Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia merupakan  salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam yang membahas
tentang unsur, senyawa, dan molekul-molekul alam baik yang organik maupun non organik,
ilmu ini sama seperti ilmu-ilmu alam yang lain baik dalam mengkaji, meneliti dan
mengembangkan masalah dengan proses ilmiah karena melakukan penelitian dengan
sistem mencari masalah dan menyelesaikan masalah.
Dalam melakukan percobaan laboratorium kimia pastinya praktikan menggunakan alat-
alat seperti cawan petri, beaker glass, Erlenmeyer, tabung raksi, gelas ukur dan lainnya.
Penggunaan alat-alat ini dimaksud untuk mendukung kinerja praktikan dalam melakukan
percobaan. Dalam melakukan percobaan di laboratorium praktikan tidak akan terlepas dari
yang namanya zat-zat atau bahan-bahan berbahaya dan bersifat korosif. Dalam kegiatan
praktikum diharapkan tidak terjadinya kekeliruan atau kesalahan selama kegiatan praktikum
dilaksanakan karena akan mengancam keselamatan praktikan saat bekerja. Untuk
menghindari kecelakaan saat melakukan praktikum, pastikan praktikan mengetahui dan
memahami kegunaan dari alat-alat praktikum yang akan digunakan secara baik, Karena setiap
alat memiliki prosedur yang berbeda-beda.
Pada percobaan kali ini praktikan akan melakukan pengukuran. Pengukuran merupakan
hal yang penting dalam dunia ilmu pengetahuan. Pengukuran yang akan praktikan lakukan
tersebut antara lain pengukuran penimbangan bahan-bahan kimia, penakaran bahan kimia dan
lain sebagainya. Adapun juga praktikan akan melakukan pengenceran bahan kimia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini yaitu praktikan mengerti dan memahami peraturan dan
keamanan kerja di laboratorium. Praktikan memahami dan terampil dalam menggunakan
peralatan laboratorium sederhana. Praktikan mampu melakukan pengukuran dan percobaan
kimia sederhana di laboratorium.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium memiliki fungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan praktek


percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol
atau terkendali. Laboratorium kimia juga menjadi pusat pemerolehan pengetahuan dan
pengembangan materi baru untuk digunakan di masa depan serta pusat pemantauan dan
pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara rutin dalam ribuan proses komersial
yang mendukung proses pembelajaran yang didalamnya terkait dengan pengembangan,
pemahaman, keterampilan dan inovasi (Baharuddin dan Aziz, 2013, hal:1)
Pengenalan akan alat laboratorium seperti yang telah dijelaskan, bahwa hal tersebut
bertujuan agar praktikan dapat mengetahui fungsi atau kegunaan dari alat-alat laboratorium,
maka dari itu fungsi tiap-tiap alat laboratorium akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan
dapat memahami secara jelas dari alat yang akan dipakai. Beberapa alat dapat diketahui
kegunaan atau fungsinya berdasarkan namanya saja. Dalam penggunaannya ada alat-alat
yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan pada
kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus biasanya digunakan pada kegiatan penentuan
atau pengukuran.
Penggunaan alat seperti gelas sangat penting untuk diketahui karena sangat
berpengaruh terhadap pekerjaan agar menjadi lebih tepat dan baik. Jika terjadi kesalahan atau
kekeliruan maka akan sangat berpengaruh dengan hasil dari praktikum yang akan diperoleh.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, alat-alat seperti gelas ukur, elenmeyer, tabung reaksi,
dan cawan petri adalah alat yang penting dalam kegiatan praktikum. Adapun alat-alat yang
digunakan yaitu alat ukur dalam labortorium. Alat ukur yang terdapat dalam laboratorium
yaitu alat ukur teliti (kuantitatif) dan alat yang kurang teliti (kualitatif). Adapun alat-alat yang
teliti terdiri dari: buret, pipet, labu ukur, timbangan digital, timbangan analitik dan lainnya.
Dan adapun alat-alat yang kurang teliti yaitu: gelas ukur, elenmeyer, dan lainnya.
Peralatan untuk pengukuran volume dilakukan dengan gelas ukur, pipet, buret dan
labu takar. Pipet dan buret digunakan untuk mengambil dan memindahkan
volume tertentu cairan, sedangkan labu takar digunakan untuk mengukur volume
tertentu (biasanya dalam pembuatan larutan atau pengenceran) (Widodo dan
Lusiana,2010, hal:51)

