Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BELA NEGARA

BELA NEGARA DENGAN PROFESI

Disusun Oleh:

Amadeo Mahendra Keswara (41.18.0009)

Algibran Zaid R Laega(41.18.0006)

Davinca Erlangga(41.18.0014)

Hanry Albert Xaverius(41.18.0019)

Raka Aditya Handaru(41.18.0025)

Trishnalifa Noor Fauziah(41.18.0028)

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-Nya kami
diberi kesehatan walafiat. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah Bela Negara
Makalah yang berjudul Bela Negara Dengan Profesi ini merupakan aplikasi dari kami selain
untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut juga untuk memberikan pengetahuan tentang
Bela Negara tersebut.
Selesainya makalah ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari dosen
pengajar kami ataupun pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu terselesaikannya
makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih karena mereka semualah kami mempunyai
motivasi dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberi gambaran ataupun menjadi
referensi kita dalam mengenal dan mempelajari Bela Negara.Dalam makalah ini kami
menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan
dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.

Tangerang Selatan,8 Januari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................
B. Tujuaan...............................................................................................
C. Perkembangan..................................................................................
BAB II PEMBAHSAN ................................................................................................
A. Kondisi Bela Negara Saat ini...................................................
B. Implementasi Bela Negara Dalam Profesi......................................................
C. Analisa Dan Pemecahan Masalah............................................................
BAB III PENUTUP.......................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Perguruan Tinggi merupakan sentra lembaga pendidikan yang mengawal


kelangsungan pembangunan bangsa. Lembaga pendidikan tinggi diharapkan dapat
menciptakan tokoh panutan bela negara yang tanggap atas perubahan zaman. Menurut
Ryamizard Ryacudu (2016), Perguruan tinggi adalah sentra keunggulan sehingga
mahasiswa harus jadi model bela negara. Lebih lanjut dikatakan bahwa tantangan global
saat ini berubah menjadi ancaman bagi negara, baik fisik maupun non fisik. Ancaman
secara fisik berupa perang terbuka namun saat ini belum terjadi. Selain itu, beberapa
ancaman sudah terjadi di Indonesia. Ancaman tersebut di antaranya terorisme dan
radikalisme, separatisme, pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran
perbatasan, penyalahgunaan narkoba dan perang cyber intelijen. Kondisi global telah
menciptakan kompleksitas ancaman yang berimplikasi pada kondisi negara. Karena itu,
diperlukan penguatan nilai- nilai bela negara.
Sebagai salah satu mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi mata
Bela Negara memiliki tujuan umum bagaimana menjadikan warga negara yang baik yang
mampu mendukung bangsa dan negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warganegara
yang cerdas, berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia.
Nantinya diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi menjadi ilmuwan dan profesional
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, menjadi
warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

Bela Negara diartikan sebagai tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara (Winarno, 2013: 228). Dalam konstitusi negara
UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 disebutkan bahwa; “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga negara juga berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa;
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai
kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian
kepada negara dan bangsa.
Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik maupun non fisik. Secara fisik,
yaitu dengan cara mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan,
bela negara secara non fisik dapat didefinisikan sebagai “segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara”.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara,
kelangsungan hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Sikap dan perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap
warga negara.

B.Tujuaan

Tujuaan dari pembuatan makalah ini adalah

 Untuk memenuhi Tugas Kelompok Kami dalam Mata Kuliah bela Negara
 Mengetahui Prilaku Bela Negara di dalam Profesi warga Negara
 Memberi informasi mengenai implementasi Bela Negara dalam kehidupan.

C. Perkembangan

Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada Tentara
Nasional Indonesia. Padahal berdasarkan Pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak
dan kewajiban setiap warga negara Republik Indonesia. Bela negara adalah upaya setiap
warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar
maupun dalam negeri.

