Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH UPAYA BELA NEGARA PADA PROFESI KETEKNIKAN(

ENGINEER )

Disusun Oleh:

Wildan Widianto (171910101056)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Penanaman Bela
Negara Bagi Generasi Muda. Dan juga kami berterima kasih pada Bu Ratna selaku dosen
matakuliah Pendidikan Pancasila yang telah membimbing kami menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda dari perbaikan
makalah diwaktu yang akan datang.

Jember, 4 Desember 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin maju suatu bangsa akan senakin sulit juga bangsa tersebut untuk melindungi
negaranya dari ancaman-ancaman yang selalu datang. Dengan arus globalisasi dan modernisasi
dunia ini suatu Negara akan semakin mudah untuk digoyahkan . Bukan di Negara-negara yang
sedang berkembang saja namun Negara yang sudah maju pun mendapati ancaman ancaman
tersebut. Ancaman bukan hanya dapat berasal dari luar negara. Ancaman dari luar maupun
ancaman dari dalam Negara merupakan hal tetap dan harus diwaspadai oleh negara itu sendiri.
Bangsa tersebut seharusnya mempunyai rasa nasionalisme yang kuat untuk mlindungi dan
membela negaranya dari Negara lain yang lebih berwawasan intelektual luas . Karenanya
ancaman bukan hanya dari ancaman militer, namun juga ancaman non militer seperti halnya
perang ideologi dan moral.

Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dengan susah payah. Tiga abad lamanya


Indonesia dijajah, namun dengan semangat juang yang tinggi, akhirnya pada 17 Agustus 1945
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya. Indonesia adalah Negara Republik dengan jumlah
penduduk dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Sekitar 150 juta jiwa manusia hidup
di Indonesia. Hal tersebut tidak lepas dari semangat juang dan rasa cinta serta wujud bela Negara
dari para pejuang bangsa dan seluruh rakyat Indonesia.

Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut bersatu padu
untuk memperjuangkan Negara dalam melindungi dan membela hak hak yang dimiliki didalam
suatu Negara itu sendiri. Namun semakin berkembangnya jaman dan semakin maraknya arus
globalisasi dunia tidak jarang membuat lalai bangsa akan kesadaran untuk melindungi dan
membela negaranya dari ancaman ancaman yang terjadi.

Memang pada dasarnya semua itu memerlukan proses yang sangat sulit untuk
mewujudkannya. Kesulitan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran masing masing
masyarakat akan pentingnya melindungi dan membela Negara ini. Namun, mereka
mementingkan kepentinagan mereka pribadi dibandingkan dengan kepentingan bangsanya,
mereka mengira kepentingan tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi
petinggi daerah dan Negara. Langkah yang dapat dilakukan Negara dapat berupa pembentukan
perthanan penguat TNI dan POLRI, Pembentukan Satgas Bencana Alam, serta Pelestarian
Sejarah Pahlawan Bangsa.
Kini pemerintah mengeluarkan aturan mengenai pendidikan wajib bela Negara. Menurut
Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama TNI M Faisal, bela negara
bukanlah kegiatan militer melainkan untuk menumbuhkan kecintaan kepada NKRI. Bela negara
sudah ada 15-20 tahun lalu. Nah, mulai 2015, pelaksanaannya tak hanya di lingkungan
Kementerian Pertahanan tapi skala nasional. Momentum ini juga bagian dengan Revolusi
Mental. "Ini sebagai bagian dari revolusi mental. Orang salah mengira bela negara itu dianggap
kegiatan seperti militer. Padahal bela negara adalah bagaimana menumbuhkan kecintaan kepada
NKRI, semangat berbangsa dan bernegara," ujar Faisal kepada Detikcom, Senin (12/10).

