Anda di halaman 1dari 23

CASE METHOD

TEKNIK REAKSI KIMIA 1


ANALISA DATA KINETIKA DENGAN MATHCAD : Reaksi Dekomposisi Etilen Oksi
da Asumsi Orde-0, Orde-1, dan Orde-2

Dosen Pengampu:
May Kurnia Pratiwi, S.TP., M.Eng.

Disusun Oleh:
Azizah Anisia Subandono NIM 2231410046
Bunga Adelia Tegar Peristiwa NIM 2231410112
Jeffan Ibnu sina NIM 2231410094
Muhammad Qazikul Hanafi NIM 2231410097

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2023
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAULUAN........................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................4
K3L DAN MSDS......................................................................................................................4
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS) dan K3L Bahan Oktilen Oksida (C2H4O)......4
BAB III....................................................................................................................................13
DATA PENELITIAN.............................................................................................................13
BAB IV....................................................................................................................................16
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.............................................................................16
4.1 Reaksi yang Digunakan..........................................................................................16
4.1.1 Jenis Reaksi........................................................................................................16
4.1.2 Persamaan Laju Reaksi......................................................................................16
4.1.3 Menentukan Orde Reaksi...................................................................................16
4.2 Hasil Perhitungan....................................................................................................16
4.1 1 Penentuan Orde 0...............................................................................................16
4.1 2 Penentuan Orde 1...............................................................................................16
4.1 3 Penentuan Orde 2...............................................................................................16
4.3 Pembahasan.............................................................................................................16
BAB V......................................................................................................................................20
KESIMPULAN.......................................................................................................................20
BAB VI....................................................................................................................................21
PENUTUP...............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

i
BAB I

PENDAULUAN

Salah satu studi yang sering dilakukan dalam studi masalah-masalah kimia adalah stu
di kinetika reaksi kimia. Kinetika reaksi meliputi kinetika reaksi sederhana dan kompleks. Per
bedaan laju reaksi antara orde satu dan orde dua adalah sangat kecil. Oleh karena laju reaksi s
angat kecil maka untuk mendapatkan hukum laju yang tepat diperlukan analisa data dengan s
angat teliti. Analisa dilakukan seakurat mungkin dengan menggunakan software aplikasi misa
lnya Mathcad. Tujuan kajian teoritis ini adalah membandingkan kinetika reaksi dekomposisi
etilen oksida dengan asumsi orde-0, orde-1 dan orde-2 reaksi melalui analisa statistik menggu
nakan software Mathcad. Permasalahannya adalah apa parameter yang dapat digunakan untu
k menetapkan persamaan hukum laju reaksi antara asumsi orde-0, orde-1 dan orde-2 dan baga
imana membandingkannya.
Kinetika reaksi kimia dapat dinyatakan ke dalam suatu persamaan yang disebut denga
n hukum laju. Hukum laju dapat ditetapkan dari data eksperimen. Hukum laju digunakan unt
uk memprediksi mekanisme reaksi dan jumlah zat setiap saat. Penetapan konstanta laju dan o
rde reaksi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu diantaranya adalah dengan mela
kukan "fitting" atau pencocokan antara grafik data eksperimen dengan grafik suatu hukum laj
u misalnya orde satu atau orde dua. Bila grafik yang digunakan adalah grafik linier maka dise
but dengan analisa linier. Tingkat "fitting" atau kesesuaian hasil eksperimen dengan hukum la
ju coba-coba ditentukan oleh beberapa parameter yaitu koefisien korelasi dan standard devias
i.
Perubahan konsentrasi zat per satuan waktu disebut kecepatan reaksi. Ungkapan kecepatan re
aksi sebagai fungsi konsentrasi disebut hukum laju. Definisi laju reaksi untuk reaksi sederhan
a aA  bB adalah:

Sedangkan hukum laju adalah:

Dimana K adalah konstanta laju reaksi, n adalah orde reaksi. Hubungan antara konsentrasi de
ngan waktu dengan asumsi reaksi orde-1, orde-2, dan orde-3 masing masing adalah:

2
Untuk setiap orde reaksi, harga konstanta K dapat diperoleh dari kemiringan atau "slope" graf
ik. Harga [A]0 dapat diperoleh dari intersep grafik terhadap ordinat atau sumbu-y. Sedangkan
kesesuaian antara grafik regresi linier dengan grafik data eksperiraen ditentukan dari harga ko
efisien korelasi.