Kesadaran bela negara merupakan satu hal yang esensial dan harus dimiliki oleh setiap
warga negara Indonesia (WNI), sebagai wujud penunaian hak dan kewajibannya dalam
upaya bela negara. Kesadaran bela negara menjadi modal dasar sekaligus kekuatan
bangsa, dalam rangka menjaga keutuhan, kedaulatan serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara Indonesia.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)


mengatur mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara,” dan Pasal 30 Ayat (1):
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.” Upaya bela negara harus dilakukan dalam kerangka pembinaan kesadaran bela
negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI yang memahami dan menghayati
serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajibannya.
Bangsa Indonesia ingin pula memiliki peradaban yang unggul dan mulia. Peradaban
demikian dapat dicapai apabila masyarakat dan bangsa kita juga merupakan masyarakat
dan bangsa yang baik (good society and nation), damai, adil dan sejahtera, sebagaimana
yang telah diwasiatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers) dalam Pembukaan UUD
1945.

Di sisi lain, bahwa UUD 1945 memberikan landasan serta arah dalam
pengembangan sistem dan penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan
negara yang terdapat dalam UUD 1945 diantaranya adalah pandangan bangsa Indonesia
dalam melihat diri dan lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan negara, serta
keterlibatan warga negara. Hal ini merefleksikan sikap bangsa Indonesia yang menentang
segala bentuk penjajahan, yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian, keadilan dan
kesejahteraan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Bela Negara Saat Ini

Perjuangan negara saat ini berbeda dengan perjuangan saat perebutan kemerdekaan
yakni dengan tumpah darah, perang, dan genjatan senjata. Namun, semakin kesini
perjuangan Indonesia dihadapkan kepada kesenjangan ekonomi dan merosotnya moral
bangsa. Hal ini tidak luput dari konsekuensi globalisasi dan modernitas. Akhirnya, tren
kapitalis dan westernisasi sudah mulai merasuk dibumi Indonesia.

Perkembangan akan kemajuan akibat globalisasi ini sangat memengaruhi perubahan


baik global, regional, maupun nasioanal. Oleh karenanya upaya bela Negara yang menjadi
hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia menjadi suatu keharusan untuk
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kondisi perkembangan lingkungan akibat perubahan modernisasi dan infiltrasi


budaya ini sangat mempengaruhi ketahanan bangsa dan merupakan ancaman dalam
bentuk non militer. Ancaman jenis ini lebih berbahaya dari pada ancaman militer yang
bentuk, wujud, dan musuhnya nyata. Ancaman jenis non militer ini lebih sukar dikalahkan
karena sifatnya yang abstrak, tidak kasat mata, susah di indentifikasi, serta tidak terasa
gelajanya.Oleh karenanya upaya bela negara dalam bentuk selain pertahanan militer
menarik sebagai bahan kajian, terutama dikaitkan dengan upaya bela Negara ditengah-
tengah persainagan global.

Upaya bela negara selama ini yang banyak kita kenal adalah pertahanan negara
melalui jalur milter, mempertahankan wilayah perbatasan dan penguatan pasukan
bersenjata. Padahal, menurut UU No 3 tahun 2002 masyarakat juga mempunyai hak dan
kewajiban dalam upaya bela negara. Salah satu yang peran serta masyarakat dalam upaya
bela negara adalah melalui keahliaan/ profesi yang dimilikinya. Sudah menjadi kewajiban
bagi seseorang yang melekat kepadanya sebuah profesi memiliki tanggung jawab dalam hal
bela negara sama seperti seorang anggota militer. Dalam upaya bela negara militer harus
berani menumpahkan darah untuk Bangsa Indonesia, maka bagi seorang profesi
menjunjung tinggi profesinya dan menaati kode etik merupakan suatu hal yang harus di
jalankan layaknya sesorang yang siap menumpahkan darahnya demi Indonesia.Banyak
sekali profesi yang bisa kita wujudkan pada saat ini, jika kita ambil contoh seperti dokter,
tentara/TNI, pilot, polisi, dan masih banyak lagi profesi di dunia ini. Perlu kita ketahui bahwa
profesi yang diemban seseorang merupakan penghargaan sekaligus amanah yang harus
dilaksanakan oleh seorang profesional. Jika dilihat dari pengertian profesi diatas maka tidak
semua jenis pekerjaan dapat dikategorikan profesi, hanya jenis pekerjaan yang
membutuhkan pendidikan tertentu dalam waktu cukup lama sajalah yang dikatakan sebagai
profesi. Jenis pekerjaan seperti petani, penceramah agama, buruh, tamban ban, pedagang
di pasar bukanlah jenis profesi.