1.2 Rumusan Masalah


Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana bentuk bela negara dalam bidang keteknikan / insinyur ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui bentuk bela negara dalam bidang keteknikan / insinyur ?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bela Negara

Bela Negara, adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara (UU No.3/2002). Bela negara merupakan sebuah konsep yang
disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara yang mencerminkan
patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen untuk kepentingan
mempertahankan eksistensi negara. Bela negara dibagi menjadi dua, yaitu :
1. FISIK, Usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara.
2. NON-FISIK, upaya turut serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara,
baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri
dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional
Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Sejarah Bela Negara
1. Periode Pertama (Perang Kemerdekaan 1945-1949).
Bela negara dipersepsikan dengan perang kemerdekaan, keikutsertaan warga
negara dalam bela negara diwujudkan ikut serta berperan dalam perjuangan
kemerdekaan, baik bersenjata maupun tidak bersenjata.
2. Periode Kedua (1950-1965).
Dalam menghadapi berbagai pemberontakan dan gangguan-gangguan dalam
negeri, bela negara dipersepsikan identik dengan upaya pertahanan dan keamanan, baik
bersenjata maupun tidak bersenjata
3. Periode ketiga (Orde Baru 1966-1998)
Bela negara dipersepsikan identik dengan Ketahanan Nasional. Pada periode ini
keikutsertaan warga negara dalam bela negara diselenggarakan melalui berbagai segenap
aspek kehidupan nasional.
4. Periode Keempat (Reformasi 1999 – Sekarang)
Bela negara dipersepsikan sebagai upaya untuk mengatasi berbagai krisis yang
sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pada periode ini keikutsertaan warga negara
dalam upaya bela negara disesuaikan dengan kemapuan dan profesi masing-masing
Nilai-nilai Bela Negara
1. Cinta Tanah Air
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Yakin akan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
4. Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara
Dasar Hukum Bela Negara
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara“. dan “Syarat-syarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang”. Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta
dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib
Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.
2.2 Pentingnya Bela Negara

Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Setiap manusia normal secara
naluriah pasti akan selalu melindungi, membela, dan mempertahankan apa yang mimiliki
dari ganguan orang lain. Lebih-lebih jika sesuatu itu sangat disenangi, sangat penting, dan
sangat berharga bagi kalian.
Menurut Rukmini (2011:6) kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti
pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas,
dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga
negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.Tercakup di
dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.Dan Bela Negara
merupakan tekad, sikap, perilaku, dan tindakan warga negara dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara, yang dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI. Nilai-nilai yang
dikembangkan dalam bela negara adalah cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara.
Yakin pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban bagi bangsa dan Negara serta
memiliki kemampuan awal bela Negara. Salah satu strategi dalam membangun daya tangkal
bangsa untuk menghadapi kompleksitas ancaman ini adalah melaksanakan revitalisasi
pembinaan kesadaran bela negara kepada setiap warga negara.Strategi itu akan terwujud bila
ada keterpaduan penyelenggaraan secara lintas sektoral, sebagai wujud tanggung jawab
bersama pembinaan SDM untuk mewujudkan keutuhan dan kelangsungan hidup NKRI.
Ada tiga alasan kenapa bela Negara itu penting, yaitu alasan historis, geografis, dan
demografis.
a. Alasan historis
- Sejak dulu banyak negara yang ingin menguasai Indonesia
- Indonesia pernah di jajah selama 300 tahun
- Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan bukan hadiah dari penjajah
- Sejarah membuktikan setiap ada ancaman terhadap kedaulatan dan keutuhan
bangsa dan negara RI baik dari luar maupun dari dalam, rakyat akan bangkit
membela negaranya. Tidak mngkin bangsa Indonesia meminta bantuan
kepada bangsa lain untuk membela negaranya sendiri.
b. Alasan geografis
- Wilayah Indonesia sangat luas
- Kekayaan alamnya melimpah
- Letak Indonesia sangat strategis
- Jumlah pulau lebih dari 17000
- Tanahnya amat subur
c. Alasan demografis
- Jumlah penduduk nomor empat di dunia, sekitar 300 juta
- Persebaran penduduk tidak merata
- Kualitas penduduknya relative masih tertinggal dibandingkan negara maju
- Pendapatan perkapita rendah
- Pemerataan kurang baik.
- Pengangguran relatif tinggi.

Berdasarkan kondisi yang objektif di atas diperlukan peran dari seluruh anak bangsa
untuk turut serta dalam mengisi dan ikut bertanggungjawab atas bela Negara. Karena setiap
warga Negara harus di tumbuhkan rasa bela Negara karena bermacam-macam alasan di atas.
Bukan hanya satu dua orang saja yang di tumbuhkan, tapi semua rakyat Indonesia.

2.3 Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara

1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara

Pertahanan Negara diselenggarakan melalui usaha membangun, membina kemampuan


daya tangkal Negara dan bangsa, serta menanggulangi setiap ancaman yang dating.
Penyelenggaraan pertahanan Negara diselenggarakan oleh komponen-komponen berikut :

a. Komponen Utama Pertahanan Negara

b. Komponen Cadangan dan Pendukung Pertahanan Negara

Menurut Pasal 30 UUD 1945 usaha pertahanan Negara dilaksanakan dengan Sistem
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta ( Sishankamrata ).

2. Sifat Sishankamrata

Sishankamrata memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1) Kerakyatan

2) Kesemestaan

3) Kewilayahan

Berbagai upaya bela negara juga dapat dilakukan melalui organisasi maupun individu.
Upaya bela negara tidak hanya berperang, tetapi mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar
negeri pun disebut bela negara. Misalnya, yang dilakukan oleh para atlet olahraga yang berlaga
dalam olimpiade. Kita bisa ikut bangga jika ada atlet Indonesia menjadi juara dalam kejuaraan
antarnegara atau kejuaraan dunia. Kebanggaan dan keharuan kita bertambah ketika sang saka
Merah Putih berkibar dengan gagah di antara bendera negara-negara lain. Selain itu secara
organisasi, bela negara dapat dilakukan melalui pengiriman Tim SAR Indonesia untuk mencari
dan menolong korban bencana alam.

Selain secara organisasi, individu-individu sebagai warga negara juga dapat berperan
membela negara dalam tindakan, menjunjung nasionalisme, patriotisme, serta membela
Pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya pembelaan terhadap negara dan mewujudkan
keamanan dapat dilakukan warga negara dalam semua aspek kehidupan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Pasal 5, menegas kan bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahan kan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa. Oleh
karena itu, ancaman terhadap sebagian wilayah Indonesia merupakan ancaman bagi seluruh
wilayah Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersebut maka keikutsertaan segenap warga negara
dalam upaya pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dalam
lingkungan terdekat tempat kita tinggal. Artinya, menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita
tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara keseluruhan.

2.4 Profesi Keteknikan / Engineer

Insinyur adalah orang yang berprofesi dalam bidang keteknikan, dengan kata lain
insinyur adalah orang-orang yang menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menyelesaikan
masalah praktis menggunakan teknologi.

Di Indonesia, dahulu istilah ini digunakan sebagai gelar akademik seorang sarjana di
bidang keteknikan yang lulus dari perguruan tinggi (tidak tertutup digunakan oleh lulusan
perguruan tinggi pada bidang pertanian, kehutanan, perikanan, bahkan kadang digunakan oleh
bidang sains terapan, dll). Namun setelah muncul gelar akademik Sarjana Teknik (S.T.), gelar
Insinyur (Ir.) tidak lagi digunakan oleh perguruan tinggi sebagai gelar akademik melainkan
sebagai gelar profesi. Gelar Insinyur (Ir.) dinaikkan statusnya menjadi gelar profesi sebagaimana
gelar profeksi dokter (dr.), dokter gigi (drg.), bidan (Bd.) ners (Ns.), apoteker (Apt.), dan akuntan
(Akt.). Dengan kata lain, saat ini tidak semua lulusan perguruan tinggi yang bergelar ST
langsung berhak disebut sebagai Insinyur.

Profesi Insinyur diatur oleh Undang-Undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran
menyebutkan bahwa insinyur adalah seseorang yang mempunyai gelar profesi di bidang
keinsinyuran. Untuk memperoleh gelar profesi Insinyur, seseorang harus lulus dari Program
Profesi Insinyur.

