Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATERI PKN BAB II


Pertahanan dan Keamanan Negara
X MULTIMEDIA III

Di susun oleh :
1. Putri Rizkia Sharfina
2. Fadil adrian Mamonto
3. Dini April Yani
4. Melisa Nuraini Mongilong
5. Muh. Luthfi Wardana Paputungan
6. Taufik Reza Harmain
7. Rozi Andrio Korompot
8. Almagfirly Hadjarati
9. Kurnhiawati Kaharu

SMK N 1 KOTAMOBAGU
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
PENDAHULUAN

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam
makalah ini kami membahas “Pertahanan Dan Keamanan Negara”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kami yang diberikan oleh Guru mapel
sebagai sarana mempermudah pemahaman tentang’’ Pertahanan Dan Keamanan
Negara’’perkembangan atom itu sendiri.Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-
dalamnya kepada guru PKN yaitu Bapak Hidayat Ngurawan S.PD.

Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan yang ada dalam penyusunan dan
pembuatan makalah ini namun dalam hal ini kami sudah berusaha memenuhi
kewajibanmengerjakan tugas makalah ini.Sekian kami ucapkan banyak terima kasih.

Kotamobagu, 26 september 2022

i
DAFTAR ISI

Pendahuluan ... ................................................................................................i


Daftar isi… ......................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN… .........................................................................1


1.1 Substansi Pertahanan Dan Keamanan … ..........................................1
1.2 Kesadaran Bela Negara Dan Konteks Pertahanan ............................3

BAB II : CONTOH KASUS YANG TERJADI… .........................................5


2.1. Terorisme Yang Mengancam Nyawa… ...........................................5
2.2. Kurangnya Toleransi Antar Umat Beragama… ...............................6

BAB III : PENUTUP…...................................................................................8


3.1. Kesimpulan…..................................................................................8

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Substansi Pertahanan Dan Keamanan

Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia Sebagaimana kita


ketahui, bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan oleh Bangsa Indonesia tidak diraih
dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta, tenaga, dan sebagainya mewarnai setiap
perjuangan merebut kemerdekaan. Mengingat begitu besarnya pengorbanan yang telah
diberikan oleh para pahlawan bangsa, sudah menjadi kewajiban kita yang hidup pada masa
sekarang untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai macam cara. Upaya
mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri negara kita.
Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa Indonesia. Para pendiri negara
melalui sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) telah
mencantumkan upaya mempertahankan kemerdekaan ke dalam Undang Undang Dasar 1945
Bab XII tentang Pertahanan Negara (Pasal 30). Para tokoh pendiri negara berkeyakinan
bahwa kemerdekaan Indonesia dapat dipertahankan apabila dibangun pondasi atau sistem
pertahanan dan keamanan negara yang kokoh, hal itu harus diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan UUD NRI Tahun 1945 semakin
memperjelas sistem pertahanan dan keamanan negara kita.

Hal tersebut diatur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai berikut. 1) Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 2) Usaha pertahanan dan
keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. 3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
Info Kewarganegaraan Wilayah Indonesia yang sangat luas membutuhkan sistem
pertahanan dan keamanan untuk menjaga stabilitas nasional. Salah satu alat negara yang
dapat menjaga keamanan dan pertahanan negara adalah Tentara Nasional Indonesia yang
diatur dalam UU Nomor 34 Tahun 2004. 4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum. 5) Susunan dan kedudukan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan
Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan
diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia
merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan
dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi
masyarakat sipil juga sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan Negara.

1
Kemanunggalan TNI dan rakyat sebagai bukti bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi
persatuan kesatuan. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan
gambaran bahwa usaha pertahanan dan kemanan negara dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem pertahanan dan
kemanan rakyat semesta ini hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan
keamanan negara meliputi seluruh rakyat Indonesia, segenap sumber daya nasional,

Sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan yang
utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain, Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan
sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan yang paling
tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan
sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan
negara. Meskipun negara Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi,
kelak model tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan
menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan perannya
masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan sebagai berikut
a.Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan kemanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
b.Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
c.Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.

Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa Indonesia
merupakan sebuah sistem yang disesuaikan dengan kondisi bangsa Indonesia. Posisi wilayah
Indonesia yang berada di posisi silang (diapit oleh dua benua dan dua samudera) disatu sisi
memberikan keuntungan, tapi di sisi yang lain memberikan ancaman keamanan yang besar
baik berupa ancaman militer dari negara lain maupun kejahatan-kejahatan internasional.
Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu saja memerlukan
sistem pertahanan dan keamanan yang kokoh untuk menghindari ancaman perpecahan.
Dengan kondisi seperti itu, kesimpulannya adalah bahwa sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta merupakan sistem yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

2
1.2 Kesadaran Bela Negara Dan Konteks Pertahanan

Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Para pahlawan bangsa rela berkorban dan
bertumpah darah ketika berperang melawan penjajah demi untuk mempertahankan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka mempunyai motivasi yang sangat
tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih.
Oleh karena itu, untuk menghargai jasa pahlawan kita, kita juga harus memiliki rasa rela
berkorban untuk mempertahankan negara, memiliki kesadaran bela negara dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi terhadap negara yang merupakan tempat tinggalnya baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Ikut serta dalam
kegiatan bela negara diwujudkan dengan berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan
pertahanan dan kemanan negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Kedua ketentuan tersebut
menegaskan bahwa setiap warga negara harus memiliki kesadaran bela negara. Apa
sebenarnya kesadaran bela negara itu? Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan
kesediaan berbakti pada negara dan berkorban demi membela negara.
Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Sebagai warga negara sudah
sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada negara dan
bangsa. Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban
membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan
setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undangundang.
Dalam prinsip ini terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan
negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara serta
keyakinan pada kekuatan sendiri. Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Pertahanan
Negara Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan keamanan negara adalah
segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan terhadap bangsa dan negara. Bangsa
Indonesia cinta perdamaian, cinta kemerdekaan, dan cinta kedaulatan.
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 menyatakan “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun harus diselesaikan melalui cara-cara
damai. Bagi bangsa Indonesia, perang harus dihindari.

3
Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha-usaha dan penyelesaian
secara damai tidak berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan menganut
politik bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea pertama Pembukaan
UUD 1945. Dengan hak dan kewajiban yang sama, setiap orang Indonesia dapat berperan
aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam wujud perang,
tetapi bisa diwujudkan dengan cara-cara lain seperti berikut ini:

a. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).


b. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.
c. Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
d. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, dan Pramuka.
e. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
f. Pengabdian sebagai anggota TNI.
g. Pengabdian sesuai dengan profesi keahlian.

4
BAB II : CONTOH KASUS YANG TERJADI

2.1. Terorisme Yang Mengancam Nyawa

Terorisme sendiri memiliki arti sebagai sebuah serangan terkoordinasi yang memiliki tujuan
untuk membangkitkan perasaan terror kepada sekelompok masyarakat.Terorisme ini
sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga dibeberapa negara lainnya. Tetapi di
Indonesia masalah terorisme ini sudah menjadi hal yang penting sampai-sampai dilirik oleh
pihak PBB. Salah satu aksi terror yang mendapat perhatian dari PBB adalah tragedi 11
September 2001 yang dilakukan oleh Al Qaedah yang dipimpin oleh Osama bin Laden.
Walaupun kebanyakan dari terorisme dapat dipadamkan oleh Polri tetap saja berdampak
serius terhadap masyarakat yang terkena penyerangan teroris tersebut. Dibeberapa kasus
seperti kasus penyerangan di Mako Brimob di Rutan Salemba malah-malah para polisi
dihajar habis oleh para teroris. Hal ini menunjukkan bahwa para teroris di Indonesia pun tetap
tidak takut kepada pihak polisi di negara kita ini.
Terorisme biasanya dilancarkan dengan beberapa cara yaitu, Pertama yang paling sering
terjadi yaitu dengan cara Pengeboman. Aksi ini merupakan salah satu tindakan terorisme
yang paling sering dilakukan.Yang kedua adalah pembajakan, hal ini juga sering dilakukan
oleh para kelompok-kelompok teroris. Contohnya adalah pembajakan pesawat terbang yang
pernah terjadi di beberapa negara.

Pembunuhan merupakan salah satu tindakan terorisme. Biasanya tindakan pembunuhan


yang dilakukan sudah memiliki targetnya, target yang dipilih biasanaya merupakan orang-
orang yang berpengaruh di kalangan masyarakat.
Penculikan oleh kelompok teroris juga sering terjadi salah satunya yang terjadi di Aceh oleh
kelompok GAM. Setelah dilakukan penculikan biasanya dimintai uang tebusan atau tuntutan
politik lainnya.

Lalu yang terakhir adalah penyanderaan, sebenarnya penculikan dan penyandraan


merupakan hal yang sangat mirip. Perbedaanya adalah pada penculikan korbannya
disembunyikan dan diberi tuntutan. Penyanderaan biasanya menyandra korban ditempat-
tempat umum dengan katalain tidak disembunyikan biasanya tebusan yang diminta tidak lah
berupa uang atau materi tetapi tuntutan politik.

