Anda di halaman 1dari 22

PRODUKSI ENZIM SELULASE DARI ASPERGILLUS

NIGER MENGGUNAKAN AMPAS TEBU

Disusun Oleh:

Bunga Adelia Tegar Peristiwa (2231410112)

Fadiyah Almirah (2231410088)

Rahmadiyani Putri Ameliya (2231410089)


POLITEKNIK NEGERI MALANG

TEKNIK KIMIA

D3 TEKNIK KIMIA

2022

2
Kata Pengantar

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah bioproses “Pembuatana Nata de coco”
ini tepat pada waktunya. Makalah ini diselesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi
tugas Bioproses.

Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada guru pengampu
mata kuliah Bioproses, Ir. Sri Ruliana, MP. Selain itu, terima kasih juga kami sampaikan
ucapkan kepada segenap pihak orang terlibat dalam penyusunan makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca yang
ingin mengetahui bagaimana cara produksi enzim

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar. Kami memohon maaf
apabila masih terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Besar harapan kami untuk
bisa memperoleh masukan, saran, kritik yang sifatnya membangun dari siapapun yang
membaca makalah ini demia kesempurrnaan pembuatan makalah berikutnya.

Malang, 30 November 2022

I
Daftar Isi

Table of Contents

Kata Pengantar...................................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................5
1.3 Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................7
2.1 Jerami Padi............................................................................................................................7
2.2 Pengertian Enzim Selulase....................................................................................................7
2.2 Kegunaan Atau Fungsi Enzim Selulase.................................................................................8
2.3 Tahapan Proses Produksi Enzim Selulase Dari Aspergillus Niger Menggunakan Ampas
Tebu.............................................................................................................................................9
2.4 Aktivitas Enzim.....................................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................12
METODOLOGI...............................................................................................................12
3.1 Alat.......................................................................................................................................12
3.2 Bahan...................................................................................................................................13
3.3 Prosedur Kerja....................................................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................16
HASIL.............................................................................................................................16
BAB V..............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan:.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

II
III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemakaian enzim yang sifatnya efisien, selektif, mengkatalis reaksi tanpa produk
samping dan ramah lingkungan meningkat pesat pada akhir dekade ini. Industri enzim
telah berkembang pesat dan menempati posisi penting dalam bidang industri. Kesadaran
masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari
para ahli dan pecinta lingkungan, menjadikan teknologi enzim sebagai salah satu
alternatif untuk menggantikan berbagai proses kimiawi yang tidak ramah lingkungan
dalam bidang industri (Falch, 1991).

Selulase merupakan enzim yang secara luas banyak digunakan dalam industry tekstil,
kimia, kertas dan bahan pakan. Selain itu, selulase dapat dimanfaatkan dalam proses
fermentasi biomassa yang mengandung selulosa menjadi biofuel seperti bioetanol (Mtui,
2009).

Selulase merupakan enzim kompleks yang terdiri dari selobiohidrolase


(Eksoglukanase), endoglukanase atau carboxy methylcellulose (CMC-ase) dan β-
glukosidase (Hermiati, 2010). Ketiga komponen enzim selulase tersebut memiliki
spesifisitas terhadap bagian tertentu dari substrat selulosa. Komponen-komponen
tersebut bekerja bersama-sama dan secara bertahap menguraikan selulosa menjadi unit
glukosa (Lynd et al., 2002).

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, suhu, pH, konsentrasi
enzim, konsentrasi substrat, pengaruh aktivator, dan inhibitor, dan untuk memaksimalkan
aktivitas enzim ini maka perlu dilakukan optimalisasi aktivitas enzim selulase dari
kapang selulolitik dengan mengkombinasikan beberapa variabel yang dapat
mempengaruhi aktivitas enzim tersebut (Rumiris, 2010). Suhu memainkan peranan yang
sangat penting dalam reaksi enzimatik. Ketika suhu bertambah sampai suhu optimum,
kecepatan reaksi enzim naik karena energi kinetik bertambah. Bertambahnya energi
kinetik akan mempercepat gerak vibrasi, translasi, dan rotasi baik enzim maupun
substrat. Hal ini akan memperbesar peluang enzim dan substrat bereaksi. Ketika suhu
lebih tinggi dari suhu optimum, proteinberubah konformasi sehingga gugus reaktif

4
terhambat. Perubahan konformasi ini dapat menyebabkan enzim terdenaturasi. Substrat
juga dapat berubah konformasinya pada suhu yang tidak sesuai, sehingga substrat tidak
dapat masuk ke dalam sisi aktif enzim (Rumiris, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh
Rumiris (2010) dengan perlakuan suhu 250C, 350C dan 500C menunjukkan bahwa pada
suhu 250C tidak ada aktivitas enzim selulase, sedangkan pada suhu 35 0C aktivitas enzim
selulase mencapai 779 x 10-5 U/ml, dan pada suhu 50 0C aktivitas enzim selulase
mengalami peningkatan mencapai 3435 x 10-4 U/ml.