Syarat untuk dapat mengikuti Program Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi :
a. Sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik, baik lulusan perguruan tinggi
dalam negeri maupun perguruan tinggi luar negeri yang telah disetarakan; atau

b. Sarjana pendidikan bidang teknik atau sarjana bidang sains yang disetarakan dengan
sarjana bidang teknik atau sarjana terapan bidang teknik melalui program penyetaraan.

Persatuan Insinyur Indonesia, yang disingkat PII, adalah organisasi wadah berhimpun
Insinyur yang melaksanakan penyelenggaraan Keinsinyuran di Indonesia.

Gelar profesi Insinyur (disingkat Ir.) diberikan oleh perguruan tinggi penyelenggara
Program Profesi Insinyur yang bekerja sama dengan kementerian terkait dan PII. Hampir semua
program pendidikan insinyur (engineering) berkonsentrasi pada disiplin teknik spesifik beserta
pelajaran matematika dan sains. Beberapa program juga menyertakan ilmu ekonomi, ilmu sosial
kemanusiaan, dan lain-lain.

2.4 Bela Negara Sesuai Profesi

Tidak dapat dipungkiri, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, memberikan
manfaat besar bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam perkembangannya, kemajuan teknologi
informasi telah berdampak pada perubahan hubungan antarbangsa, baik pada masa damai
maupun pada masa perang. Melalui pemanfaatan teknologi informasi yang konstruktif, hubungan
sosial antarbangsa dapat terselenggara secara langsung dalam waktu relatif singkat dan tanpa
hambatan apapun. Melalui teknologi informasi pula, kemajuan ilmu pengetahuan dapat
terdistribusi dan tersebar luas di tengah – tengah masyarakat. Adapun bentuk bentu bela negara
dalam bidang keteknikan antara lain sebagai berikut :

a. Teknologi Informasi

Salah satu wujud bentuk ancaman terhadap ketahanan nasional di bidang informasi
adalah Perang Asimetris (Asymetric Warfare) yang menerapkan pola peperangan yang tidak
beraturan serta bersifat tidak konvensional (non-conventional). Masing-masing pihak berusaha
secara maksimal mengembangkan taktik dan strategi untuk mengekspolitasi kelemahan
(weaknesses) lawannya untuk mencapai kemenangan. Asymetric Warfare
merupakan satu model peperangan baru yang dikembangkan dari cara-cara berfikir yang tidak
lazim, dan diluar aturan-aturan peperangan yg berlaku. Spektrum perang Asymetric
Warfare sangat luas, terbuka dan mencakup seluruh aspek-aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara, mulai dari aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan.

Saat ini, Asymetric Warfare semakin banyak dipraktikan di dunia, baik dalam konflik
militer maupun non-militer dengan melibatkan aktor negara (state actor) maupun aktor non –
negara (non state actor). Seiring dengan perubahan bentuk peperangan atau cara suatu negara
dalam upayanya menguasai negara atau bangsa lain, maka spektrum Asymetric Warfare juga
akan semakin bertambah luas. Tidak dapat dipungkiri, Asymetric Warfare telah banyak merubah
konsep cara berperang dari yang awalnya hanya mengandalkan kekuatan senjata (Hard Power),
yang ternyata terbukti tidak efisien (pemborosan keuangan negara), menjadi kekuatan Soft
Power.

Strategi Peningkatan Ketahanan Nasional di Bidang Informasi

Di dalam menyusun strategi ketahanan nasional bidang Informasi, beberapa prioritas


program berskala nasional perlu mendapat perhatian utama dan segera terealisasikan, yaitu:

Pembangunan National Cyber Defence. Strategi pembangunan National


Cyber Defence adalah dalam rangka membangun sistem dan institusi pertahanan yang berperan
sebagai garda terdepan guna menghadapi potensi ancaman di dunia maya (cyber space) dan
untuk menjawab tantangan perang informasi (information warfare) yang dapat mengancam aset
informasi nasional. Dengan terbentuknya National Cyber Defence, pembangunan kapasitas
nasional dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional terhadap berbagai ancaman dari dunia
cyber akan lebih dapat ditingkatkan. Hal ini menjadi penting karena serangan cyber (cyber
attack) memiliki spektrum yang sangat luas, mulai dari serangan hacker terhadap identitas
seseorang (identity theft), cyber crime dan cyber terrorism, sampai pada serangan yang ditujukan
kepada negara (nation-state cyberwarfare).