Pada saat ini dapat dilihat bahwa sebagian besar rakyat Indonesia sudah melakukan
pengabdian atau bentuk bela negara melalui profesi mereka masing-masing. Dapat kita
ambil contoh seperti seseorang yang menjadi TNI bahwa dia telah mengabdikan diri untuk
negara dengan menjadi personil TNI untuk mempertahankan keamanan negara, selain itu
kita juga dapat lihat seseorang yang berprofesi menjadi seorang Polisi beserta jajarannya
dimana tugas mereka yakni mengabdi kepada negara untuk mencapai ketertiban, menjaga
keamaan dan menertibkan rakyat Indonesia agar dapat menjadi negara yang kondusif.
Seseorang yang berprofesi sebagai dokter yang mengabdi kepada masyarakat demi
mewujudkan masyarakat yang kesehatannya dapat terkendali dan juga dapat menjadi
dokter sukarelawan yang dapat membantu korban-korban bencana dengan memberikan
mereka pertolongan pertama di bidang medis.

Banyak yang dapat kita lakukan untuk melakukan bentuk bela negara melalui profesi
yang kita miliki, namun kita harus menjalaninya dengan penuh tanggung jawab karena itu
adalah bentuk pengabdian kita untuk bangsa kita sendiri dan harus dilakukan semaksimal
mungkin demi tercapainya Indonesia yang adil dan makmur.
B. Implementasi Bela Negara

Bentuk dari Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara, sesuai dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2002. Wujud dari usaha
Bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban
demi mempertahankan kemerdekaan dan kelautan negara, kesatuan dan persatuan
bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional, dan nilai-nilai Pancasila dan UUD
1945.

Data dan Fakta

Data, Perwujudan usaha Bela Negara dalam konteks perjuangan bangsa


merupakan kesiapan dan kerelaan setiap warga negara untuk berkorban demi
mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-
nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kesemuanya itu merupakan
kewajiban setiap warga negara yang hidup di bumi Indonesia. Sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945).
Pasal tersebut memiliki dua makna, yakni :

a. Bahwa setiap warga negara memiliki hak sekaligus kewajiban dalam


menentukan kebijakan-kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-
lembaga perwakilan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945.

b. Setiap warga negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan
negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Fakta. Fakta menunjukan semangat dan sikap Bela Negara tidak hanya
dilakukan melalui peperangan yang menghasilkan kemerdekaan saja, akan tetapi
dapat ditunjukan dengan menampilkan perilaku-perilaku dan sikap yang sesuai
dengan kerangka ideologis dan konstitusional bangsa Indonesia dalam mengisi
kemerdekaan Indonesia. Mengisi kemerdekaan dapat dikatakan sebagai usaha Bela
Negara, sebab melalui usaha-usaha positif dalam mengisi kemerdekaan dapat
membuat keberlangsungan Indonesia sebagai sebuah negara dapat tetap
dipertahankan dan senantiasa mampu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
ditengah kerasnya tantangan globalisasi yang justru mengikis rasa kebangsaan dan
kecintaan warga negara terhadap tanah airnya.

Bentuk dan Wujud Bela Negara.

a. Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Wujud dari usaha Bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warga negara untuk berkorban demi mempertahankan : kemerdekaan dan
kedaulatan negara, Kesatuan dan persatuan bangsa, Keutuhan wilayah dan yuridiksi
nasional dan Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Upaya Bela Negara selain sebagai
kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Pembelaan negara bukan semata-
mata tugas TNI, tetapi juga segenap warga negara yang sesuai kemampuan dan
profesinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bahwa usaha Bela
Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Hal ini menunjukkan
adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti.
Pertama, bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan
tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan
UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku. Kedua, bahwa setiap warga
negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan
kemampuan dan profesinya masing-masing.