5
Tebu (sugar cane, Saccharum) merupakan salah satu jenis tanaman rumput rumputan
yang ditanam sebagai bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah
beriklim tropis. Umur tanaman tebu sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai lebih
kurang 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera
(Yash, 2009).

Ampas tebu (bagasse) merupakan limbah padat industri gula tebu yang mengandung
serat. Dari satu pabrik dapat dihasilkan ampas tebu sekitar 35% - 40% dari berat tebu
yang digiling. Menurut data statistik Indonesia tahun 2002, luas tanaman tebu di
Indonesia 395.399,44 ha, yang tersebar di Pulau Sumatera seluas 99.383,8 ha, Pulau
Jawa seluas 265.671,82 ha, Pulau Kalimantan seluas 13.970,42 ha, dan Pulau Sulawesi
seluas 16.373,4 ha. Diperkirakan setiap ha tanaman tebu mampu menghasilkan 100 ton
bagasse. Maka potensi bagasse nasional yang dapat tersedia dari total luas tanaman tebu
mencapai 39.539,944 ton per tahun (Fauzi, 2005)

Ampas tebu merupakan limbah pabrik gula dan salah satu bahan lignoselulosa yang
masih terbatas pemanfaatannya. Ampas tebu dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai
bahan bakar boiler untuk penggerak turbin yang mana merupakan penyedia listrik yang
utama untuk kelangsungan proses di Pabrik. Ampas tebu terdiri atas tiga komponen
utama, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian
Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), ampas tebu yang dihasilkan di Pabrik Gula sebanyak
32% dari berat tebu yang digiling. Ampas tebu yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan
bakar boiler sebanyak 60% dari total ampas tebu yang dihasilkan. Oleh karena itu
diperkirakan sebanyak 40% dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan (Husin dalam
Oktavia, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Apa yang dimaksud dengan enzim selulase?
1.1.2 Apa fungsi dari enzim selulase?
1.1.3 Bagaimana cara memproduksi enzim selulase menggunakan limbah ampas tebu dari
Aspergillus niger?
1.1.4 Apa yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim selulase?

1.3 Tujuan
1.1.5 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan enzim selulase.
6
1.1.6 Dapat mengetahui fungsi dari enzim selulase.
1.1.7 Dapat mengetahui cara memproduksi enzim selulase menggunakan limbah ampas
tebu dari Aspergillus niger.
1.1.8 Dapat mengetahui apa yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim selulase

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jerami Padi


Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar di Indonesia. Jumlahnya sekitar 20
juta per tahun. Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11,9 juta
ha. Produksi per hektar sawah bisa mencapai 12-15 ton bahan kering setiap panen,
tergantung lokasi dari varietas tanaman. sejauh ini, pemanfaatan Jerami padi sebagai
pakan ternak baru mencapai 31-39%, sedangkan yang dibakar atau dimanfaatkan sebagai
pupuk ternak baru mencapai 36-62% dan sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan
industri. (safan.wordpress.com, 2008).
Banyaknya Jerami padi yang belum dimanfaatkan secara optimal mendorong para
peneliti mengembangkan potensi jerami padi menjadi sesuatu yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Berikut ini adalah komponen yang ada dalam jerami padi :

2.2 Pengertian Enzim Selulase


Enzim selulase adalah enzim yang mampu mendegradasi selulosa dengan produk
utamanya yakni glukosa, selobiosa dan selooligosakarida. Selulase memiliki sistem enzim
yang terdiri dari endo-1,4-β-glukanase, ekso-1,4-β-glukanase dan β-D-glukosidase.
Ketiga enzim ini bekerja secara sinergis mendegradasi selulosa dan melepaskan gula
pereduksi sebagai produk akhirnya. Endo-1,4- β-glukanase memotong ikatan rantai dalam
selulosa menghasilkan molekul selulosa yang lebih pendek, ekso-1,4-β-glukanase
memotong ujung rantai selulosa menghasilkan molekul selobiosa, sedangkan β-D-
glukosidase memotong molekul selobiosa menjadi dua molekul glukosa (Kim, 2001).

