Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

UPAYA BELA NEGARA DI KALANGAN MAHASISWA

DOSEN TUTOR:
Drs. Wahidul Basri, M.Pd

OLEH:
IWANA PUTRI RINJANI
023781136

MKU KEWARGANEGARAAN
2020

1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Beserta shalawat dan salam bagi Rasulullah SAW yang telah memperjuangkan Islam di bumi
kita ini.
Alhamdulillah, pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Upaya Bela Negara di Kalangan Mahasiswa dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan
Kewarganegaraan yang dibimbing oleh bapak Drs. Wahidul Basri, M.Pd
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini, sehingga tersusunlah makalah yang sampai di hadapan pembaca
saat ini.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca demi
tercapainya makalah yang lebih baik.
Demikianlah makalah ini penulis hadirkan, semoga mampu memberikan manfaat bagi
diri penulis khususnya dan masyarakat luas umumnya. Aamiin.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Padang, April 2020

2
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................... 6
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................................... 7
A. KETAHANAN NASIONAL..............................................................................................................7
B. BELA NEGARA.................................................................................................................................. 8
C. UPAYA BELA NEGARA DI KALANGAN MAHASISWA......................................................12
BAB III PENUTUP........................................................................................................................................... 23
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................25

3
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara Indonesia demi tercapainya


sebuah tujuan dan kehidupan yang layak. Pendidikan juga merupakan akses terbesar
dalam membentuk kepribadian seseorang agar sesuai dengan lingkungannya dan dapat
diterima oleh masyarakat. Mahasiswa sebagai seorang yang berpendidikan merupakan
generasi penerus cita-cita perjuangan yang memiliki potensi strategis, dinamis, kreatif,
inovatif dan produktif sangat diperlukan dalam kaitannya untuk mewujudkan
pengetahuan kebangsaan, dengan menumbuhkan sikap optimisme dalam menatap
masa depan bangsa dan negara. Mahasiswa merupakan pelopor penggerak dan
pengambilan keputusan. Pemikiran yang kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir
dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan
dan mengangkat realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong
mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara
mereka sendiri. Tak heran, apabila setiap adanya perubahan mahasiswa tampil paling
utama sebagai kekuatan pelopor, kekuatan moral dan kekuatan pendobrak untuk
melahirkan perubahan. Oleh sebab itu, sebagai seorang mahasiswa perlu untuk
mempunyai karakter dan mental yang kuat yaitu dengan memahami dan mengamalkan
nilai bela negara.

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan


dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung dan tidak
langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara
serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya. Salah satu upaya mewujudkan
ketahanan nasional ialah dengan cara melakukan bela negara. Peran pemerintah
melalui salah satu kebijakan program yang konseptual dan strategis untuk
menanamkan nilai – nilai / sosialisasi peningkatan kesadaran dalam bela negara

4
tersebut adalah melalui kegiatan formal yaitu Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN), Perwujudan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) yang dicanangkan
oleh pemerintah sebelum dilaksanakan pembentukan program bela negara pada
tanggal 19 Oktober 2015 yang dibuka oleh Presiden Jokowi. Pemerintah telah
menyiapkan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara melalui program TNI AD yang
diinstruksikan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Gatot Nurmantyo pada saat
pelaksanaan Apel Dansat Satuan Tempur dan Satbanpur (Satuan Non Kowil) Tgl 1 s.d 7
September 2014.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) telah menjalin


kerjasama dengan perguruan tinggi beberapa waktu terakhir sebagai upaya
penyelamatan bangsa dan negara yang tujuan utamanya adalah mahasiswa sebagai
generasi penerus bangsa dan negara yang sangat terbuka terhadap informasi dan
berbagai ragam disiplin ilmu. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai Agen of change, harus
ditanamkan nilai-nilai pancasila agar menjadi generasi penerus yang baik di masa yang
akan datang.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimana upaya bela negara yang dapat dilakukan di kalangan mahasiswa.
III. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatuhi upaya-upaya bela negara yang dapat dilakukan di kalangan
mahasiswa.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETAHANAN NASIONAL

Ketahanan Nasional adalah peri hal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang
pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat. Dengan
demikian istilah ketahanan nasional adalah peri hal keteguhan hati untuk
memperjuangkan kepentingan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis
suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara
langsung dan tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan Nasionalnya.