Karena negara kita ini sering terjadi tindak terorisme maka kita harus bisa bertahan agar
tidak terpengaruh Terorisme. Kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang
asing yang tidak kita kenal. Biasanya orang-orang yang terhasut menjadi teroris bisa dengan
mudah terpengaruh karena kesadaran dirinya yang kurang. Oleh karena itu kita harus
meningkatkan kesadaran diri agar tidak terpengaruh oleh Terorisme.

5
2.2. Kurangnya Toleransi Antar Umat Beragama

Sebagai masyarakat Negara Indonesia, pernakah kamu melihat atau mendengar seseorang
dikucilkan, dihina karena fisik, ciri khas suku, bahkan agama mereka yang berbeda?
kebanyakan masyarakat pasti akan menjawab "ya, pernah".
Hal ini terjadi karena kurangnya sikap saling menghargai dan toleransi terhadap sesama.
Indonesia merupakan Negara multikulturalisme yang artinya mempunyai keberaganman
suku, ras, budaya, dan agama. Dan keberagaman ini harus kita jaga dan rawat bersama
dengan sepenuh hati. Toleransi adalah sikap saling menghargai atau tenggang rasa terhadap
sesama manusia. Dan dengan adanya sikap toleransi, melarang kita untuk tidak menghina
atau mendiskriminasi suku, agama, maupun ras sesama kita.

Sikap toleransi bisa kita lihat dalam aspek beragama, toleransi antar umat beragama sering
kita temui dikalangan masyarakat. Toleransi beragama ini memunculkan sikap saling
menghormati bagi pemeluk agamanya masing-masing.

Di Indonesia ada beberapa macam agama yakni, Islam, Kristen, Katholik, Buddha,
Konghucu, Hindu. Dengan berbagai macam agama tentunya mempunyai ketentuan dan cara
ibadah nya masing- masing. Sebagian manusia pasti mempunyai agama, yang bertujuan
untuk memberikan pengarahan atau pengajaran untuk para penganutnya agar mereka dapat
mengatur hidupnya sedemikian rupa. Agama juga merupakan perantara antara kita degan
Yang Maha Esa.

Toleransi antar umat beragama perlu kita tanamkan dalam hidup kita, karena sangat penting
untuk dimiliki setiap orang saat ini. Semakin banyak orang yang mempunyai sikap toleransi,
itu akan berdampak baik bagi Negara ini, karena dapat meminimalisir terjadinya konflik dan
kehidupan antar umat beragama akan jauh lebih baik dan tentram. Maka dari itu sangatlah
penting, menerapkan sikap toleransi mulai dari sekarang, karena akan berguna bagi
kehidupan kita yang akan mendatang.

Namun, di Indonesia sudah lumayan sulit menemukan sikap-sikap toleransi antar umat
beragama. salah satu contoh kasusnya adalah serangan bom dan pisau di gereja Medan, dari
kasus tersebut kita bisa melihat, bahwa tidak ada sikap saling menghargai atau toleransi antar
umat beragama yang sedang menjalankan ibadah.
Hal ini sangat merugikan bagi umat yang sedang menjalankan ibadah karena adanya kasus
tersebut mereka tidak bisa mengikuti ibadah dengan baik. Dari kasus ini kita belajar untuk
peduli terhadap lingkungan sekitar,saling mendukung terhadap agama lain.

Dengan terjadinya kasus tersebut kita harus menerima bahwa semua orang mempunyai
perbedaan. Apalagi disetiap agama pasti sudah diajarkan untuk saling mengasihi dan sebagai
warga Negara Indonesia harus sadar bahwa semua orang mempunyai perbedaan dan
keyakinan masing-masing, mka dari itu kita menyikapi hal tersebut denggan bertoleransi
terhadap sesama kita, karena kita adalah satu keluarga yang ber-Bhineka Tunggal Ika.

6
Sikap toleransi dapat kita mulai dari diri sendiri, dan jika kita melihat atau mendengar
sesama kita menimbulkan sikap intoleransi kita bisa menegur nya dan jangan
membiarkannya. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus bangsa mari belajar menghargai
dan menerapkan sikap toleransi kepada sesama entah itu perbedaan suku,agama maupun ras,
karena kita semua bersaudar.

7
BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaranbersama
antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.Pertahanan Negara melingkupi
bidang- bidang
1. Politik
2. social
3. Budaya
4. persatuan
5. Ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara

Persoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan


tertentumenjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidapastian
setelahberakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah,
maupun realitapolitik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja
baru. Salah satukonsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of
engagement daninstrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman
terhadap keamanannasion.

Anda mungkin juga menyukai