2
Pengukuran volume juga menggunakan buret karena buret telah
dirancangmemiliki ketelitian yang tinggi. Sebelum digunakan larutan/zat cair pereaksi
yanga k a n d i t a m b a h k a n h a r u s d i i s i k a n p e n u h p a d a b u r e t . L a r u t a n a t a u c a i r a n
pereaksi.
ditambahkan dengan cara membuka kran pada ujung bawah buret. Pa
d a   a k h i r   penambahan cairan dari buret, tetes cairan terakhir yang masih menempel pada
ujung bawah buret harus diikutkan dengan cara ditempelkan pada dinding dalam wadah. P embacaan
skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan miniskus zat cair. (Khamidinal, 2009, hal:39)
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang digunakan.
Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang terbuat dari gelas,
porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap
panas, dan ada yang hanya tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat
dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian.
Adapun yang harus praktikan perhatikan yaitu keselamatan dalam melakukan kegiatan
praktikum. Kebersihan alat-alat praktikum sangat berpengaruh bagi keberhasilan, dengan
ketelitian dan ketepatan penggunaan alat maka keselahan dalam praktikum dapat dihindari.
Bekerja dalam laboratorium tidak akan lepas dari namanya resiko kecelakan ataupun
keteledoran. Hal tersebut dapat juga terjadi tanpa sengaja atau sebab lainnya diluar kendali
manusia.

3
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari jumat, 21 September 2018, pukul 11.00 – 13.00 WIB
di Laboratorium Biokimia, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana.
3.2 Alat
Peralatan yang digunakan adalah pipet tetes, erlenmeyer 100 mL dan 250 mL, beaker
glass 100 mL dan 250 mL, gelas ukur 100 mL, tabung reaksi, rak tabung reaksi, buret,
timbangan analitik, cawan petri, corong gelas. Bahan – bahan yang diperlukan adalah akuades,
air kran, pewarna makanan, garam dapur.

3.3 Metode
3.3.1 Penimbangan
Pertama dilakukannya penimbangan terhadap bahan-bahan yang akan
digunakan untuk percobaan, seperti garam dapur hingga massanya mencapai
5 gr.
3.3.2 Penakaran
Selanjutnya dilakukannya penakaran terhadap larutan bening (air aquades)
dan larutan berwarna (pewarna makanan). Alat yang digunakan yaitu gelas
ukur, Erlenmeyer dan beakerglass.
3.3.3 Pengenceran
Pengenceran dilakukan pada pewarna makanan dan akuades sehingga
dihasilkannya larutan sebanyak 20 ml.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Sifat Bahan Kimia
NO. GAMBAR SIFAT KETERANGAN

1.
Explosive
Bahan kimia yang mudah meledak
dengan adanya panas atau percikan
bunga api, gesekan atau benturan.
Mudah meledak Hindari pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa
oksigen atmosferik contohnya:
Materikimia.com (Jati H 2018) KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena
(TNT)

2. Oxidizing Agent

Bahan kimia bersifat pengoksidasi,


dapat menyebabkan kebakaran dengan
Pengoksidasi yang
dapat mengakibatkan menghasilkan panas saat kontak
kebakaran dengan bahan organik dan bahan
pereduksi. Hindarkan dari panas dan
reduktor. Contoh: Hidrogen peroksida
dan Kalium perklorat.
Materikimia.com (Jati H 2018)

3. Highly Flammable
Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik
nyala rendah (di bawah 21°C) dan
Sangat mudah terbakar mudah terbakar di bawah pengaruh
pada keadaan lembab
kelembapan. Hindari dari sumber api,
api terbuka dan loncatan api, serta
hindaripengaruh pada kelembaban

5
tertentu. Contohnya Aseton dan
Logam natrium.

Materikimia.com (Jati H 2018)


4. Extremely Flammable
Bahan yang amat sangat mudah
terbakar. Berupa gas dan udara yang
Sangat mudah terbakar membentuk suatu campuran yang
dan mudah meledak di bersifat mudah meledak di bawah
bawah kondisi normal. kondisi normal. Jauhkan dari
campuran udara dan sumber api.
Contohnya Dietileter (cairan) dan
Materikimia.com (Jati H 2018) Propane (gas).

5. Toxic

Bahan yang bersifat beracun, dapat


Beracun menyebabkan sakit serius bahkan
kematian bila tertelan atau terhirup.
Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Materikimia.com (Jati H 2018) Contohnya methanol dan benzena.

6. Very Toxic Bahan yang bersifat sangat beracun


dan lebih sangat berbahaya bagi
kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan
Sangat Beracun kematian. Hindari kontak langsung
dengan tubuh dan sistem pernapasan.
Contohnya Kaliun sianida,
Materi Hydrogensulfida, Nitrobenzene dan
kimia.com (Jati H 2018) Atripin

7. Harmful
Bahan yang dapat merusak kesehatan
tubuh bila kontak langsung dengan
tubuh atau melalui inhalasi.

6
Merusak tubuh bila Jangan dihirup, jangan ditelan dan
kontak langsung
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contohnya Etilenglikol dan
Diklorometan.

M
aterikimia.com (Jati H 2018)

8. Irritant

Bahan yang dapat menyebabkan


iritasi, gatal-gatal dan dapat
Menyebabkan iritasi menyebabkan luka bakar pada kulit.
Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contohnya NaOH, C6H5OH, Cl2.
M
aterikimia.com (Jati H 2018)

9. Corrosive Bahan yang bersifat korosif, dapat


merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-
Bersifat korosif gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas. Hindari kontak langsung
dengan kulit dan hindari dari benda-
benda yang bersifat logam. Contohnya
M HCl, H2SO4, NaOH (>2%).
aterikimia.com (Jati H 2018)

10. Dangerous for The


Environment
Bahan kimia yang berbahaya bagi satu
atau beberapa komponen lingkungan.
Dapat menyebabkan kerusakan
Merusak ekosistem ekosistem. Hindari kontak atau
bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contohnya Tributil timah klorida,

7
Tetraklorometan, Petroleum bensin.

(Materikimia.com (Jati H 2018)

Table 4.1.2 Nama dan fungsi instrumen laboratorium


NO. NAMA ALAT FUNGSI GAMBAR

Digunakan untuk membiakkan sel,


1. Cawan Petri menempatkan jaringan hasil sayatan
untuk kemudian dianalisa
menggunakan mikroskop,
pemindahan cairan atau pengeringan
cairan, sebagai tempat penyimpanan
dan menimbang bahan kimia.

Fungsi utamanya untuk wadah


penyimpanan cairan kimia dan
2. Beaker Glass mengukur volume cairan dalam
jumlah banyak.

Fungsi utama Labu Erlenmeyer


adalah untuk proses titrasi dan juga
3. Erlenmeyer digunakan menampung larutan yang
akan dititrasi, proses mengukur dan
mencampur bahan-bahan analisa,
wadah menampung bahan padat
ataupun cairan, wadah meracik dan
melarutkan bahan-bahan komposisi
media, dan dapat digunakan sebagai

8
media penyimpan agar.

4. Timbangan Digunakan untuk menimbang bahan


Analitik kimia dengan ketilitian hingga 4 digit.

5. Gelas Ukur Sebagai alat ukur volume cairan yang


tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi.

Berfungsi untuk memindahkan larutan


18. Buret
dalam berbagai ukuran volume dan
untuk titrasi asam-basa. 

Digunakan sebagai penyangga dan


19. Statif
penjepit buret untuk titrasi asam-basa.

Corong digunakan untuk memasukan


atau memindah larutan dari satu
20. Corong gelas tempat ke tempat lain dan digunakan
pula untuk proses penyaringan setelah
diberi kertas saring pada bagian atas.

9
4.2 Pembahasan

Penjelasan umum kontrak praktikum, tata tertib, dan


Petunjuk keamanan kerja laboratorium

Penulisan laporan praktikum

Pengenalan peralatan laboratorium dan pengenalan sifat


bahan kimia

Penimbangan terhadap bahan kimia yaitu garam dapur


sebanyak 5 gr

Penakaran air kran dan larutan berwarna menggunakan


gelas ukur, Erlenmeyer dan beaker glass

Pengambilan dan penetesan sampel menggunakan pipet tetes


dan buret

10
Pengenceran air kran dan larutan pewarna hingga 20 mL

Diagram 4.2.1 Diagram Alir Praktikum

Adapun penjelasan gambaran umum, ciri-ciri, dan cara kerja dari alat-alat
laboratorium di atas adalah Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi)
mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas
sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan
yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan
cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. Alat yang
selanjutnya yaitu beaker glass. Alat yang digunakan pada praktikum selain cawan petri
yaitu beaker glass, merupakan sebuah wadah berbentuk silinder dengan dasar yang rata
dan pada mulutnya terdapat moncong atau paruh kecil yang berfungsi sebagai corong
untuk menuangkan cairan agar tidak tumpah kemana-mana. Beaker glass biasanya
terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga suhu 200°C. Ada juga beaker
glass yang terbuat dari bahan plastic seperti polietilena, polipropilena dan PTFE. Tapi
ada juga yang terbuat dari logam seperti stainless steel atau aluminium. Selanjutnya,
tabung erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang berbentuk kerucut dengan
leher sebagai pegangan dan juga dapat digunakan untuk mencantelkan sebuah
penjepot/menggunakan stopper. Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencapur dan
menyimpan cairan. Bentuknya membuat botol ini sangat stabil. Kebanyakan Labu
Erlenmeyer terbuat dari kaca borossilikat sehingga Erlenmeyer dapat dipanaskan
dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari Labu Erlenmeyer adalah
250 ml dan 500 ml. Labu Erlenemeyer juga terdapat dalam ukuran 50, 125, 250, 500,
1000 ml. Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan
pengocokkan kuat sedangkan Erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk
mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Alat yang digunakan selanjutnya
adalah Gelas ukur. Gelas ukur adalah alat yang biasanya dipakai untuk mengukur
takaran benda cair, bisa jaga untuk mengukur benda padat seperti tepung terigu, gula
pasir, dan lain sebagainya. Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Mempunyai fungsi
untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam
jumlah tertentu. Untuk membaca skala angka pada gelas ukur lebih baik di letakkan di
media yang sejajar (meja yang rata) posisi mata sejajar dengan permukaan larutan yang
di tuangkan dan disesuaikan dengan ukuran yang tertera, sehingga akurasi/ketelitian

11
pada penglihatan lebih besar dan tepat. Selanjutnya yaitu corong gelas. Corong gelas
adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah
yang lain terutama wadah yang bermulut kecil. Selain itu digunakan untuk proses
penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Bahan utama dari corong gelas yaitu
kaca. Corong gelas berbentuk seperti corong yang umum digunakan sehari-hari.
Pipet tetes berfungsi membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke
wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes. Bagian kepala pipet
tetes tebuat dari bahan karet dan bagian tengah atau batang pipetnya terbuat dari gelas
kaca. Berikutnya yaitu alat yang bernama buret, buret adalah alat yang digunakan
dalam kimia analitik untuk mengeluarkan variable jumlah terukur dari larutan kimia.
Berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, Seperti pada eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret
memiliki akurasi sampai dengan 0,05 cm3. Selanjutnya yaitu statif, berfungsi Untuk
menjepit buret dalam proses titrasi, menjepit soxhlet untuk penentuan kadar
lemak, menjepit destilator untuk penentuan kadar air secara destilasi, menjepit
kondensor pada proses pemanasan dengan pendingin balik. Dan alat ini terbuat dari
besi. Berbentuk seperti tiang yang mempunyai penjepit buret ditengahnya.
Beberapa Senyawa kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah AgNO3
(Silver Nitrate) Senyawa ini beracun dan korosif. Simpan dalam botol berwarna dan ruang yang
gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Dapat menyebabkan luka bakar dan
kulit melepuh. Gas/uapnya juga menyebabkan hal yang sama. HCl (Hydro Chloric Acid) Asam
Klorida. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam
kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan
secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang
tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Seketika asam klorida bercampur dengan
bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium
permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan terbentuk. H2S (Hidrogen Sulfida) Hidrogen
sulfida, H2S, adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur
busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam
keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran.
Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.
Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian.
HNO3 (Asam Nitrat) Asam Nitrat, yang dikenal juga dengan Aqua Fortis merupakan Zat yang
Sangat Korosif dan merupakan Asam Yang sangat Beracun. Dapat menyebabkan luka bakar,