b. Keikutsertaan warga negara dalam wujud upaya Bela Negara


diselenggarakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, Pelatihan dasar kemiliteran
secara wajib, Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara
sukarela dan secara wajib. Pengabdian sesuai profesi (UU No.3 tahun
2002). Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara
akan hak dan kewajibannya. Kesadaran Bela Negara perlu ditumbuhkan secara
terus menerus antara lain melalui proses pendidikan di

sekolah maupun di luar sekolah dengan memberikan motivasi untuk mencintai tanah
air dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Motivasi setiap warga negara untuk ikut
serta membela negara Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
pengalaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia, letak geografis Indonesia yang
strategis, kekayaan sumber daya alam, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
keadaan penduduk yang besar, dan kemungkinan timbulnya bencana perang.
Disamping itu setiap warga negara hendaknya juga memahami kemungkinan
adanya ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia, baik yang
datang dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang masing-masing dapat berdiri
sendiri atau saling pengaruh mempengaruhi.

c. Dewasa ini ancaman dapat diartikan sebagai kekhawatiran akan jaminan


hidup sehari-hari, artinya ancaman telah bergeser bentuknya dari ancaman senjata
menjadi ancaman : kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, kelaparan, penyakit
yang belum ditemukan obatnya, kelangkaan lapangan kerja, tindakan
kesewenangan penguasa, kriminalitas, SARA, disintegrasi nasional, terorisme,
perdagangan narkotika / obat terlarang, masa depan generasi muda. Untuk itu,
diperlukannya upaya pembelaan negara berupa sistem pertahanan negara yang
melibatkan berbagai komponen pertahanan negara. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa membela negara tidak hanya dengan memanggul bedil menjadi
tentara, tetapi dapat dilakukan dengan berbagai jenis kemampuan dan ketrampilan
yang dimiliki oleh semua warga negara.

Sesuai tuntutan reformasi untuk menuju masyarakat madani, justru kesadaran Bela
Negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi
ancaman dan gangguan sehingga tidak selalu harus berarti memanggul bedil
menghadapi musuh. Tetapi keterlibatan warga negara sipil dalam bentuk Bela
Negara secara non-fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Bentuk Bela
Negara secara fisik yaitu segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara
dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI
Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).
Bela Negara merupakan sebuah semangat berani berkorban demi tanah air, baik
harta bahkan nyawa sekalipun berani dikorbankan demi keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagaimana yang dimanatkan oleh Undang-Undang Dasar
1945 bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara” (pasal 27 ayat 3 UUD 1945).

Bela Negara Melalui Profesi


Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat dalam rangka bela
negara melalui profesinya pada Hari Bela Negara (HBN). Sabtu (19/12/2015) Jokowi
mengatakan semua anak bangsa harus tergerak dan bergerak untuk bela negara
sesuai dengan ladang pengabdiannya masing-masing. Panggilan untuk bela negara
bisa dilakukan oleh seorang guru, seorang bidan, tenaga kesehatan, petani, buruh,
profesional, pegawai negeri sipil, pedagang, serta profesi lainnya.

Pengertian Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bidang


pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu, Jika dilihat dari pengertian profesi diatas maka tidak semua
jenis pekerjaan dapat dikategorikan profesi, hanya jenis pekerjaan yang
membutuhkan pendidikan tertentu dalam waktu cukup lama sajalah yang dikatakan
sebagai profesi.

Perlu kita ketahui bahwa profesi yang diemban seseorang merupakan


penghargaan sekaligus amanah yang harus dilaksanakan oleh seorang
profesional. Dalam Pasal 9 ayat (2) UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara dijelaskan bahwa pengabdian sesuai dengan profesi termasuk dalam
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara. Sebelumnya pada pasal
9 ayat (1) dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara.

Maka sudah menjadi kewajiban bagi seseorang yang melekat kepadanya sebuah
profesi memiliki tanggung jawab dalam hal bela negara sama seperti seorang
anggota militer. Dalam upaya bela negar militer harus berani menumpahkan darah
untuk Bangsa Indonesia, maka bagi seorang profesi menjunjung tinggi profesinya
dan menaati kode etik merupakan suatu hal yang harus di jalankan layaknya
sesorang yang siap menumpahkan darahnya demi Indonesia.

