Anda di halaman 1dari 5

MODUL 1

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat
(PERMENPAN No. 3 Tahun 2010). Laboratorium Kimia Dasar pada Fakultas Teknik Unhas
digunakan untuk keperluan praktikum bagi mahasiswa tahun pertama hingga kedua, yang
dilengkapi dengan berbagai alat gelas, magnetik stirer, oven digital, timbangan analitik,
calorimeter dan spektrofotometer UV-Vis, refrigerator dan freezer.

Pembinaan dan pengembangan kesadaran akan pentingnya K3 di Laboratorium perlu


dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Eksperimen yang di lakukan di
laboratorium berhubungan dengan bahan kimia, alat gelas dan alat khusus yang
memerlukan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakannya. Pada umumnya
kecelakan kerja disebabkan oleh ketidaktahuan sifat bahan kimia, kelalaian atau
kecerobohan pengguna laboratorium. Beberapa upaya untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja di Laboratorium seperti informasi dan komunikasi K3, aturan Umum
bekerja di dalam Laboratorium,

1. Informasi dan Komunikasi K3

Praktikum Kimia merupakan praktikum yang dilaksanakan di laboratorium kimia dengan


aktivitas yang sebagian besar melibatkan bahan kimia. Bahan kimia terdiri dari berbagai
ragam dengan karakter yang sangat bervariasi dan bahkan beberapa di antaranya banyak
yang memiliki risiko bahaya. Untuk menghindari bahaya bahan kimia hendaknya para
mahasiswa dapat memahami dan mengimplementasikan budaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium kimia. Karakteristik bahan kimia, sebagai berikut :

 Bahan mudah meledak (explosive substances)


 Bahan mudah teroksidasi (oxidizing substances)
 Bahan mudah menyebabkan korosif
 Bahan mudah terbakar (flammable substances)
 Bahan yang tidak boleh dibuang ke lingkungan
 Bahan berbahaya (harmful substances)
 Bahan bersifat infeksi (infectious substances)
 Bahan bersifat korosif (corrosive substances)

Selain bahan kimia, perlu juga diperhatika penggunaan alat laboratorium seperti:

 Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
 Alat-alat listrik seperti: kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan lain
sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.
 Pemanas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
PERINGATAN KESELAMATAN DI LABORATORIUM

Sebagian besar zat di labolatorium kimia analitik mudah terbakar dan beracun.
Perlakukan semua zat sebagai racun, jika zat kimia mengenai kulit, cuci segera
dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air untuk menghilangkan zat padat
berbau atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia kecuali ada petunjuk
khusus. Jika harus membaui zat kimia lakukan dengan mengibas gas dan
menempatkan wadahnya 15 sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit mungkin.
Jika ada zat yang tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk tumpahan
terhadap permukaan meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.

Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar harus didestilasi atau dievaporasi
dengan menggunakan heating mantle, jangan dipanaskan. Jangan dipanaskan
dengan pembakar bunsen. Senyawa seperti : metanol, etanol, benzen, petroleum
eter, aseton, dll pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan
disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja. Jangan mengembalikan zat yang
sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya. Hitung dengan seksama keperluan anda
terhadap suatu zat dan ambil sesuai dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan
ditimbang ke dekat neraca, dan tutup kembali segera setelah penimbangan.

Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi limbah dan
mencegah kecelakaan. Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan
asam ke dalam air sambil terus diaduk. Jangan membuang pelarut organik ke dalam
tempat sampah, karena dapat menyebabkan kebakaran. Jangan membuang
campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum eter, benzen, dll) dan campuran
yang mengandung senyawa yang tak larut air ke dalam bak cuci. Gunakan kaleng
atau tempat khusus untuk menampung limbah ini. Jika masuk ke dalam bak cuci maka
harus diguyur dengan air yang banyak

2. Tata Aturan Umum bekerja di dalam Laboratorium

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bekerja di Laboratorium adalah :

 Tidak boleh makan dan minum


 Tidak boleh tidur
 Tidak boleh merokok
 Tidak boleh memasak, apalagi menggunakan peralatan laboratorium

Fasilitas yang tersedia di Laboratorium kimia dasar yang berkaitan dengan K3 adalah :

 Safety Shower, berfungsi sebagai sarana pengaliran air bagi kondisi kritis tertentu.
 Bak Cuci, berfungsi sebagai sarana pencucian peralatan dan pekerja.
 Lemari Asam, berfungsi sebagai tempat bekerja khususnya saat proses
pencampuran bahan kimia berbahaya.
 Eye washer, merupakan paket khusus pengaliran air pada mata pekerja yang
terkena bahan kimia. Air yang dialirkan harus memenuhi standar air bersih.
 Perlengkapan kerja, terdiri dari baju bekerja (jas lab), kacamata pengaman, sepatu
tertutup, sarung tangan dan masker. Hal ini mutlak terutama pada saat pengujian
sampel.
 Exhaust fan, diperlukan pada ruangan tertentu seperti ruang preparasi atau pada
ruang penyimpanan bahan kimia dan adanya sirkulasi udara keluar ruangan mutlak
dibutuhkan untuk menjamin lingkungan kerja pekerja laboratorium.
 Pemadam kebakaran, selain alat pemadam kebakaran ringan (APAR) yang
merupakan paket media pemadam kebakaran dalam tabung bertekanan, juga perlu
disediakan alat bantu pemadam kebakaran lainnya yaitu karung goni basah, pasir
dan baju tahan api.
 Alarm, berfungsi sebagai komunikasi bahaya
 Petunjuk arah keluar ruangan laboratorium, merupakan tanda yang dapat
memberikan informasi bagi pekerja laboratorium untuk keluar dari ruang dengan
aman dan selamat apabila terjadi bahaya di laboratorium.
 P3K, beberapa obat-obatan standar yang harus ada yaitu obat luka bakar, plester
luka, kapas, antiseptic, kain kassa dll.

3. Simbol Bahaya

Ketika praktikum, banyak sekali zat-zat kimia baik sebagai pereaksi maupun hasil reaksi di
laboratorium yang apabila jika tidak berhati-hati akan menjadi sesuatu yang berbahaya bagi
para praktikan. Jadi, ada baiknya mengenali apa saja zat-zat kimia yang berbahaya dilihat
dari simbol-simbolnya (Gambar 1).
Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf E (explosive substances), ketika
berada di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah
terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat
menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter,
etanol, dll. Contoh lainnya yang mudah meledak pada kondisi tertentu: ammonium nitrat,
nitroselulosa, TNT.

Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf O (oxidizing substances)
merupakan bahan yang dapat menunjang terjadinya kebakaran (meskipun zat-zat oksidator
biasanya tidak bersifat mudah terbakar) karena mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi
atau penguraiannya. Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat.

Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf C (corrosive substances) dapat
juga dikenal sebagai bahan kimia iritan karena menyebabkan iritasi apabila bersentuhan
dengan kulit (gatal-gatal bahkan sampai mengelupas) atau permukaan tubuh yang lembab
seperti mata dan saluran pernapasan. Bahan ini juga dapat merusak logam. Yang termasuk
dengan bahan kimia iritan yaitu gas klor, belerang dioksida, larutan senyawa asam kuat
(asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, dsb).

Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf Xn (harmful substance) dapat
merusak kesehatan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi (dihirup), melalui mulut (ingestion)
atau kontak dengan kulit. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya pelarut etilen
glikol (berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).
Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf F (flammable substances)
menyatakan bahwa zat tersebut termasuk bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran. Zat ini dibedakan menjadi 3 jenis yaitu zat mudah terbakar
berbentuk padat seperti: belerang (sulfur) dan fosfor; zat mudah terbakar berbentuk cair
seperti: zat cair yang biasanya digunakan sebagai pelarut (solven) dalam industri yaitu eter,
alkohol, dan aseton; yang terakhir adalah zat mudah terbakar berbentuk gas yang meliputi
gas-gas alam seperti hidrogen, helium, dan nitrogen.

Untuk zat-zat kimia yang disiombolkan dengan kode huruf N (nature polluting) merupakan
zat-zat kimia yang dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam selang waktu tertentu pada
satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan
menyebabkan gangguan ekologi. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil
timah klorida, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum
bensin.

Untuk zat-zat kimia yang disimbolkan dengan kode huruf T (toxic substances) merupakan
bahan kimia yang beracun dan dapat menimbulkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan
kulit. Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker
jika masuk ke tubuh. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti
metanol dan benzene.

 Kecelakaan kerja bisa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati- hati. Bila hal
itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
 Jangan panik .
 Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang
bekerja sendirian di laboratorium.
 Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersegut, bila
memungkinkan bilas sampai bersih
 Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
 Bawa keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
 Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.

Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan
yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :

 Jangan panik
 Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
 Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A, B atau C), padamkan dengan kelas
pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran kelas B bensin, minyak tanah tidak boleh
disiram dengan air)
 Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
 Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
 Cari Bantuan Pemadam Kebakaran

Anda mungkin juga menyukai