Sudah saatnya ancaman dunia maya (cyber space) dan tantangan perang informasi dapat
dihadapi oleh bangsa Indonesia melalui strategi pembangunan National Cyber Defence. Agar
pertahanan cyber menjadi handal perlu dipersiapkan kekuatan “prajurit cyber (cyber army)” yang
terdiri dari individu-individu yang sangat terampil/ahli dalam seni Cyber Warfare dengan jiwa
nasionalisme dan patriotisme yang tinggi.

Pengamanan Sistem Jaringan Komunikasi Data Nasional. Strategi pengamanan


sistem jaringan komunikasi data secara nasional memainkan peranan penting dalam kerangka
pengintegrasian data secara nasional. Data harus dapat disajikan secara cepat, tepat dan akurat
serta terintegrasi guna menghasilkan informasi penting dalam rangka membantu proses
penetapan kebijakan serta pengambilan keputusan. Tidak dapat diragukan lagi layanan utama
sistem informasi adalah terkait dengan ketersediaan data (data availability). Oleh sebab itu, data
atau informasi sensitif yang berdampak secara nasional harus dibuat mekanisme baku sistem
pengamanannya.

Secara filosofi, di dalam dunia information security tidak ada satupun sistem jaringan
komputer yang dapat diasumsikan 100% persen aman dari serangan cyber crimes. Oleh sebab
itu, strategi pengamanan sistem jaringan komunikasi data secara Nasional mutlak dibutuhkan
dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Industri Pertahanan Indonesia

Pemerintah Indonesia sekarang ini dengan serius menerapkan kebijakan untuk


menghidupkan kembali, serta mengembangkan industri pertahanan dalam negeri. Hal tersebut
dibuktikan dengan dibentuknya Komite Kebijakan Industri Pertahanan dan disyahkannya UU No
16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan pada tanggal 5 Oktober 2012 yang lalu. Kebijakan-
kebijakan pemerintah tentang industri pertahanan tersebut akan berlansung dengan baik bila
salah satunya adalah didukung adanya penelitan dan pengembangan dalam bidang pertahanan,
khususnya bidang industri pertahanan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan industri pertahanan dalam negeri dalam
membuat produk-produk Alutsista yang berteknologi tinggi masih kurang. Sebenarnya hal
tersebut tidak mengherankan karena sudah menjadi rahasia umum bahwa perhatian pemerintah
terhadap bidang penelitian dan pengembangan termasuk didalamnya penelitian dan
pengembangan dalam bidang pertahanan masih kurang. Akibatnya penemuan-penemuan serta
kemampuan Indonesia untuk memproduksi berbagai peralatan berteknologi tinggi menjadi
kurang. Indonesia masih suka membeli dari luar dari pada mencoba memproduksi sendiri.

Kurangnya perhatian terhadap sektor penelitian dan pengembangan sebenarnya


merupakan salah satu dampak dari krisis ekonomi tahun 1998 yang baru lalu. Dana untuk
penelitian dan pengembangan dalam berbagai sektor terpaksa dikurangi karena pemerintah lebih
terkonsentrasi untuk membangun kembali infratruktur yang terkait dengan kesejahteraan rakyat
serta yang terkait dengan upaya pemulihan ekonomi. Bidang pertahanan dan keamanan juga
mengalami pemotongan anggaran sebagai akibat dari krisis ekonomi. Akibatnya sektor penelitan
dan pengambangan yang terkait dengan bidang pertahanan tentunya kurang mendapat perhatian
beberapa waktu yang lalu. Disamping itu tidak dapat dipungkiri bahwa untuk melakukan
penelitian dan pengembangan sebuah produk peralatan pertahanan memerlukan biaya yang
sangat besar.