Khusus untuk profesi Polisi, TNI, Hakim dan Jaksa penulis menempatkan jenis
profesi tersebut lebih istimewa karena selain sebagai profesi mereka juga
merupakan pejabat pemerintah serta penyelenggra negara yang pendapatannya
bersumber dari APBN. Oleh karenanya tanngungjawab mereka terhadap profesinya
juga semakin besar. Begitupun jika mereka menyalahgunakan profesinya tentu
sanksi yang mereka dapat juga harus lebih berat.Banyaknya jenis profesi yang ada
di Indonesia sebagaimna telah dijabarkan diatas tentu memerlukan pengaturan serta
pengawasan khusus agar tindakan seorang profesional tidak keluar dari kde etik
yang melekat pada mereka. Pemerintah sebagai corong utama penyelenggra
negara kadang melupakan keberadaan masyarakat yang memiliki profesi akibatnya
banyak profesi yang melakukan resistance terhadap kebijakan pemerintah.

Nilai-nilai yang terkandung dalam bela negara adalah :


1. Cinta Tanah Air dengan indikator :
a. Menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
b. Jiwa dan raganya sebagai bangsa Indonesia.
c. Memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan Negara.
d. Menjaga nama baik bangsa dan Negara.
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan Negara.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara dengan indikatornya :
a. Ikut aktif dalam organisasi kemasyarakat, profesi maupun politik.
b. Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku.
c. Ikut serta dalam pemilihan umum.
d. Berpikir, bersikap, dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara.
e. Berpartisipasi dalam menjaga kedautan bangsa dan Negara.
3. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Negara, dengan indikatornya :
a. Memahami nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Senantiasa mengembangkan nilainilai Pancasila.
e. Yakin dan percaya bahwa pancasiala sebagai dasar negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara, dengan indikator :
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan
bangsa dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
d. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak
sia-sia.
5. Memiliki Kesiapan Fisik dan Psikis, dengan indikator :
a. Memiliki Kecerdasan emosional dan spiritual serta intelegensia.
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raganya.
c. Senantiasa bersyukur dan berdo’a atas kenikmatan yang telah diberikan
Tuhan YME.
d. Gemar berolah raga.
e. Senantiasa menjaga kesehatan.
Untuk bisa melakukan bela negara harus memiliki kemampuan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan bela negara, kemampuan tersebut bisa dibentuk melalui
pendidikan bela negara melalui jalur pendidikan formal, non formal maupun informal.
Jalur pendidikan formal di sekolah diberi pendidikan Kewarganegaraan mulai dari
jenjang pendidikan dasar, menengah sampai dengan perguruan tinggi. Untuk jalur
pendidikan non formal di masyarakat, instansi , orsospol dan ormas. Sedangkan
untuk jalur pendidikan informal dilaksanakan di tingkat keluarga melalui keteladanan
orang tua dalam kehidupan rumah tangga.

C. Analisa dan pemecahan Masalah

Bela Negara adalah kekuatan. Kekuatan yang memberikan daya, tenaga dan
energi bagi seluruh bangsa Indonesia. Kekuatan itu akan terus tumbuh dan
berkembang bilamana dipupuk dengan semangat kebangsaan, kecintaan, persatuan
dan tidak membeda-bedakan suku bangsa, perbedaan pandangan politik dan
termasuk perbedaan agama dan kedaerahan.Negara dan bangsa ini dibangun
dengan berbagai macam keragaman dan Bhineka Tunggal Ika. Kekuatan itulah yang
mengokohkan kebangsaan Indonesia hingga kini.
Oleh karena itulah, janganlah karena berbeda pandangan dalam politik
kemudian kita berbeda dan memberontak sehingga berimbas pada terkikisnya
pengokohan bangsa.Bela negara telah kokoh dari berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut haruslah terus tertanam dalam jiwa dan
diri individu dan masyarakat Indonesia. Bagaimanakah perebutan kemerdekaan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia senantiasa melibatkan seluruh elemen
bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ingatan itu masih membekas
bilamana kita belajar sejarah perjuangan Indonesia.