3
BAB II

K3L DAN MSDS

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS) dan K3L Bahan Oktilen Oksida (C2H4O)
2.1.1 Identifikasi Bahan dan Perusahaan
Nama Produk : etilena oksida
Sinonim : eten oksida; oksirana
Nomor Registrasi REACH : 01-2119432402-53
Jenis Produk REACH : Zat/mono-konstituen
Nomor CAS : 75-21-8
Nomor Indeks EC : 603-023-00-X
Nomor EC : 200-849-9
Nomor RTECS : KX2450000
Massa Molekuler : 44,05 g/mol
Rumus : C2H4O
2.1.2 Penggunaan yang Relevan dari Bahan atau Campuran dan Penggunaan yan
g Disarankan Terhadap Penggunaan yang Terindentifikasi
- Penggunaan yang Relevan Teridentifikasi
Penggunaan Industri Bahan Baku Kimia Biokida
- Penggunaan yang Tidak Disarankan
Tidak ada saran penggunaan yang tidak disarankan
2.1.3 Rincian Penyuplai Lembar Data Keselamatan
- Pemasok Lembar Data Keselamatan
Perusahaan : CHEMOGAS NV
Alamat : Westvaartdijk 85B-1850 Grimbergen, Belgia
Telp : +32 2 251 60 87
Fax : +32 2 252 17 51
Email : info@chemogas.com
- Distributor Produk
Perusahaan : CHEMOGAS NV
Alamat : Westvaartdijk 85B-1850 Grimbergen, Belgia
Telp : +32 2 251 60 87
Fax : +32 2 252 17 51
Email : info@chemogas.com
2.1.4 Nomor Telepon Darurat
Telp : +32 14 58 45 45 (BIG)
Konsultasi Telepon : Bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Belanda
2.1.5 Klasifikasi Bahan atau Campuran
- Klasifikasi sesuai dengan Peraturan EC No 1272/2008
Diklasifikasikan sebagai berbahaya sesuai dengan kriteria dari Peraturan (EC)
No 1272/2008

Class Category Hazard statements

4
Flam. Gas kategori 1 H220: Gas yang sangat
mudah terbakar.
Press. Gas Gas Terkondensasi H280: Mengandung gas
di bawah tekanan; dapa
t meledak jika dipanask
an.
Chem. Unst. Gas Kategori A H230: Dapat bereaksi s
ecara eksplosif bahkan
dalam ketiadaan udara.
Carc. kategori 1B H350: Dapat menyebab
kan kanker.
Muta. kategori 1B H340: Dapat menyebab
kan cacat genetik.
Acute Tox. kategori 3 H331: Beracun jika dih
irup.
Acute Tox. kategori 4 H302: Berbahaya jika t
ertelan.
STOT RE kategori 1 H372: Menyebabkan ke
rusakan pada sistem sar
af pusat melalui papara
n yang berkepanjangan
atau berulang.
STOT SE kategori 3 H335: Dapat menyebab
kan iritasi pernapasan.
Eye Irrit. kategori 2 H319: Menyebabkan iri
tasi mata yang serius.
Skin Irrit. kategori 2 H315: Menyebabkan iri
tasi pada kulit.

- Klasifikasi sesuai dengan Direktif 67/548/EEC-1999/45/EC


Diklasifikasikan sebagai berbahaya sesuai dengan kriteria dari Direktif 67/548
/EEC dan 1999/45/EC:
F+; R12 - Sangat mudah terbakar.
Carc. Cat. 2; R45 - Dapat menyebabkan kanker.
Muta. Cat. 2; R46 - Dapat menyebabkan kerusakan genetik yang dapat diwaris
kan.
T; R23 - 48/23 - Beracun melalui inhalasi. Beracun: bahaya serius terhadap ke
sehatan akibat paparan yang berkepanjangan melalui inhalasi.
Xi; R36/37/38 - Bersifat iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
R6 - Mudah meledak dengan atau tanpa kontak dengan udara.
2.1.6 Elemen Label
Labeling sesuai dengan Peraturan EC No 1272/2008 (CLP)