Undang-undang nomor 3 dalam tahun 2002 di dalam pertimbangannya


menyatakan bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup
bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan dan tetap tegaknya negara kesatuan
republic Indonesia yang berdasarkan UUD dan Pancasila. Dimana pada pasal 1 butir sayu
meyebutkan bahwa pertahanan negara adalah segala usaha yang mempertahankan
kedaulatan negra, keutuhan negara kesatuan republic Indonesia, dan keselatan segenap
bangsa dari ancaman terhadap keutuhan bangsa dan negara. Konsepsi ketahanan nasional
adalah keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan social melingkupi seluruh aspek
kehidupan berlandaskan falsafah, ideology,konstitusi dan wawasan nasional. Pertahanan
negara disusun berdasarkan kondisi geografi Indonesia yang berupa kepulauan.

B. Bela Negara

Pertahanan atau bela negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan
yang bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran pada hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bela Negara
merupakan suatu konsep yang tersusun dari perangkat undang undang dan juga pejabat

6
dalam suatu negara mengenai patriotisme seseorang, sebuah kelompok maupun seluruh
komponen masyarakat yang ada dalam suatu negara yang mempunyai kepentingan untuk
mempertahankan eksistensi sebuah negara.

Bela negara tidak hanya mencakup tentang perang dalam mempertahankan ketahanan
nasional, namun bela negara dapat terbagi atas dua yaitu fisik dan non fisik.
1. FISIK
Yaitu usaha pertahanan mengahadapi serangan fisik atau Agresi dari pihak yang
mengancam keberadaan negara dengan cara “memangkul senjata”. Pengertian ini dapat
disamakan dengan bela negara dalam arti militer.

Menurut Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan


warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar
kemiliteran diselenggarakan melalui program Rakyat Terlatih, meski konsep Rakyat
Terlatih (RATIH) adalah amanat dari Undang-Undang No. 20 Tahun 1982.

Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen Mahasiswa
(MENWA), Perlawanan Rakyat (WANRA), Pertahanan Sipil (HANSIP), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyakataran Pemuda (OKP), yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer,
dan lain-lain. Rakyat Terlatih memiliki empat fungsi yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan
Masyarakat, Keamanan Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama
umunya dilakukan pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau daruat
sipil., dimana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam
menangani keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Sementara fungsi Perlawanan Rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang dimana Rakyat Terlatih merupakan unsur
bantuan tempur.

Bila keadaan ekonomi dan keuangan negara memungkinkan, maka dapat pula
dipertimbangkan kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang
memenuhi syarat seperti yang dilakukan di banyak negara maju di Barat. Mereka yang
telah mengikuti pendidikan Dasar Militer akan menjadi cadangan Tentara Nasional
Indonesia selama waktu tertentu, dengan masa dinasnya misalnya sebulan dalam setahun

7
untuk mengikuti lahitan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang,
mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun tugas-
tugas teritorial. Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan.
Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau profesi
mereka dalam kehidupan sipil misalnya Dokter ditempatkan di Rumah Sakit Tentara,
Pengacara di Dinas Hukum, Akuntan di bagian keuangan, Penerbangan di Skuadron
Angkatan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah dimaksudkan sebagai upaya militeriasasi
masyarakat sipil, tetapi memperkenalkan “Dwi Fungsi Sipil”. Maksudnya sebagai upaya
sosialiasi “Konsep Bela Negara” dimana tugas pertahanan kamanan negara bukanlah
semata-mata tanggung-jawab TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara
Republik Indonesia.

2. NON-FISIK
Didefinisikan juga dengan segala upaya untuk mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa
dan negara, termasuk penanggulangan ancaman. Serta dapat juga dilakukan dengan
berperan aktif baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan bela negara secara non-
militer.

Apabila seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela


negara secara non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan
ancaman, gangguan,hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa kiranya
akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela negara secara
non-fisik sebagai upaya peningkatan ketahanan nasional juga sangat penting untuk
menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke 21 di mana arus informasi
(atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit dibendung akibat semakin
canggihnya teknologi komunikasi.

8
Bela negara dapat kita pahami dalam arti luas yaitu secara fisik maupun non fisik
(militer atau non militer). pemahaman demikian diperlukan, oleh karena dimensi ancaman
terhadap bangsa dan negara dewasa ini tidak hanya ancaman yang bersifat militer tetapi
juga ancaman yang sifatnya militer atau nonmiliter. Yang dimaksud dengan ancaman
adalah “setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa”. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman
non militer pada hakikatnya adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor non militer,
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara


keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara non-fisik dapat diselenggarakan
melalui Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengabdian sesuai dengan Profesi. Pendidikan
Kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan cinta
tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilaksanakan melaui jalur formal (sekolah
dan perguruan tinggi) dan jalur non-formal (sosial kemasyarakatan).

