Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ BELA NEGARA DALAM KONTEKS NKRI”

Disusun Oleh :
Rizky Dwi Ramadhani (30)

Kelas 9B
YAYASAN PENDIDIKAN DARUSSALAM
SIDODADI TAMAN SIDOARJO
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa, shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sebagai penunjuk
jalan hidup yang penuh keadilan dan kasih sayang.

Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas Ujian Praktek Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 9 dengan judul "Makna Bela Negara dalam Konteks
NKRI". Tujuan utama kami adalah menggali lebih dalam pemahaman mengenai nilai dan
urgensi bela negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bela negara bukan sekadar kewajiban, namun sebuah komitmen yang mendalam
untuk melindungi, mempertahankan, dan membangun Indonesia sebagai rumah bersama.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep bela negara, sejarahnya, serta relevansinya
dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultural.

Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai konsep bela negara, sehingga semakin banyak generasi muda yang
memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk mencintai, melindungi, dan memajukan
bangsa ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang berharga dan mendorong semangat cinta tanah air di
kalangan generasi muda sebagai penerus cita-cita bangsa.

Sidoarjo, 04 Februari 2024

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................II
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................1
BAB II.............................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................2
1. Makna Bela Negara dalam konteks NKRI.............................................2
2. Peraturan Perundang-undangan tentang Bela Negara.........................4
3. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara.............................................6
4. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat terkait pentingnya Bela Negara dalam menjaga keutuhan
dan kedaulatan NKRI....................................................................................7
BAB III...............................................................................................................9
KESIMPULAN..................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

II
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bela Negara diartikan sebagai tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah
air dan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara (Winarno, 2013: 228). Dalam
konstitusi negara UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 disebutkan bahwa; “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara
juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum
dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa; “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik. Secara
fisik, yaitu dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan,
bela negara secara non fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara”.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Bela Negara dalam konteks NKRI ?
2. Peraturan Perundang-undangan tentang Bela Negara ?
3. Apakah Hak dan Kewajiban Warga Negara ?
4. Apa saja Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesadaran
dan pemahaman masyarakat terkait pentingnya Bela Negara dalam menjaga
keutuhan dan kedaulatan NKR ?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui makna Bela Negara dalam konteks NKRI.
2. Mengenal peraturan perundang-undangan tentang Bela Negara.
3. Mengetahui hak dan kewajiban warga negara Indonesia .
4. Mengetahui Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan
pemahaman masyarakat terkait pentingnya Bela Negara dalam menjaga
keutuhan dan kedaulatan NKRI.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna Bela Negara dalam konteks NKRI


Bela Negara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
memiliki makna yang sangat penting sebagai suatu konsep kewajiban dan tanggung
jawab setiap warga negara. Berikut adalah beberapa makna Bela Negara dalam
konteks NKRI:
1) Pertahanan dan Keamanan:
 Bela Negara menekankan kewajiban warga negara untuk aktif berpartisipasi
dalam menjaga dan mempertahankan keamanan serta kedaulatan negara.
 Dalam konteks ini, peran TNI (Tentara Nasional Indonesia) sebagai alat
pertahanan negara menjadi sangat penting, dan partisipasi warga negara
dapat mencakup dukungan moral, materiil, dan tenaga.
2) Ketahanan Nasional:
 Bela Negara menekankan kewajiban warga negara untuk aktif berpartisipasi
dalam menjaga dan mempertahankan keamanan serta kedaulatan negara.
 Dalam konteks ini, peran TNI (Tentara Nasional Indonesia) sebagai alat
pertahanan negara menjadi sangat penting, dan partisipasi warga negara
dapat mencakup dukungan moral, materiil, dan tenaga.
3) Pemeliharaan Ideologi Pancasila:
 Bela Negara mencakup pemeliharaan dan penguatan ideologi Pancasila
sebagai dasar negara.
 Warga negara diharapkan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan
menolak segala bentuk radikalisme atau ekstremisme yang dapat
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Ketahanan Wilayah:
 Warga negara diwajibkan untuk berperan aktif dalam menjaga keutuhan
wilayah NKRI, termasuk mendukung upaya pencegahan dan
penanggulangan ancaman terhadap integritas wilayah negara.
5) Partisipasi dalam Pembangunan:
 Bela Negara tidak hanya terbatas pada aspek militer, tetapi juga melibatkan
partisipasi dalam pembangunan nasional.