5
Kata Signifikan : Bahaya
- Pernyataan H (Hazard Statements):
H220 : Gas yang sangat mudah terbakar.
H280 : Mengandung gas di bawah tekanan; dapat meledak jika
dipanaskan.
H230 : Dapat bereaksi secara eksplosif bahkan dalam ketiadaan
udara.
H350 : Dapat menyebabkan kanker.
H340 : Dapat menyebabkan cacat genetik.
H331 : Beracun jika dihirup.
H302 : Berbahaya jika tertelan.
H372 : Menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat melalui
paparan yang berkepanjangan atau berulang.
H335 : Dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
H319 : Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H315 : Menyebabkan iritasi pada kulit.
- Pernyataan P (Precautionary Statements):
P210 : Jauhkan dari panas, permukaan panas, percikan, api terbuka,
dan sumber penyalaan lainnya. Dilarang merokok.
P280 : Gunakan sarung tangan pelindung, pakaian pelindung, dan
perlindungan mata atau wajah.
P260 : Jangan menghirup gas.
P304 + P340 : JIKA TERHIRUP: Pindahkan orang ke udara segar dan
berikan kenyamanan untuk bernapas.
P362 + P364 : Lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci sebelum
digunakan kembali.
P311 : Hubungi PUSAT RACUN/dokter.
- Informasi Tambahan:
Dibatasi untuk pengguna profesional.
2.1.7 Bahaya Lainnya
CLP (Classification, Labeling, and Packaging):
- Dapat menyala oleh percikan.
- Gas/asap menyebar di lantai: bahaya pengapian.
- Panas dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam tangki/drum: risiko leda
kan.
- Ambang bau jauh di atas batas paparan.
- Menghasilkan efek pada sistem saraf.

6
- Dapat menyebabkan luka beku.
- Peringatan! Zat dapat diserap melalui kulit.
- Menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat.
- Kemungkinan mutagenik pada manusia.
- Berbahaya bagi ikan.
2.1.8 Deskripsi Langkah-langkah Pertolongan Pertama
- Umum:
Periksa fungsi-fungsi vital. Jika tidak sadar: pertahankan saluran napas dan per
nafasan yang memadai. Pernafasan berhenti: lakukan pernafasan buatan atau b
erikan oksigen. Henti jantung: lakukan resusitasi. Korban sadar dengan pernaf
asan yang berat: duduk setengah. Korban dalam keadaan syok: berbaring deng
an kaki sedikit diangkat. Muntah: hindari penyumbatan saluran napas/pneumo
nia aspirasi. Hindari pendinginan dengan menutupi korban (tanpa pemanasan).
Tetap awasi korban. Berikan bantuan psikologis. Tetap tenangkan korban, hin
dari tekanan fisik. Sesuai dengan kondisi korban: hubungi dokter/rumah sakit.
Jangan pernah memberi minuman beralkohol.
- Setelah inhalasi:
Pindahkan korban ke udara segar. Segera konsultasikan dengan dokter/pelayan
an medis. Jangan lakukan pernafasan mulut ke mulut.
- Setelah kontak dengan kulit:
Bilas segera dengan banyak air. Sabun dapat digunakan. Jangan gunakan agen
netralisasi (kimia). Bawa korban ke dokter jika iritasi berlanjut. Dalam kasus p
embekuan: Bilas segera dengan banyak air (15 menit)/mandi. Jangan melepask
an pakaian jika menempel pada kulit. Tutup luka dengan perban steril. Konsult
asikan dengan dokter/pelayanan medis.
- Setelah kontak dengan mata:
Bilas segera dengan banyak air selama 15 menit. Jangan menggunakan agen n
etralisasi. Bawa korban ke dokter mata.
- Setelah ditelan:
Segera setelah ditelan: berikan banyak air minum. Jangan memicu muntah. Ko
nsultasikan dengan dokter/pelayanan medis jika merasa tidak sehat.
2.1.9 Gejala dan Efek yang Paling Penting, Baik yang Bersifat Akut maupun yang
Tertunda
Gejala Akut:
- Setelah inhalasi:
Tenggorokan kering/sakit. Iritasi saluran pernapasan. Iritasi selaput lendir hidu
ng. Depresi sistem saraf pusat. Mual. Muntah. Sakit kepala. Pusing. Gangguan
kesadaran. PAPARAN KONSENTRASI TINGGI: Gangguan denyut jantung.
Kesulitan pernapasan. GEJALA YANG MUNGKIN MUNCUL KEMUDIAN:
Kejang/kontraksi otot yang tidak terkendali. Risiko edema paru-paru.
- Setelah kontak dengan kulit:

7
Pembekuan. Kesemutan/iritasi pada kulit. GEJALA YANG MUNGKIN MUN
CUL KEMUDIAN: Pembengkakan pada kulit. Kulit merah. Lepuh. Dapat me
ngubah warna kulit. SETELAH KONTAK DENGAN AIR: Luka bakar/korosi
pada kulit.
- Setelah kontak dengan mata:
Iritasi pada jaringan mata. Pembekuan.
- Setelah ditelan:
Tidak berlaku.
Gejala Tertunda:
Tidak ada efek yang diketahui.
2.1.10 Indikasi untuk Perhatian Medis Segera dan Perawatan Khusus yang Diperlu
kan
Jika berlaku dan tersedia, akan dicantumkan di bawah ini.
2.1.11 Media Pemadam Api
Media pemadam api yang sesuai : Semprotan air. Busa tahan alkohol.
Serbuk BC. Karbon dioksida.
Media pemadam api yang tidak sesuai : Semprotan air padat tidak efektif
sebagai media pemadam.
2.1.12 Bahaya Khusus yang Timbul dari Zat atau Campuran
Pada pembakaran : CO dan CO2 terbentuk.
Pada pemanasan : dekomposisi yang bersifat eksplosif. Polimerisasi
pada paparan kenaikan suhu, paparan kotoran,
paparan cahaya, paparan (beberapa) logam, dan
paparan asam/basa (kuat) dengan pelepasan
panas yang dapat meningkatkan risiko kebakaran
atau ledakan.
Bereaksi lambat pada paparan air (kelembaban) : pelepasan panas yang
dapat meningkatkan risiko kebakaran atau
ledakan.
2.1.13 Saran untuk Petugas Pemadam Kebakaran
- Instruksi
Jika tidak ada bahaya dari/sekitar lingkungan: pembakaran terkendali. Jika zat
berbahaya berdekatan: pertimbangkan pemadaman. Padamkan hanya jika
pasokan gas/kebocoran dapat ditutup setelahnya. Dinginkan tangki/drum
dengan semprotan air/pindahkan mereka ke tempat yang aman. Risiko ledakan
fisik: padamkan/dinginkan dari belakang penutup. Jangan pindahkan muatan
jika terpapar panas. Setelah mendinginkan: risiko ledakan fisik yang persisten.
Pertimbangkan air pemadam yang toksik. Gunakan air secukupnya dan jika
memungkinkan kumpulkan atau tangani.
- Perlengkapan Perlingdungan Khusus untuk Petugas Pemadam Kebakaran
Sarung tangan insulasi. Pelindung kepala/leher. Pakaian pelindung. Alat
pernapasan udara terkompresi/oksigen.
2.1.14 Evaluasi Keamanan Kimia

8
Sebuah penilaian keselamatan kimia telah dilakukan.
Pemberian label sesuai dengan Direktif 67/548/EEC-1999/45/EC (DSD/DPD)
dan Direktif 2009/2/EC (adaptasi ke-31 dari Direktif 67/548/EEC).
Label:

- Frases R (R-phrases):
R45 : Dapat menyebabkan kanker.
R46 : Dapat menyebabkan kerusakan genetik yang dapat
diwariskan.
R06 : Mudah meledak dengan atau tanpa kontak dengan udara.
R12 : Sangat mudah terbakar.
R23 : Juga beracun melalui inhalasi.
R36/37/38 : Bersifat iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
R48/23 : Juga beracun: bahaya serius terhadap kesehatan akibat
paparan yang berkepanjangan melalui inhalasi.
- Frases S (S-phrases):
S53 : Hindari paparan - dapatkan instruksi khusus sebelum
digunakan.
S45 : Dalam kasus kecelakaan atau jika merasa tidak sehat, segera
cari saran medis (tunjukkan label jika memungkinkan).
- Rekomendasi Tambahan:
Dibatasi untuk pengguna profesional.
Teks penuh dari setiap Frasa R yang dirujuk pada bagian 2 dan 3:
R06 : Mudah meledak dengan atau tanpa kontak dengan udara.
R12 : Sangat mudah terbakar.
R23 : Beracun melalui inhalasi.
R36/37/38 : Bersifat iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit.
R45 : Dapat menyebabkan kanker.
R46 : Dapat menyebabkan kerusakan genetik yang dapat
diwariskan.
R48/23 : Beracun: bahaya serius terhadap kesehatan akibat paparan
yang berkepanjangan melalui inhalasi.
Teks penuh dari setiap Frasa H yang dirujuk pada bagian 2 dan 3:
H220: Gas yang sangat mudah terbakar.
H230: Dapat bereaksi secara eksplosif bahkan dalam ketiadaan udara.
H280: Mengandung gas di bawah tekanan; dapat meledak jika dipanaskan.
H302: Berbahaya jika tertelan.
H315: Menyebabkan iritasi pada kulit.
H319: Menyebabkan iritasi mata yang serius.
H331: Beracun jika dihirup.

9
H335: Dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
H340: Dapat menyebabkan cacat genetik.
H350: Dapat menyebabkan kanker.
H372: Menyebabkan kerusakan pada sistem saraf pusat melalui paparan yang
berkepanjangan atau berulang.
(*) = KLASIFIKASI INTERNAL OLEH BIG
PBT-substances = zat-zat yang persisten, bioakumulatif, dan beracun
DSD : Directive on Dangerous Substances (Direktif Zat Berbahaya)
DPD : Directive on Dangerous Preparations (Direktif Preparat
Berbahaya)
CLP (EU-GHS) : Classification, Labelling, and Packaging (Sistem Harmonisasi
Global di Eropa)

10
BAB III

DATA PENELITIAN

3.1 Data Percobaan


3.1.1 Metode Integral
Variabel Data yang Digunakan

t P total
P0 P1 P2
(menit) (torr)

0 115,3 -115,3 #DIV/0! 1532808,577

6 122,9 -122,9 #DIV/0! 1856331,989

7 124,5 -124,5 #DIV/0! 1929781,125

8 126,2 -126,2 #DIV/0! 2009916,728

9 127,5 -127,5 #DIV/0! 2072671,875

10 129,1 -129,1 #DIV/0! 2151685,171

11 130,6 -130,6 #DIV/0! 2227560,616

12 132 -132 #DIV/0! 2299968

12 133,5 -133,5 #DIV/0! 2379270,375

18 140,2 -140,2 #DIV/0! 2755776,808

Tabel 1 Tekanan total sistem reaksi dekomposisi etilen oksida


dengan metode Intergral
Grafik Penentuan Orde bedasarkan perhitungan

11
orde 0
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-20
-40
-60
-80

P0
-100
-120 f(x) = − 1.42584553255931 x − 114.919636547198
-140 R² = 0.99252870826935 -140.2
-160
t (menit)

orde 0 Linear (orde 0)

Grafik 1 Metode Intergral Orde 0

orde 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
P1

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 f(x)2= 0 4 6 8 10 12 14 16 18 20
R² = 0
t (menit)

orde 1 Linear (orde 1)

Grafik 2 Metode Intergral Orde 1

12
orde 2
3000000
2500000
f(x) = 69904.2366622918 x + 1471467.72544069
R² = 0.986557339836252
2000000
1500000

P2
1000000
500000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
t (menit)

orde 2 Linear (orde 2)