Berdasarkan hal itu, maka keterlibatan warga negara dalam bela negara secara
non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam segala
situasi, mislanya dengan cara :

a) Mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan baik melalui jalur formal dan non-


formal.
b) Melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan menghargai perbedaan
pendapat dan tidak memaksakan kehendak dalam memecahkan masalah
bersama.
c) Pengabdian yang tulus kepada lingkungan sekitar dengan menanam, memlihara,
dan melestarikan.
d) Berkarya nyata untuk kemanusiaan demi memajukan bangsa dan negara.

9
e) Berperan aktif dalam ikut meanggulangi ancaman terutama ancaman militer,
misal menjadi sukarelawan bencara banjir.
f) Mengikuti kegiatan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat
menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-
norma kehidupan Bangsa Indonesia.
g) Membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pembiayaan negara untuk
melaksanakan pembangunan.

Dewasa ini, membayar pajak sebagai sumber pembiayaan negara merupakan


bentuk nyata bela negara non-fisik dari warga negara terutama dalam Ketahanan Nasional
bidang ekonomi. Seperti tertancum pada pasar 30 Undang-Undang Dasar 1945 Ayat 1
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. Berrarti pula setiap warga negara wajib berperan serta dalam upaya
ketahanan ekonomi dan berarti pula ada kewajiban membayar pajak yang merupakan
sumber pembiayaan penyelenggaraan negara. Dengan sumber penerimaan tersebut,
negara dapat melaksanakan kewajibannya memenuhi hak-hak warga negara. Pajak juga
berfungsi untuk menjaga kestabilan suatu negara. Contohnya adalah pengendalian
terhadap inflasi (peningkatan harga). Infalasi terjadi karena uang yang beredar terlalu
banyak, sehingga pemerintah akan menaikkan tarif pajak, agar peningkatan inflasi dapat
terkontrol.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, bela negara berarti suatu konsep yang telah
tersusun oleh perangkat perundangan dan petinggi yang terdapat pada suatu negara
tertentu, yangmana mengenai patriotisme individu maupun kelompok serta komponen
negara dengan tujuan untuk mempertahankan eksistensi negara itu sendiri.

Bela negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam
negeri dengan cara penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara
Nasional Indonesia maupun oleh seluruh komponen bangsa.

10
Dalam UUD NRI 1945 Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 menyatakan secara eksplisit
tentang bela negara bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai berikut :

1) Pasal 30 ayat 1 : “Setiap-tiap warga negara bentuk dan wajib ikut serta dalam
upaya pertahanan dan keamanan negara.”
2) Pasal 30 ayat 2 : “Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui system pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri
sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.”
Selanjutnya dalam UU No. 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, di pasal 9
diamanahkan secara jelas tentang aturan bela negara bagi masyarakat Indonesia, yaitu :
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara. Bela negara
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Keikutsertaan warga negara
dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, diselenggarakan melalui:

1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3) Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib
4) Pengabdian sesuai dengan profesi
Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang. Sebagai
bangsa yang majemuk dan plural, baik dari sisi agama, etnis, suku, maupun kelompok,
maka sangat penting bagi bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikan bela
negara kepada semua elemen dan komponen bangsa. Pendidikan bela negara sangat
penting bagi masyarakat agar supaya semua komponen masyarakat memahami, menyadari
dan menjiwai tentang nasionalisme, patriotism dan wawasan kebangsaan.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap-tiap


warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara“. dan “Syarat-
syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang”. Jadi sudah pasti mau tidak mau
kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan,

11
tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam. Beberapa dasar
hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:

1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
Rl. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

Selain definisi tentang bela negara, ada juga unsur-unsur dasar dalam bela negara,
yaitu :

a. Memiliki jiwa cinta tanah air


b. Rela berkorban demi kesejahteraan bangsa dan negara
c. Meyakini bahwa Pancasila merupakan ideologi negara
d. Memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara
e. Mempunyai keahlian awal bela negara
Berbagai permasalahan yang telah terjadi dalam kondisi bela negara saat ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut. Pertama, Melemahnya Kesadaran Bela Negara bagi Generasi
Muda. Berbagai peristiwa yang terjadi diperankan oleh generasi muda kita menandakan
bahwa, telah terjadi sikap dan perilaku melemahnya nilai-nilai bela negara yang meliputi
kecintaan terhadap tanah air Indonesia, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,
keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai dasar negara, sikap rela berkorban untuk
bangsa dan negara Indonesia.

Kedua, Kesadaran Bela Negara belum optimal dan membudaya dalam kehidupan
nasional. Sebelum pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kita yakin telah
mengupayakan membina seoptimal mungkin untuk mensosialisasikan nilai-nilai bela

12
negara dalam kehidupan nasional yang meliputi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Upaya mensosialisasikan, melakukan pendidikan dan pelatihan, ceramah, diskusi dan lain-
lain, bertujuan untuk membentuk budaya karakter bangsa yang nasionalisme dan berjiwa
patriotisme.