Jadi, janganlah nodai bangsa ini karena perbedaan yang mencolok, namun
persatuan itu haruslah tetap tertanam. Bela negara adalah solusi terbaik dan akan
mengokohkan kekuatan itu. Tidak peduli Anda dari partai mana, kelompok
organisasi manapun, dan suku bangsa mana, yang penting adalah darah Anda
adalah darah anak bangsa.Karena itulah, nilai-nilai cinta tanah air, sadar akan
berbangsa dan bernegara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan milikilah
kemampuan dalam bela negara itulah hal yang penting juga.

Nah, seberapa ampuhkah bela negara di Indonesia bilamana kita melihat


berbagai kasus yang baru-baru ini terjadi di Indonesia?

Seperti misalnya Kasus Sidang Basuki T. Purnama alias Ahok yang mana Majelis
Hakim menvonis Ahok dua tahun penjara dan langsung ditahan dan
Menkopolhukam yang berniat membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan
demo penolakan massa pendukung Ahok atas ditahankan Ahok di Cipinang.

Lalu apakah solusinya?

Bila kita melihat negara ini adalah negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Jelas sekali dalam ideologi kita tersebut harus bisa diaktualisasikan dalam
konteks kenegaraan dan kebangsaan.Karena itulah, saya melihat seharusnya
perbedaan jangan menjadi akar dan jurang kekisruhan dalam suatu negara. Apapun
keputusan hakim di pengadilan, dan saya mengutip perkataan Presiden Jokowi
haruslah bisa menerima keputusan hakim yang bertetapan tersebut. Sebab
Indonesia adalah negara hukum dan setiap warga negara haruslah patut dengan
hukum.Terkait adanya rencana dibubarkan HTI saya melihat itu juga jangan menjadi
polemik di bangsa Indonesia. Seharusnya apa yang terjadi tersebut dapat dimaknai
sebagai proses kedewasaan dalam berdemokrasi di Indonesia. Bila tidak menerima
mereka pun bisa melakukan dengan proses hukum pula.

Jadi, alangkah indah Indonesia bilamana mematuhi hukum dan memperhatikan etika
dan nilai-nilai luhur suatu bangsa dengan memahami dengan baik makna bela
negara.Saya yakini bila kita memahami makna terdalam bela negara. Ini akan
menjadi solusi terbaik permasalahan bangsa dan menjadi kekuatan bangsa
Indonesia ke depan. Inilah tantangannya! Bela negara Dimulai dari diri sendiri

Bela Negara merupakan salah satu alat untuk mempererat dan memperkokoh
kecintaan terhadap suatu negara khususnya untuk negara Indonesia. Sangat
penting bela negara ditanamkan dalam diri dan jiwa setiap warga negara Indonesia.
Apalagi untuk para generasi muda yang memiliki banyak waktu untuk mewujudkan
Negara Indonesia menjadi negara yang maju dan sejahtera.

Akan tetapi melihat dinamika yang terjadi pada zaman modern, Bela Negara
terhadap tanah air mulai rapuh. Generasi muda bangsa mulai melupakan apa itu
bela negara dan mereka sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang tidak ada gunanya
seperti berfoya-foya, main narkoba, Ironis sekali melihat hal tersebut.Banyaknya
pengaruh budaya barat yang telah merusak pemikiran-pemikiran anak muda
Indonesia, hal ini dapat mengakibatkan suatu krisis multidimensi. Krisis multidimensi
ini dapat menimbulkan suatu peluang munculnya disintegrasi bangsa. Tidak bisa
dipungkiri lagi karena disintegrasi telah ada dan terjadi dibeberapa bagian di wilayah
Indonesia.

Disintergrasi yang terjadi terus menerus akan menjadi suatu ancaman yang sangat
serius bagi Indonesia. Hal ini akan berbahaya terhadap kelangsungan NKRI dalam
mewujudkan tujuan Nasional. Untuk mencegah terjadinya disintegrasi yang terus
menerus harus dilakukan suatu tindakan yang kongkrit.
Bagaimana untuk mewujudkannya?