Grafik 3 Metode Intergral Orde 2

3.1.2 Metode Diferensial


Variabel Data yang Digunakan
t (menit) P total (torr) P0 P1 P2 SLOPE sumbu y sumbu x
0 115,3 -115,3 #DIV/0! 1532808,577 116,3752 2,06586 2,061829307
6 122,9 -122,9 2,089551883 1856331,989 116,3824001 2,065887 2,089551883
7 124,5 -124,5 2,095169351 1929781,125 116,3836006 2,065892 2,095169351
8 126,2 -126,2 2,101059355 2009916,728 116,3847999 2,065896 2,101059355
9 127,5 -127,5 2,105510185 2072671,875 116,3860027 2,065901 2,105510185
10 129,1 -129,1 2,110926242 2151685,171 116,387201 2,065905 2,110926242
11 130,6 -130,6 2,115943177 2227560,616 116,3883992 2,06591 2,115943177
12 132 -132 2,120573931 2299968 116,3895998 2,065914 2,120573931
12 133,5 -133,5 2,125481266 2379270,375 116,3895998 2,065914 2,125481266
18 140,2 -140,2 2,146748014 2755776,808 116,3967986 2,065941 2,146748014

Tabel 2 Tekanan total sistem reaksi dekomposisi etilen oksida dengan metode
Diferensial

13
A B C

0,0006 1,4152 114,96

Langkah 2
Hamparan = 0,0000001

t (menit) PA

0 0

0,0000001 1,16375E-05

6 698,2728

6,0000001 698,2728116

7 814,6558

7,0000001 814,6558116

8 931,04

8,0000001 931,0400116

9 1047,4254

9,0000001 1047,425412

10 1163,812

10,000000
1163,812012
1

11 1280,1998
Orde :0
11,000000
1280,199812
Intersep : 2,064 1

K : 12 1396,5888 115,8777356

12,000000
1396,588812
1

12 1396,5888

12,000000
1396,588812
1

18 14 2094,948
18,000000
2094,948012
1
BAB IV

PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Reaksi yang Digunakan
4.1.1 Jenis Reaksi
Merupakan reaksi Non-Elementer karena pada penelitian ini dilakukan lebih dari
satu kali percobaan.
4.1.2 Menentukan Orde Reaksi
a. Orde-0
n+1
−PA K
= .t
−n+1 RT

0+1
−PA
=−PA
−0+1

b. Orde-1
n+1
−PA K
= .t
−n+1 RT

1+1 2
−PA −PA
=
−1+1 0

c. Orde-2
n+1
−PA K
= .t
−n+1 RT

2+1 3
−PA −PA
4.1.3 Menentukan Slope, Sumbu X dan Sumbu = Y
−2+1 −1
a. Menentukan Slope
Menentukan slope yaitu dengan hasil dari slope antara t (waktu) dan PA antara
variable dengan Hamparan (0,0000001)

b. Menentukan Sumbu Y
SumbuY =log(slope¿)¿
c. Menentukan Sumbu X
Sumbu X =log (P total )

15
4.2 Hasil Perhitungan
4.1 1 Penentuan orde dengan metode intergral

t
4.1 2 Penent P total uan dengan
(menit P0 P1 P2
(torr) metode
)
deferensial
0 115,3 -115,3 #DIV/0! 1532808,577
4.3 Pembahas an
6 122,9 -122,9 #DIV/0! 1856331,989 Pada ini kami
mengambil
7 124,5 -124,5 #DIV/0! 1929781,125
data dari reaksi
8 126,2 -126,2 #DIV/0! 2009916,728 dekomposisi
etilen oksida dengan
9 127,5 -127,5 #DIV/0! 2072671,875
asumsi orde-1, orde-2,
dan orde- 10 129,1 -129,1 #DIV/0! 2151685,171 3. Pengerjaan
dilakukan menggunakan
dua 11 130,6 -130,6 #DIV/0! 2227560,616 metode
12 132 -132 #DIV/0! 2299968 perhitungan
yaitu yang pertama
12 133,5 -133,5 #DIV/0! 2379270,375 menggunakan
metode integral dan
18 140,2 -140,2 #DIV/0! 2755776,808
yang kedua
menggunakan metode differensial. Adapun data yang didapat dari metode integral yaitu:

t
P total
(menit P0 P1 P2
(torr)
)