12
menghirup uapnya dapat menyebabkan kematian. Kulit yang terbakar akibat terkena HNO3
Sebuah koin yang larut dalam cairan HNO3 dalam waktu 31 detik. HF (Hydrofluoric Acid)
Asam fluorida adalah asam yang sangat korosif, mampu melarutkan banyak bahan, terutama
oksida. Kemampuan untuk melarutkan kaca telah dikenal sejak abad ke-17, bahkan sebelumnya
asam fluorida telah disiapkan dalam jumlah besar oleh Carl Wilhelm Scheele pada tahun 1771.
Karena reaktivitas yang tinggi terhadap kaca dan reaktivitas moderat terhadap banyak logam,
asam fluorida adalah biasanya disimpan dalam wadah plastik meskipun politetrafluoroetilena
(PTFE) sedikit permeabel. hidrogen fluorida sangat initatif terhadap jaringan kulit, merusak
paru-paru dan menimbulkan penyakit pneumonia (gangguan saluran pernafasan). NH3
(Amoniak) Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki
sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik
dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika
Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35
ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volume. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur
sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika
terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus
disertai surat izin. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5%
(v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan.

Adapun prinsip pengukuran sederhana yaitu prinsip utama pengukuran yang tidak boleh
ditinggalkan kecuali keadaan terpaksa. Ide utamanya adalah melokalisir kesalahan-kesalahan
dan akumulasinya. Menggunakan alat-alat yang akan menunjang ketelitian pengukuran.
Memperhatikan segala prosedur ketika melakukan pengukuran dan selalu berhati-hati.

Fungsi dari bahan-bahan yang telah praktikan gunakan dalam kegiatan praktikum ini
yaitu fungsi dari garam adalah sebagai objek yang akan diukur massanya sebanyak 5 gr dan air
kran serta larutan berwarna sebagai objek untuk mengukur volumenya sebanyak 10 mL dan 20
mL menggunakan alat-alat sepeti buret, gelas ukur, Erlenmeyer dan beakerglass agar praktikan
dapat mengetahui alat manakah yang pengukurannya memiliki pendekatan terhadap ukuran
yang telah ditentukan.

13
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikan harus memahami cara,
teknis, dan pelaksanaan keselamatan di laboratorium serta masing-masing alat laboratorium
memiliki prosedur tersendiri sesuai dengan guna dan fungsinya. Serta praktikan telah
mengetahui cara menimbang, mengencerkan, dan menakar bahan-bahan. Praktikan juga telah
mengetahui alat-alat yang teliti digunakan untuk mengukur.

14
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Maswati dan Aziz, Fitria. Modul Manajemen Laboratorium. Makassar: jurusan
Kimia UIN Alauddun, 2013
Buku penuntun praktikum kimia 2013.laboratorium teknologi pertanian unib. Bengkulu

G.H,Muliana.2015.Alat-alat laboratorium. (https://www.biologimu.com/2015/01/alat-alat-

laboratorium-pemahaman yang.html). Diakses tanggal 06 Januari 2015.

Harmoko.Jati.2016.26 Simbol Bahan Kimia Beserta Arti dan Contohnya. (https://materikimia.com/26-

simbol-bahan-kimia-beserta-arti-dan-contohnya/). Diakses tanggal 12 April 2018

Tukang Laboratorium.2017. Bagian Bagian Timbangan, Fungsi, Gambar Timbangan Digital-

Analog.(https://www.alatalatlab.com/bagian-bagian-timbangan-fungsi-

gambar/.html)

Widodo dan Lusiana.2010. Kimia Analisis Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

15
16

Anda mungkin juga menyukai