Ketiga, Kurikulum Pendidikan Nasional memuat sangat sedikit materi Bela Negara.
Kurikulum Pendidikan Nasional secara formal yang dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK)
sampai Perguruan Tinggi memuat materi Bela Negara sangat minim, padahal pembentukan
karakter bangsa dimulai sejak dini, ketika anak-anak masih duduk dibangku Taman Kanak-
Kanak (TK). Apabila masih anak-anak dibentuk rasa nasionalisme, wawasan kebangsaan,
nilai-nilai Pancasila,maka akan tumbuh sikap bela negara yang militan.

Seiring dengan arus globalisasi yang merembah berbagai aspek kehidupan,


ancaman pertahanan negara dalam menjaga, keutuhan wilayah, kedaulatan negara dan
keselamatan bangsa dan negara juga semakin berkembang menjadi multi-diminsional.
Untuk menghadapi ancaman, hambatan dan rintangan tersebut tidak hanya bertumpu pada
kemampuan pertahanan yang dimensi militer atau pertahanan kesenjataan, karena
ancaman sekarang yang ada tidak hanya berupa peperangan tetapi berbagai macam seperti
budaya, haya hidup serta teknolgi yang apabila kita tidak dapat memfilternya maka itu
akan menggerus budaya yang ada di Indonesia yang nantinya dapat mengancam keutuhan
negara sehingga bela negara juga melibatkan kememampuan pertahanan yang berdimensi
nirmiliter.
Ancaman berdimensi sosial budaya dibedakan atas ancaman dari dalam maupun
luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu terkait kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan yang terjadi didalam negara. Ancaman dari luar timbul
bersamaan dengan dinamika yang terjadi dalam format globalisai dengan penetrasi dan
nilai-nilai budaya dari luar negeri sulitseperti budaya dana gaya hidup kebarat-baratan
yang tidak dibendung sehingga mempengaruhi nilai-nilai di Indonesia.

C. Upaya Bela Negara di Kalangan Mahasiswa


Menyadari permasalah tersebut, terdapat sejumlah Kondisi Aktualisasi Kesadaran
Bela Negara Yang diharapkan. Generasi muda merupakan tulang punggung negara,

13
berpeluang besar menjadi pemimpin-pemimpin nasional baik dimasa sekarang maupun
masa depan. Kesadaran bela negara akan tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
generasi muda kesehariannya dalam lingkungan tempat tinggal dimulai dari lingkungan
keluarga, lingkungan umum, lingkungan kerja dan lingkungan sekolah. Pemahaman bela
negara terbentuknya karakter bangsa dalam menghadapi serta mengatasi setiap
setiap,ancaman, tantangan,hambatan dan gangguan baik yang berasal dari dalam negeri
ataupun luar negeri yang membahayakan kelangsungan pertahanan dan keamanan bangsa
dan negara Indonesia.

Tujuannya agar para mahasiswa ini dapat menganalis sebuah kasus dari sudut
pandang yang berbeda serta dapat menerapkannya saat berada di lingkungan masyarakat
dan disekitarnya. Setelah melakukan kegiatan bela negara tersebut, para mahasiswa akan
diberikan sertifikat sebagai tanda bahwa telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan
juga sertifikat ini dapat dijadikan syarat untuk menyelesaikan skripsi. Sehingga meskipun
mahasiswa tidak dapat terjun langsung dilapangan dengan membawa senjata laras panjang
seperti tentara pada umumnya tetapi mereka juga dapat berkontribusi dalam membela
negara dengan cara mereka sendiri dan juga sesuai dengan background pendidikan mereka
sendiri.

Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di Timur
maupun di Barat. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir
para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang


kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman
kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui kemudian
telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonesia ke gerbang kemerdekaannya.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor dalam

14
melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan malah
sebaliknya.

Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotism atau heroins seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan dana membela
eksistensi dari bangsa dan negara tersebut. Artinya apa aksi bela negara ini sebenarnya
dilakukan karena kesadara dasar dari masing-masing warga negara.

Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warga negara akan hak
dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk
mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara dan proses motivasi
tersebut akan berhasil jika masyarakat memahami konsip keunggulan dan kelebihan yang
diliki bangsa dan negaranya sehingga Sehuarusnya tidak ada paksaan dalam melakukan
bela negara karena itu merupakan hak dan juga kewajiban mereka untuk menjalankan
peran mereaka.