8
Salah satu jenis kapang yang populer dan banyak digunakan secara komersial dalam
suatu produksi yaitu Aspergillus niger. Selain karena mudah tumbuh dengan cepat A.
niger juga merupakan salah satu spesies Aspergillus yang tidak menghasilkan mikotoksin
sehingga tidak membahayakan (Gras, 2008 dalam Maryanty, 2010).
Kapang memerlukan nutrient dengan komposisi tertentu untuk tumbuh dan membelah
diri. Komposisi nutrien untuk pertumbuhan mikroba berbeda bagi mikroba yang berbeda.
Untuk kapang berfilamen, rata-rata mengandung 10-25% protein, 1-3% asam nukleat, 20-
50% lipida (% berat kering). Sejumlah mineral dan unsur hara terdapat didalam tubuh
mikroba untuk menjalankan fungsi khusus; K, Ca, Mg, Fe, Co, Zn dan Mo. Dengan
sendirinya kandungan kimiawi ini mempengaruhi kebutuhan nutrien untuk menunjang
penggandaan sel dan pertumbuhannya (Suhartono, 1989).

2.2 Kegunaan Atau Fungsi Enzim Selulase


Industri enzim sudah berkembang pesat dan memiliki peran penting dalam bidang
industri. Beberapa pengamatan yang telah dilakukan membuktikan bahwa penggunaan
enzim semakin meningkat dari tahun ke tahun mencapai 10-15% (Rahayu, 2004).
Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin tinggi serta adanya
tekanan dari para ahli dan pecinta lingkungan menjadikan teknologi enzim sebagai salah
satu alternatif dalam menggantikan berbagai proses kimiawi yang tidak ramah lingkungan
pada bidang industri. Enzim merupakan katalisator pilihan yang diharapkan dapat
mengurangi dampak pencemaran dan pemborosan energi karena reaksinya tidak
membutuhkan energi tinggi, bersifat spesifik, dan tidak beracun. (Yuneta
dan Putra, 2010)
Selulase digunakan secara luas dalam industri tekstil, deterjen, pulp dan kertas.
Selulase juga digunakan dalam pengolahan kopi (Frazier dkk, 1988) dan kadang-kadang
digunakan dalam industri farmasi sebagai zat untuk membantu sistem pencernaan.
Selulase juga dimanfaatkan dalam proses fermentasi dari biomassa menjadi biofuel,
seperti bioethanol (en.wikipedia.org/wiki/cellulase). Saat ini, enzim selulase juga
digunakan sebagai pengganti bahan kimia pada proses pembuatan alkohol dari bahan
yang mengandung selulosa (Zhiliang Fan dkk, 2006).

9
2.3 Tahapan Proses Produksi Enzim Selulase Dari Aspergillus Niger Menggunakan
Ampas Tebu
Induser yang sering digunakan untuk memproduksi enzim selulase dari Aspergillus
niger adalah CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) yang merupakan senyawa turunan dari
selulosa. Namun penggunaan induser tersebut dirasakan kurang efektif karena hanganya
cukup mahal, sehingga banyak penelitian yang dilakukan untuk menggantikan peran
CMC tersebut. Pada saat ini, penelitian tentang penggunaan induser alami terus
berkembang Beragam induser yang telah diteliti kebanyakan berasal dari limbah
pertanian. Penggunaan induser alami ini merupakan alternatif penggunaan induser yang
lebih ramah lingkungan dengan nilai ekonomis yang rendah. Ada beberapa jenis limbah
pertanian yang dapat dijadikan induser alami yakni jerami padi, tongkol jagung.
Penggunaan induser alami dari limbah pertanian berupa ampas tebu. Ampas tebu
merupakan limbah pertanian yang ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia. Jika
dilihat dari sisi ekonomisnya tentu lebih murah dan ramah lingkungan. Pemilihan kedua
limbah tersebut didasari oleh banyaknya jumlah selulosa yang terkandung di dalamnya.
Tingginya kandungan selulosa ampas tebu ini diharapkan mampu menginduksi produksi
enzim selulase yang tinggi.

