Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

UPAYA BELA NEGARA BAGI KALANGAN MAHASISWA

( Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu : Ricky Santoso Muharam, S.Pd., M.Sos.

Disusun Oleh :

Erwin Anggoro (NIM: 042940054)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S1)

UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Upaya
Bela Negara di Kalangan Mahasiswa”

Terima kasih saya ucapkan kepada bapak Ricky Santoso Muharam, S.Pd., M.Sos.
yang telah membantu penulis baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
penulis ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Penulis

Erwin Anggoro
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam UU No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara Pasal 9 ayat 1


disebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Dalam bagian
penjelasan UU No.3 Tahun 2002 tersebut dinyatakan bahwa upaya bela negara adalah
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaanya kepada negara kesatuan
republic Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai keajiban
dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara, kelangsungan
hidup dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Sikap dan
perilaku bela negara dilandasi oleh nasionalisme dan patriotisme dari setiap warga
negara. Pemahaman terhadap kesadaran bela negara akan menimbulkan sikap dan
prilaku yang melekat kewaspadaan bagi generasi muda dalam menyaring pengaruh
budaya asing yang masuk kedalam wilayah negara Indonesia, karena ada beberapa
budaya asing tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Indonesia memiliki budaya
Pancasila yang bermoral dan beretika dalam tatanan kehidupan.

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia.
kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran Pendidikan
sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan
demokratis. Oleh karena itu, Pembaharuan Pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan suatu bangsa. Pendidikan seperti sifat sasarannya
yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena
sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Sebagai salah satu mata kuliah
pengembangan kepribadian mengenai kewarganegaraan dan patriotisme di Perguruan
Tinggi melalui mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tujuan umum
bagaimana menjadikan warga negara yang baik yang mampu mendukung bangsa dan
negara. Baik dalam artian demokratis, yaitu warganegara yang cerdas, berkeadaban,
dan bertanggung jawab bagi kelangsungan Negara Indonesia. Nantinya diharapkan
mahasiswa memiliki kompetensi menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan, cinta tanah air, serta memiliki jiwa bela negara yang tinggi, menjadi warga
negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Materi-materi
pembelajaran PKn mengemban misi sebagai pendidikan nilai kepribadian, pendidikan
yang membekali pemahaman tentang hubungan antara warga negara dengan negara
(civic education), pendidikan politik (political education) atau demokrasi, dan
pendidikan bela negara. Secara khusus materi-materi yang berkenaan dengan
pendidikan bela negara dimuat dalam Geopolitik Indonesia atau Wawasan Nusantara
dan Geostrategi Indonesia atau Ketahanan Nasional. Menyadari permasalah tersebut,
terdapat sejumlah Kondisi Aktualisasi Kesadaran Bela Negara Yang diharapkan.
Generasi muda merupakan tulang punggung negara, berpeluang besar menjadi
pemimpin-pemimpin nasional baik dimasa sekarang maupun masa depan. Kesadaran
bela negara akan tumbuh dan berkembang dalam kehidupan generasi muda
kesehariannya dalam lingkungan tempat tinggal dimulai dari lingkungan keluarga,
lingkungan umum, lingkungan kerja dan lingkungan sekolah. Pemahaman bela negara
terbentuknya karakter bangsa dalam menghadapi serta mengatasi setiap
setiap,ancaman, tantangan,hambatan dan gangguan baik yang berasal dari dalam negeri
ataupun luar negeri yang membahayakan kelangsungan pertahanan dan keamanan
bangsa dan negara Indonesia. Menurut Suryanto Suryokusumo,dkk7 , kekuatan rakyat
adalah sumber dari kekuatan negara, kekuatan pertahanan nonmiliter dibangun dari
potensi kekuatan sosial dan politik yang terkandung pada masyarakat. Dengan suatu
ketrampilan, kekuatan tersebut bisa dimanfaatkan dan digunakan tidak hanya untuk
menghancurkan penindasan atau tirani, tetapi juga untuk menangkal dan mengalahkan
agresi dengan efektif dalam rangka pertahanan non milite

Kesadaran bela negara diaktualisasikan melalui peningkatan kewaspadaan


generasi muda seperti mahasiswa. Kewaspadaan generasi muda/mahasiswa yang telah
memahami kesadaran nilai-nilai bela negara, kecintaan terhadap tanah air, kesadaran
berbangsa dan bernegara, keyakinan dan kebenaran terhadap Pancasila, rela berkonban
untuk bangsa dan negara dan kemampuan awal bela negara, sehingga memiliki
kemampuan untuk mengatasi dan menyelesaikan terhadap berbagai ancaman,
hambatan, gangguan dan tantangan demi untuk mendukung kepentingan pertahanan
dan keamanan nasional. Kewaspadaan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa
dan negara Indonesia diharapkan memiliki kemampuan peduli,kesiapsiagaan serta
tanggungjawab,dalam rangka peningkatan pencegahan dini, daya tangkal maupun daya
cegah. Nilai-nilai dasar negara akan menjadi panduan dan mewarnai keyakinan serta
pegangan hidup warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, peserta didik seyogyanya memiliki motivasi bahwa
Pendidikan Kewarganegaaan yang diberikan kepada siswa berkaitan erat dengan
penanaman dan kedudukan serta kepentingan siswa sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad
dan bersedia mewujudkannya.

Sikap bela negara perlu dilakukan mahasiswa dan ditanamkan dalam kehidupan
mahasiswa melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pembinaan
kesadaran bela negara sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan WNI yang memahami
dan menghayati serta yakin untuk menunaikan hak dan kewajibannya. mengingat
rendahnya pemahaman masyarakat terhadap makna Pancasila, tidak terlepas dari
sedikitnya pemikir Indonesia yang mengembangkan pemikiran-pemikiran mengenai
Pancasila. Akibatnya masyarakat Indonesia (khususnya kalangan elit) mengalami
kesulitan dalam proses pengimplementasian nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan mahasiswa dapat memahami dan
menunaikan hak dan kewajibannya dalam kegiatan sehari hari dimasyarakat. Akan
tetapi, dalam pelaksanaan penanaman sikap bela negara melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan mengalami banyak hambatan dan kendala. Hal ini
terlihat dari sikap siswa yang tidak dilandasi oleh kecintaan pada tanah air Indonesia.
Selain itu masih sangat banyak mahasiswa yang kurang akan pengetahuan akan
pentingnya bela negara dan kurangnya kesadaran mahasiswa dalam melaksanakan hak
dan kewajiban dalam bela negara.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bela negara ?
2. Apa pentingnya bela negara bagi mahasiswa?
3. Apa upaya untuk meningkatkan bela negara di kalangan mahasiswa ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai bela negara.
2. Untuk mengetahui pentingnya bela negara bagi mahasiwa.
3. Untuk mengetahui upaya untuk meningkatkan belanegara dikalangan
mahasiswa.
D. MANFAAT
1. Bagi mahasiswa, untuk meningkatkan akan pentingnya bela negara
2. Bagi dosen, untuk meningkatkan pembelajaran mengenai bela negara kepada
mahasiswa khususnya mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan
3. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
pentingnya bela negara
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELA NEGARA


Istilah bela negara dapat kita temukan dalam rumusan pasal 27 ayat 3 UUD
1945.pasal 27 ayat 3 menyatakan setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara. Dalam buku “Pemasyarakatan UUD 1945 oleh MPR
(2012)” dijelaskan bahwa pasal 27 ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep
yang dianut bangsa dan negara indonesiadi bidang pembelaan negara, yakni upaya bela
negara bukan hanya monopoli TNI , tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap
warga negara. Oleh karena itu, tidak benar jika ada anggapan bela negara berkaitan
dengan militer atau militerisme dan seolah olah kewajiban dan tanggung jawab untuk
membela negara hanya terletak pada TNI. Berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUD 1945
tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan negara merupakan ha dan
kewajiban setiap warga negara Indonesia.. hal ini berkonsekuensi bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga Lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, setiap warga negara dapat turut serta
dalam setiap usaha pembelaan negara sesuai dengan kemampuan dan profesi masing-
masing.
Jika bela negara tidak hanya mencakup perang mempertahankan negara, maka
konsep bela negara memiliki cangkupan yang luas. Bela negara dapat dibedakan secara
fisik maupun non fisik. Secara fisik, yaitu dengan cara “memanggul senjata “menghadapi
serangan atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi
ancaman dari luar. Pengertian ini dapat disamakan dengan bela negara dalam arti
militer. Sedangkan bela negara secara non fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya
untuk mempertahankan negara kesatuan republic Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadarana berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan bela
negara secara non militer. Pemahaman demikian diperlukan karena dimensi ancaman
terhadap bangsa dan negara tidak hanya ancaman yang bersifat militer tetapi juga
ancaman yang sifat nya non militer. Yang dimaksud ancaman adalah “Setiap usaha dan
kegiatan baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negaral, dan keselamatan segenap bangsa”. Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,keutuhan
wilayah negara,dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nirmiliter pada hakikatnya
adalah ancaman yang menggunakan factor-faktor ninmiliter yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
Ada dua macam bela negara yakni bela negara secara fisik dan non fisik. Bela
negara secara fisik menurut undang-undang No.3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan
Negara, keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan
dengan menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan pelatihan dasar
kemiliteran. Sekarang ini pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan melalui program
rakyat terlatih (Ratih), meskipun konsep rakyat terlatih (Ratih) adalah amanat dari UU
no20 tahun 1982. Rakyat terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti resimen
mahasiswa(Menwa) , perlawanan rakyat (wanra) , pertahanan sipil (hansip), mitra
babinsa, dan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer dan lain-lain. Rakyat terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu
ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat dan perlawanan rakyat.
Tiga fungsi tersebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai atau pada saat
terjadinya bencana alam atau darurat sipil , dimana unsur unsur rakyat terlatih
membantu pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sementara fungsi perlawanan rakyat dilakukan pada keadaan darurat perang dimana
rakyat terlatih merupakan unsur bantuan tempur. Bila keadaan ekonomi dan keuangan
negara memungkinkan maka dapat pula dipertimbangkan kemungkinan untuk
mengadakan wajib militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang
dilakukan banyak negara maju dibarat.
Sedangkan bela negara non fisik menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan negar, keikut sertaan warga negara dalam bela negara secara non fisik
dapat diselenggarakan melalui pendiidkan kewarganegaraan dan pengabdian sesuai
profesi. Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dapat
dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan tinggi) dan jalur non formal
(sosial kemasyarakatan). Berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga negara dalam
bela negara secara non fisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk sepanjang masa
dan dalam segala situasi.
Kesadaran bela negara terbangun melalui cara pandang yang berhubungan
dengan sejarah kebudayaan bangsa Indonesia,serta falsafah/ideologi Pancasila akan
terbentuk wawasan nasional atau wawasan nusantara. Dengan telah terpolakan melalui
cara pandang, sejarah dan kebudayaan bangsa, falsafah Pancasila akan terwujud
pertahanan keamanan negara Indonesia oleh kesadaran bela negara setiap warga
negara atau seluruh komponen bangsa. Bangsa dan Negara Indonesia hingga saat telah
mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia
sehingga produksi dalam negeri meningkat bahkan telah mampu mengeksport keluar
negeri. Pertahanan dan keamanan (HANKAM), dalam perwujudan kecintaan kepada
tanah air yang dapat dilakukan oleh generasi muda kekinian melalui berkarya
bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia, berkarya meningkatkan diri menjadi
orang profesional sesuai dengan bidang tugasnya, meningkat diri untuk mengangkat
derajat harkat dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional.
Bela negara menurut UU RI No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan
Keamanan Negara pasal 1 ayat (2) yaitu “Tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian Pancasila
sebagai ideologi negara, dan kerelaan unyuk berkorban guna meniadakan setiap
ancaman baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional, serta nilai-nilai Paancasila dan UUD 1945”. Namun di era reformasi UU RI No.
20 Tahun 1982 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan UU RI No. 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara.
Pada undang-undang ini tepatnya pada pasal 9 tidak dijelaskan definisi Bela
negara, melainkan hanya menjelaskan bahwa setiap warga negara wajib ikut serta
dalam bela negara serta menjelaskan ketentuan pelaksanaan upaya bela negara.
Meskipun demikian pada pasal tersebut tersirat makna upaya bela negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Makna tersirat tersebut terlihat jelas tidak
mengubah esensi dari bela negara yaitu upaya untuk mepertahankan negara dari segala
ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Bela negara meliputi; menyelenggarakan ketertiban umum, menyelenggarakan
perlindungan masyarakat, menyelenggarakankeamanan masyarakat,
menyelenggarakan perlawanan rakyat semesta. Sedangkan komponen tenaga manusia
dalam kekuatan bela negara ialah:
1. Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugastugas pertahanan,
2.Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama,
3. Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan, 4.
Sumber daya nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber
daya buatan,
5. Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara
yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan negara,
6. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya
untuk kepentingan pertahanan negara,
7. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan
sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan negara dalam rangka
mendukung kepentingan nasional
Bela Negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang teratur menyeluruh
terpadu dan berlanjut yang dilandasi:
1. Cinta Tanah Air; yaitu mencintai ruang wilayah negara baik secara geografis, maupun
tata nilai dan tata kehidupan masyarakat yang telah memberikan sumber kehidupan
dan penghidupan, sejak manusia lahir sampai pada akhir hayatnya.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; yaitu suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan tujuan
hidup bangsanya, tumbuh rasa kesatuan, persatuan Bangsa Indonesia, memiliki jiwa
besar dan patriotisme serta memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga
negara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai idiologi negara dan pandangan hidup bangsa; yaitu
melaksanakan Pancasila sebagai sumber hukum sekaligus sebagai kerangka acuan NKRI
karena Pancasila telah dapat mempersatukan Rakyat Indonesia yang terdiri dari
beranekaragam agama, suku bangsa, bahasa, asal-usul keturunan Rela Berkorban untuk
Bangsa dan Negara, artinya seluruh warga negara dituntut rela berkorban dengan
mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi/ golongan.
4. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara; artinya secara psikis, setiap warga negara
dituntut untuk memiliki sikap perilaku dispilin, ulet, kerja keras, taat aturan, percaya
pada kemampuan sendiri, tahan uji, pantang menyerah, sedangkan secara fisik memiliki
kesehatan prima dan tangkas hal tersebut sejalan dengan pepatah kuno yaitu dalam
badan sehat terdapat jiwa yang kuat .

B. PENTINGNYA BELA NEGARA BAGI MAHASISWA


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan program pendidikan yang dilakukan
sebagai keikutsertaan bela negara dengan menitikberatkan pada pembinaan mental
dan kesadaran kepada mahasiswa sebagai warga negara, dengan kata lain, pembelaan
negara melalui PKn merupakan bela negara dalam wujud nonfisik dengan penanaman
kesadaran sebagai fokus sentralnya. Pendidikan bela negara dapat dilakukan dengan
hal yang sederhana seperti mengadakan mata pelajaran dan mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan bagi anak sekolah dan mahasiswa, dengan adanya Pendidikan
Kewarganegaraan, diharapkan anak muda dapat menjadi penerus bangsa yang emas
dan berbudaya. Pendidikan lainnya dapat pula dengan mengajarkan anak muda untuk
melestarikan budaya Indonesia dan pintar-pintar dalam menyaring budaya barat yang
masuk ke Indonesia.
Mahasiswa harus mengetahui persoalan yang dihadapi bangsanya. Setelah tahu,
bagaimana mahasiswa menghadapi dan mensikapi masalah itu kemudian
berkontribusi untuk memberikan soluasi. Hal itu tidak jauh dengan prinsip-prinsip
bela negara. Yakni, cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, mengamalkan
Pancasila dan UUD 1945, dan sikap rela berkorban.Bela Negara pada hakikatnya
merupakan keinginan dan kesanggupan secara rasional warga Negara untuk berbuat
apapun untuk kepentingan bangsa dan Negara. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa
untuk hidup berbangsa dan bernegara serta menanamkan nilai-nilai dasar bela negara
yang meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila
sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan
awal bela negara
Mahasiswa merupakan harapan bangsa yang diharapkan mempunyai kesadaran
yang tinggi terhadap pentingnya pembelaan terhadap Negara. Dalam lingkup
ekstrakurikuler pendidikan berbagai organisasi dibentuk dengan harapan menjadi
wadah bagi para generasi muda untuk mengembangkan kesadaran diri sebagai bangsa
dan Negara Indonesia. Salah satunya adalah organisasi resimen mahasiswa (Menwa),
yang dikembangkan dalam dunia kampus (pendidikan tinggi).
Generasi muda atau mahasiswa merupakan modal sosial (social capital) negara
yang diharapkan dapat memainkan peran strategis agar dapat mendukung terciptanya
kehidupan bangsa dan negara yang tentram dengan persatuan dan kesatuan bangsa
seabgai semangat dasar dalam mewujudkan keutuhan serta kedaulatan bangsa dan
negara. Namun, kondisi yang ada dewasa ini begitu memperhatikan yang justru datang
dari para pemuda, tidak sedikit pemuda yang mengabaikan hak dan kewajiban bela
negara.
Berbagai tindakan strategis yang dilakukan pemerintah untuk menumbuh
kembangkan kesadaran bagi warga negara. Salah satu tindakan tersebut dilakukan
melalui peran pendidikan. Jalur pendidikan merupakan langkah formal yang
ditetapkan pemerintah dengan serangkaian kegiatan yang disusun dan dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan. Dalam tataran praktis,
pendidikan diselenggarakan dalam berbagai tingkatan satuan pendidikan, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, dan
pendidikan tinggi. Pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk
mentransformasikan nilai-nilai (value transform) sosial kultural bangsa Indonesia
dengan landasan filosofis keilmuan yang sistematis dan terarah. Berbagai disiplin ilmu
dalam bentuk mata pelajaran dikembangkan dalam satuan pendidikan sebagai
langkah konkret untuk mentrasformasikan nilai-nilai tersebut, yang pada muaranya
bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran dan kecintaan terhadap bangsa
dan negara Indonesia.
Hak dan kewajiban bela negara dapat dikaji dari dua sisi, yaitu: Pertama, dari
eksistensi manusia sebagai warga negara, bahwa kebutuhan akan rasa aman
merupakan hak setiap warga negara oleh sebab itu bela negara merupakan hal yang
penting untuk menjamin rasa keamanan. Kedua, dilihat dari eksistensi sebuah negara,
bahwa bela negara merupakan kewajiban bagi semua warga negara, baik pemerintah
maupun masyarakat untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan negara sebagai bentuk
kehormatan sebagai warga negara dan juga sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa
dan negara. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa bela negara merupakan
tanggung jawab setiap warga negara, karena tidak hanya sebagai hak, melainkan juga
sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap warga negara, tidak hanya sebagai
hak, melainkan sebagai bentuk penghormatan yang diberikan negara kepada setiap
warga negara tak terkecuali juga bagi para mahasiswa.
C. UPAYA MENINGKATKAN BELA NEGARA DI KALANGAN MAHASISWA
Upaya bela ngara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sikap tersebut
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Sebagai generasi muda Indonesia,dalam upaya bela negara,mahasiswa
diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam memerangi korupsi di lingkungan
kampus,menolak keterlibatan dalam paham-paham radikalisme dan ikut serta
melakukancounter narasi terhadap paham-paham radikal,ujaran kebencian dan
narasi-narasi yang memecah belah bangsa. Sebagai generasi muda Indonesia, dalam
upaya bela negara,mahasiswa diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam memerangi
korupsi di lingkungan kampus,menolak keterlibatan dalam paham-paham radikalisme
dan ikut serta melakukancounter narasi terhadap paham-paham radikal,ujaran
kebencian dan narasi-narasi yang memecah belah bangsa. Kita sebagai mahasiswa
tidak boleh acuh terhadap perkembangan pemerintahan yang ada di negara
kita.Kesalahan-kesalahan atas kebijakan yang dilakukan dengan penguasa harus
dikiritik.Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas dan tidak diam begitu saja
ketika masyarakatnya bergeming. Sebagai mahasiswa harus berada di garda terdepan
dalam membela Negara Kesatuan Rebublik Indonesia (NKRI).
Sebagai mahasiswa juga kita harus memikirkan bagaimana caranya untuk
mengembalikan dan mengubah kondisi negara kita ini agar menjadi negara yang ideal
dan mampu bersaing dengan negara maju yang ada di seluruh dunia.Perubahan
tersebut sangat diperlukan untuk tercapainya sebuah negara yang ideal,namun,dalam
pelaksanaannya nanti tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang sopan,ramah,bermoral dan memiliki akhlak mulia.
Kesadaran bela negara pada mahasiswa diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan akan kesaktian Pancasila, rela
berkorban untuk nusa dan bangsa, dan kemampuan awal bela negara. Sebagai contoh
mahasiswa yang sudah memiliki kesadaran bela negara adalah mahasiswa sudah
sadar membuang sampah pada tempat yang disediakan, mahasiswa berpendapat
bahwa perlindungan dan keamanan bagi masyarakat sudah baik, mahasiswa taat
beragama dengan sudah melaksanakan dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
saya dan mahasiswa senantiasa menjaga kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, mahasiswa sadar telah
membina diri saya sendiri agar dapat mandiri kelak, dan mahasiswa bangga kepada
perjuangan para pahlawan
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa bela negara bagi
mahasiswa dapat dilakukan seperti berikut ini : 1. Kampus membuat program
keikutsertaan mahasiswa dalam ketertiban dan keamanan kampus. 2. Mewajibkan
kepada mahasiswa untuk berperan dalam kegiatan kemahasiswaan. 3.
Mensosialisasikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. 4. Memotivasi mahasiswa agar dalam pemilu mendatang mempunyai
pilihan yang bertangung jawab. 5. Mendorong mahasiswa latihan fisik untuk siap
menjadi patriot dalam bela negara.
Kesadaran bela negara diaktualisasikan melalui peningkatan kewaspadaan
generasi muda. Kewaspadaan generasi muda yang telah memahami kesadaran nilai-
nilai bela negara, kecintaan terhadap tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
keyakinan dan kebenaran terhadap Pancasila, rela berkonban untuk bangsa dan
negara dan kemampuan awal bela negara, sehingga memiliki kemampuan untuk
mengatasi dan menyelesaikan terhadap berbagai ancaman, hambatan, gangguan dan
tantangan demi untuk mendukung kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.
Kewaspadaan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa dan negara Indonesia
diharapkan memiliki kemampuan peduli,kesiapsiagaan serta tanggungjawab,dalam
rangka peningkatan pencegahan dini, daya tangkal maupun daya cegah. Partisipasi
masyarakat dalam kesadaran bela negara meliputi; kegiatan yang berada lingkup
pemerintahan,lingkungan perusahaan, lingkungan kemasyarakatan dan lingkungan
dan berbagai instansi, organisasi,institusi negeri dan swasta maupun partai politik
dapat memotivasi generasi muda secara terus-menerus terhadap peningkatan
kewaspadaan nasional. Keberadaan generasi muda berada pada semua level
kehidupan masyarakat, perlu dilakukan pembinaan, motivasi serta sosialisasi
kesadaran bela negara agar peningkatan kewaspadaan bagi generasi muda tetap dapat
dapat dipertahankan. Pemahaman terhadap kesadaran bela negara akan
menimbulkan sikap dan prilaku yang melekat kewaspadaan bagi generasi muda dalam
menyaring pengaruh budaya asing yang masuk kedalam wilayah negara Indonesia,
karena ada beberapa budaya asing tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki budaya Pancasila yang bermoral dan beretika dalam tatanan
kehidupan berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat.
Kewaspadaan generasi muda terhadap berbagai ancaman bagi kelangsungan
kehidupan bangsa dan negara yang meliputi; invasi dan intervensi negara lain,
subversi, makar, dan kudeta, separatisme, terorisme, korupsi, penyalahgunaan
narkoba, premanisme, penyelundupan dan pencurian sumber daya alam, human
traffiking dan perbuatan yang anarkhis dalam penyampaian aspirasi kepada
pemerintah. Kewaspadaan generasi muda mampu melakukan pemantauan, observasi,
mengamati berbagai isu yang berkembang sehingga sedari dini telah terdeteksi
sehingga potensi ancaman tidak dapat terwujud bahkan kalau terwujud kita bisa
mengalihkan diri kita dengan baik.Melalui kewaspadaan yang telah terbangun oleh
generasi muda, maka telah terjadi sikap keperdulian dari seorang warga negara
Indonesia terhadap ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan baik yang
datangnya dari dalam negeri maupun luar negeri dari potensi ancaman. Melalui
berbagai potensi ancaman yang telah dipahami dan dimengerti oleh generasi muda
akan menimbulkan sikap kewaspadaan dengan early warning, early detection, cegah
awal dan tangkah awal,sehingga ketahanan nasional menjadi tangguh. Kesadaran bela
negara, sangat penting di dalam memotivasi warga negara Indonesia, mengerti hak
dan kewajibannya hidup bernegara untuk bersama-sama menjadikan negara
Indonesia maju dan berkembang menjadi negara moderen serta memiliki daya saing.
Kesadaran bela negara yang telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
dengan pertumbuhan ekonomi baik, serta indek pembangunan masyarakat juga
membaik. Meningkatnya kesadaran bela negara generasi muda diwujudkan dalam
kebijakan pemerintah. Perkembangan kesadaran bela negara saat ini, untuk
meningkatkan kewaspadaan generasi muda telah menjadi perhatian yang cukup
besar, dikalangan pemerintah dan masyarakat. Partisipasi generasi muda dalam
menentukan kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai suatu keikutsertaan dalam
menentukan pemerintahan setiap proses pembuatan berbagai peraturan perundang-
undangan yang akan diterapkan bagi seluruh warga negara Indonesia.
Selain itu untuk meningkatkan upaya bela negara di kalangan mahasiswa dapat
dilakukan melalui sebuah organisasi ekstrakampus, yang dinamakan Organisasi
Menwa merupakan organisasi ekstrakampus yang dikembangkan pemerintah, sebagai
bentuk upaya strategis dalam menyiapkan mahasiswa agar menjadi warga negara
yang memiliki kesiapan dan kemampuan dalam melakukan pembelaan terhadap
negara secara fisik. Dengan kata lain, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam
organsasi menwa mengarahkan mahasiswa agar memiliki kesiapan setiap saat untuk
membantu tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejarah dibentuknya Menwa
tidak terlepas dari upaya pemerintah yang dipimpin oleh Komando Pimpinan Besar
Revolusi Presiden Soekarno untuk merebut kembali Irian Barat dari pihak Belanda
sebagai bagian dari kedaulatan NKRI, yang dicetuskan dalam Tiga Komando Rakyat
(Trikora) pada Tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.
Semangat persatuan dan kesatuan tekad untuk menjaga keutuhan NKRI menjadi
dasar bagi seluruh rakyat untuk menyambut Trikora dengan gegap gempita. Semangat
Trikora tersebut disambut dengan peningkatan kewaspadaan nasional dan dari semua
pihak termasuk penguatan Mahasiswa Wajib Latih (Walawa) yang telah dibentuk pada
Tahun 1959. Sejak Trikora bergema juga direncanakan adanya pendidikan perwira
cadangan di Perguruan Tinggi.
Hingga saat ini, Komando Menwa di bentuk di seluruh wilayah di Indonesia
sebagai salah satu organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa. Selain sebagai kekuatan sipil
yang dilatih dan dipersiapkan untuk mempertahankan NKRI sebagai perwujudan
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa juga
merupakan salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan militer
(unsur mahasiswa), dengan markas komando yang bertempat di perguruan tinggi di
kesatuan masing-masing.
Menwa merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan
pelatihan ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun
payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi dan sebagainya. Dengan
kata lain, organisasi Menwa dapat dipahami dalam tiga pemaknaan, yaitu : (1) Sebagai
wadah, yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan
wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara dan penguatan
ketahanan nasional;(2) Sebagai perorangan, yang merupakan mahasiswa terlatih olah
keprajuritan yang telah mengikuti latihan dasar Resimen Mahasiswa Indonesia dan
menjadi bagian dari komponen pertahanan negara; dan (3) Sebagai organisasi, yang
merupakan pusat aktifitas anggota Resimen Mahasiswa Indonesia yang terdiri dari
tingkat Nasional, tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota serta di Perguruan
tinggi. Organisasi Menwa merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang
dikembangkan dikampus dengan tujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi warga
negara yang siap dan terampil untuk ikut serta dalam bela negara. Berdasarkan
Semboyan fungsi, tujuan, dan tugas Menwa dapat diketahui bahwa menwa memiliki
landasan dan program kerja yang mencerminkan serta diarahkan pada pembentukan
kesadaran kebangsaan para mahasiswa. Oleh sebab itu, Menwa perlu ditingkatkan dan
dikuatkan terus menerus agar seluruh komponen cadangan dalam menjaga
pertahanan nasional menjadi kuat.
Tujuan Menwa merupakan organisasi yang dapat menumbuhkan kesadaran bela
negara mahasiswa serta membekali, menanamkan nilai-nilai kejuangan dan
keprajuritan, menanamkan dasar-dasar kepemimpinan, membentuk fisik maupun
mental para anggotanya, dan membentuk kepribadian, serta pola tingkah laku Menwa
dalam tatanan pergaulan dan pembawaan di tengah masyarakat luas.. Pertahanan dan
ketahanan nasional menjadi tujuan
Semboyan Menwa tersebut sesuai dengan hakikat dasar menwa itu sendiri
sebagai organisasi pembentuk kesadaran kebangsaan, yang menjadi dasar dalam
menyusun dan mengembang fungsi, tujuan, dan tugas menwa. Seperti yang dilansir
dari laman wikipedia.org/wiki/resimen_mahasiswa (2015) diketahui bahwa fungsi,
tujuan, dan tugas pokok Menwa menggambarkan proses pendidikan pembentukan
kesadaran bela negara mahasiswa yang diaktualisasikan dalam serangkaian tindakan
untuk meningkatkan semangat juang dengan disiplin tinggi, loyalitas, kesadaran, dan
memiliki wawasan kebangsaan serta memiliki rasa tanggung jawab sebagai bangsa
Indonesia. Banyak dari mahasiswa yang tidak mengethaui adanya Menwa seiring
dengan perkembangan kegiatan di dunia kampus yang semakin kompleks. Namun,
mengingat tanggung jawab besar warga negara dalam menjaga NKRI Menwa selain
dibentuknya Markas Komando Menwa di seluruh Indonesia (Lihat tabel 1),
Kementerian Pertahanan Indonesia mengatakanakan menghidupkan kembali Resimen
Mahasiswa (Menwa) di setiap kampus seluruh Indonesia.
Pembangunan kesadaran bela negara melalui Menwa tercermin dalam semboya,
fungsi, tujuan, dan tugas dari Menwa itu sendiri. Dengan semangat semboyan Widya
Çastrena Dharma Siddha, yang berarti Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu
Pengetahuan dan Ilmu Keprajuritan, Menwa tentunya memiliki basis fungsi, tujuan,
dan tugasorganisasi yang disusun, dilaksanakan, dan diarahkan bagi tumbuh kembang
kesadaran bela negara Mahasiswa sebagai bentuk rasa nasionalisme dengan
berpegang tegus pada Panca Dharma Satya. Fungsi Menwa Indonesia adalah sebagai
berikut : 1. Melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa Indonesia di
Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik. 2.
Melaksanakan pemeliharaan dan pemberdayaan serta peningkatan kemampuan baik
perorangan maupun satuan di bidang Bela Negara. 3. Melaksanakan pembinaan
disiplin anggota Resimen Mahasiswa Indonesia, baik sebagai mahasiswa maupun
warga masyarakat. 4. Melaksanakan pembinaan struktur organisasi Resimen
Mahasiswa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh. 5. Bersama dengan mahasiswa
lainnya membantu terwujudnya kehidupan kampus yang kondusif. 6. Membantu
kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program civitas akademika serta menumbuhkan
dan meningkatkan sikap Bela Negara dikehidupan Perguruan Tinggi. 7. Membantu
memotivasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan
nasional dibidang kepemudaan dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan
narkoba di kalangan generasi muda; 8. Membantu TNI/POLRI dalam pelaksanaan
pembinaan pertahanan dan keamanan Nasional; 9. Menyampaikan saran dan
pendapat kepada instansi terkait sesuai dengan tugas pokoknya.
BAB III
KESIMPULAN

Bela negara adalah upaya setiap warga negara Republik Indonesia terhadap
ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Kesadaran bela negara pada
mahasiswa diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, keyakinan akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk nusa dan bangsa.
Sedangkan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan bela negara dikalangan
mahasiswa dapat dilakukan dengan kampus membuat program keikutsertaan
mahasiswa dalam ketertiban dan keamanan kampus, mewajibkan kepada mahasiswa
untuk berperan dalam kegiatan kemahasiswaan, mensosialisasikan bahwa kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, memotivasi mahasiswa
agar dalam pemilu mendatang mempunyai pilihan yang bertangung jawab, mendorong
mahasiswa latihan fisik untuk siap menjadi patriot dalam bela negara. Rasa bangga
sebagai bangsa Indonesia yang diharapkan dapat membantu memantapkan jati diri
mahasiswa sebagai warga negara Indonesia yang memiliki rasa nasionalisme yang
tinggi. Sehingga, mahasiswa akan memiliki penghayatan yang kuat mengenai upaya bela
negara, bahwa upaya bela negara tidak hanya sebagai hak, dan kewajiban yang harus
dipenuhi oleh warga negara, melainkan sebagai bentuk kehormatan sebagai warga
negara.
DAFTAR PUSTAKA

Lasio, Wikandaru Reno, Hastangka. (2020). MKDU4111 Pendidikan Kewarganegaraan.


Banten: Universitas Terbuka

Rahayu Minto. (2018). KESADARAN BELA NEGARA PADA MAHASISWA.

Sulkipani . (2017) PENGUATAN ORGANISASI RESIMEN MAHASISWA (MENWA) UNTUK


MEMBANGUN KESADARAN BELA NEGARA MAHASISWA

(https://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/10/19/nwghaw282-
menhan-hak-dan-kewajiban-rakyat-untuk-bela-negara)

Anda mungkin juga menyukai