Wajib militer telah dicanagkan di beberapa negara seperti singapura, Israel dan
Iran. Bahakan sudah ada yang melakukan wajib militer dinegaranya sejak lama seperti
korea selatan dan jepang. Dimana mereka akan di latik seperti layaknya militer dan
diletakkan pada bagian tertentu selama kurang lebih 2 tahun, namun di Indonesia wajib
militer tidak berlakau. Setelah menjalani wajib militer warga masyarakat yang mengikuti
pelatihan kemiliteran dikembalikan kepada pekerjaan mereka sehari hari. Namun apabila
suatu ketika dibutuhkan sebagai pasukan bersenjata mereka siap dipanggil kembali untuk
mendunkung dan membantu angkatan bersenjata negara mereka.

Sebagai salah satu unsur dari bagian warga masyarakat Indonesia, Mahasiswa
sebagai kaum intelek muda memiliki peran yang penting dalam perkembangan dan
kemajuan bangsa ini. Di harapkan dengan ilmu yang di peroleh di perguruan tinggi dapat
berkontribusi di masyarakat lokal maupun international. Mahasiswa sebagai warga negara
yang sudah cukup dewasa tentu harus mengerti tentang konsep- konsep yang terkandung
dalam pancasila serta UUD 1945. Salah satu dari konsep yang penting yang harus dapat di

15
lakukan oleh mahasiswa apabila keadaan genting adalah bela negara. Seharusnya
mahasiswa sekarang sudah paham betul denagan konsep tersebut namun masih banyak
dari mereka yang belum mengerti dan tidak tahu upaya apa yang harus mereka lakukan
untu bela negara walaupun mereka seoranga mahasiswa dan bukan TNI.
Namun kenyataannya Kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang dalam
hal tidak termotivasi dalam turut menjaga keamanan lingkungan kampus, tidak cukup
mewakili kampus dalam kegiatan olah raga dan seni, masih mengedepankan kepentingan
pribadi dibadingkan kepentingan bangsa dan negara, cenderung memilih tidak memilih
(golput) pada pemilu mendatang, dan kurang berminat menjadi anggota menwa atau
tentara.

Salah satu hal penting yang harus disadari mahasiswa adalah mahasiswa tidak
dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat
ini. Mahasiswa sebagai penerus bangsa berperan dalam menentukan arah maju negara ini
dan berada di garis terdepan dan melakukan perubahan hanya dengan seperti itu
mahasiswa bisa menjaga dan mebela keutuhan bangsa dan negara, serta mempersiapkan
diri untuk mengahdapi rintanagan, ancaman dan hambatan dana tantangan yang lebih
besar untuk mengantispasi terjadinnya penjajahan gaya baru disegala aspek seperti
social ,moral dan budaya dan derasnya arus globalisasi yang tidak terbendung merupakan
juga salah satu untu menjaga keutuhan bangsa dan negara. Kesadaran bela negara dilihat
melaui peningktan kewaspadaan mahasiswa. Yaitu kewapadaan mahasiswa dengan
memahami nilai-nilai bela negara, kecintanaan tanah air, dan memahami kaykinan tehadap
pancasila serta rela berkorban untuk bangsa dan negara sehingga memiliki kemampuan
untuk mengatasi berbagai ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan demi untuk
mendukung kepentingan pertahanan dan keamanan nasional. Kewaspadaan mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa dan agen perubahan bagi negara Indonesia diharapkan
memiliki kemampuan, kepedulian, kesiapsiagaan serta tanggungjawab dalam rangka
peningkatan pencegana sengan tangakal sejak dini.

Selain itu, ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh mahasiswa dalam bela
negara, yaitu :

16
a. Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju. Sikap tersebut
dapat diwujudkan dengan cara giat belajar dan giat bekerja, optimis terhadap masa
depan, tidak boros dan tidak bergaya hidup mewah, serta menumbuhkan
semangat gemar menabung. mahasiswa harus giat belajar demi meraih masa
depan yang gemilang serta dapat membantu kelangsungan pembangunan Negara .
Ilmu yang melimpah dari para pelajar apabila di amalkan kepada bangsa ini maka
akan membawa perubahan yang besar.
b. Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara taat membayar
pajak, taat hukum, ikut serta dalam menjaga keamanan, serta menjaga kehormatan
dan martabat bangsa di hadapan dunia internasional.
c. Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara sehat jasmani dan
rohani, tahan derita dan tahan uji, selalu tegar menghadapi masalah, cekatan
dalam bertindak, berpendirian teguh, siap menanggung risiko, bertanggung jawab,
serta berani membela kebenaran dan keadilan.
d. Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam
berbagai hal. Sikap tersebut dapat diwujudkan dengan cara terbuka terhadap
perubahan, menerima dengan selektif budaya asing, menolak tegas kebudayaan
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, mengubah pola
hidup dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan sendi-sendi kehidupan yang baik,
serta selalu bangga sebagai bangsa dan warga negara Indonesia.
e. Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri.
Budaya merupakan harta suatu bangsa dan alangkah bagusnya apabila harta tak
ternilai tersebut dilestarikan.
Mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah kondisi
negara ini menjadi negara ideal dan mampu bersaing. Lima nilai dasar dari bela negara
yang seharusnya dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam upaya bela negara, yaitu:

1. Cinta Tanah Air; yaitu Kesadaran bela negara terbangun melalui cara pandang
yang berhubungan dengan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,serta

17
falsafah/ideologi Pancasila akan terbentuk wawasan nasional atau wawasan
nusantara.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; yaitu Negara Indonesia berdiri diatas
keanekaragaman berbagai etnis, budaya dan agama, menjunjung tinggi dan
memberikan penghormatan terhadap kebhinekaan atas nilai persatuan bangsa.
Menghilangkan perasan fanatisme kesukuan/kedaerahan dan mencintai setiap
kebudayaan yang berkembang didaerah, dan semestinya setiap kebudayaan
daerah dapat diangkat menjadi kebudayaan nasional.
3. Suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu
mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya, tumbuh rasa
kesatuan, persatuan Bangsa Indonesia, memiliki jiwa besar dan patriotisme serta
memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara, diwujudkan dalam
perlindungan dan keamanan bagi masyarakat sudah baik.
4. Yakin akan Pancasila sebagai idiologi negara dan pandangan hidup bangsa; yaitu
melaksanakan Pancasila sebagai sumber hukum sekaligus sebagai kerangka acuan
NKRI karena Pancasila telah dapat mempersatukan Rakyat Indonesia yang terdiri
dari beranekaragam agama, suku bangsa, bahasa, asal-usul keturunan, diwujudkan
dalam menjalankan ibadah dan menjaga kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
5. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, artinya seluruh warga negara dituntut
rela berkorban dengan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan
pribadi/ golongan, diwujudkan dalam kesadaran untuk membina diri saya sendiri
agar dapat mandiri kelak. Generasi muda harus dapat meneladani para pendiri
bangsa, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi, golongan maupun kelompok.
6. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara; artinya secara psikis, setiap warga negara
dituntut untuk memiliki sikap perilaku dispilin, ulet, kerja keras, taat aturan,
percaya pada kemampuan sendiri, tahan uji, pantang menyerah, sedangkan secara
fisik memiliki kesehatan prima dan tangkas hal tersebut sejalan dengan pepatah
kuno yaitu dalam badan sehat terdapat jiwa yang kuat, diwujudkan dalam rasa
bangga kepada perjuangan para pahlawan. Fisik atau jasmaniah selalu dibiasakan

18
dibina untuk menjaga kesehatan tubuh kita dengan gemar berolah raga, sesuai
dengan motto “Mensana in copore sana” yang artinya dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat pula.

Bela negara yang dilakukan oleh mahsiswa tidak harus dalam wujud perang
melawan dengan mengangkat senjata tetapi bisa dengan cara lain seperti belajar dengan
rajin, tidak menyebarkan dan tidak mempercayai berita Hoax atau berita palsu dan ujaran
kebencian sebelum memeriksa akan kebenaran dan kevalitan berita tersbut, hidup
bertoleransi sesame agama misalnya kita sekos sama yang tidak seagama maka kita tidak
boleh mengatai atau mengucilkan mereka, melestarikan budaya seperti sering melihat
acara-cara kedaerahan, memakai produk Indonesia atau buatan dari Indonesia hal ini
dapat menambah ekonomi masyarakat di sekitar anda, berprestasi mengharumkan nama
bangsa di dunia internasional maupun di hanya di dalam kampus dan mahasiswa juga
harus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang serta dapat membantu
kelangsungan pembangunan negara, Peran Mahasiswa dalam bela negara dapat dilakukan
dengan mengikuti perkuliahan secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi.

Melalui kegiatan kemahasiswaan baik di luar kampus maupun di dalam kampus,


Mahasiswa harus membuktikan kecintaan terhadap bangsa dan negara dengan kegiatan-
kegiatan yang positif. seperti memiliki iP yang tinggi, menjaga nama baik bangsa dan
negara seperti tidak memakai narkoba Dalam upaya Bela Negara, mahasiswa diharapkan
dapat ikut ambil bagian dalam memerangi narkoba di lingkungan kampus maupun di luar
kampus, menolak keterlibatan dalam paham-paham radikalisme dan ikut serta
melakukancounter narasi terhadap paham-paham radikal, ujaran kebencian dan narasi-
narasi yang memecah belah bangsa dan selalu mematuhi pertauran pemerintah. Perubahan
sangat diperlukan untuk tercapainya keidealismean di di dunia ini agar kita tidak
ketinggalan oleh perkembangan zaman, namun, tentu saja dengan tidak menghilangkan
jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang sopan, santun,
ramah, bermoral dan memiliki akhlak yang bagus.

