Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PERAN MAHASISWA DALAM UPAYA BELA NEGARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ PERAN MAHASISWA DALAM UPAYA BELA NEGARA” Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, Penulis berharap makalh
ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu,


penulis sangat mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca untuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu selama proses
penyusunan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................................

A. Latar Belakang ..............................................................................................................................


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................................................

BAB II : PEMBAHASAN .............................................................................................................

A. Penjelasan Bela Negara .............................................................................................................


B. Nilai nilai bela negara pada generasi muda ....................................................................
C. Peran dan sikap mahasiswa dalam bela negara .............................................................
D. Identifikasi ancaman bangsa dan negara ...........................................................................

BAB III : PENUTUP ....................................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesadaran bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga
negara. Sesuai dengan Pasal 27 Ayat (3),Pasal 30 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945.
Mencermati Pasal 27 Ayat (3) dan Pasal 30 Ayat (1), mengisyaratkan bahwa
usaha pembelaan negara dalam mempertahankan negara merupakan hak dan
kewajiban bagi setiap warga negara dengan tidak ada perkecualiaannya.
Usaha Pembelaan Negara diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun1999 tentang HAM termuat dalam Pasal 68 yang
berbunyi ; setiap warga Negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Undang-Undang
Republik Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, pasal 2 dan pasal 9
Ayat (1) dan (2) yang pada intinya bahwa setiap warga Negara ikut serta dalam
usaha pembelaan Negara yang diselenggarakan dalam Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Begitu pula dalam Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI diatur dalam pasal 7 Ayat (1)
yang pada prinsipnya TNI mempertahankan kedaulatan Negara berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 serta melindungi bangsa dan seluruh
tumpah darah dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
Negara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional, pasal 3.
Intinya pendidikan membentuk peradaban bangsa dan martabat dengan
pengembangan potensi peserta didik bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beriman ,kreatif ,berahlak mulia, berilmu ,cakap, mandiri ,demokratis dan
bertanggungjawab. Sedangkan yang dimaksud dengan warga Negara sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganengaraan terdapat dalam Pasal 4, yang pada intinya bahwa warga
Negara Indonesia .
Indonesia Namun kenyataan saat ini, kesadaran bela negara belum
mampu dilaksanakan generasi muda. Generasi Muda melakukan kekerasan
pada tahun 2013 total telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20
siswa, tahun 2014 Komisi Nasional Perlindungan Anak menerima 2.737 kasus
atau 210 setiap bulan dan tahun 2015 angka kekerasan pelakunya antar
pelajar/siswa akan meningkat sekitar 12-18 persen.
Maka dalam makalah ini penulis akan mencoca mensajikan pembasan
tentang “PERAN MAHASISWA DALAM UPAYA BELA NEGARA”.

B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasannya maka akan dibuat sub makalah dengan
latar belakang diatas yakni sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan Bela Negara?
2. Bagaimana nilai nilai bela negara generasi muda?
3. Bagaimana peran dan sikap mahasiswa dalam bela negara?
4. Bagaimana identifikasi ancaman terhadap bangsa dan negara?
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan pengertian bela negara
2. Mengetahui peran dan sikap mahasiswa dalam bela negara
3. Mengetahui nilai nilai bela negara generasi muda.
4. Dapat mengidentifikasi ancaman terhadap bangsa dan negara.
D. Manfaat
1. Memberi wawasan tentang pengertian bela negara
2. Memberikan informasi tentang peran mahasiswa dalam bela negara
3. Meningkatkan pengetahuan tentang arti pentingnya bela negara.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penjelasan Bela Negara

Bela negara sebagai kewajiban dasar bagi setiap warga negara yang penuh
kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban kepada negara dan bangsa. Mahasiswa
merupakan bagian dari warga negara yang memiliki kewajiban untuk melakukan
pembelaan negara yang disesuaikan dengan perannya sebagai agen perubahan dan
agen pembangunan. Kegiatan bela negara bagi mahasiswa diperlukan untuk
pembinaan karakter, penguatan revolusi mental dan mempersiapkan mahasiswa
dalam menghadapi ancaman, seperti; penyalahgunaan narkoba, paham radikalisme,
bencana alam, konflik antar mahasiswa dan penyebaran penyakit menular. Kegiatan
bela negara bagi mahasiswa baru di Unnes, menjadi pionir implementasi bela negara
pada level perguruan tinggi di Indonesia.

Landasan hukum bela negara yang paling mendasar adalah UUD RI 1945
yang menyatakan bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara (pasal 27) dan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negar (pasal 30). Bela Negara diartikan
sebagai tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran hidup berbangsa
dan bernegara (Winarno, 2013: 228).

Membela Negara Indonesia adalah hak dan kewajiban dari pada setiap
warga negara Indonesia. Dikutip dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Setiap warga
negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Selanjutnya dalam
Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Berdasarkan kutipan kedua pasal
tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara Indonesia. Produk turunannya
adalah peraturan Perundang-undangan No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Pasal 9 Ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara”. Penjelasan UU No. 3 Tahun 2002 tentang pembelaan negara menyatakan
bahwa upaya bela negara adalah sikap dam perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai
kewajiban dasar menusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.

Konsep bela negara dapat diuraikan secara fisik dan nonfisik. Secara fisik
yaitu dengan cara mengangkat senjata mengahdapi serangan atau agresi musuh. Bela
negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Sementara, bela
negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk
mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan
hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan
perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga
negara. Sesuai Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan
menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar kemiliteran.

Mahasiswa bela negara diselenggarakan, karena semakin besar tantangan


yang dihadapi bangsa dan semakin kompleks ancaman sebagai akibat dari
perkembangan global. Arus globalisasi dan modernisasi memberikan pengaruh yang
besar terhadap identitas bangsa, bahkan dapat mengancam budaya bangsa sehingga
mahasiswa sebagai kader terdidik harus mengambil peran aktif melalui mahasiswa
bela negara. Ancaman dari luar maupun ancaman dari dalam dapat ditangkal, apabila
generasi muda mempunyai rasa nasionalisme dan kecintaan kepada tanah air yang
kuat untuk melindungi dan membela negara dengan wawasan intelektual yang
dimiliki.

Mahasiswa sebagai kader muda, berkewajiban melindungi dan membela


negara sesuai dengan amanah UUD 1945. Kenyataannya, semakin berkembang dan
maraknya arus globalisasi dunia, membuat sebagian mahasiswa terpesona oleh
perkembangan global, sehingga mereka secara tidak sadar melalaikan kewajiban
untuk melindungi dan membela negaranya dari ancaman yang datang. Pencapaian
tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam UUD 1945 masih menghadapi
persoalan yang sulit untuk mewujudkannya. Persoalan itu muncul karena adanya
konflik yang sering terjadi antara kelompok mahasiswa, yang disebabkan oleh adanya
pengutamaan kepentingan (egoisme) pribadi dan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan bangsa dan negara.

Saat ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program


Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang-Undang No. 20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai
unsur, seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan
Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang
telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lainnya. Rakyat terlatih mempunyai
empat fungsi, yaitu ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat,
dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-
unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani Keamanan dan
Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat dilakukan dalam
keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan tempur
bagi pasukan regular TNI dan terlibat langsung di medan perang.
Disisi nonfisik, merujuk Undang-Undang No.3 Tahun 2002, keikutsertaan
warga negara dalam bela negara dapat diselenggarakan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Berdasar hal itu, maka
keterlibatan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi, misalnya dengan cara:

1) Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati


demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masyarakat,

2) Berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan
retorika),

3) Kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi


Hak Azazi Manusia, dan

4) Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal


pengaruhpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan
bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui ibadah
sesuai agama/kepercayaannya masing-masing.

Hingga saat ini belum ada undang-undang tersendiri yang mengatur


mengenai Pendidikan Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan
pengabdian sesuai dengan profesi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
No.3 Tahun 2002. Apabila nantinya telah keluar undang-undang mengenai Pendidikan
Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi maka akan semakin jelas bentuk keikutsertaan warga negara dalam
upaya pembelaan negara.

Berbagai permasalahan yang telah terjadi dalam kondisi bela negara saat ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut. Pertama, Melemahnya Kesadaran Bela Negara
bagi Generasi Muda. Berbagai peristiwa yang terjadi diperankan oleh generasi muda
kita menandakan bahwa, telah terjadi sikap dan perilaku melemahnya nilai-nilai bela
negara yang meliputi kecintaan terhadap tanah air Indonesia, kesadaran berbangsa
dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai dasar negara,
sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia. Kedua, Kesadaran Bela
Negara belum optimal dan membudaya dalam kehidupan nasional. Sebelum
pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, kita yakin telah mengupayakan membina
seoptimal mungkin untuk mensosialisasikan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan
nasional yang meliputi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya
mensosialisasikan, melakukan pendidikan dan pelatihan, ceramah, diskusi dan lain-
lain, bertujuan untuk membentuk budaya karakter bangsa yang nasionalisme dan
berjiwa patriotisme. Ketiga, Belum optimalnya pada pelaksanaan terhadap kebijakan
aktualisasi kesadaran bela negara.

Reformasi yang dilaksanakan pada tahun 1998 sangat berpengaruh


terhadap perkembangan kehidupan nasional. Pengaruh reformasi itu membuat
pemerintah kehilangan arah dan kebijakan dalam merumuskan bela negara sebagai
komponen utama untuk membentuk kekokohan karakter bangsa.Negara Indonesia
dimiliki oleh seluruh warga negara Indonesia, dengan demikian setiap peraturan
perundang-undangan yang dibentuk dalam rangka untuk mengatur kehidupan
berbangsa, bernegara dan bermasyarakat tentunya mengikutsertakan seluruh
partisipasi generasi muda melalui penjaringan aspirasi yang berkembang di tengah-
tengah masyarakat.

Dasar hukum mengenai bela negara dapat ditemukan dalam perundang-undangan,

sebagai berikut:

a. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945:

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”

b. Pasal 30 UUD 1945

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan

keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara

Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan

Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara

keutuhan dan kedaulatan Negara.

(4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat Negara yang menjaga keamanan

dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat,

serta menegakkan hokum.

(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik

Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara

Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan


warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang
terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Produk turunan dalam Perundang-undangan yang merupakan tata laksana dari Pasal
30 UUD 1945 yang telah disusun adalah;

a. Undang-Undang No.2 Tahun 2001 tentang Kepolisisan Negara Republik Indonesia

b. Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

c. Undang-Undang No.34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia


Pengaturan peran warga negara dalam bela negara disebutkan dalam Pasal 9 UU No.3

Tahun 2002, sebagai berikut:

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang

diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.

(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud
dalam ayat

(1), diselenggarakan melalui:

a. Pendidikan Kewarganegaraan;

b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;

c. Sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara wajib;

d. Pengabdian sesuai dengan profesi

(3) Ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran


secara

wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi diatur dengan undang-undang.

Sebagai perbandingan pelaksanaan keikutsertaan warga negara dalam upaya bela


negara

menurut Undang-Undang No.20 Tahun 1982, dinyatakan pada Pasal 18 sebagai


berikut. Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan
dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui:

a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak terpisah dalam sistem

pendidikan nasional;

b. Keanggotaan Rakyat Terlatih secara wajib;

c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;


d. Keanggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara
wajib

e. Keanggotaan Perlindungan masyarakat secara sukarela.

B. Nilai nilai bela negara pada generasi muda


1. Kecintaan kepada Tanah Air Indonesia
Kesadaran bela negara terbangun melalui cara pandang yang
berhubungan dengan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,serta
falsafah/ideologi Pancasila akan terbentuk wawasan nasional atau wawasan
nusantara. Dengan telah terpolakan melalui cara pandang, sejarah dan
kebudayaan bangsa, falsafah Pancasila akan terwujud pertahanan keamanan
negara Indonesia oleh kesadaran bela negara setiap warga negara atau seluruh
komponen bangsa.
Bangsa dan Negara Indonesia hingga saat telah mampu untuk mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia sehingga produksi
dalam negeri meningkat bahkan telah mampu mengeksport keluar negeri.
Pertahanan dan keamanan (HANKAM), dalam perwujudan kecintaan kepada
tanah air yang dapat dilakukan oleh generasi muda kekinian melalui berkarya
bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia, berkarya meningkatkan diri
menjadi orang profesional sesuai dengan bidang tugasnya, meningkat diri
untuk mengangkat derajat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia
internasional.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia

Negara Indonesia berdiri diatas keanekaragaman berbagai etnis,


budaya dan agama. Walaupun berbeda-beda dari berbagai latar belakang
tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia tetap kokoh dan utuh
berdirinya NKRI. Negara dan bangsa Indonesia selalu menjunjung tinggi dan
memberikan penghormatan terhadap kebhinekaan atas nilai persatuan
bangsa. Nilai Persatuan bangsa berada dalam sila ketiga Pancasila yaitu
Persatuan Indonesia.
Persatuan bangsa Indonesia dalam kebersamaan untuk
mewujudkan cita-cita nasional dan tujuan nasional. Menghilangkan perasan
fanatisme kesukuan/kedaerahan dan mencintai setiap kebudayaan yang
berkembang didaerah, dan semestinya setiap kebudayaan daerah dapat
diangkat menjadi kebudayaan nasional.
Kebudayaan daerah merupkan aset bangsa Indonesia, oleh
karena itu harus dibina secara terus menerus secara berkelanjutan dan
berkesinambungan agar tidak menjadi punah/hilang sehingga dapat
diteruskan oleh generasi muda penerus bangsa Indonesia. Patut untuk
diwaspadai adanya penetrasi nilai sosial budaya dari negara lain kedalam
negara Indonesia akibat derasnya arus globalisasi, sehingga diperkuat
bangkitnya nilai-nilai identitas budaya lokal (local culture). Berawal dari
pemahaman Pasal 32 Ayat (1) UUD NRI 1945, pada intinya negara atau
pemerintah memajukan kebudayaan nasional dengan menjamin
kebudayaan lokal untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya.
3. Keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi atau dasar negara
Pancasila telah termuat dengan jelas dalam Pembukaan
UUD NRI 1945 menjadi dasar negara NKRI, maka seluruh kehidupan
berbangsa dan bernegara harus tunduk dan taat kepada Pancasila, dengan
tidak kecualinya. Pancasila menjadi pedoman dan petunjuk setiap
kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara serta segala bentuk
peraturan perundang-undangan negara. Dengan demikian Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sri Edi Swasono
menyebutkan Pancasila sebagai nilai-nilai luhur digali dari bumi Indonesia,
yang kemudian perlu disosialisasikan, atau dengan kata lain dibudayakan,
yang berarti mengakui adanya proses enculturation dan enculturated12.
Pancasila merupakan khasanah kekayaan budaya bangsa Indonesia yang adi
luhur, adi luhung,yang wajib diakui oleh seluruh bangsa serta digali dari
multi etnis, multi agama dan multi budaya.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia
Sikap rela berkorban untuk bangsa dan negara, merelakan atau
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bahkan harta benda dan jiwa raga
untuk kepentingan bangsa. Generasi muda harus dapat meneladani para
pendiri bangsa, berjuang tanpa memerlukan imbalan,tanpa mementingkan
diri sendiri selalu mengutaman persatuan dan kesatuan bangsa, selalu cinta
kepada tanah air dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi, golongan maupun kelompok.
5. Kemampuan awal Bela Negara
Kemampuan awal kesadaran bela negara secara psikis yaitu
memiliki sifat disiplin, kejujuran, berintegritas, etos kerja keras,
bertangungjawab, percaya pada diri sendiri, mengendalikan emosional,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya, serta meningkatkan spiritual
untuk mencapai dan mewujudkan tujuan negara.Dalam kehidupan bangsa
Indonesia sehari-hari, fisik merupakan alat penggerak manusia dalam
melangkah setiap kegiatan, sehingga diperlukan fisik yang sehat untuk
mengimbangi phikis serta menjadi kekuatan yang luar biasa, bila keduanya
menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pembentukannya,maka
Negara menjadi kuat. Fisik atau jasmaniah selalu dibiasakan dibina untuk
menjaga kesehatan tubuh kita dengan gemar berolah raga, sesuai dengan
motto “Mensana in copore sana” yang artinya dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang sehat pula.
6. Generani muda dalam lingkungan masyarakat berpartisipasi aktif dalam
kesadaran bela negara.
Partipasi kesadaran masyarakat melakukan bela negara sangat
cukup tinggi pada saat ini ditandai dengan, dalam lingkup keluarga banyak
orang tua membimbing putra dan putri agar berperilaku santun, ramah tamah
berdisiplin,serta bertanggungjawab. Dalam tingkat Rukun Tangga (RT), Rukun
Warga (RW), serta desa/kelurahan yang diwujudkan dengan setiap RT
membangun Pos Keamanan Lingkungan, anggota masyarakat menjadi petugas
pengamanan swakarsa, menjadi anggota satuan tugas (satgas), menjadi anggota
pemberi bantuan kemanusiaan, banyak generasi muda kita berbondong-
bondong mengajukan permohonan menjadi anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), menjadi
anggota prajurit cadangan, menjadi anggota satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP), menjadi anggota Polisi Kehutanan (Polhut), menjadi anggota perlindungan
masyarakat (Linmas), menjadi anggota keamanan rakyat (Kamra), menjadi
anggota pertahanan sipil (Hansip), menjadi anggota perlawanan rakyat
(Wanra), menjadi anggota pemberantasan narkoba, menjadi anggota
pemberantasan korupsi.

C. Peran dan sikap mahasiswa dalam bela negara


Mahasiswa sebagai kader muda bangsa, menjadi bagian utama yang harus
mendapatkan penanaman bela negara, karena kenyataannya potensi ancaman
yang dihadapi negara Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul
dari dalam negeri,antara lain dalam bentuk:
1. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkansentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadapkebijakan
pemerintah pusat.
2. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak
Azasi Manusiayang pada gilirannyadapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan
massa.
3. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrimatau
yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
4. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat
dalam masalahpolitik, maupun akibat masalah SARA.
Potensi konflik antar kelompok mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan
di masyarakat juga besar. Kedewasaan berpikir yang belum stabil dan perbedaan
pendapat yang justru merupakan esensi dari demokrasi malah menjadi potensi
konflik yang serius. Dalam hal ini, sebenarnya bangsa Indonesia sudah memiliki
cara yang terbaik untuk mengatasi perbedaan pendapat, yaitu musyawarah untuk
mufakat.
Pelaksanaan fungsi dan pertahanan negara merupakan tanggung jawab
seluruh komponen bangsa dan negara. Tentara Nasional Indonesia (TNI)
merupakan komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan
komponen pendukung. Komponen cadangan adalah warga negara, sumber daya
alam, sumber daya buatan, serta saran dan prasarana nasional. Pertahanan negara
bertujuan untuk menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
macam ancaman. Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan
bersifat semesta yang penyelenggaraanya didasarkan pada kesadaran atas hak dan
kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri, melibatkan
seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional lainnya. Dipersiapkan
secara dini oleh pemerintah serta di selenggarakan secara total, terpadu, terarah,
dan berlanjut. Pertahanan negara disusun berdasarkan prinsip demokrasi, hak
asasi manusia, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional,
hukum iternasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai, dengan memperhatikan kondisi gografis Indonesia
sebagai negara kepulauan.
Dilihat dari sumber ancaman, semakin besar keterkaitan antara factor
eksternal dan internal. Dimensi ancaman mudah berkembang dari satu dimensi ke
dimensi lain, termasuk dimensi ideologi, ekonomi, politik, sosial, hukum , informasi
dan teknologi, serta keamanan. Spektrum ancaman dapat berubah dengan tiba tiba
dari local kenasional, demikian juga perkembangan eskalasi keadaan dari tertib
hingga darurat, dan sebaliknya, tidak muda untuk di prediksi.
Sebagai salah satu unsur bagian dari warga masyarakat Indonesia,
Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda memiliki peran yang penting dalam
perkembangan dan kemajuan bangs aini. Di harapkan dengan ilmu yang di peroleh
di perguruan tinggi dapat berkonstribusi di masyarakat local maupun internasinal.
Mahasiswa sebagai warga negara yang sudah cukup dewasa tentu mengerti tentang
konsep konsep yang terkandung dalam Pancasila serta UUD 1945. Salah satu dari
konsep yang penting yang harus dapat dilakukan oleh mahasiswa apabila keadaan
genting adalah bela negara.
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu neagra tentang patriotism seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari sautu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Konsep bela negara secara fisik dapat
diartikan sebagai Langkah warga negaranya untuk mempertahankan negaranya
apabila pada suatu Ketika negara tersebut mendapat agresi militer dari negara
lawan. Sedangkan secara non fisik konsep bela negara dapat diartikan sebagai
upaya dari warga masyarakat ( termasuk juga mahasiswa) sebagai upaya berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara malalui sektor- sektor seperti
Pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan warga masyarakat.
Mahasiswa adalah intelektual muda, dalam sejarahnya mahasiswa
mampu untuk membawa perubahan pada Indonesia dari order bar uke reformasi.
Mahasiswa memiliki gejolak dan semangat luar biasa membuat mereka berani
untuk keluar dari titik aman apabila merasa tidak sesuai dengan apa yang mereka
anggap benar.
Dalam kehidupan ini, mahasiswa yang kritis dan peka terhadap
lingkungan selalu tanggap dan sadar apabila terjadi gejolak atau perubahan pada
masyarakat. Dengan rasa peduli dan sikap sosialnya, mahasiswa pun dapat
menjaga kestabilan sosial. Mahasiswa selalu mengisi dari generasi ke generasi,
melanjutkan apa yang sudah ada untuk terus di jalankan, mahasiswa adalah
pemuda pemudi bangsa dengan berbagai macam keunggulan. Mereka pula yang
menjaga kestabilan negara, membawa inovasi dan perubahan, serta benih
pemimpin unggul di masa depan.
Bela negara merupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Sesuai
fungsi warga serta tidak selalu diartikan dengan mengangkat senjata. Bukan hanya
kwajiban dan tanggung jawab Tentara Nasional Indonesai semata. Banyak peran
mahasiswa dalam membela negara di antaranya belajar dengan tekun, ikut
kegiatan ekstrakurikuler, meningkatkan kesadaran berbangsan dan bernegara
termasuk menghayati arti demokrasi dengan menghargai pendapat dan tidak
memaksakan kehendak.
Ada lima dasar bela negara yaitu :
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsan dan bernegara
3. Yakin Pancasila sebagai idologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

Namun sebagai mahasiswa ad acara-cara lain untuk dapat


melaksanakan kewajiban bela negara. Hal-hal lain itu meliputi : melestarikan
kebudayaan Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Budaya
merupakan harta suatu bangsa dan alangkah baiknya apabila harta tak ternilai
tersebut dilestarika. Selain melestarikan budaya, mahasiswa juga harus giat belajar
demi meraih masa depan yang gemilang serta dapat membantu kelangsungan
pembangunan negara. Ilmu yang melimpah dari pada mahasiswa apabila di
amalkan kepada bangsa ini maka akan membawa perubahan yang sangat besar.
Taat hukum dan aturan-aturan negara juga merupakan salah satu factor penting
penunjang konsep bela negara, dengan taat hukum dan disiplin akan
mencerminkan negara yang berkembang serta efektif dalam bertindak.

Dalam hal ketanahanan nasional, mahasiswa tidak di tuntut harus wajib


militer guna mempertahankan negara ini. Apakah jika negara ini di serang
mahasiswa harus ikut berperang langsung? Jawabannya tidak harus. Disinilah
peran mahasiswa dibutuhkan. Misalnya mahasiswa Teknik seorang ahli Teknik
yang handal dalam pengembangan dan perawatan sistem pertahanan negara akan
sangat dibutuhkan demi ketahanan militer yang baik. Sampai sekarnag Indonesia
dikenal di seluruh dunia sebagai Negara konsumen, bahkan seluruh perlengakapan
perang juda dibeli dari negara luar. Ini sunggu teramat memalukan, karena kami,
kamu, dan kalian sebagai mahasiswa belum memberi bakti bagi negara ini dalam
hal tersebut. Akankah kita memberikan fasilitas buatan sendiri untuk memperkuat
ketahanan negara? Kapan? Buktikan diirmu, buktikan budimu, mari bangun
Indonesia mejadi lebih baik lagi.

Terwujudnya kesadaran bela negara dan kewaspadaan generasi muda


meningkat. Melalui koordinasi, sinergitas dan kerjasama diantara pemerintah
pusat dan daerah (provinsi, kabupaten dan kota) dalam melaksanakan program
kegiatan kesadaran bela negara, sudah pasti hasil yang telah dicapai semakin
meningkatkan kewaspadaan generasi muda. Kemampuan untuk mencegah secara
dini dan menangkal terhadap ancaman bangsa akan meningkat ketahanan
nasional. Meningkatnya kesadaran bela negara generasi muda sebagai landasan
dalam kehidupan nasional. Kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara
merupakan dinamika hidup suatu bangsa.

Peningkatan kesadaran bela negara telah mengkristal dalam jiwa bangsa


Indonesia. Kehidupan dalam masyarakat umum, melejitnya berbagai prestasi yang
dimiliki baik oleh petani, pengusaha, pengerajin dan lain-lain. Mahasiswa dan
pelajar telah mampu mengukir prestasi pada tingkat internasional melalui
olimpiade sains dan teknologi serta perlombaan-perlombaan automotif. Kesadaran
bela negara, sangat penting di dalam memotivasi warga negara Indonesia, mengerti
hak dan kewajibannya hidup bernegara untuk bersama-sama menjadikan negara
Indonesia maju dan berkembang menjadi negara moderen serta memiliki daya
saing. Kesadaran bela negara yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dengan pertumbuhan ekonomi baik, serta indek pembangunan
masyarakat juga membaik. Meningkatnya kesadaran bela negara generasi muda
diwujudkan dalam kebijakan pemerintah.

Perkembangan kesadaran bela negara saat ini, untuk meningkatkan


kewaspadaan generasi muda telah menjadi perhatian yang cukup besar, dikalangan
pemerintah dan masyarakat. Partisipasi generasi muda dalam menentukan
kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai suatu keikutsertaan dalam menentukan
pemerintahan setiap proses pembuatan berbagai peraturan perundang-undangan
yang akan diterapkan bagi seluruh warga negara Indonesia. Kurikulum Sistem
Pendidikan Nasional memuat materi Bela Negara. Kurikulum pendidikan adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelanjaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri , dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

D. Identifikasi ancaman terhadap bangsa dan negara


Menurut UU No. 20 Tahun 1982, istilah ancaman meliputi ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Merujuk UU No.3 Tahun 2002,
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri
yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Konsep ancaman mencakup hal yang sangat luas dan
spektrum yang senantiasa berkembang berubah dari waktu ke waktu. Dewasa ini,
ancaman terhadap kedaulatan negara yang bersifat konvensional (fisik)
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan non fisik), baik yang berasal dari
luar negeri maupun dari dalam negeri. Ancaman yang bersifat multidimensional
tersebut dapat bersumber baik dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, maupun permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan
internasional, antara lain terorisme, imigran gelap, bahaya narkotika, pencurian
kekayaan alam, bajak laut, dan perusakan lingkungan.
Ancaman militer hanya merupakan sebagian dari dimensi ancaman.
Belakangan muncul perspektif baru: human security. Berbeda dari perspektif
sebelumnya yang cenderung melihat negara sebagai unsur yang paling penting,
"human security" yang melihat pentingnya keamanan manusia. Dalam perspektif
ini kesejahteraan warga negara merupakan sesuatu yang dipandang penting.
Mereka dapat menghadapi ancaman dari berbagai sumber, bahkan termasuk dari
aparatur represif negara, epidemi penyakit, kejahatan yang meluas, sampai dengan
bencana alam maupun kecelakaan.
Tentu, ancaman itu dapat berasa dari dalam maupun luar negeri.
Belakangan muncul berbagai terminologi; misalnya ancaman transnasional (lintas
nasional) sebagai ancaman yang berasal dari luar negara dan bergema di dalam
suatu negara. Pada prinsipnya, ancaman ini berasal dari luar tapal batas tetapi
dapat menimbulkan masalahmasalah serius di dalam wilayah nasional suatu
negara. Mereka dapat mengancam komponen keamanan seperti yang diidentiflkasi
sebelumnya landasan fisik, landasan ideasional, dan landasan institusional.
Kewaspadaan generasi muda terhadap berbagai ancaman bagi
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara yang meliputi; invasi dan intervensi
negara lain, subversi, makar, dan kudeta, separatisme, terorisme, korupsi,
penyalahgunaan narkoba, premanisme, penyelundupan dan pencurian sumber
daya alam, human traffiking dan perbuatan yang anarkhis dalam penyampaian
aspirasi kepada pemerintah.
Kewaspadaan generasi muda mampu melakukan pemantauan, observasi,
mengamati berbagai isu yang berkembang sehingga sedari dini telah terdeteksi
sehingga potensi ancaman tidak dapat terwujud bahkan kalau terwujud kita bisa
mengalihkan diri kita dengan baik.Melalui kewaspadaan yang telah terbangun oleh
generasi muda, maka telah terjadi sikap keperdulian dari seorang warga negara
Indonesia terhadap ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan baik yang
datangnya dari dalam negeri maupun luar negeri dari potensi ancaman. Melalui
berbagai potensi ancaman yang telah dipahami dan dimengerti oleh generasi muda
akan menimbulkan sikap kewaspadaan dengan early warning, early detection,
cegah awal dan tangkah awal,sehingga ketahanan nasional menjadi Tangguh
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan umum bagaimana
menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan
negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warga negara yang cerdas,
berkeadaban, dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia.
Nantinya diharapkan mahasiswa memiliki kompetensi menjadi ilmuwan
dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sehubungan bela negara,
konstitusi UUD 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengatur bahwa; “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”.
Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam
pertahanan negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 30 Ayat 1 bahwa;
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.” Selanjutnya, UU No.3 Tahun 2002
tentang pertahanan negara menjelaskan bahwa upaya bela negara adalah
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai
kewajiban juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Mahasiswa adalah kaum yang intelektual, kaum yang kritis dan
memiliki semangat yang kuat dalam bela neagra semangat mahasiswa
tersebut adalah semangat mengawal dan mengawasi jalnnya reformasi
dalam, selalu tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa, sebagai agen
pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap
perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu mahasiswa tetap
menebarkan wangi harum keadilan sosial dan solidaritas kerakyatan, demi
terjaganya pertahanan dan keamanan dan terwujudnya persatuan dan
kesatuan bangsa dan Negara.

B. Saran
1. Kampus membuat program keikutsertaan mahasiswa dalam ketertiban
dan keamanan kampus.
2. Mewajibkan kepada mahasiswa untuk berperan dalam kegiatan
kemahasiswaan
3. Mensosialisasikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan
4. Memotivasi mahasiswa agar dalam pemilu mendatang mempunyai
pilihan yang bertanggung jawab
5. Mendorong mahasiswa Latihan fisik untuk siap menjadi patriot dalam
bela negara.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Penjelasan umum.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Batang tubuh.

Undang-Undang Dasar Negara Nomor 29 Tahun 1952 tentang Pertahanan Negara


Republik Indonesia.

Undang-Undang Dasar Negara Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI

Undang-Undang Dasar Negara Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan


nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, Panduan Kuliah di


Perguruan Tinggi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bumi Aksara Tim Nasional
Dosen Kewarganegaraan. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan, Paradigma Terbaru
untuk Mahasiswa. Bandung: CV. Alfabet
Departemen Pertahanan RI, Direktorat Jenderal Potensi pertahanan (2006) Tatanan
dasar bela negara : Jakarta.
Taufiq, Tuhana Adrianto, 2015, Paradigma Baru Bela Negara Implementasi dan
Pengembangannya di Era Globalisasi.Yogyakarta.
Zamroni, Akhmad, 2015, Partisipasi dalam upaya Bela Negara, Yama Widya, Bandung

Anda mungkin juga menyukai