2
 Warga negara diharapkan turut serta dalam pembangunan ekonomi, sosial,
dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan daya saing negara.
6) Solidaritas dan Gotong Royong:
 Bela Negara mencakup nilai-nilai solidaritas dan gotong royong di antara
warga negara, mengedepankan semangat kebersamaan dalam mengatasi
berbagai tantangan dan krisis.
Makna-makna tersebut mencerminkan konsep Bela Negara sebagai suatu
kewajiban kolektif yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam menjaga
dan memajukan NKRI secara holistik.
Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga
negara Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga
negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara.
Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.
Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan
dan pertahanan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia.
Produk turunannya adalah peraturan Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
penyelenggaraan pertahanan negara”.
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan
bahwa upaya bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai
kewajiban dasar menusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan
hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan

3
perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga
negara.
Demi mewujudkan kelanggengan Negara Republik Indonesia dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara, maka penanaman bela Negara pada warga
negara menjadi titik sentral yang perlu dibina dan dikembangkan. Melalui kualitas
warga negara yang unggul bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan
berkelanjutan maupun mengatasi aneka bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (ATHG) yang bersumber baik dari dalam maupun luar yang langsung
ataupun tidak langsung membahayakan identitas, integrasi dan kelangsungan hidup
bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

2. Peraturan Perundang-undangan tentang Bela Negara


Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam perundang
undangan,
sebagai berikut:
a. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”
b. Pasal 30 UUD 1945
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat,
sebagai kekuatan pendukung.
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.
(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hokum.

4
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya,
syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.
Produk turunan dalam Perundang-undangan yang merupakan tata laksana dari
Pasal 30 UUD 1945 yang telah disusun adalah;
a. Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentang Kepolisisan Negara Republik
Indonesia
b. Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
c. Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
Pengaturan peran warga negara dalam bela negara disebutkan dalam Pasal 9
UU No.3 Tahun 2002, sebagai berikut:
1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib;
d. Pengabdian sesuai dengan profesi
3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-
undang.
Sebagai perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya
bela negara menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal 18
sebagai berikut. Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam
system pendidikan nasional,
b. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;

5
d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib
e. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.
Dasar-dasar hukum lainnya yang berkaitan dengan Bela Negara, Sebagai
berikut :
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
b. UU No.29 Tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
c. UU No.20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
d. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
e. TAP MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
f. TAP MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
g. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
h. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
i. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih

3. Apakah Hak dan Kewajiban Bela Negara


Upaya pembelaan negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah
air, kesadaran berbangsa and bernegara Indonesia serta keyakinan pada Pancasila dan
UUD 1945 (Basrei, 1992: 14). Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban
membela Negara diperlukan pengetahuan tentang bela negara dalam arti luas.
Bela Negara dalam arti luas tidak hanya menyangkut menghadapi bencana
perang tetapi juga bencana lain. Untuk itu setiap warganegara harus disiapkan dengan
baik dan sekaligus perlunya penjelasan secara meluas tentang hak dan kewajiban
dalam upaya bela negara dan upaya pertahanan keamanan (pasal 27 dan pasal 30 ayat
(1))

4. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Upaya Bela Negara


Hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara termuat dalam
UUD 1945 Pasal 27 ayat (3). Pasal tersebut menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Hal ini berarti bahwa
sebagai warga negara, kita memiliki hak sekaligus kewajiban untuk membela negara.

6
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat
hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup suatu negara. Jika suatu negara tidak
mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan atau dari dalam
negeri, maka suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya.
Demikian pula, negara Indonesia yang bertekad bulat untuk mempertahankan
kemerdekaan serta kedaulatan.
Pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan tentang
pertahanan negara sebagai berikut:
(1) Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
(2) Pemerintah negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
(3) Hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
(4) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

5. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman


masyarakat terkait pentingnya Bela Negara dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat terkait pentingnya Bela Negara dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan
NKRI merupakan aspek krusial dalam membangun semangat nasionalisme serta
keterlibatan aktif seluruh warga negara dalam upaya menjaga dan memperkokoh
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beberapa langkah yang telah diambil
oleh pemerintah dalam mendorong kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait
Bela Negara antara lain:

7
1. Penyuluhan dan Edukasi: Pemerintah aktif menyelenggarakan program penyuluhan
dan edukasi mengenai Bela Negara di berbagai lapisan masyarakat. Dengan
melibatkan berbagai lembaga pemerintah, seperti Kementerian Pertahanan dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penyuluhan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang arti Bela Negara, peran
masyarakat dalamnya, serta dampak positifnya terhadap keutuhan dan kedaulatan
NKRI.
2. Kurikulum Pendidikan: Pemerintah memasukkan materi-materi tentang Bela
Negara ke dalam kurikulum pendidikan formal. Hal ini dilakukan dengan tujuan
agar setiap generasi mendapatkan pemahaman yang baik sejak dini tentang nilai-
nilai bela negara dan kewajiban sebagai warga negara.
3. Kampanye Media Massa: Pemerintah menggunakan media massa, seperti televisi,
radio, dan media sosial, sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan tentang
pentingnya Bela Negara. Kampanye ini mencakup cerita inspiratif, liputan kegiatan
bela negara, serta informasi terkini yang dapat membangkitkan semangat
kebangsaan.
4. Pemberian Penghargaan: Pemerintah memberikan penghargaan kepada individu
atau kelompok yang telah berkontribusi secara signifikan dalam upaya bela negara.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk aktif
terlibat dalam kegiatan yang mendukung keutuhan dan kedaulatan NKRI.
5. Pelibatan Komunitas Lokal: Pemerintah juga mendorong partisipasi komunitas
lokal dalam kegiatan bela negara. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung,
diharapkan kesadaran akan pentingnya peran setiap individu dalam menjaga
keutuhan negara semakin meningkat.
Upaya-upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan
masyarakat yang memiliki semangat nasionalisme, loyalitas terhadap negara, serta
kesiapan untuk berkontribusi dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

8
BAB III

KESIMPULAN

Bela Negara bukan hanya kewajiban, tetapi juga merupakan komitmen mendalam
untuk melindungi, mempertahankan, dan membangun Indonesia sebagai rumah bersama.
Konsep Bela Negara mencakup aspek pertahanan dan keamanan, ketahanan nasional,
pemeliharaan ideologi Pancasila, ketahanan wilayah, partisipasi dalam pembangunan, serta
solidaritas dan gotong royong.

Dasar hukum mengenai Bela Negara dapat ditemukan dalam beberapa peraturan,
seperti UUD 1945, UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dan UU No.34 Tahun
2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Peraturan tersebut mengatur hak dan kewajiban
warga negara dalam upaya Bela Negara, melibatkan pendidikan, pelatihan, keikutsertaan
dalam pertahanan, dan pengabdian sesuai dengan profesi.

Hak dan kewajiban Bela Negara tercermin dalam partisipasi warga negara dalam
upaya pembelaan dan pertahanan negara, baik melalui pendidikan, pelatihan, maupun
pengabdian sesuai dengan profesi. Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa Bela Negara bukan
hanya tanggung jawab TNI dan Polri, tetapi melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya, seperti integrasi konsep Bela Negara
dalam kurikulum pendidikan, kampanye nasional, acara peringatan khusus, kerjasama dengan
lembaga non-pemerintah, keterlibatan tokoh masyarakat, pemberdayaan komunitas lokal, dan
kegiatan penyuluhan dan dialog. Tujuan utama upaya ini adalah meningkatkan kesadaran dan
pemahaman masyarakat tentang pentingnya Bela Negara dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan NKRI.

Dengan demikian, makalah ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang


Bela Negara dalam konteks NKRI, merinci konsep, regulasi, hak dan kewajiban, serta upaya
pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Semoga makalah

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara
Budianto, 2004 "kewarganegaraan SMA kelas X", jakarta : Erlangga
Departemen Pendidikan Nasional 2003, "Kamus Besar Bahasa Indonesian" , Jakarta: Balai
pustaka
Perguruan Tinggi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara Tim Nasional Dosen
Kewarganegaraan. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan,

Paradigma Terbaru untuk Mahasiswa. Bandung: CV. Alfabeta.

http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.
http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara
Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Panduan Kuliah

10

Anda mungkin juga menyukai