19
Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus
dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain dimungkinkan
oleh kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikinan nilai-nilai dasar yang
menjadi landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya
menyata dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa. Seorang mahasiswa
mestinya memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa mengkritisi pelbagai ketimpangan
yang terjadi dalam masyarakat. karena itu, minat baca yang tinggi dan kebiasaan untuk
melakukan refleksi kritis terhadap pelbagai fenomena yang muncul amatlah dianjurkan
dan mesti menjadi menu harian para mahasiswa. Adalah sebuah ironi besar bahkan sebuah
penyangkalan terhadap jati dirinya sendiri apabila mahasiswa asing dari buku-buku yang
memuat segudang ilmu pengetahuan dan asing dari realitas masyarakat sekelilingnya.

Mahasiswa mestinya memiliki semangat untuk mencari dan memiliki ilmu


pengetahuan. Namun, akumulasi pengetahuan yang diperoleh dalam bangku kuliah itu
pada mestinya selalu diaplikasikan dalam setiap konteks persoalan masyarakat. Kiprah
seorang mahasiswa tidak hanya terbatas dalam tembok-tembok kampus atau dalam
bangku kuliah tetapi senantiasa digemakan keluar terutama dalam menjawabi setiap
persoalan yang terjadi dalammasyarakat. Mahasiswa mestinya mampu menangkap
pelbagai fenomena timpang yang terjadi disekitarnya, untuk kemudian dikritisi dan dicari
alternatif solusi atasnya.

Pemanfaatan inteligensi yang tinggi seperti yang telah mendasari perjuangan


mahasiswa era pra-kemerdekaan, mestinya juga mendasari perjuangan mahasiswa saat ini.
karena itu, kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjukkan pemanfaatan inteligensi atau
berada di luar ciri jati diri intelektualitasnya mestinya ditinggalkan. Fenomena absurditas
intelektual, keterlibatan dalam praktik kekerasan dan pelanggaran ham, pesta pora dan
hedonisme, gaya hidup konsumtif, seks bebas,lemahnya minat membaca dan berdiskusi,
kurangnya minat belajar, serta rendahnya minat berorganisasi yang sekarang ini menjadi
ciri kehidupan para mahasiswa umumnya, mestinya ditinggalkan jauh-jauh. Selain
pemanfaatan pengetahuan yang dimilikinya, mahasiswa juga mestinya selalu berjuang
menegakkan nilai-nilai universal kemanusiaan.

20
Mahasiswa pada hakikatnya memiliki kemampuan yang khas dan unik yang sulit
ditemukan pada anggota masyarakat kebanyakan. Kekhasan itu justru terletak pada nilai-
nilai dasar yang menjadi landasan jati diri intelektualitasnya, dan nilai-nilai itu amat
inheren dalam identitasnya sebagai seorang mahasiswa. Dunia mahasiswa adalah dunia
akademik yang di dalamnya terkandung nilai-nilai dasar seperti kebijaksanaan, keadilan,
kebenaran, dan objektivitas. Yang diharapkan dari mahasiswa adalah upaya perealisasian
nilai-nilai dasar tersebut dalam setiap kiprahnya dalam lembaga pendidikan dan terutama
di tengah masyarakat. Perealisasian nilai-nilai dasar itu selain melalui sikap dan teladan
hidup hariannya, juga mesti direalisasikan dalam setiap upaya memperjuangkan nilai-nilai
kemanusiaan tersebut. Perjuangan mahasiswa, dalam aksi demonstrasi misalnya,
hendaknya bukan dilandasi oleh sikap primordial-kedaerahan, atau demi keuntungan
eksklusif orang atau kelompok tertentu, melainkan demimenegakkan nilai-nilai universal
kemanusiaan. hanya dengan ini mahasiswa mampu menghidupkan kembali rasa persatuan
dan kesatuan dalam masyarakat. nilai-nilai universal kemanusiaan adalah nilai-nilai yang
senantiasa didambakan oleh setiap orang. Nilai-nilai itu dapat mempersatukan dan
membangun solidaritas semua orang. Karena itu, memperjuangkan nilai-nilai seperti itu
akan mendorong rasa solidaritas dan persatuan dalam masyarakat.

Mahasiswa dipanggil untuk mewujudkan itu ditengah masyarakat. Contohnya


adalah pemanfaatan inteligensi sebagai modal dasar. Kemerdekaan yang telah diraih
bangsa indonesia pertama-tama sebenarnya merupakan hasil pemanfaatan inteligensi, dan
bukan kemenangan senjata. Perjuangan merebut kemerdekaan melalui perang
fisik/senjata telah terbukti tidak membawa pembebasan bagi rakyat Indonesia. Karena itu,
mereka berusaha memikirkan alternatif lain agar bisa keluar dari situasi penindasan pada
masa itu. munculnya pelbagai organisasi pemuda termasuk kongres sumpah pemuda
merupakan hasil nyata pemanfaatan inteligensi ini yang kemudian membawakan hasil
yang memuaskan.

Kampus juag dapat mendorong untuk melakukan upaya bela negara dikalngan
mashasiswa seperti membuat program keikutsertaan mahasiswa dalam ketertiban dan

21
keamanan kampus, Mewajibkan kepada mahasiswa untuk berperan dalam kegiatan
kemahasiswaan, Mensosialisasikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan, Memotivasi mahasiswa agar dalam pemilu mendatang
mempunyai pilihan yang bertangung jawab , Mendorong mahasiswa latihan fisik untuk
siap menjadi patriot dalam bela negara.

BAB III

KESIMPULAN

Bela Negara merupakan suatu konsep yang tersusun dari perangkat undang undang
dan juga pejabat dalam suatu negara mengenai patriotisme seseorang, sebuah kelompok
maupun seluruh komponen masyarakat yang ada dalam suatu negara yang mempunyai
kepentingan untuk mempertahankan eksistensi sebuah negara. Bela negara dibagi menjadi
dua, yaitu : 1) secara fisik dan 2) secara nonfisik.

Mahasiswa adalah sosok intelektual yang menduduki posisi dan peran khusus dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan. Posisi dan peran khusus itu selain dimungkinkan oleh
kepemilikan pengetahuan yang luas juga oleh kepemilikinan nilai-nilai dasar yang menjadi
landasan jati diri intelektualnya. Pengetahuan dan nilai-nilai dasar itu hendaknya menyata
dalam setiap teladan hidup dan perjuangan mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa, kita
harus memiliki sikap bela negara seperti :

1. Menumbuhkan semangat dan sikap hidup lebih baik dan lebih maju.
2. Memiliki semangat dan sikap ingin berperan serta dalam usaha-usaha
pembangunan.
3. Menumbuhkembangkan semangat dan sikap rela berkorban dalam masa
pembangunan.
4. Memiliki semangat dan sikap untuk mengembangkan inovasi (pembaruan) dalam
berbagai hal.
5. Melestarikan kebudayaan Indonesia baik di dalam negri maupun diluar negri.

22
Beberapa alasan diadakannya wajib Bela Negara, anatara lain :

1. Latar belakang sejarah.


2. Kedudukan geografis dan geostrategi NKRI yang terletak pada posisi silang.
3. Kondisi Demografis bangsa Indonesia yang sangat heterogen.
4. Adanya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi.
5. Kedudukan Tanah air yang strategis.

Peran pemerintah melalui salah satu kebijakan program yang konseptual dan
strategis untuk menanamkan nilai – nilai / sosialisasi peningkatan kesadaran dalam
bela negara tersebut adalah melalui kegiatan formal yaitu Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara (PPBN), Perwujudan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) telah menjalin kerjasama dengan
perguruan tinggi beberapa waktu terakhir sebagai upaya penyelamatan bangsa dan
negara yang tujuan utamanya adalah mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dan
negara yang sangat terbuka terhadap informasi dan berbagai ragam disiplin ilmu.

A. SARAN

Kita sebagai generasi penerus bangsa yang bertugas sebagai Agen of Change, harus
melakukan yang terbaik demi bangsa dan negara ini agar lebih baik lagi kedepannya. Dan
kita sebagai mahasiswa seharusnya membela negara apapun yang terjadi, terutama dalam
bidang Non-fisik seperti berperan aktif baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Makalah ini sudah penulis buat semaksimal mungkin. Apabila ada kata-kata yang salah,
mohon kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih baik lagi kedepannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Untuk pembaca, agar membaca
referensi lain agar lebih menambah pengetahuan tentang bela negara.

23
DAFTAR PUSTAKA

mkdu4111.PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN.

MKDU4111.PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN. http://repository.ut.ac.id/

Minto Rahayu. KESADARAN BELA NEGARA PADA MAHASISWA. Epigram Vol. 16 No. 2
Oktober 2019

Yudi Rusfiana. URGENSI INTERNALISASI NILAI BELA NEGARA DIKALANGAN MAHASISWA


DAN TANTANGAN INTEGRITAS BANGSA DI ERA GLOBALISASI. Jurnal MODERAT,
Volume 4, Nomor 3, Agustus 2018, hlm 1-10 ISSN: 2442-3777 (cetak) Website:
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

24

Anda mungkin juga menyukai