Anda di halaman 1dari 4

Jurnal 7

Keberhasilan pelaksanaan pendidikan bela negara adalah keberhasilan bangsa Indonesia


membangun fondasi yang kokoh bagi eksistensinya. yang mengambil kebijakan tersebut mampu
membangun narasai kebijakan yang mendorong kesepahaman antara lembaga-lembaga kunci
serta masyarakat luas Hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan baik apabila kepemimpinan
nasional. Ketahanan Nasional sangat bergantung pada kemampuan mengoptimasi fungsi aspek
atau gatra alamiah sebagai modal dasar untuk menciptakan aspek dinamis yang merupakan
kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional. Sistem terintegrasi itu dapat dituangkan
dalam suatu sistem bela negara yang sudah memiliki pijakan hukum kuat pada UUD NRI 1945,
serta Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (UU No.3/2002). Pasal 9
UU No.3/2002 menyebutkan:

1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara;
2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib; dan
d. Pengabdian sesuai dengan profesi

Komentar

Sebagai warga negara kita harus memiliki sikap,kesadaran dan juga pendidikan dalam hal bela
negara, oleh sebab itu kita perlu memahami dan menjalankannya, sebagaimana yang pernah
diungkapkan oleh Prof. Juwono Sudarsono dalam suatu diskusi terbatas, "pertahanan-keamanan
yang terbaik adalah tumbuh dari keadilan sosial." Dalam pertahanan-keamanan, para peserta
didik akan bisa merasakan bahwa, kedisiplinan, pemahanan akan masyarakat serta bagaimana
membangun jaringan komunikasi antar masyarakat yang beragam adalah kunci dari pertahanan-
keamanan negara itu sendiri,. Oleh sebab itu sikap,kesadaran bela negara inilah yang menjadi
imunitas yang kuat dalam menghadapi ancamaman terhadap diri mereka sendiri maupun
masyarakat.

Jurnal 8

Pembinaan kesadaran bela negara melalui pengembangan budaya sekolah dapat dilakukan
dengan pembiasaan dari berbagai elemen di sekolah. Budaya sekolah memiliki kontribusi dalam
membina kesadaran siswa dalam bela negara. Bentuk kontribusi visi dan misi sekolah,
kepemimpinan sekolah, kebijakan dan manajemen yang digunakan, partisipasi orang tua dan
peserta didik, ketepatan model pembelajaran digunakan, serta pengembangan nilai-nilai bela
negara yang ada akan mempengaruhi budaya sekolah yang terbentuk. Budaya sekolah membina
kebiasaan-kebisaan siswa yang memiliki kesadaran bela negara. Pembinaan kesadaran bela
negara dapat dilakukan melalui budaya sekolah. Budaya sekolah berupa nilai, norma, dan aturan
yang terdapat pada kehidupan sekolah, sehingga dengan adanya budaya sekolah dapat membantu
membina anak dalam kesadaran bela negara.

Komentar

Lingkungan sekolah memiliki dampak pada sikap dan tingkah laku seseorang ,karena budaya
sekolah memungkinkan adanya interaksi warga sekolah yang di dalam kehidupan sekolah
terdapat berbagai aturan, norma, moral yang berlaku di suatu sekolah. Oleh sebab itu dapat kita
ketahui bahwa dalam mewujudkan kesadaran bela negara bisa dimulai dari budaya sekolah ,dari
jurnal ini juga kita dapat mengetahui bahwa,budaya sekolah dapat mempengaruhi perilaku dari
siswa, dikarenakan budaya sekolah memiliki fungsi pembentuk perilaku siswa dan sebagai tata
nilai. Perilaku siswa yang mencerminkan sadar akan bela negara, yaitu taat pada tata tertib, jujur,
dan disiplin dan toleransi antar sesama.

Jurnal 1

Implementasi bela negara terus diaktualisasikan untuk menumbuhkan Nasionalisme .Untuk bisa
melakukan bela negara harus memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan bela
negara, kemampuan tersebut bisa dibentuk melalui pendidikan bela negara melalui jalur
pendidikan formal, non formal maupun informal. Jalur pendidikan formal di sekolah diberi
pendidikan Kewarganegaraan mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai dengan
perguruan tinggi. Untuk jalur pendidikan non formal di masyarakat, instansi , orsospol dan ormas.
Sedangkan untuk jalur pendidikan informal dilaksanakan di tingkat keluarga melalui keteladanan
orang tua dalam kehidupan rumah tangga.

Bela negara dapat dilakukan kapan saja di mana saja, bisa pagi, siang maupun malam hari,
di lingkungan rumah tangga, masyarakat, instansi/tempat bekerja, di sekolah, di tempat ibadah, di
pasar, di dalam negeri maupun di luar negeri. Aktifitas bela negara dari tataran yang paling halus
bersikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan yang paling kasar
memerangi musuh yang mengancam kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia.

Komentar

Dari jurnal tersebut kita dapat mengetahui bahwa ada banyak upaya yang dilakukan dalam bela
negara ,serta setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan bela negara tidak
pandang laki-laki / perempuan, pekerjaan maupun profesinya, tua maupun muda, ulama maupun
umaro, pejabat maupun penjahat, politisi maupun polisi, sipil maupun militer. Dalam Bela negara
belum tentu bela pemerintah, dan sebaliknya bela pemerintah juga belum tentu bela negara.
Kondisi yang ideal bela negara juga bela pemerintah, demikian juga bela pemerintah juga bela
negara kondisi demikian jika pemerintah dan Negara selaras dengan cita-cita dan tujuan
dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh sebab itu kita dapatmengetahui bahwa
dalam upaya bela negara dapat mewujudkan nasionalisme.

Jurnal 2

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran pembentukan karakter luhur dan cinta
tanah air pada diri siswa yang melenceng dari norma-norma kehidupan. PKn di sekolah
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri peserta didik yang beragam
dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.Dalam hal ini PKn di sekolah
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri peserta didik yang beragam
dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Pembelajaran PKn ini diharapkan
akan mampu membentuk siswa yang ideal dan memiliki mental yang kuat, sehingga dapat
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi. Dengan begitu terwujudlah citacita bangsa, yang
nantinya diharapkan peserta didik dapat memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, cerdas, terampil, dan berkarakter seperti
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Komentar

Dalam berbagai mata pelajaran yang terkandung dalam kurikulum, ada satu mata pelajaran yang
berfungsi menanamkan nilai-nilai cinta tanah pada generasi muda. Mata pelajaran yang dimaksud
bertujuan membentuk jiwa patriotism dan semangat kebangsaan, mata pelajaran yang dimaksud
merupakan pendidikan kewarganegaraan. Dalam mata pelajaran ini diharapkan mampu membantu
dan membentuk peserta didik yang handal, berwawasan luas, berbudi pekerti yang luhur, cerdas,
bertanggung jawab, sadar dan taat terhadap hukum yang berlaku, berwibawa, serta pantas menjadi
panutan atau tauladan yang baik bagi generasi penerus bangsa. Dari jurnal tersebut kita dapat
memahami bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air ,karna
dalam mata pelajaran inilah siswa dapat memahami bahwa pentingnya cinta tanah air dan juga
bela negara.

Jurnal 3

Dalam memaksimalkan pembelajaran di kelas, guru menggunakan media sebagai sarana untuk
menyampaikan dan memperjelas informasi seperti media gambar, globe, peta, dan sebagainya. Namun
guru menggunakan media yang lain dalam pembelajaran, yaitu menggunakan media video animasai ,
Siswa lebih termotivasi belajarnya dengan video pembelajaran animasi karena video ini siswa merasa
sangat senang belajar dengan melihat tayangan video animasi. Siswa merasa lebih mudah dalam
memahami materi IPS apabila disajikan ke dalam bentuk animasi. Daripada media gambar, video animasi
ini lebih menarik dan memperjelas materi yang ada di buku pelajaran . Video yang dikembangkan berupa
video animasi pada materi “Masa Penjajahan Belanda”. Media video animasi materi “Masa Penjajahan
Belanda” terbukti layak digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar dan karakter semangat
kebangsaan siswa kelas V SD menurut ahli materi dan ahli media dengan kategori baik. Video animasi ini
terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan karakter semangat kebangsaan siswa kelas V
SD. sebagai salah satu alternatif media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan
karakter semangat kebangsaan siswa tentunya dengan melakukan need assessment terlebih dahulu. (2)
sekolah perlu memiliki sarana dan prasarana yang mendukung seperti laptop, LCD, dan juga proyektor.
Apabila tidak memiliki fasilitas tersebut maka sekolah dapat menggunakan media televisi dan DVD player.

Komentar

Dari jurnal di atas kita dapat mengetahui bahwa media pembelajaran berupa video animasi
dapat meningkatkan motivasi dan semanga belajar bagi siswa . Dengan menyajikan materi dalam
bentuk teknologi (animasi), pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan dapat menciptakan kebermaknaa. Animasi memiliki potensi untuk membantu siswa
memproses informasi belajar secara mendalam.Siswa lebih mudah menyimpan informasi yang
disampaikan melalui gambar yang berwarna dan bergerak.. Oleh sebab itu video animasi dapat
mewujudkan rasa semangat kebangsaan dan juga menjadi suatu alternative dalam pembelajaran. Jurnal
ini juga memberikan saran dalam menerapkan sarana dan prasaranan untuk penyajian video animasi.

Anda mungkin juga menyukai