Oleh karena itu, sebagai mahasiswa teknik yang tentunya akan bergelut dalam bidang
keteknikan, sebaiknya kita ikut memajukan industry pertahanan milik bangsa kita, agar kita
dapat mandiri dalam penyediaan alutsista dan perlengkapan lain yang kita butuhkan dalam upaya
bela negara.Semakin baik industry pertahanan yang kita milki semakin baik pula reputasi
kemiliteran dan pertahanan kita di mata dunia.

Industri pertahanan juga dapat menjadi sector penghasilan negara, bila kita dapat
mengekspor alutsista kita yang berkualitas baik dan diminati oleh negara lain, sama seperti
halnya yang dilakukan oleh negara adidaya dunia seperti AS,Rusia dan Tiongkok.
c. Lembaga Litbang

Pemerintah/Dephan memperhatikan perkembangan industri pertahanan dan industri


nasional untuk mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista dan alat pertahanan lainnya dengan
memfasilitasi pertumbuhan industri pertahanan dan industri nasional yang berkaitan dengan
bidang pertahanan. Hal ini merupakan implementasi dari pasal 20, ayat (2), UU Pertahanan
Negara, menyatakan segala sumber daya nasional yang berupa sumber daya manusia, sumber
daya alam dan buatan, nilai-nilai, teknologi dan dana dapat didayagunakan untuk meningkatkan
kemampuan pertahanan negara

Lembaga penelitian dan pengembangan memiliki peran sangat penting dalam mendukung
penguasaan teknologi. Pada saat ini, peran sebagian besar lembaga penelitian dan pengembangan
nasional masih belum menjadi kekuatan utama dalam pencapaian keunggulan teknologi. Untuk
itu, lembaga Litbang harus diberdayakan untuk dapat menghasilkan yang dapat digunakan bagi
pembangunan pertahanan negara. Pemberdayaan Litbang ini dapat dilakukan dengan metoda
penguasaan teknologi yaitu Alih Teknologi, Forward Engineering, dan Reverse Engineering.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela negara
merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu
negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen
untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Bela negara juga dapat dimaknai
sebagai upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap
ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara
yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.

Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang


penting karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya kiprah pemuda
dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia sebagai wujud sikap bela negara.
Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan, dan saat ini peran
dan fungsi pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi kemerdekaan sebagaimana
dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh seluruh elemen bangsa.

Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya dimanfaatkan
sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut serta dalam usaha pembelaan
negara yang dilakukan dengan cara mengisi kemerdekaan dengan manampilkan sikap-sikap
positif yang sesuai dengan ideologi bangsa dan konstitusi yang berlaku di indonesia. Semangat
bela negara dapat tercermin dari adanya kesadaran pemuda akan aturan-aturan yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan, serta adanya kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya dapat
memposisikan diri dalam kancah politik nasional untuk perubahan Indonesia.

3.2 SARAN

Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai warga negara
Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya makalah ini diharapkan para pelajar
maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa itu arti bela negara itu. Sehingga dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal., dkk. 2014. Buku Ajar Pendidikan Bela Negara. Jawa Timur: UPN "Veteran"
Jawa Timur.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 tentang


Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2000 tentang


Pemisahan Tentara Nasiona Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2000 tentang


Peran Tentara Nasiona Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Menhan. 2015. Hak dan Kewajiban Rakyat Dalam Bela Negara. Tersedia:
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/10/19/nwghaw282-menhan-hak-dan-
kewajiban-rakyat-untuk-bela-negara. Diakses pada 20 Oktober 2015.

Rukmini, Manis. 2011. Bela Negara. Makalah. Program Diploma Manajemen Informatika
STMIK Amikom Yogyakarta. Tersedia:
http://research.amikom.ac.id/index.php/DMI/article/viewFile/6398/3829. Diakses pada 15
Oktober 2015.

Sunarso, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan: PKn untuk Perguruan Tinggi. Cetakan
Kedua. Yogyakarta: UNY Press.

Sutarman. 2011. Persepsi dan Pengertian Pembelaan Negara Berdasarkan UUD 1945
(Amandemen). Jurnal Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai