DI SUSUN OLEH
1. A. MIFTHAHUL JANNAH (D061211057)
2. NURFITRIANI (D061211059)
3. KEVIN EDGAR PATODING (D061211013)
4. WERLY YOFANI REU MANGALLA’(D061211019)
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul Bela Negara Sebagai Perwujudan Ketahanan
Nasional ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Adnan Kasogi
yang telah memberihan arahan dalam penyusunan makalah ini dan terimakah
kasih juga untuk teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan negara yang super unik diantara keunikan
tersebut adalah letak geografi sangat strategis, sebagai negara kepulauan terbesar
di dunia yang terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra
(Hindia dan Pasifik) sehingga tepat dikatakan Nusantara, artinya pulau diantara
pulau dan keunikan lain bahwa wilayah nusantara berada digaris khatulistiwa
yang dilewati oleh Geostationary Satellite Orbit (GSO) sehingga negara Indonesia
memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas. Disamping wilayah,
juga jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Amerika serikat dengan
masyarakat yang sangat majemuk begitu pula dengan sumber daya alamnya, baik
didalam perut bumi maupun di atas bumi menjadi potensi yang besar dapat
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat sebesarbesarnya sesuai dengan amanah
konstitusi.
Realita kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terlepas dari sejarah
masa lalu, realita yang terjadi saat ini merupakan kelanjutan dari sejarah masa lalu
dan yang akan terjadi di masa mendatang, merupakan kelanjutan dari apa yang
terjadi saat ini. Bangsa Indonesiasudah berabad-abad hidup dalam kebersamaan
dengan keberagaman dan perbedaan. Perbedaan warna kulit, bahasa, adat istiadat,
agama, dan perbedaan lainnya. Perbedaan tersebut dijadikan para leluhur sebagai
modal untuk membangun bangsa ini menjadi suatu bangsa yang besar. Sejarah
mencatat bahwa seluruh anak bangsa yang berasal dari berbagai suku semua
terlibat dalam memperjuangan kemerdekaan Indonesia, semua ikut berjuang
mengambil peran masing-masing. Oleh karena itu diperlukan wawasan nusantara
atau geopolitik sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesiaterhadap diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara. Untuk merealisasikan hal ini, maka diperlukan strategi dalam
menjaga dan mempertahankannya melalui ketahanan nasional sebagai geostrategi
Indonesia.Geosrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa
Indonesiadalam memanfaatkan wilayah negara republik Indonesia, sebagai suatu
ruang hidup nasional untuk merancang arah kebijakan, sarana, serta sasaran
pembangunan untuk mencapai kepentingan dalam tujunan nasionalnya yang
dirumuskan dalam wujud konsepsi ketahanan nasional
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, telah diamanatkan bahwa
tujuan kita bernegara (tujuan nasional) adalah untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional
dimaksud di atas, kita melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang,
sekaligus meningkatkan ketahanan nasional kita terhadap ancaman, gangguan,
hasutan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun dalam negeri
yang dapat mengganggu tercapainya tujuan nasional sebagaimana diamanatkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut di atas.Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang mengandung keuletan,
dan ketangguhan yang mampu membangun, mengembangkan dan menumbuhkan
ketahanan, kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
hambatan dan ancaman yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan integritas, identitas
serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Bela Negara dan Ketahanan Nasional?
2. Jelaskan Komponen –komponen apa saja yang berperan dalam ketahanan
negara?
3. Bagaimana peran penting Bela Negara terhadap pertahanan negara ?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui definisi Bela Negara dan Ketahanan Nasional
2. Dapat memahami apa saja komponen-komponen yang berperan dalam
ketahanan negara
3. Dapat memahami bagaimana peran penting Bela Negara terhadap
Pertahanan Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. BELA NEGARA
1. Definisi Bela Negara
Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat
(3)UUDNegara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya
secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak
dan kewajiban setiap warga negara. Bela Negara terkait etar dengan terjaminnya
eksistensi NKRI dan terwujidnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yakni : Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasca
Proklamasi kemerdekaan tahun 1945, bangsa Indonesia telah melaksanakan upaya
bela negara dengan gigih untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman yan dating
dari dalam negeri atau luar negeri. Berkat tumbuhnya karakter bangsa yang ulet
dan tangguh berdasarkan nilai-nilai dasar yang ada dalam konsepsi NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan konsepsi kebangsaan berdasarkan
Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia berhasil mempertahankan eksistensinya
sebagai bangsa yang merdeka dan 4 berdaulat.
Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara menyatakan bahwa “Upaya Bela Negara” adalah “sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara”. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa. Oleh karena itu, secara definisi Bela Negara sendiri sebenarnya
merupakan : 1. Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara; 2. Kewajiban dasar manusia; dan 3.
Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara
dan bangsa, yang ketika diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa,
kewajiban, dan kehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya Bela Negara”.
Makna bela negara adalah :
a. Sebagai panggilan konstitusional.
b. Nilai luhur yang mutlak perlu dalam semua bidang kehidupan
bangsa dan negara.
c. Harus dimasyarakatkan dan diberdayakan secara nyata.
Berdasarkan pasal 27 ayat (3) UUD 1945, upaya bela negara merupakan
keharusan eksistensial dan konstitusional bagi setiap warga negara. Implementasi
atau penerapan bela negara dilakukan oleh setiap warga negara dewasa yang sehat
jasmani dan rohani. Warga negara kita terdiri dari berbagai golongan dan profesi.
Dengan demikian implementasi atau penerapan bela negara perlu ada ketentuan
ataupun arahan yang jelas mentasi atau penerapan bela negara perlu ada ketentuan
ataupun arahan yang jelas. Kementerian Pertahanan sebagai instansi yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pembinaan kesadaran bela negara,
mengklasifikasikan sasaran pembinaan dalam tiga lingkup yaitu :pendidikan,
pekerjaan dan permukiman. mentasi atau penerapan bela negara perlu ada
ketentuan ataupun arahan yang jelas. Kementerian Pertahanan sebagai instansi
yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pembinaan kesadaran bela negara,
mengklasifikasikan sasaran pembinaan dalam tiga lingkup yaitu : pendidikan,
pekerjaan dan permukiman. Dengan demikian maka implementasi bela negara
adalah : a. Dijadikan gerakan nasional pendidikan mencapai watak dan
kepribadian seta perilaku seganap warga negara. b. Keikutsertaan warga negara
dalam upaya bela negara sesuai dengan pasal 9 ayat (2) UU.RI.No. 3 tahun 2003
tentang Pertahanan Negara diselenggarakan melalui :
1). Pendidikan Kewarganegaraan.
2). Pelatihan Dasar Kemiliteran secara wajib.
3). Pengabdian sesuai dengan profesi.
4). Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
Ketahanan nasional adalah sebagaimana yang didefinisikan oleh Daoed
Joesoef, berikut ini: “ Kekuatan, kemampuan, daya tahan, dan keuletan, yang
menjadi tujuan suatu bangsa untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan,
dan gangguan yang datang dari luar atau pun dalam, yang secara langsung atau
tidak langsung membahayakan kelansungan hidup bangsa dan negara.”Sementara,
Ketahanan Nasional itu sendiri memiliki sejumlah asas yang terdiri dari dan,
berikut pengertiannya, yang menjelaskan bahwa Ketahanan Nasional adalah
bersifat multi dimensi.
B. BELA NEGARA DALAM SISTEM PERTAHANAN NEGARA
a. Sistem Pertahanan Negara.
Pertahanan Negara sesuai dengan pasal 30 UUD 1945 adalah resultante
dari pasal 27 ayat (3) UUD 1945 (tentang upaya bela negara). Kemudian lebih
rinci diatur dengan UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Beberapa
ketentuan pokok dalam undang-undang ini yang terkait dengan bela negara antara
lain :
I. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
II. Pertahanan Negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan
negara, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap bangsa dari
segala bentuk ancaman. Dengan demikian, semua bentuk pertahanan
negara harus mengacu pada tujuan tersebut. Oleh karena itu pertahanan
negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh
wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan.
III. Sistem Pertahanan Negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta
yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumberdaya nasional
lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut untuk
menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa dari segala ancaman.
IV. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara diselenggarakan
melalui :
Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelatihan Dasar Kemiliteran secara wajib.
Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau waji
b. Komponen-komponen Pertahanan Negara.
Dalam sistem pertahanan semesta, maka pertahanan negara melibatkan
seluruh komponen pertahanan negara yang terdiri atas komponen utama,
komponen cadangan dan komponen pendukung.
I. Komponen Utama.
Komponen Utama dalam Sistem Pertahanan Negara adalah Tentara
Nasional Indonesia (TNI) yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas pertahanan. TNI Ketentuan tentang peran, fungsi, tugas pokok dan
hal-hal yang terkait dengan kedudukan TNI diatur dengan UU.RI.NO. 34
tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
II. Komponen Cadangan.
Komponen Cadangan adalah sumber daya nasional yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen Utama.
(pasal 1 ayat 6 UU.RI.No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara). Ketentuan tentang peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal
yang terkait dengan Komponen Cadangan belum diatur dengan
undang-undang. Namun sebagai gambaran keterkaitan dengan bela
negara dapat dijelaskan sebagai berikut Komponen Cadangan
dibentuk dengan tujuan untuk memperbesar dan memperkuat
kekuatan dan kemampuan TNI sebagai Komponen Utama dalam
upaya penyelenggaraan peratahanan negara untuk menjaga dan
melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan
keselamatan segenap bangsa danri segala ancaman.
Komponen Cadangan merupakan salah satu wadah dan bentuk
keikutsertaan warga negara dan seluruh sumber daya nasional
lainnya dalam usaha bela negara.
Komponen Cadangan berunsurkan warga negara, sumber daya
alam, sumber daya buatan, sarana dan prasaran nasional.
III. Komponen Pendukung.
Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan. (pasal 1 ayat 7 UU.RI.No. 3 tahun 2002
tentang Pertahahan Negara). Seperti halnya dengan Komponen Cadangan,
peran, fungsi, tugas pokok dan hal-hal yang terkait dengan Komponen
Pendukung belum diatur dengan undang-undang
Abidin, Z., dkk., 2014. Pendidikan Bela Negara. Surabaya: UPN "Veteran" Jawa
Timur.
Ariyanto, A., 2020. Bela Negara. Banten: Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Provinsi Banten.
Gintings, A., dkk., 2018. Modul II Konsepsi Bela Negara. Jakarta : Dewan
Ketahanan Nasional .
Mifta, A., dkk., 2020. Perilaku Masyarakat dalam Penerapan Pertahanan
Nasional di Era Covid 19 Sebagai Upaya Bela Negara.
Subagyo, A., 2014. Bela Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryatni, L., 2019. Bela Negara Sebagai Pengejawantahan Dalam Ketahanan
Nasional Berdasarkan UUD NRI 1945, Volume 10.
Widji, W., 2016. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI. Volume 26.