Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA2

Materi:
BELA NEGARA

Dosen Pengampu : Dra. Rukiah, M.H.

OLEH :

KELOMPOK IV
YUYUNK PUTRIA : 18.2400.095
ADANIATI : 18.2400.105
NISA AQILA : 18.2400.094
MIRDAYANTI : 18.2400.101
ASHRIYADI AMIR : 18.2400.102

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah nya, sehingga kami dapat menyelesaikan  tugas  mata kuliah Pancasila yang berjudul
“Bela Negara” tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan mengenai
penerapan ekonomi syariah di Indonesia, sistem ekonomi di Indonesia, permasalahan
ekonomi di Indonesia, dan cara mengatasinya.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab
kata pepatah “tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak
akan patah”. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran
yang bersifat membangun untuk mendorong  kami menjadi lebih baik ke depanya.
            Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berperan
penting dalam penyusunan makalah kami dan juga kepada pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan
pembaca. Amin.

Soreang, 07 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
MAKALAH PANCASILA2......................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5

1. PENGERTIAN BELA NEGARA..................................................................................................5

2. KONSEP BELA NEGARA DI INDONESIA...................................................................................5

3. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM BELA NEGARA...................................................................7

4. DASAR HUKUM PEMBELAAN NEGARA..................................................................................7

5. URGENSI PEMBELAAN NEGARA BAGI WARGA......................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................10

A. KESIMPULAN.......................................................................................................................10

B. SARAN.................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara
yang seutuhnya.
Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela
negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para
pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.
Demi mewujudkan kelanggengan Negara Republik Indonesia dan kelangsungan
hidup bangsa dan negara, maka penanaman bela Negara pada warga negara menjadi titik
sentral yang perlu dibina dan dikembangkan. Melalui kualitas warga negara yang unggul
bangsa Indonesia dapat melaksanakan pembangunan berkelanjutan maupun mengatasi
aneka bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang bersumber baik
dari dalam maupun luar yang langsung ataupun tidak langsung membahayakan identitas,
integrasi dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bela negara?
2. Bagaimana konsep bela negara di Indonesia?
3. Apa unsur-unsur penting dalam bela negara?
4. Apa dasar hukum pembelaan negara?
5. Bagaimana urgensi pembelaan negara bagi warga?

4
BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN BELA NEGARA


Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap warga
negara Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga negara juga
berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam Pasal 30 Ayat 1
UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan kutipan kedua pasal tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk turunannya adalah peraturan
Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat 1
menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”.
Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban
dasar menusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada
negara dan bangsa.

2. KONSEP BELA NEGARA DI INDONESIA


Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik yaitu
dengan cara mengangkat senjata mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela negara
secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela negara
secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan negara
kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.

5
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara
untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan
kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan hidup dan yuridiksi
nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan perilaku bela negara
dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga negara.
Sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran. Saat ini
pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih (Ratih),
meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20
Tahun 1982.
Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar
Militer, dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu ketertiban Umum,
Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang
disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana
alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah
daerah dalam menangani Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi
Perlawanan Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih
merupakan unsur bantuan tempur bagi pasukan regular TNI dan terlibat langsung di
medan perang.
Disisi nonfisik, merujuk Undang-Undang No.3 Tahun 2002, keikutsertaan warga
negara dalam bela negara dapat diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan
dan pengabdian sesuai dengan profesi. Berdasar hal itu, maka keterlibatan warga negara
dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang
masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:
1. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati demokrasi
dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat,
2. Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika),

6
3. Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi
Hak Azazi Manusia, dan
4. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa
Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaannya masing-masing.
Hingga saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur mengenai
Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian
sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.3 Tahun
2002. Apabila nantinya telah keluar undang-undang mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk keikutsertaan warga negara dalam upaya
pembelaan negara.

3. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM BELA NEGARA


Di dalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, di
antaranya adalah :
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

4. DASAR HUKUM PEMBELAAN NEGARA


Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam perundang-undangan, sebagai
berikut:
1. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
2. Pasal 30 UUD 1945
a. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara

7
b. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
c. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara.
d. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hokum.
e. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta
hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-
undang.

Produk turunan dalam Perundang-undangan yang merupakan tata laksana dari


Pasal 30 UUD 1945 yang telah disusun adalah;
a. Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentang Kepolisisan Negara Republik
Indonesia
b. Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
c. Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

Pengaturan peran warga negara dalam bela negara disebutkan dalam Pasal 9
UU No.3 Tahun 2002, sebagai berikut:
a. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.
b. Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
1) Pendidikan Kewarganegaraan;
2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
3) Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib;
4) Pengabdian sesuai dengan profesi

8
c. Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.

Sebagai perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya


bela negara menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal 18
sebagai berikut. Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:
1. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam sistem
pendidikan nasional;
2. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;
3. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;
4. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib
5. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.

5. URGENSI PEMBELAAN NEGARA BAGI WARGA


Muncul pertanyaan mengapa warga Negara wajib melakukan bela Negara?
Bukankah tugas mempertahankan Negara sudah diamankan kepada aparat keamanan dalam
hal ini melalui fungsi Tentara Nasional Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi landasan
mengapa proses bela Negara ini wajib dilakukan oleh seluruh warga Negara. Diantaranya
adalah :
a) Keterbatasan aparat TNI. Sehingga tidak semua wilayah di Indonesia bisa dijaga oleh
aparat TNI. Dengan peran serta masyarakat, maka akan terjadi sinergi antara warga
Negara dan TNI dalam proses penjagaan kedaulatan bangsa.
b) Wujud rasa terimakasih warga atas segala kenikmatan yang didapat selama menjadi
penduduk suatu bangsa.
c) Menciptakan ketentraman dan keamanan lingkungan dan gangguan pihak asing yang
ingin merusak tatanan budaya bangsa
d) Melestarikan kekayaan bangsa dari jarahan bangsa asing.

9
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Usaha pembelaan Negara dan pertahanan keamanan Negara sebenarnya bertumpu
pada kesadaran setiap warga Negara akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam
membela pertahanan dan keamanan Negara. Proses motivasi untuk membela Negara dan
bangsa akan berhasil jika setiap warga memahami keunggulan dan kelebihan Negara dan
bangsanya. Disamping itu setiap warga Negara hendaknya juga memahami kemungkinan
segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan Negara Indonesia.

B. SARAN
Untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan Negara serta
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yaridiksi
nasioanal, serta nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://muhammadfakhri009.blogspot.com/2016/03/pentingnya-bela-negara.html diakses pada


07 Mei 2019
http://simdos.unud.ac.id/pendidikan-kewarganegaraan-bela-negara diakses pada 07 Mei 2019

11

Anda mungkin juga menyukai