Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KADEK SUBUDI

NIM : 2217051074
PRODI : S1 AKUNTANSI
ESSAY
PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN UNTUK GENERASI MILENIAL
Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN merupakan pendidikan yang di dalamnya
terdapat nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar mereka menjadi warga negara
yang dapat berfikir tajam dan berfikir kritis dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebuah progam yang tujuan utamanya untuk dapat
mengembangkan warga negara menuju ke arah yang lebih baik menurut kriteria juga ukuran
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (Azrah 2003: 9). Dengan menekuni Pendidikan
Kewarganegaraan akan memupuk jiwa patriotik, semangat kebangsaan dan cinta terhadap
tanah air serta kesadaran akan perjuangan bangsa indonesia dalam merebut hak dan
mempertahankan kemerdekaan dari tangan para penjajah. Kita sebagai warga negara indonesia
perlu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, rasa cinta terhadap tanah air yaitu dengan cara
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Itulah mengapa pendidikan
kewarganegaraan ini sangat penting bahkan sudah diajarkan sejak kita masih duduk di bangku
sekolah dasar. Samsuri, menyatakan pendapatnya bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dapat
diartikan ialah sebagai penyiapan bagi generasi muda atau penerus bangsa untuk dapat menjadi
warga negara yang mempunyai pengetahuan, kecakapan, serta nilai-nilai yang diperlukan
untuk dapat berpatisipasi aktif dalam bermasyarakat. Mengacu pada pendapat tersebut
Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya diarahkan untuk menanamkan nilai-nilai moral
bangsa bagi pelajar sejak dini, karena pendidikan ini merupakan tolak ukur dalam
melaksanakan kewajiban dan memperoleh hak sebagai warga negara, demi kemakmuran dan
kemasyhuran bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai tujuan yang khas, yakni
terbentuknya warga negara yang baik (good citizen) dalam rangka nation and character
building. Namun pengertian “warga negara yang baik” itu pada masa yang lalu sering diartikan
sesuai dengan tafsir penguasa. Pada masa Orde Lama, konotasi warga negara yang baik adalah
berjiwa “revolusioner”, anti imperialime, kolonialisme, dan neo kolonialisme. Pada masa
Orde Baru, konotasinya adalah warga negara yang Pancasilais, manusia pembangunan dan
sebagainya.
Pendidikan Kewarganegaraan paradigma baru berorientasi pada terbentuknya
masyarakat sipil (civil society), dengan memberdayakan warga negara melalui proses
pendidikan, agar mampu berperan serta secara aktif dalam sistem pemerintahan negara yang
demokratis. Print dkk (1999: 25) mengemukakan, civic education is necessary for the building
and consolidation of a democratic society. Peranan warga negara yang yang lemah dan
pasif harus dirubah ke arah peranan yang kuat dan partisipatif. Mekanisme pengelolaan sistem
pemerintahan yang demokratis semestinya tidak bersifat top down, melainkan lebih
bersifat buttom up. Jika pada masa yang lalu lebih ditekankan pada peranan negara
dalam mengatur kehidupan warga negara, kini perlu ditekankan pada peranan warga
negara dalam mengelola kehidupan bernegara. Inilah visi dan misi Pendidikan
Kewarganegaraan paradigma baru (new civic education).
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu proyek instruktif yang
memiliki derajat yang luas dan mencakup tidak kurang dari tiga bidang dalam proses
pembentukan pribadi, yaitu (1) Secara konseptual metroschooling berperan dalam
menciptakan ide dan spekulasi, (2) pelatihan kurikuler menumbuhkan berbagai proyek-
proyek instruktif. serta model implementasinya dalam mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang dewasa berkarakter melalui landasan akademik, dan (3) secara
sosial-sosial, sekolah umum melengkapi interaksi pembelajaran bagi daerah untuk menjadi
anggota masyarakat yang produktif. Sebagai ciri dari keseluruhan program pendidikan
instruksional sebagaimana tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, program sekolah perkotaan yang didukung Pancasila dan oleh
karena itu UUD 1945, berupaya menumbuhkan kapasitas dan struktur pribadi dan
negara yang kuat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan harapan
tumbuhnya peserta didik. kemampuan untuk menjadi manusia. yang menerima dan takut
akan Ketuhanan, memiliki kepribadian yang hebat. bermartabat, kuat, cakap, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi penduduk yang didukung popularitas dan kompetensi. Hal
ini menunjukkan bahwa pengajaran metro memiliki tugas yang signifikan dan vital dalam
menyelesaikan pelatihan karakter.
Membina generasi milenial yang bertanggungjawab atas keamanan dan kejayaan
nasional.Rasa tanggungjawab ini akan tercermin dari partisipasi aktif generasi milenial
dalam pembangunan. Generasi milenial bertanggungjawab akan menyaring pengaruh
luar,mengambil sisi positif dan menolak hal-hal yang bertentangandengan nilai-nilai luhur dan
moral bangsa. Pendidikan Kewarganegaraan mengajarkan warga negara bagaimana untuk
tidak hanya tunduk dan patuh pada negara, tetapi juga mengajari warga negara yang harus
toleran dan mandiri. Pendidikan seperti ini memberikan pengetahuan bagi generasi masa
depan, pengembangan keahlian,dan pengembangan karakter publik. Pengembangan
komunikasi dengan lingkungan yang lebih luas dalam Pendidikan kewarganegaraan. Meskipun
pengembangan tersebut bisa belajar tanpa menempuh Pendidikan kewarganegaraan, namun
akan lebih baik jika Pendidikan dimanfaatkan seluas mungkin untuk pengembangan diri. Rasa
kewarganegaraan yang tinggi akan membuat kita tidak mudah tertarik dengan kejayaan
yang sifatnya hanya sementara. Selain itu, kita tidak akan mudah terpengaruh secara
langsung budaya yang bukan dari Indonesia dan menghormati semua budaya dan nilai-nilai
yang berlaku di negara. Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan salah satu
bentuk pendidikan untuk generasi penerus, yang bertujuan agar mereka menjadi
warganegara yang memiliki pemikiran yang tajam dan sadar akan arus dan kewajiban
kehidupannya bermasyarakat dan berbangsa, serta untuk membangun ketahanan seluruh
warganegara menjadi warga dunia(globalsociety).
Pendidikan mempunyai peran besar dalam mencapai perubahannya pada diri
warganegara. Melalui pendidikan, dapat dibentuk kondisi mental yang lebih baik untuk
dibentuk kebangkitan moral-spiritual yang perlu dikembangkan. Demikian pula penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diusahakan melalui Pendidikan yang benar.Namun,
harus diakui bahwa hasil dari proses pendidikan baru terasa setelah melewati satu
generasi. Pendidikan harus disertai dengan terbentuknya kepemimpinan yang mampu
melakukan proses perubahan sejak sekarang. Bahkan kepemimpinan sangat penting untuk
mewujudkan proses Pendidikan yang diperlukan.
Adapun generasi Alpha dalam kesehariannya tidak lepas dari penggunaan gadget,
sehingga mempengaruhi mereka dalam aktifitas sehari hari sepertigaya belajar, hubungan
social, dan karakter. Untuk itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat memiliki
peranan penting dalam mendidik generasi alpha. Prioritas utama dalam Pendidikan bagi
generasi alpha adalah penguatan karakter. Salah satu nilai karakter yang penting di
tanamkan bagi generasi alpha diera digital adalah penguatan nilai nasionalisme (Apriani and
Sari2020).
Untuk menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia harus menanamkan sikap
nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar. Karena jika sikap
nasionalisme terlambat diimplementasikan kepada bangsa Indonesia, bangsa Indonesia telah
kehilangan generasi muda yang rendah akan sikap nasionalisme. Maka untuk menanggulangi
masalah tersebut dan untuk menambah rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah dengan
dilatih tentang sikap-sikap yang baik sesuai dengan nilai-nilai dari Pancasila, tidak
mengajarkan hal-hal yang melanggar nilai-nilai Pancasila, menanamkan rasa cinta tanah air
sejak dini, melestarikan budaya Bangsa Indonesia, dan memberi penyuluhan kepada seluruh
bangsa Indonesia akan pentingnya nasionalisme terhadap masadepan bangsa Indonesia
(E.Y.Lestari,Janah, and Wardanai 2019), dan sebagai bangsa dan negara ditengah bangsa lain
di dunia membutuhkan intentitas kebangsaan (nasionalisme) yang tinggi dari generasi muda
Indonesia, seperti: memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab
sesuai dengan hati nuraninya, memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidupdan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya, dan memiliki kemampuan untuk memaknai
peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia.
Semangat nasionalisme dibutuhkan tetap eksisnya bangsa dan negara Indonesia.
Nasionalisme yang tinggi dari generasi muda sehingga akan membuat perilaku positif dan
terbaik untuk bangsa dannegara.

Anda mungkin juga menyukai