Anda di halaman 1dari 4

1.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dari Sekolah Dasar
sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan harus memberikan perhatiannya kepada
pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku siswa. Misi dari Pendidikan Kewarganegaraan sendiri
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejatinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah studi tentang
kehidupan kita sehari-hari, mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik, warga negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia. Tujuan nya adalah:

- Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia untuk selalu
mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi
diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai moral
Pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas
dunia.

- Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan sah,
Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta watak ke-
Indonesiaan, serta Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.

- Tujuan PKN secara khusus adalah membina moral yang diharapkan bisa diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari yakni perilaku yang memancarkan iman serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil
dan juga beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
diatas kepentingan perseorangan maupun golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat atau
kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, dan juga perilaku yang mendukung upaya dalam
mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.

2. Pembelajaran yang cocok dengan siswa adalah pembelajaran PKn dengan konsep dan paradigma
baru yaitu pembelajaran berbasis portofolio yaitu melalui praktik belajar kewarganegaraan (project
citizen) sebagai salah satu model adaptif dalam revitalisasi PKn (Winataputradan Budimansyah,
2008:182) yang dapat menggantikan pembelajaran sebelumnya yang sering dikenal dengan
pembelajaran konvensional.

Benyamin Barber (Branson,1999:5) menjelaskan bahwa civic education adalah pendidikan untuk
megembangkan dan memperkuat dalam atau tentang pemerintahan otonom (self government).
Pemerintahan otonom yang demokratis berita bahwa warga negara aktif terlibat dalam
pemerintahannya sendiri, mereka tidak hanya menerima didekte orang lain atau memenuhi tuntutan
orang lain yang pada akhirnya cita-cita demokrasi dapat diwujudkan dengan sesungguhnya bila warga
negara dapat berpartisipasi dalam pemeritahannya. Dalam demokrasi konstitusional, civic education
yang efektif adalah suatu keharusan karena kemampuan berpartisipasi dalam masyarakat demokratis,
berfikir secara kritis, dan bertindak secara sadar dalam dunia yang plural, memerlukan empati yang
memungkinkan kita mendengar dan oleh karenanya mengakomodasi pihak lain, semuanya itu
memerlukan kemampuan yang memadai.

CICED (1999) merekomendasikan kualifikasi program PKn sebagai berikut :


1) Multivision, dimensional, media dam sumber sera multi evaluasi.

2) Menyerap sejumlah pendekatan seperti pendekatan nilai, objektif dan proses, siswa, pendekatan
lingkungan serta penilaian portofolio.

3) Memilih dan menetapkan secara jelas hal-hal sebagai berikut:

- Sejumlah tuntutan keharusan kurilukulum (antara lain asas, visi dan misi, pendekatan, pola KBM) yang
sekiranya mampu dilaksanakan para guru dan penulis PKn di lapangan.

- Kemampuan belajar minimal yang harus dicapai siswa pada setiap kelas dan jenjang.

- Pokok bahasan dan kegunaannya tinggi bagi siswa dengan memperhitungkan usia dan tingkat
kemampuan belajar siswa serta lingkungannya, namun harus tetap memberikan kekuasaan professional
pada guru/ penulis mengembangkan Rencana Program Pembelajaran.

- Buku standar siswa dan guru serta referensi lokal yang memenuhi peryaratan yang diharapkan oleh
kurikulum.

- Mengurangi dan atau meniadakan ketumpangtindihan bahan ajar yang membingungkan/ bermasalah.

- Harus dibina keterkaitan yang tinggi antara pembelajaran PKn persekolahan dengan kemasyarakatan.

3. Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan dengan Pendidikan IPS dapat dikaji melalui konsep social
studies sebagai pendidikan kewarganegaraan (citizenship transmission). Konsep ini bermakna bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan subsistem (bagian) dari pendidikan IPS (sistem) yang
memfokuskan diri pada pembentukan warganegara yang demokratis, khususnya mengembangkan siswa
untuk menjadi warganegara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang memadai
untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan sebagai subsistem dari
pendidikan IPS, tidak lepas bahkan tetap membutuhkan ilmu-ilmu sosial atau mata pelajaran dalam
pendidikan IPS (social studies) dan humaniora yang diseleksi sesuai dengan tujuan pendidikan
kewarganegaraan.

- Sejarah diseleksi yang memfokuskan pada menanamkan pemahaman tentang perkembangan


masyarakat masa lampau hingga masa kini yang dapat menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah
air serta bangga sebagai warga bangsa Indonesia.

- Ekonomi diseleksi yang memfokuskan memberikan pengetahuan konsep dan teori ekonomi sederhana
untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang dihadapi dalam rangka mencapai
kesejahteraan (cerdas dan rasa kebangsaan).

