, ataupun digunakan
dalam sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar sehingga tak perlu
pendinginan.
Pic.4. siklus reaksi dari Katalase dimulai dengan besi [Fe(III)] yang bereaksi dengan molekul peroksida untuk membentuk
senyawa I intermediate. Selanjutnya, oksidasi dari senyawa donor elektron akan kembali keadaan “isitrahat” semula.
4) Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan
memberikan flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam lemak
bebas yang diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri
pengolahan susu Lipase juga digunakan pada industri lainnya.
Mikroba penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa,
Serratia marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase ini
digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol,
berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau diesterifikasi
dari substrat yang murah, seperti minyak kelapa sawit. Produk-produk tersebut secara
luas digunakan dalam industri farmasi, kimia dan makanan.
Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan
emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis
senyawa organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi
menggunakan enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan
selektivitas enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan
penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa pentanol, hexanol &
benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester menggunakan enzim
lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat ini lipase
yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase komersial dari
Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.
pic.5.Lipase-catalysed reactions
5) Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida
dari senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
(asam amino). Protease yang dipakai secara komersial seperti serine, protease, dan
metalloprotease biasanya berasal dari Bacillus subtilis yang mempunyai kemampuan
produksi dan sekresi enzim yang tinggi.
pic.6. Hidrolisis Ikatan Peptida oleh Serine Protease
6) Enzim Papain
Manfaat utama papain adalah pelunak daging. Daging dari hewan tua dan
bertekstur bisa menjadi lunak. Pada pH, suhu, dan kemurnian papain tertentu daya
pemecahan protein yang dimiliki papain dapat diintensifkan lebih jauh menjadi
kegiatan hidrolisis protein.
Manfaat lainnya adalah bahan perenyah pada pembuatan kue kering seperti
crackers, bahan penggumpal susu pada pembuatan keju, bahan pelarut glatin, dan
bahan pencuci lensa. Buah pepaya juga menghasilkan pektin. Industri makanan dan
minuman telah menggunakan pektin sebagai bahan pemberi tekstur pada roti dan
keju, bahan pengental dan stabilizer pada minuman sari buah, bahan pokok
pembuatan jelly, jam, dan marmalade.
7) Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum (pati)
menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase digunakan
untuk menghidrolisis pati menjadi suatu produk yang larut dalam air serta
mempunyai berat molekul rendah yaitu glukosa. Enzim amilase dapat digunakan
dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa.
Namun, pada umumnya amilase banyak digunakan pada industri minuman misalnya
pembuatan High Fructose Syrup (HFS). Enzim amilase dapat diproduksi oleh
berbagai jenis mikroorganisme terutama dari keluarga Bacillus, Psedomonas dan
Clostridium. Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk
memproduksi enzim amilase pada skala industri antara lain Bacillus licheniformis
dan B.stearothermophillus. Bahkan penggunaan B.stearothermophillus lebih disukai
karena mampu menghasilkan enzim yang bersifat termostabil sehingga dapat
menekan biaya produksi.
Pic.8. Enzim Amilase
8) Enzim Xylanase
Xilanase juga dapat digunakan untuk menghidrolisis xilan (hemiselulosa)
menjadi gula xilosa.
9) Enzim Selulase
Enzim selulase dapat digunakan untuk melembutkan sayur-sayuran dengan
mencernakan sebagian selulosa sayur itu, mengeluarkan kulit dari biji-bijian seperti
gandum, mengeluarkan agar-agar dari rumput laut dengan menguraikan dinding sel
daun rumput dan membebaskan agar-agar yang terkandung dalamnya.
Manfaat atau peranan enzim secara komersial dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
Biokimia” Eksperimen Laboratorium”. Penerbit Widya Medika. 2000. Bagian
Biokimia FK-UI. Jakarta; 50-65.
Champe P C PhD , Harvey R A PhD. Lippincott’s Illustrated Reviews: Biochemistry
2nd .1994 : 47-60
http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2003100703223480
http://lppommuikaltim.multiply.com/journal/item/30/bioteknologi_sebagai_ilmu_dan
_dampak_terhadap_manusia
http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia/message/84
http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?
view=penelitian/hasilcari&status=buka&id_haslit=baru022
http://www.duniaesai.com/sains/sains14.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdltunjungmah-
31321
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/candrawati090302006.pdf
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-05-19-Extremozim;-
Biomaterial-Menarik-dan-Menggiurkan.shtml
http://kungfuchem.blogspot.com/2008/10/enzim-papain-dan-bromalin-sebagai.html
http://forumkimia.multiply.com/journal/item/7
http://lcpang.tripod.com/enzim.html
Indah, Mutiara. 2004. “Enzim”. Fakultas Kedokteran. USU. Digitized by USU
digital library