2.4 Aktivitas Enzim


Aktivitas dari enzim selulase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH,
zat penghambat atau aktivator, kadar substrat, dan jenis substrat. Aktivitas enzim selulase
akan berlangsung secara optimum jika berada pada kondisi yang optimal sehingga dapat
menghasilkan produk yang optimal pula (Nishida et al., 2007). Menurut Sadikin, (2002)
jika suhu di bawah batas suhu optimum, maka aktivitas enzim akan rendah. Demikian
juga dengan pH, jika dilakukan proses dibawah batas pH optimum maka aktivitas enzim
rendah. Hal tersebut terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah, sehingga
substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim akibatnya proses katalis tidak dapat
berlangsung secara sempurna. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas suatu enzim
adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi aktivitas dari
enzim, karena enzim adalah rangkaian asam amino yang konformasinya berkaitan

10
erat dengan suhu lingkungannya. Aktivitas tertinggi dari enzim akan dicapai
apabila direaksikan pada suhu optimum. Reaksi enzimatik yang terjadi di bawah
suhu optimum akan menyebabkan kakunya struktur protein, sehingga pengolahan
substrat tidak optimal dan menyebabkan aktivitas enzim turun. Namun suhu yang
diatas batas suhu optimumpun akan mengganggu aktivitas enzim karena
menyebabkan rusaknya struktur lipatan protein karena proses denaturasi, sehingga
aktivitas enzim menjadi turun (Prima, 2012). Suhu pada media fermentasi menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh dalam produksi enzim. Enzim merupakan
suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi, sehingga bagian aktif enzim akan terganggu, dengan demikian
aktivitas enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun
(Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Hasil penelitian Sholihati et al., (2015)
menunjukkan bahwa salah satu bakteri selulolitik yaitu Bacillus subtilis
memproduksi enzim selulase dengan aktifitas yang optimum yaitu pada suhu 30°C
dengan nilai aktivitas enzim sebesar 5,6609 x 10-3 U/mL.
b. Derajat Keasaman (pH)
Selain suhu, aktivitas enzim juga dipengaruhi oleh pH. Derajat keasaman (pH)
sangat berkaitan dengan keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hydrogen
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, karena enzim aktif apabila asam amino
yang merupakan sisi aktif enzim berada dalam keadaan ionisasi tepat. (Prima,
2012).
c. Konsentrasi Enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim akan
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim (Poedjiadi
dan Supriyanti, 2006).
d. Konsentrasi Substrat
Konsentrasi substrat yang rendah hanya dapat menampung sedikit substrat pada
bagian aktif enzim. Bila konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat
yang dapat berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan
demikian konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar sehingga
menyebabkan semakin besar kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi
substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh

11
dengan substrat. Dalam hal ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat tidak
menyebabkan bertambah besarnya konsentrasi kompleks enzim tersebut, sehingga
jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar (Poedjiadi dan Supriyanti,
2006).
e. Inhibitor
Kerja suatu enzim dapat terhalang oleh zat lain. Zat yang dapat menghambat kerja
enzim disebut inhibitor. Ketika inhibitor berikatan dengan enzim maka akan
menyebabkan penurunan kecepatan reaksi enzimatis. Zat penghambat atau
inhibitor ini dapat menghambat kerja enzim untuk sementara atau secara tetap.
Inhibitor (hambatan) enzim dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor reversibel dan
inhibitor ireversibel (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006). Produk akhir juga dapat
menjadi salah satu faktor yang dapat menghambat kerja enzim, hal tersebut
dikarenakan adanya feed back inhibition dari glukosa sehingga dapat menghambat
aktivitas enzim selulase. Molekul glukosa yang menjadi produk akhir dari enzim
selulase, dapat menempel pada sisi alosterik enzim sehingga sisi aktif enzim
selulase tidak dapat ditempati oleh substrat selulosa (Simanjuntak et al., 2010).