0 115,3 -115,3 #DIV/0! 1532808,577

6 122,9 -122,9 #DIV/0! 1856331,989

7 124,5 -124,5 #DIV/0! 1929781,125

8 126,2 -126,2 #DIV/0! 2009916,728

9 127,5 -127,5 #DIV/0! 2072671,875

10 129,1 -129,1 #DIV/0! 2151685,171

11 130,6 -130,6 #DIV/0! 2227560,616

12 132 -132 #DIV/0! 2299968


16
12 133,5 -133,5 #DIV/0! 2379270,375

18 140,2 -140,2 #DIV/0! 2755776,808


Tabel Tekanan total sistem reaksi dekomposisi etilen oksida
Pada tabel diatas menunjukkan tekanan total sistem dekomposisi etilen oksida
menggunakan metode integral. Pada jurnal diketahui data t (menit) dan P total (torr).
Kemudian langkah awalnya yaitu menghitung nilai P0 dari data yang sudah diketahui dengan
rumus (-P total^1)/(1) hingga didapatkan nilai pada tabel diatas. Kemudian dilanjutkan
dengan mencari nilai P1 dengan rumus (-P total^2)/(0) hingga didapatkan nilai pada tabel
diatas. Lalu dilanjutkan dengan mencari nilai P2 yang dicari menggunakan rumus P total^3
hingga didapatkan nilai yang tertera pada tabel diatas.
Setelah dilakukan perhitungan pada nilai P0, P1, serta P2, kemudian dilanjutkan
dengan membuat grafik berdasarkan data perhitungan pada tabel diatas. Pertama yaitu
membuat grafik orde 0, orde 1, dan orde 2 sebagai berikut:

orde 0
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-20
-40
-60
-80
P0

-100
-120 f(x) = − 1.42584553255931 x − 114.919636547198
-140 R² = 0.99252870826935 -140.2
-160
t (menit)

orde 0 Linear (orde 0)

orde 1
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
P1

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 f(x)2= 0 4 6 8 10 12 14 16 18 20
R² = 0
t (menit)

orde 1 Linear (orde 1)

17
orde 2
3000000
2500000
f(x) = 69904.2366622918 x + 1471467.72544069
R² = 0.986557339836252
2000000
1500000

P2
1000000
500000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
t (menit)

orde 2 Linear (orde 2)

Pada ketiga grafik orde diatas lebih cocok menggunakan orde 0 dikarenakan nilai R^2
nya yang mendekati 1 yaitu 0,9925.
Selanjutnya yaitu melakukan perhitungan menggunakan metode differensial, caranya
hampir sama dengan menggunakan metode integral, namun pada metode differensial nanti
akan ditambahkan kolom untuk slope, nilai sumbu y, dan nilai pada sumbu x. Serta membuat
tabel hamparan dengan data t (menit) dengan Pa. Langkah pertama yaitu menentukan nilai
P0, P1, dan P2 berdasarkan data pada tabel diatas. Kemudian dilanjutkan dengan membuat
grafik dengan memplotkan data t (menit) dengan P total.

160
140
f(x) = 0.000594174756449971 x² + 1.41524846626949 x + 114.955028487083
120R² = 0.992536915846908
100
80
P

60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
t (menit)

Series2 Polynomial (Series2)

Setelah membuat grafik kemudian, didapatkan intersep dengan nilai 0,0006 untuk
intersep pertama, 1,4152 untuk intersep kedua, dan 114,96 untuk intersep ketiga. Kemudian
langkah kedua yaitu menentukan hamparan terlebih dahulu sebesar 0,0000001. Pertama
membuat tabel t menit dengan Ca. Dilanjut dengan menghitung nilai Ca dengan rumus
(intersep 1  ( t^2)) + (intersep 2  t) + (intersep 3  t) sehingga didapatkan nilai Ca seperti
dibawah ini.

18
LANGKAH 2
HAMPARAN :0,0000001
t (menit) CA
0 0
0,0000001 1,1638E-05
6 698,2728
6,0000001 698,272812
7 814,6558
7,0000001 814,655812
8 931,04
8,0000001 931,040012
9 1047,4254
9,0000001 1047,42541
10 1163,812
10,0000001 1163,81201
11 1280,1998
11,0000001 1280,19981
12 1396,5888
12,0000001 1396,58881
12 1396,5888
12,0000001 1396,58881
18 2094,948
18,0000001 2094,94801
Setelah didapatkan nilai Ca nya kemudian dilanjutkan dengan membuat grafik
hubungan antara t (menit) dengan Ca, didapatkan grafik seperti dibawah:
2.06596
2.06594
f(x) = 0.000913352352110148 x + 2.06397739741757
2.06592 R² = 0.991986786897717
2.0659
Ca

2.06588
2.06586
2.06584
2.06582
2.05 2.06 2.07 2.08 2.09 2.1 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16
log (dPA/dt)

Series2 Linear (Series2)

Dilanjukan dengan menentukan orde, orde yang ditemukan yaitu orde 0 dengan nilai
intersep nya yaitu 2,064 dan nilai k sebesar 115,8777356 yang diperoleh dengan rumus
10^intersep.
Dalam metode intergral maupun metode deferensial sama-sama menunjukkan bahwa
reaksinya adalah orde 0, tetapi pada nilai K kedua metode ini berbeda. Nilai k berbeda karena

19
konstanta k dalam metode integral bukanlah konstanta laju reaksi, melainkan konstanta
gradien dari garis linear. Meskipun keduanya dapat memberikan orde yang sama, interpretasi
nilai k berbeda dalam kedua metode.dan berkaitan dengan bagaimana konsentrasi berubah
terhadap waktu.

BAB V

KESIMPULAN

1. Hasil analisa data kinetika reaksi dekomposisi etilen oksida menjadi metana dan karb
on monooksida dengan Mathcad menunjukkan bahwa reaksi adalah orde 0 untuk
metode deferensial dan orde 0 untuk metode intergral karena paling mendekati 1.
2. Pada metode deferensial dan metode intergral memiliki nilai k yang berbeda tipis
dikarenakan karena konstanta k dalam metode integral bukanlah konstanta laju reaksi,
melainkan konstanta gradien dari garis linear. Meskipun keduanya dapat memberikan
orde yang sama, interpretasi nilai k berbeda dalam kedua metode.dan berkaitan
dengan bagaimana konsentrasi berubah terhadap waktu.

20
BAB VI

PENUTUP

Kendala yang dialami kelompok kami dalam mengerjakan adalah susahnya mencari
sumber referensi yang sesuai dengan tugas case method. Hal ini sangat mempengaruhi kami
untuk memahami jurnal yang kami dapatkan sebagai referensi. Selain itu kami juga susah
menyesuiakan jadwal kolaboratif karena terdapat tugas kelompok tambahan yang harus
diselesaikan secara simultan. Penjadwalan waktu bersama-sama menjadi lebih rumit
mengingat adanya tanggung jawab kelompok lainnya yang harus kami penuhi secara
bersamaan

21
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W., 1994, "Physical Chemistry", 5th edition, Oxford University Press, Oxford.
Berry, R.S., Rice, S.A., Ross, J., 1980, "Physical Chemistry", John Wiley & Sons, Inc., New
York
Mathsoft, Inc., 1995, "Mathcad : User's Guide Mathcad 6.0 and Mathcad Plus 6.0", Mathsoft,
Inc., Cambridge.
Schwenz, RW., Moore, R.J. (editor), 1993, "Physical Chemistry : Developing a Dynamic Cur
riculum", American Chemical Society, Washington, DC.
Siahaan, P., 1998, "Peningkatan Kineija Material Baru dari Polimer Mcmpelajari Aspek Degr
adasi, Jumal Sains dan Matematika, Vol. 6, No. 5.
Siahaan, P., 1999, "Analisa Data Gas dengan Mathcad : Penetapan Persamaan Keadaan deng
an Fitting Parameter”, Jumal Kimia Sains dan Aplikasi, Vol. II, No. 4.
Zdravkovski, Z., 1991, "Mathcad in Chemistry Calculations", J. Chem. Ed., 68, A95.

22

Anda mungkin juga menyukai