- Geografi yang memusatkan untuk memberikan bekal kemampuan dan sikap rasional yang
bertanggungjawab dalam menghadapi gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta permasalahannya
yang timbul akibat interaksi antara manusia dengan ligkungannya (cinta tanah air diwujudkan
kepedulian lingkungan).
4. Menumbuhkan semangat kebangsaan pada anak sekolah dasar merupakan sebuah hal yang dilakukan
untuk memberikan kekuatan ataupun dorongan, agar mempunyai kesadaran diri sebagai warga dari
suatu negara, khususnya pada anak sekolah dasar. Sudah semestinya bagi anak-anak dikenalkan dari
usia yang masih dini, tentang bagaimana hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu negara.
Meskipun masih anak-anak, tetapi, tidak ada salahnya jika mengenalkan jiwa semangat kebangsaan.
Anak-anak harus mempunyai sikap yang baik, karena merupakan generasi penerus dan pelurus bangsa
di negara Indonesia ini.

Cara Menanamkan Semangat Kebangsaan pada Anak Sekolah Dasar

1) Refleksi sejarah

Salah satu Cara Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Pada Generasi Muda adalah melakukan nafak tilas
sejarah baik itu dengan melakukan perjalanan ke tempat-tempat bersejarah yang menjadi simbol
perjuangan para pejuang bangsa. selain itu bisa juga dengan mempelajari sejarah melalui buku-buku
yang menggambarkan perjuangan bangsa indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan atau bisa
juga melalui pemutaran film dokumenter yang memperlihatkan betapa gigihnya pejuang bangsa dalam
mewujudkan kemerdekaan.

2) Melalui upacara bendera

Sebagian siswa sejatinya belum memahami makna dari pelaksanaan upacar bendera yang dilakukan
setiap hari senin. melalui kegiatan upacara bendera sebaiknya memberikan pemahaman tentang tujuan
dilakukannya upacara bendera sehingga jiwa nasionalisme siswa semakin besar.

3) Memperkenalkan berbagai keragaman budaya bangsa

Dengan memperkenalkan berbagai keragaman budaya bangsa serta kekayaan sumber daya alam bangsa
membuat para generasi muda akan merasa beruntung telah dilahirkan di indonesia sehingga muncul
jiwa nasionalisme untuk menjaga keutuhan dan persatuan tanah air indonesia.

4) Melalui pembelajaran pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganeraan mengajarkan anak tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik, taat
terhadap aturan negara dan juga sebagai wadah untuk menumbuhkan semangat patriotisme. jadi
seorang guru bisa menanamkan jiwa nasionalisme pada siswa melalui pembelajaran PKn.

5) Melalui pengenalan tokoh sejarah

Tokoh sejarah juga bisa menjadi media untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme pada generasi muda
bangsa misalkan dengan menceritakan bagaimana perjuangan tokoh tersebut dalam melawan penjajah
dan mempertahankan keutuhan NKRI dari ancaman asing.

6) Memakai dan mencintai produk hasil produksi dalam negeri


salah satu Hal yang juga bisa menumbuhkan jiwa nasionalisme generasi muda adalah dengan
menganjurkan untuk selalu menggunakan produk dalam negeri, sehingga muncul penghargaan
tersendiri untuk tanah airnya.

5. Rasa cinta tanah air atau rasa nasionalisme harus ditanam sejak dini agar rasa cinta terhadap
bangsa Indonesia tidak muda surut. Pada masa sekarang banyak orang mengakui bahwa mereka
mencintai bangsa Indonesia akan tetapi tidak sedikit dari mereka justru lebih menyukai budaya dari luar
negeri dari pada budaya Indonesia. Hal ini ditunjukkan bahwa cinta tanah air tidak hanya mengakui
saja atau hanya lewat mulut, akan tetapi harus di implementasikan lewat perbuatan yang
mencerminkan rasa cinta tanah air, seperti contoh saat pelaksanaan uoacara bendera penghayatan
dengan sepenuh hati harus diterapkan bukan hanya bercanda.

Peran guru PKn sangatlah penting dalam membentuk karakter siswa, selain itu guru juga
mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga siswa dapa memahami serta dapat menghayati tata nilai.
Selain upacara bendera, upaya lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk menanamkan cinta tanah air
kepada siswa adalah menggunakan metode sosiodrama, jadi para siswa sekolah dasar melakonkan
sebuah drama tentang nasinalisme atau rasa cinta tanah air terhadap siswa sekolah dasar. Dengan
melakonkan drama tersebut, siswa akan lebih mengerti dan memahami makna rasa cinta tanah air pada
Indonesia. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, mulai dari bahasa, tarian, pakaian adat,
maupun lagu daerah.

Hal sederhana lainnya adalah dengan mengajak siswa menjenguk temannya yang sakit, bersikap rukun
dan saling menghormati, saling membantu jika ada temannya yang kesusahan, dan lain sebagainya. Hal-
hal tersebut memang sangat sederhana, namun nilainya sangat penting. Dengan melakukan kebaikan-
kebaikan kecil yang seolah tak terlihat, sebenranya pengamalan Pancasila telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai