BELA NEGARA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Nanik Utami (22200237)
2. Khalala Nanda Ristiono (22200245)
3. Novalia Wardani (22200249)
4. Annisa Fatika Ayu Larasati (22200259)
5. Tiara Widi Hapsari (22200265)
6. Puji Sarastiningrum (22200274)
Manajemen 06
Fakultas Ekonomi
Universitas Slamet Riyadi Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Bela Negara ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Pendidikan kewarganegaraan yang berjudul Makalah Bela
Negara ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
Manajemen 06, Bapak Bambang Hermoyo, SH, MH yang telah memberikan
penugasan mengenai “bela negara” ini sehingga penyusunan makalah dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Bela Negara ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Bela Negara ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
B. Pentingnya Bela Negara
C. Penerapan Bela Negara di Berbagai Sektor
Bela Negara di Sekolah dan Kampus, Tempat Kerja, Rumah,Lingkungan
Masyarakat dan Contoh Bela Negara Lainnya
D. Awal Mula Kemunculan Bela Negara
E. Usaha Dalam Pembelaan Negara
F. Nilai-nilai Bela Negara yang Dikembangkan
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Akan Bangsa dan Negara
3. Yakin kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara
4. Berkorban untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara secara Psikis dan Fisik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bela negara sebagai kewajiban dasar bagi setiap warga negara yang penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada negara dan bangsa. Mahasiswa
merupakan bagian dari warga negara yang memiliki kewajiban untuk melakukan
pembelaan negara yang disesuaikan dengan perannya sebagai ’’agent of change dan
social control’’ yaitu agen perubahan dan agen pembangunan, Kegiatan bela negara bagi
mahasiswa
Sehingga diperlukan untuk pembinaan karakter, penguatan revolusi mental dan
mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi ancaman, seperti; penyalahgunaan
narkoba, paham radikalisme, bencana alam, konflik antar mahasiswa dan penyebaran
penyakit menular. Kegiatan bela negara bagi mahasiswa baru, menjadi pionir
implementasi bela negara pada level perguruan tinggi di Indonesia.
Sekarang ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang masih kurang peduli
dengan rasa bela negara. Dalam dasar negara Indonesia pun sudah diterangkan tentang
rasa bela negara yaitu terkandung dalam sila Pancasila yang menjadi dasar pedoman
hidup bangsa Indonesia. Namun, semakin berkembangnya dan semakin maraknya
arus globalisasi dunia membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi serta
membela negaranya dari ancaman-ancaman yang terjadi.
Meskipun demikian tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam sila
Pancasila tersebut memang memerlukan proses yang tidak mudah untuk
mewujudkannya. Ketidak mudahan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran masing-
masing masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela negara ini. Namun, tidak
sedikit rakyat Indonesia yang masih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan
dengan kepentingan bangsanya.
Dalam konstitusi negara UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 disebutkan bahwa; “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga
negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum
dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Upaya bela negara yang bisa mahasiwa implementasikan, selain sebagai
kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa. Juga serta memiliki jiwa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis
berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai
Pancasila dan UUD 1945
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik. Secara fisik,
yaitu dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela
negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan, bela
negara secara non fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk mempertahankan
negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan Negara
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bela Negara?
2. Mengapa negara perlu dibela oleh warganegaranya terutama Mahasiswa?
3. Dimana Penerapan Bela negara?
4. Kapan pertama kali Bela Negara muncul?
5. Apa saja bentuk usaha pembelaan negara?
6. Nilai-nilai apa yang terkandung di dalam Bela Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan
Bela Negara di Madrasah/Sekolah" oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah
istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi
"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."
Hal itu berarti secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia
sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.
Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya
cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela
negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang melaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab,
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Selain itu (3) UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 6B :” Setiap
Warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku”, 4) UU No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal
9 Ayat (1) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Bela
Negara ysng diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”, dan 5) UU
No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (2) “Keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat (1) diselenggarakan melalui
pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai
prajurit TNI secara sukarela atau wajib dan pengabdian sesuai dengan profesi
(Cholisin, 2007).
Bukan hanya wilayah yang kembali dikuasai, Belanda juga menangkap Soekarno-
Hatta, serta beberapa menteri lainnya hingga sistem pemerintahan yang sedang
dijalankan terhambat. Peristiwa penangkapan ini juga dikenal dengan gerakan Agresi
Militer Belanda II yang kemudian mendorong pembentukan wilayah dan sistem
pemerintahan sementara di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Dalam situasi genting, siding kabinet digelar di Yogyakarta dan mendapatkan dua
keputusan. Pertama, Soekarno-Hatta tetap berada di Yogyakarta meskipun harus
menerima risiko penangkapan oleh Belanda. Kedua, memberi mandate kepada
Menteri Kemakmuran, Sjafruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera untuk
membentuk PDRI.
1. Pendidikan Kewarganegaraan
Berdasarkan Pasal 7 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan
kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan
dasar, menengah, dan tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan dapat
memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan
sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan sikap menghargai
jasa para pahlawan. Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman,
analisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara
secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.
A. Kesimpulan
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara yang seutuhnya. Arti bela negara itu sendiri adalah warga negara Indonesia
yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 yang rela berkorban demi kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Wujud bela negara secara fisik, bisa diartikan sebagai usaha mempertahankan dan
menghadapi serangan fisik yang mengancam keberadaan negara . Adapun wujud bela negara non-
fisik dapat diartikan sebagai upaya berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik
melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan bangsa tersebut. Landasan
konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Jadi, subjek dari konsep bela negara adalah
menjadi tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya.
Adapun kriteria warga negara yang memilik kesadaran bela negara adalah mereka yang
bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara. Sebagai warna negara,
kita juga harus membela negara kita, dengan cara apapun. Mulai dari hal terkecil yang dapat kita
lakukan sedini mungkin.
B. Saran
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebagai mahasiswa Indonesia
harus dapat membela Negara dengan mendasari Pancasila dan UUD 1945. Dengan adanya
makalah bela negara ini diharapkan para mahasiswa maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa
itu arti bela negara itu. Sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari terumata di
lingkungan kampus Universitas Slamet Riyadi
DAFTAR PUSTAKA