Salah satu bentuk nyata dalam mewujudkan tekad warga negara adalah
dengan melaksanakan sosialisasi bela negara dan mengaplikasikan bela begara
dalam kehidupan sehari-hari mulai dari diri sendiri. Bela negara menjadi
tanggungjawab semua warga negara Indonesia. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 27
ayat 3 yang berisi bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut dalam upaya
pembelaan negara.

Bela Negara bisa juga disebut sebagai suatu gerakan moral. Dalam bela negara
dapat dilakukan mulai dari lingkungan yang kecil sampai lingkup Nasional.
lingkungan kecil tersebut dimulai dari lingkup keluarga yaitu lingkup yang paling kecil
dalam kehidupan sehari-sehari.

 Lingkungan Keluarga

Sebagai suatu keluarga yang sudah memiliki peran masing-masing dapat


melakukan Bela Negara dengan melakukan dan melaksanakan tugas dan kewajiban
masing-masing. Dengan begitu keluarga tersebut sudah melaksanakan Bela Negara
dengan baik.

 Lingkungan Masyarakat

Kemudian diwujudkan dalam lingkungan yang lebih luas yaiu dalam lingkup
nasional. Sebagai anggota masyarakat dalam melakukan bela negara dapat
diwujudkan dengan taat kepada hukum dan peraturan yang berlaku, mengetahui
dan melaksanakan hak serta kewajiban masing-masing.

 Lingkungan Nasional

Setiap warga negara harus mampu membentuk dan mengembangkan kehidupannya


dalam masyarakat Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, rukun
bersatu, cinta tanah air yang berkualitas maju dan sejahtera selaras, serasi dan
seimbang serta mempunyai daya tangkal terhadap penetrasi budaya yang tidak
sesuai dengan budaya bangsa.

Dengan melaksanakan Bela Negara seperti hal diatas yang dimulai dari lingkup
yang paling kecil sampai ke lingkup yang lebih luas diharapkan dapat meningkatkan
rasa cinta tanah air terhadap Indonesia untuk menjaga keuthan dan kedaulatan
NKRI.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bentuk dari Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Wujud dari usaha Bela Negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warga negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan dan kelautan
negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yuridiksi nasional,
dan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Dalam Upaya bela negara, warga negara sebenarnya tidak hanya


berhubungan dengan upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dari ancaman dan serangan musuh, melainkan merupakan upaya warga
negara mempertahankan dan memajukan bangsa Indonesia di segala bidang, baik
luar maupun dari dalam negara kita sendiri.

Perlu kita ketahui bahwa profesi yang diemban seseorang merupakan


penghargaan sekaligus amanah yang harus dilaksanakan oleh seorang profesional.
Dalam Pasal 9 ayat (2) UU No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dijelaskan
bahwa pengabdian sesuai dengan profesi termasuk dalam Keikutsertaan warga
negara dalam upaya bela negara. Sebelumnya pada pasal 9 ayat (1) dijelaskan
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

B. Saran

Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan. Sebab
meskipun bangsa Indonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala
bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan (ATHG). Setiap Negara pasti
akan menghadapu segala macam bentuk ATHG tersebut, besar ataupun kecil. Oleh
karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua sebagai warga negara Indonesia,
untuk terus menjaga dan mempertahankan keutuhan serta kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini. Kita bela dan pertahankan Negara
kita dari segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang berasal dari dalam
maupun luar negeri.

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi Implementasi Bela


Negera melalui Profesi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya refrensi yang ada hubungannya dengan makalah ini. Kami berharap
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
kami dan tentunya kepada pembaca. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemhan.go.id/pothan/2018/08/28/bentuk-dan-wujud-penerapan-
sikap-dan-perilaku-bela-negara.html
https://www.rmol.co/read/2016/12/16/272788/Menjalankan-Profesi-Sebagai-
Upaya-Bela-Negara-
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/download/572/522
https://www.kompasiana.com/alamsn/5911bb12f17e613973ca19b8/bela-negara-
adalah-kekuatan-dan-solusi-terbaik-bangsa

https://www.academ.edu/27012871/OPTIMALISASI_KESADARAN_BELA_NEGARA

Anda mungkin juga menyukai