12
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat
 Autoclave

 Spektrofotometer

 Api bunsen

 Centrifuge

 Cuvet

 Inkubator

 Timbangan

 Screen/ayakan

 Kuvet

 Beaker glass

 Tabung reaksi

 kertas pH

 Pengaduk

 Pipet

 Corong

 Erlenmeyer

 Labu takar

 Cawan petri

 Kawat ose

13
 Lemari aseptis

3.2 Bahan
 Jerami

 Aquadest

 KH2PO4

 MgSO4.7H2O

 Na2CO3

 CuSO4.5H2O

 Folin phenol

 KOH

 Urea

 HCl

 NaOH

 Spiritus

 Sodium potassium tartrat

 BSA (bovine serum albumin)

 glukosa standart

 alkohol 96%

 PDA (Potato Dextrose Agar)

 DNS (dinitrosalicylic acid)

3.3 Prosedur Kerja


a) Pemilihan Mikroba

Mikroba yang digunakan dalam pembuatan enzim adalah Aspergillus niger yang
telah dibeli dari salah satu took online

14
b) Pembenihan Inokulasi

Mikroba yang digunakan adalah Aspergillus niger. Pembenihan dilakukan pada


media PDA (Potato Dextrose Agar) secara zig-zag dengan menggunakan kawat
inokulasi di dalam cawan petri secara aseptik. Mikroba diinkubasi pada suhu ±
30°C selama 120 jam.

c) Penyiapan Inokulum

100 ml media cair (media cair ini terdiri dari sukrosa 12,5%, (NH4)2SO4 0,25%,
KH2PO4 0,2%), api bunsen, dan kawat ose disiapkan. pH media cair diatur
dengan HCl hingga pH=3. Ujung kawat ose dicelupkan ke dalam alkohol 96%
lalu dipanaskan pada api bunsen sampai berwana merah. Biakan Aspergillus
niger dari media PDA diambill dengan menggunakan kawat ose lalu dicelupkan
beberapa saat pada media cair hingga tampak keruh. Media cair ditutup dengan
kapas dan diinkubasi pada suhu ± 30°C selama 24 jam Pekerjaan ini dilakukan di
ruang aseptik.

d) Produksi Enzim selulase

Jerami dicacah dengan ukuran tertentu kemudian dijemur selama sehari. Jerami
dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml sesuai variabel (moisture content dan
waktu fermentasi) dengan nutrisi antara lain: urea, MgSO4.7H2O, KH2PO4,
dalam media cair padat. Aquadest ditambahkan dalam jerami hingga didapat
moisture content 75%, 80%, 85%, 90%. pH diatur hingga pH=5 lalu media
disterilkan di dalam autoclave pada suhu 120ºC selama 15 menit. Media yang
telah disterilkan kemudian didinginkan. Suspensi spora ditambahkan dengan
konsentrasi ± 3 juta/ml disebar merata pada media tersebut dengan perbandingan
1 bagian suspensi spora dalam 10 bagian media. Media diinkubasi pada suhu
±30oC dengan waktu fermentasi 48, 72, 96, 120, 144 jam.

e) Pengambilan Enzim

Hasil fermentasi diekstrak dengan aquadest dengan perbandingan 5 bagian


aquadest per 1 bagian massa. Endapan dan cairan hasil fermentasi dipisahkan
dengan menggunakan centrifuge dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit.

15
Cairan yang diperoleh kemudian diambil untuk analisa protein dan diuji
aktivitas enzimnya.

16
BAB IV

HASIL

Untuk memproduksi enzim selulase dari Aspergillus niger dengan substrat ampas tebu
melalui proses sistem fermentasi padat dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan baku
Bahan baku berupa ampas tebu ini bisa berasal dari kota Sebelum digunakan
sebagai medium fermentasi, ampas tebu dicacah agar didapat ukuran yang
homogen.
b. Pembenihan inokulasi
Pembenihan inokulasi dilakukan pada PDA secara zig-zag dengan menggunakan
kawat inokulasi di dalam cawan petri secara aseptik. Mikroba diinkubasi pada
suhu ± 30°C selama 120 jam.
c. Penyiapan inokulum
Penyiapan inokulum dilakukan dalam media cair (sukrosa 12,5%, (NH4)2SO4
0,25%, KH2PO4 0,2%) yang ditutup dengan kapas kemudian diinkubasi pada
suhu ± 30°C selama 24 jam di ruang aseptik.
d. Produksi enzim selulase
Produksi enzim ini dimulai dengan mencampur ampas tebu dengan nutrien yang
ada dalam media cair padat. pH fermentasi diatur lalu media disterilkan di dalam
autoclave kemudian didinginkan. Suspensi spora ditambahkan dan disebar merata
pada media tersebut. Kemudian diinkubasi pada suhu 30oC dengan waktu
fermentasi sesuai dengan variabel yang telah ditentukan.
e. Pengambilan enzim
Proses pengambilan enzim dimulai dengan mengekstrak hasil fermentasi dengan
aquadest sehingga diperoleh filtrat dan padatan. Kemudian filtrat dan padatan
dipisahkan dengan menggunakan centrifuge kecepatan 4200 rpm selama 14 menit.
Filtrat yang diperoleh siap diuji aktivitas enzimnya.
f. Analisa hasil
Analisa pertama yang dilakukan adalah analisa protein dengan metode Lowry
untuk menunjukkan kadar enzim dalam sampel dengan menggunakan BSA

17
(bovine serum albumin) sebagai larutan standar. Untuk mengetahui aktivitas
enzim yang dihasilkan digunakan kapas 1% yang ditambah dengan ekstrak enzim,
kemudian kadar glukosa dianalisa dengan metode DNS (3,5-dinitrosalicylic acid).
CcBiaya yang dikeluarkan adalah :

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan:
1. Enzim selulase adalah enzim yang mampu mendegradasi selulosa dengan produk
utamanya yakni glukosa, selobiosa dan selooligosakarida.

2. Selulase digunakan secara luas dalam industri tekstil, deterjen, pulp dan kertas.
Selulase juga digunakan dalam pengolahan kopi (Frazier dkk, 1988) dan kadang-
kadang digunakan dalam industri farmasi sebagai zat untuk membantu sistem
pencernaan. Selulase juga dimanfaatkan dalam proses fermentasi dari biomassa
menjadi biofuel, seperti bioethanol (en.wikipedia.org/wiki/cellulase). Saat ini, enzim
selulase juga digunakan sebagai pengganti bahan kimia pada proses pembuatan
alkohol dari bahan yang mengandung selulosa (Zhiliang Fan dkk, 2006).
3. Untuk memproduksi enzim selulase dari Aspergillus niger dengan substrat ampas tebu
melalui proses sistem fermentasi padat dilakukan beberapa tahapan yaitu penyiapan
bahan baku, pembenihan inokulasi, penyiapan inokulum, produksi enzim selulase,
pengambilan enzim, dan analisa hasil.
4. Aktivitas dari enzim selulase dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, pH,
zat penghambat atau aktivator, kadar substrat, dan jenis substrat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sri Rulianah, Zakijah Irfin, Mufid, Prayitno, 2017. Produksi Crude Selulase Dari Bahan Baku
Ampas Tebu Menggunakan Kapang Phanerochaete Chrysosporium. Jurnal.
Politeknik Negeri Malang:Malang.

Nunak Nafiqoh, Lusi H. Suryaningrum, 2020. Hidrolisis Ampas Tebu Menggunakan Enzim
Selulase Dari Bakteri Bacillus Subtilis Dalam Upaya Pemanfaatannya Sebagai
Bahan Pakan Ikan. Jurnal. BRPBATPP:Bogor.

Selviza Safaria, Nora Idiawati, Titin Anita Zahara, 2013. Efektivitas Campuran Enzim
Selulase Dari Aspergillus Niger Dan Trichoderma Ressei Dalam Menghidrolisis
Substrat Sabut Kelapa. Jurnal. Universitas Tanjungpura:Pontianak.

Anonim, 2019. BAB 1. Laporan. Universitas Sebelas Maret:Solo.

Nana Mulyana, Tri Retno Dyah Larasati, Nurhasni, Meliana Ningrum, 2015. Peningkatan
Aktivitas Enzim Selulase Dan Produksi Glukosa Melalui Fermentasi Substrat
Jerami Padi Dengan Fungi Aspergillus Niger Yang Dipapari Sinar Gamma.
Jurnal. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:Jakarta.

Zulfatus Sa’adah, Noviana Ika S., Abdullah, 2017. Produksi Enzim Selulase Oleh Aspergillus
Niger Menggunakan Substrat Jerami Dengan Sistem Fermentasi Padat. Jurnal.
Universitas Diponegoro:Semarang.

Purkan, Purnama HD, Sumarsih S., 2015. Produksi Enzim Selulase Dari Aspergillus Niger
Menggunakan Sekam Padi Dan Ampas Tebu Sebagai Induser. Jurnal.
Universitas Airlangga:Surabaya.

Dr. Henny Saraswati, S,Si, M.Biomed, 2020. Modul Bioindustri. Modul. Universitas Esa
Unggul:Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai