Anda di halaman 1dari 5

Peranan Penting Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Moral

Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19


Aisyah Tio Sabila D051211051

LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan kunci utama dalam hal membangun kemajuan suatu bangsa
dimana terjadi proses transfer ilmu, transformasi nilai – nilai kehidupan, serta pembentukan
suatu kepribadian dengan segala aspek yang mencakupinya. Dengan demikian, pendidikan
sangat diperlukan untuk mendapatkan kesesuaian serta keseimbangan dalam hal
perkembangan baik secara individu maupun masyarakat dengan maksud dan tujuan tertentu
yang ditujukan untuk mengembangkan setiap potensi yang dimiliki setiap anak bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai atau moral yang bertujuan agar
warganegara dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai hukum yang ada,
dimana nilai hukum itu sendiri lahir dari kesadaran moral, sehingga nilai-nilai hukum itu
sendiri juga merupakan nilai-nilai moral yang bersumber dari nilai ideologi dan pancasila.
Pada umumnya, pancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan khususnya pada
pendidikan kewarganegaraan.

Pandemi covid-19 memberikan dampak bukan hanya pada proses pendidikan saja,
tetapi juga pada moral masyarakat yang mulai menurun khususnya para pelajar. Tidak hanya
itu, dalam pengimplementasian nilai-nilai pancasila melalui pendidikan kewarganegaraan
juga masih sangat minim. contohnya saja dalam pengamalan nilai sila kedua yang berbunyi

“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, mengenai sila tersebut dapat dilihat pada masa
sekarang bahwasannya banyak oknum yang terus mencari kesempatan bukan untuk membuat
masyarakat sejahtera, tetapi mereka malah membuat masyarakat semakin sengsara. Bahkan
mereka lebih mengutamakan masyarakat yang lebih mampu, dibandingkan dengan
masyarakat yang kurang mampu.

Pada saat ini bangsa Indonesia mengalami suatu kondisi dimana terjadi penurunan konsep
moral akan suatu ideologi bangsa yakni dalam hal pengimplementasian nilai – nilai pancasila
sebagai dasar negara. Salah satu contoh menurunnya moral di masa sekarang dapat ktia lihat
bahkan disekitar kita, yakni sikap penolakan terhadap keberadaan covid-19 serta perilaku
masyarakat yang tidak bersedia untuk divaksin. Dengan demikian, pendidikan karakter atau
moral merupakan hal yang tepat untuk mengembalikan nilai-nilai kepribadian setiap warga
negara. Adapun pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah memiliki tujuan
sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik dan juga dalam hal pembentukan karakter bangsa yang diharapkan dapat
mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD 1945 serta norma-norma
yang berlaku di masyarakat.

TUJUAN
Menjelaskan mengenai peran pendidikan kewarganegaraan sebagai wadah pendidikan dalam
membangun moral suatu masyarakat.

RUMUSAN MASALAH
Masalah yang menjadi fokus pada paper ini adalah mengenai bagaimana peran pendidikan
kewarganegaraan dalam upaya membangun moral masyarakat.

PEMBAHASAN
Pendidikan kewarganegaraan atau civic education merupakan program pendidikan
yang mempunyai lingkungan interdisipliner yang didasarkan pada teori disiplin ilmu sosial,
yaitu interdisipliner dan multidimensi, dan disiplin ilmu tersebut didasarkan pada disiplin
ilmu politik yang terstruktur. Menurut National Council for Social Research (NCSS),
kewarganegaraan adalah proses yang mencakup semua pengaruh positif dan bertujuan untuk
membentuk pandangan warga tentang peran mereka dalam masyarakat. Sebagai program
pendidikan, tujuan utama kewarganegaraan adalah membangun warga negara yang lebih baik
berdasarkan kondisi, standar, dan standar ukuran sebagaimana diatur dalam Pembukaan UUD
1945.(Cholisin, 2000: 1.7). Sedangkan menurut Kaelan (200) Pendidikan kewarganegaraan
sebagai suatu pendidikan nilai dalam hal ini adalah nilai moral. Sebagai mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri, pendidikan kewarganegaraan memiliki keragaman dari
segi agama, sosial-budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, partisipatif, bertanggungjawab dan berkarakter yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu terdapat ahli seperti Cogan (1994)
yang mengemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian citizenship
education dapat diartikan lebih luas. Artinya pendidikan kewarganegaraan bukan hanya
merupakan suatu mata pelajaran, tetapi juga mencakup berbagai pengalaman belajar yang
dapat membantu pembentukan totalitas warganegara agar mampu berpartisipasi secara efektif
dan bertanggung jawab dengan baik yang akan terjadi di sekolah, masyarakat, organisasi
kemasyarakatan, maupun media massa.

Budimansyah (2010) mengungkapkan bahwa peran pendidikan kewarganegaraan


dalam menghadapi permasalahan pendidikan di Indonesia salah satunya yaitu pendidikan
kewarganegaraan sebagai program kurikuler di lembaga pendidikan formal

(sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (luar sekolah), yang berperan sebagai wahana
pemuliaan dan pemberdayaan anak dan pemuda sesuai dengan potensinya agar menjadi
warganegara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Dengan terwujudnya
warganegara yang cerdas dan baik, berarti pendidikan kewarganegaraan memberikan
kontribusi yang besar dalam upaya membangun karakter serta moral suatu warganegara.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki peran
penting dalam membangun moral bangsa terkhusus di masa pandemi covid-19 sekarang ini.
Sebagaimana menurut (Suharno, 2016) secara objektif dalam sudut pandang keilmuan,
pendidikan kewarganegaraan dapat mengambil porsi yang cukup besar untuk pembangunan
karakter warganegara yang sekaligus berarti perubahan moral mereka. Mennurut Dasim
Budimansyah (dalam Sulistyarini, 2015: 6) terdapat tiga peran penting pendidikan
kewarganegaraan, pertama yaitu berdasarkan pendekatan psycopaedagogical development
yakni pendidikan kewarganegaraan sebagai program kulikuler di lembaga pendidikan formal
(sekolah/perguruan tinggi), maupun nonformal (luar sekolah), yang berperan sebagai
instrument pemuliaan dan pemberdayaan anak dan pemuda sesuai potensinya agar menjadi
warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizen). Kedua, berdasarkan pendekatan
socio-cultural development yakni pendidikan kewarganegaraan sebagai gerakan sosiokultural
kewarganegaraan yang berperan sebagai aktualisasi diri warga negara, baik secara perorangan
maupun kelompok sesuai dengan hak, kewajiban, dan konteks sosial budayanya, malalui
partisipasi aktif secara cerdas dan bertanggungjawab. Ketiga, berdasarkan pendekatan
sociopolitical intervention yakni pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikan
politik kebangsaan bagi para penyelenggara negara, anggota dan pimpinan organisasi social
dan organisasi politik yang dikemas dalam berbagai bentuk pembinaan pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skills), dan
kebajikan kewarganegaraan (civic disposition).
PENUTUP
Dengan deimikan, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan pembelajaran yang mendasari bagi warga negaranya untuk memiliki moral serta
karakter bangsa yang baik dan berbudi luhur. Tetapi, untuk dapat membentuk karakter bangsa
yang baik dan berbudi luhur tersebut bukan hanya merupakan tanggung jawab dari lembaga
pendidikan saja, tetapi orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar pun juga memiliki peran
penting dalam upaya pembangunan moral serta karakter anak bangsa itu sendiri. Maka dari
itu, lembaga pendidikan, orangtua dan juga lingkungan sekitar harus senantiasa berpartisipasi
dan bekerja sama dalam upaya pembentukan karakter serta moral bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Purnomo. (2018). Peran Pkn Dalam Membentuk Karakter Kewarganegaraan


Melalui Pendekatan Berbasis Nilai Di Perguruan Tinggi. Universitas Sebelas Maret.

Cholisin. (2011). Pengembangan Karakter Dalam Materi Pembelajaran Pkn. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Widiatmaka, Pipit. (2016). Kendala Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun


Karakter Peserta Didik di Dalam Proses Pembelajaran. Pusat Studi Demokrasi dan
Ketahanan Nasional, LPPM UNS.

Suharno. (2016). Pengembangan Aspek Moral Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Sd Dan


Smp: Respons Atas Realitas Keprihatinan Moral. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sulistyarini. (2015). Pengembangan Karakter Berbasis Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraaan. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 2(1) 1-7 .DOI

Anda mungkin juga menyukai