Volume 18 Nomor 1
Stefanny Agnes Salim1,2, Febrina Amelia Saputri3, Nyi Mekar Saptarini3, Jutti Levita2
1
Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Sumedang 45363
2
Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Sumedang 45363
3
Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang KM 21 Sumedang 45363
Diserahkan 26/06/2019, diterima 22/01/2020
ABSTRAK
Senyawa fenolat merupakan metabolit sekunder dari tanaman dan dibagi menjadi dua kelas yaitu asam
fenolat dan polifenol. Senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas antioksidan tinggi. Tujuan dari artikel
review ini untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai aplikasi senyawa fenolat dari tanaman,
serta kelebihan dan kekurangan dari pereaksi Folin-Ciocalteu dalam menentukan kadar fenol total pada
beberapa jenis tanaman. Metode pencarian literatur menggunakan PubMed, ScienceDirect, dan Google,
dipilih beberapa artikel dan dibuka total 126 Artikel dari semua sumber pencarian, 46 diantaranya
merupakan kriteria inklusi yang digunakan pada review artikel ini. Pada penentuan kadar fenolat total
dalam ekstrak tanaman, senyawa fenolat bereaksi spesifik dengan pereaksi redoks (pereaksi Folin-
Ciocalteu) membentuk senyawa kompleks fosfotungstat fosfomolibdenum berwarna biru yang dapat
diukur pada panjang gelombang 760 nm. Kelebihan metode ini adalah sederhana dan cepat, namun
kurang selektif karena dapat bereaksi dengan asam askorbat, gula, dan amin aromatik.
ABSTRACT
Phenolic compounds are secondary metabolites of plants and are divided into two classes namely
phenolic acid and polyphenols. These compounds have high antioxidant activity. The purpose of this
article is to provide information and description about the application and analysis of phenolic
compounds in plants using Folin-Ciocalteu reagent, as well as the advantages and disadvantages of
Folin-Ciocalteu reagent in determining total phenolic levels. Methods of literature search using
PubMed, ScienceDirect, and Google, have selected several articles and opened a total of 126 articles
from all sources of search, 46 of 126 articles which is the inclusion criteria used in the review of this
article. In determining the total phenolic level in plant extracts, phenol compounds react specifically
with redox reagents (Folin-Ciocalteu reagent) to form blue phosphotungstate phosphomolibdenum
complexes which can be measured at a wavelength of 760 nm. The advantages of this method are simple
and fast, but less selective because it can react with ascorbic acid, sugar, and aromatic amines.
sebagai spesies radikal bebas, dengan yang kuat. Senyawa ini ditemukan dalam apel,
menghambat inisiasi radikal bebas, memecah mulberi, ceri, anggur, buah sitrat, bawang,
reaksi berantai dan menekan pembentukan bayam, paprika, oat, gandum, teh, anggur, dan
radikal bebas seperti ion superoksida, radikal cokelat.
hidroksil, oksigen singlet dan hidrogen Beberapa metode telah digunakan
peroksida. Spesies radikal bebas reaktif ini untuk menentukan kadar polifenol dalam
dapat merusak sel tubuh jika terdapat dalam ekstrak tanaman, walaupun terdapat
jumlah tinggi. Penyakit kanker, ateriosklerosis, kekurangan karena struktur yang kompleks dan
penuaan dan gangguan serebrovaskular dapat keanekaragamannya. Salah satu metode
terjadi jika radikal bebas tersebut tidak spektrofotometri UV/VIS banyak digunakan
ditangkal oleh konstituen selular, yaitu suatu reaksi kolorimetri, karena mudah dilakukan,
senyawa antioksidan (Som et al., 2019). cepat, biaya rendah, dan dapat dilakukan pada
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat laboratorium biasa. Metode spektrofotometri
memperlambat, menghambat, atau mencegah UV/VIS dengan prinsip kolorimetri
oksidasi dari bahan yang mudah teroksidasi membutuhkan standar baku untuk menentukan
dengan cara mengikat radikal bebas dan konsentrasi total dari gugus hidroksil fenolat
mengurangi stres oksidatif (Dai dan Mumper, dalam ekstrak tanaman. Salah satu pereaksi
2010). redoks (Pereaksi Folin-Ciocalteu (FC)) beraksi
Racun dan kandungan kimia dalam spesifik dengan polifenol dalam ekstrak
makanan, polusi, radiasi, dan lainnya dapat tanaman membentuk kompleks berwarna biru
mengakibatkan meningkatnya produksi ROS yang dapat diukur kadarnya menggunakan
sebagai hasil dari proses biokimia. Senyawa spektrofotometri UV/VIS (Blainski et al.,
antioksidan dibutuhkan untuk menangani 2013).
masalah ini. Namun, senyawa antioksidan Artikel review ini bertujuan untuk
sintetik seperti butil hidroksi toluen (BHT) dan memberikan informasi dan gambaran mengenai
butil hidroksi anisol (BHA) dapat menyebabkan aplikasi senyawa fenolat dari tanaman, serta
beberapa efek samping (Fawole et al., 2012). kelebihan dan kekurangan dari pereaksi Folin-
Telah dilaporkan bahwa antioksidan sintetis Ciocalteu dalam menentukan kadar fenol total
menyebabkan karsinogenik dan kerusakan hati pada beberapa jenis tanaman.
pada hewan (Kumar dan Singh, 2010). Hal ini
mengundang peneliti untuk mencari terapi METODE
alternatif lainnya yang berasal dari sumber alam Bagan dari pencarian sumber literatur
(Sadino et al., 2016). terdapat pada Gambar 1. Pencarian dilakukan
Antioksidan alami mempunyai efikasi pada tanggal 29 Maret 2019, menggunakan
yang tinggi dan efek samping yang sedikit PubMed dengan kata kunci “Phenolic[All
(Ahmed et al., 2016). Pada penelitian Ondo et Fields] AND compounds[All Fields] AND
al. (2013) didapatkan semakin tingginya Folin-Ciocalteu[All Fields] AND ("indicators
kandungan senyawa fenolat dalam tanaman and reagents"[Pharmacological Action] OR
menunjukkan potensi terapetik antioksidan "indicators and reagents"[MeSH Terms] OR
Farmaka 48
Volume 18 Nomor 1
("indicators"[All Fields] AND "reagents"[All lebih poten dibandingkan dengan vitamin C dan
Fields]) OR "indicators and reagents"[All E, serta karotenoid. Semakin tinggi asupan buah
Fields] OR "reagents"[All Fields]) AND dan sayuran dapat menurunkan risiko penyakit
("antioxidants"[Pharmacological Action] OR yang diakibatkan stres oksidatif, seperti
"antioxidants"[MeSH Terms] OR gangguan kardiovaskular, kanker atau
"antioxidants"[All Fields] OR "antioxidant"[All osteoporosis, diduga sebagian karena adanya
Fields]) AND ("motor activity"[MeSH Terms] kandungan fenolat. Senyawa fenolat bekerja
OR ("motor"[All Fields] AND "activity"[All sebagai aseptor radikal bebas dan pemutus
Fields]) OR "motor activity"[All Fields] OR rantai ikatan. Fenolat mengganggu oksidasi
"activity"[All Fields])” terdapat 157 Artikel; lipid dan molekul lainnya secara cepat dengan
ScienceDirect menggunakan kata kunci mendonorkan atom hidrogen pada senyawa
“Phenolic Compound”, “Antioxidant”, “Folin- radikal (Dai dan Mumper, 2010). Pencegahan
Ciocalteu”, terdapat 6000 Artikel; dan Google penyakit oleh senyawa fenolat juga dapat
menggunakan kata kunci “Senyawa Fenolat”, melalui mekanisme yang berbeda dari fungsi
“Kadar Fenol Total”, dan “Pereaksi Folin- antioksidan, seperti melalui sinyal selular,
Ciocalteu”. Semua sumber pencarian yang telah ekspresi gen, dan modulasi aktivitas enzimatik
dilakukan melalui PubMed, ScienceDirect, dan (Milenkovic et al., 2011).
Google, dipilih beberapa artikel dan dibuka Pada senyawa fenolat terdapat satu atau
total 126 Artikel dari semua sumber pencarian, lebih cincin aromatik dengan satu atau lebih
46 diantaranya merupakan kriteria inklusi yang gugus hidroksil. Fenolat tersebar luas pada
digunakan pada review artikel ini. makanan nabati (buah, sayuran, sereal, zaitun,
kacang, cokelat, dan lainnya) dan minuman
(teh, kopi, bir, anggur, dan lainnya), dan
sebagian berperan pada karakteristik
organoleptik dari makanan nabati (Dai dan
Mumper, 2010).
Senyawa fenolat seperti asam fenolat
dan flavonoid memiliki aktvitas antioksidan,
antitrombotik, antiarterogenik, anti-inflamasi,
Gambar 1. Bagan dari pencarian sumber
antikarsinogenik, dan antimutagenik (Alpinar et
literatur (n = jumlah artikel)
al., 2009). Klasifikasi senyawa fenolat dibagi
menjadi dua yaitu, fenol sederhana dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
polifenol berdasarkan jumlah gugus fenol
Senyawa Fenolat
dalam molekul (Soto-Vaca et al., 2012).
Tanaman yang menunjukkan aktivitas
Senyawa fenolat dapat dikategorikan menjadi
antioksidan menunjukkan potensi menurunkan
beberapa kelas seperti yang ditunjukkan pada
stres oksidatif yang berpengaruh pada manfaat
Gambar 2.
kesehatan. Senyawa fenolat memiliki
antioksidan yang lebih kuat secara in vitro dan
Farmaka 49
Volume 18 Nomor 1
paling umum yang tersebar luas pada jaringan sedangkan turunan dari asam sinamat adalah
tanaman, yang berperan bersama karotenoid kafeat, p-kumarat, dan asam ferulat (Wang et
dan klorofil untuk memberikan warna seperti al., 2011). Asam fenolat banyak ditemukan di
biru, ungu, kuning, oranye, dan merah (Ferreira berbagai makanan, tapi pada beberapa
dan Pinho, 2012). Jalur biosintetis dari penelitian asam fenolat ditemukan di anggur
flavonoid melalui jalur shikimat diawali dari L- (Gonçalves et al., 2013), kopi (Marmet et al.,
fenil alanin yang kemudian menghasilkan asam 2014; Baeza et al., 2014), kentang (Narváez-
sinamat oleh reaksi deaminasi mono-oksidatif Cuenca et al., 2013), jeruk (He et al., 2011),
yang dikatalisasi oleh fenilananin amonia liase, zaitun (Ballus et al., 2014), dan biji-bijian
Gambar 3. Struktur dasar dari flavonoid (Johari dan Heng Yen Khong, 2019).
(Khoddami et al., 2013). Berdasarkan penelitian Piluzza dan Bullitta
Farmaka 50
Volume 18 Nomor 1
(2011) terhadap 24 spesies tanaman, ditemukan banyak terdapat dalam matriks makanan
adanya korelasi yang signifikan bahwa senyawa (Pereira et al., 2018).
fenolat berkontribusi signifikan terhadap total Kadar dari senyawa pereduksi, seperti
kapasitas antioksidan dari beberapa spesies polifenol, sulfur dioksida, asam organik (asam
tanaman yang diteliti. askorbat), gula (fruktosa dan sukrosa), dan
Beberapa metode telah digunakan beberapa asam amino, berbanding lurus dengan
untuk penentuan kadar fenolat pada tanaman. instensitas warna yang dihasilkan. Kompleks
Biasanya, kromatografi cair kinerja tinggi logam ini diabsorpsi pada Panjang gelombang
(KCKT) dan analisis spektrofotometri. Lebih diantara 620 nm dan 760 nm, dengan panjang
spesifik lagi metode Folin-Ciocalteu (F-C) telah gelombang maksimum pada 725 nm (Margraf
banyak digunakan untuk menentukan kadar et al., 2015).
fenol total. Awalnya metode F-C Dibandingkan dengan metode
dikembangkan untuk penentuan kolorimetri pengujian kapasitas antioksidan total lainnya,
tirosin, asam amino non-esensial fenolik. metode F-C mempunyai beberapa kelebihan
Setelah itu, metode ini telah digunakan untuk seperti sederhana, cepat, dan akurat, serta
penentuan beberapa senyawa termasuk fenolat absorpsi dari kromofor berada di panjang
tanaman, obat-obatan, vitamin C dan konstituen gelombang yang tinggi sehingga dapat
lainnya dalam berbagai sampel mulai dari mengurangi pengganggu dari matriks sampel
ekstrak tanaman hingga produk urin dan madu (Sánchez-Rangel et al., 2013).
(Attard, 2013).
Uji penentuan kadar fenolat total
dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu
(F-C) (molibdotungstofosfotungstat hetero-
polianion 3H2O-P2O5-13WO3-5MoO3-10H2O)
bereaksi dengan senyawa fenolat menghasilkan Gambar 5. Reaksi pereaksi F-C dengan
4− senyawa fenol (Sánchez-Rangel et al.,
warna biru [(PMoW11O4) ] yang dapat diukur
2013).
menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 760 nm. Warna biru pada larutan
Pembuatan Pereaksi Folin-Ciocalteu
disebabkan karena logam molibdenum
Pereaksi F-C dibuat dengan melarutkan
(Mo(VI)) pada senyawa kompleks pereaksi
100 g natrium tungstat (Na2WO4.2H2O) dan 25
tereduksi menjadi Mo(V) dengan adanya donor
g natrium molibdat (Na2MoO4.2H2O) dalam 700
elektron oleh antioksidan. Sebagai larutan baku
mL air suling. Larutan tersebut selanjutnya
standar biasa digunakan asam galat atau asam
diasamkan dengan 50 mL HCl pekat dan 50 mL
kafeat. Kadar fenolat total dihitung
asam fosfat 85%. Larutan yang telah diasamkan
menggunakan asam galat sebagai baku standar,
dididihkan selama 10 jam, lalu didinginkan, dan
sehingga hasilnya menggunakan satuan mg
ditambahkan 150 g Li2SO4.4H2O. Larutan
ekivalen asam galat per g ekstrak (Berker et al.,
pereaksi F-C berwarna kuning terang (Sánchez-
2013; Vázquez et al., 2015). Asam galat lebih
Rangel et al., 2013). Garam litium dalam
banyak digunakan sebagai standar fenol karena
Farmaka 51
Volume 18 Nomor 1
pereaksi F-C ini berfungsi mencegah spesifik lainnya lalu hasilnya dikurangi dengan
kekeruhan. Umumnya, reaksi memberikan data hasil dengan pengujian pereaksi F-C. Pada
yang akurat dan spesifik untuk beberapa anggur, sulfit dan sulfur dioksida juga bereaksi
senyawa fenolat (Blainski et al., 2013). dengan pereaksi F-C, dimana SO2 dapat
Pereaksi F-C sangat stabil jika menyebabkan efek aditif. Namun walaupun
terlindung dari reduktor dan cahaya ketika akan kurang selektif terhadap senyawa fenolat,
dilarutkan. Mekanisme dasar metode F-C pereaksi F-C ini sederhana dan reprodusibel
mengukur polifenol dalam bahan alam adalah untuk mempelajari antioksidan fenolat
reaksi oksidasi/reduksi dengan grup fenolat (Everette et al., 2010).
akan teroksidasi dan ion logam akan tereduksi
(Agbor et al., 2014).
Panjang
Standar
Tanaman Pelarut Gelombang Kadar Fenol Total Referensi
Baku
Analisis
Ekstrak daun Timi Metanol, Asam 760 nm Ekstrak metanol, ekstrak etanol, ekstrak dietil eter, dan ekstrak heksan Roby et al.,
(Thymus vulgaris Etanol, Dietil Galat daun timi berturut-turut kadarnya 8,10±2,00; 7,30±1,47; 6,15±1,86; 2013
L.) Eter, dan 4,75±1,00 mg ekivalen asam galat/g ekstrak kering
Ekstrak daun Sage Heksan Ekstrak metanol, ekstrak etanol, ekstrak dietil eter, dan ekstrak heksan
(Salvia officinalis daun sage berturut-turut kadarnya 5,95±2,65; 5,80±1,00; 4,70±2,00;
L.) 4,25±1,00 mg ekivalen asam galat/g ekstrak kering
Ekstrak daun Ekstrak metanol, ekstrak etanol, ekstrak dietil eter, dan ekstrak heksan
Marjoram marjoram berturut-turut kadarnya 5,20±2,65; 4,65±1,00; 4,55±1,0;
(Origanum 3,90±1,00 mg ekivalen asam galat/g ekstrak kering
majorana L.)
Ekstrak akar Metanol Asam 760 nm - C. amada = 92,30 ±0,05 mg/g GAE (Gallic Acid Equivalent) Sahu dan Jyoti,
Curcuma amada, Galat - C. caesia = 134,47 ± 0,06 mg/g GAE 2013
Curcuma caesia, - C. longa = 260 ± 0,25 mg/g GAE
dan Curcuma
longa
Ekstrak biji Metanol Asam 765 nm 24,52 mg GAE/g Alizadeh et al.,
Satureja hortensis Galat 2010
L.
Ekstrak daun Metanol Asam 752 nm 22,92 mg GAE/g Zhen et al.,
Hibiscus sabdariffa Galat 2015
Ekstrak Torilis Metanol Asam 750 nm 121,9±3,1 mg GAE/g ekstrak kering Saeed et al.,
leptophylla L. Galat 2012
Ekstrak alga Hidroalkohol Asam 765 nm - Ekstrak hidroalkohol alga cokelat S. scoparium = López et al.,
cokelat (Air- Galat 2011
292,3±5,14 mg GAE/100 g serbuk kering alga
Stypocaulon Metanol),
scoparium Air, - Ekstrak air alga cokelat S. scoparium = 328,7±2,87 mg
Metanol,
GAE/100 g serbuk kering alga
Etanol,
- Ekstrak metanol alga cokelat S. scoparium = 255,2±1,59
mg GAE/100 g serbuk kering alga
Farmaka 53
Volume 18 Nomor 1
Ekstrak akar Metanol Asam 650 nm - 45,17±1,70 mg GAE/g ekstrak kering Baba dan
Arisaema Galat Shahid, 2015
jacquemontii
Ekstrak herba Metanol, Asam 760 nm - Ekstrak air L. aromatica = 6,25±0,24 mg GAE/g Do et al.,
Limnophila Etanol, Galat 2013
- Ekstrak metanol L. aromatica = 31,50±1,60 mg GAE/g
aromatica Aseton, Air
- Ekstrak etanol L. aromatica = 40,50±0,88 mg GAE/g
- Ekstrak aseton L. aromatica = 40,30±0,20 mg GAE/g
Ekstrak bunga Air, Metanol Asam 725 nm - Ekstrak air bunga C. ternatea = 20,7±0,1 mg GAE/g Rabeta dan
dan daun Clitoria Galat An Nabil,
- Ekstrak air daun C. ternatea = 18,5±0,4 mg GAE/g
ternatea L 2013
- Ekstrak metanol bunga C. ternatea = 61,7±0,2 mg GAE/g
- Ekstrak metanol daun C. ternatea = 64,8±0,1 mg GAE/g
Farmaka 54
Volume 18 Nomor 1
Determination of the Total Phenolic He, D. S. Y., Y. Wu, G. Liu, dan B. Chen. 2011.
Content from Limonium Brasiliense L. Simultaneous determination of
Molecules. 18: 6852-6865. flavanones, hydroxycinnamic acids and
doi:10.3390/molecules18066852 alkaloids in citrus fruits by HPLC-
Dai J., dan R. J. Mumper. 2010. Plant DAD–ESI/MS. Food Chemistry.
Phenolics: Extraction, analysis and 127:880-885.
their antioxidant and anticancer Johari, M. A., dan H. Y. Khong. 2019. Total
properties. Molecules. 15: 7313-7352. Phenolic Content and Antioxidant and
doi: 10.3390/molecules15107313 Antibacterial Activities of Pereskia
Do, Q. D., A. E. Angkawijaya, P. L. Tran- bleo. Hindawi: Advances in
Nguyen, dan L. H. Huynh. 2013. Effect Pharmacological Sciences.
of extraction solvent on total phenol 2019(2019): 1-4.
content, total flavonoids content, and doi:10.1155/2019/7428593
antioxidant activity of Limnophila Khoddami, A., M. A. Wilkes, dan T. H.
aromatica. Journal of Food and Drug Roberts. 2013. Techniques for Analysis
Analysis. 22(3): 296–302. doi: of Plant Phenolic Compounds.
10.1016/j.jfda.2013.11.001 Molecules. 18(2): 2328-2375. doi:
Everette, J. D., Q. M. Bryant, A. M. Green, Y. 10.3390/molecules18022328
A. Abbey, G. W. Wangila, dan R. B. Kumar G. P., dan S. B. Singh. 2010.
Walker. 2010. Thorough Study of Antibacterial and antioxidant activities
Reactivity of Various Compound of ethanol extracts from trans
Classes toward the Folin-Ciocalteu himalayan medicinal plants.
Reagent. Journal Agriculture Food Pharmacognosy Journal. 2(17):66-69.
Chemistry. 58(14): 8139–8144. López, A. R. M., A. Rivero, dan M. Suárez de
DOI:10.1021/jf1005935 Tangil 2011. The effects of solvents on
Farasat, M., R. A. Khavari-Nejada, S. M. B. the phenolic contents and antioxidant
Nabavib, dan F. Namjooyanc. 2014. activity of Stypocaulon scoparium
Antioxidant Activity, Total Phenolics algae extracts. Food Chemistry. 125(3):
and Flavonoid Contents of some Edible 1104–1109.
Green Seaweeds from Northern Coasts doi:10.1016/j.foodchem.2010.09.101
of the Persian Gulf. Iranian Journal of Marmet, C., L. Actis-Goretta, M. Renouf, dan
Pharmaceutical Research. 13(1): 163- F. Giuffrida. 2014. Quantification of
170. phenolic acids and their methylates,
Fawole, O. A., N. P. Makunga, dan U. L. Opara. glucuronides, sulfates and lactones
2012. Antibacterial, antioxidant and metabolites in human plasma by LC–
tyrosinase inhibition activities of MS/MS after oral ingestion of soluble
pomegranate fruit peel methanolic coffee. Journal of Pharmaceutical and
extract. BMC Complementary and Biomedical Analysis. 88: 617-625.
Alternative Medicine. 12: 200. Margraf, T., A. R. Karnopp, N. D. Rosso, dan
doi:10.1186/1472-6882-12-200 D. Granato. 2015. Comparison between
Ferreira, O., dan S.P. Pinho. 2012. Solubility of Folin-Ciocalteu and Prussian Blue
flavonoids in pure solvents. Industrial Assays to Estimate the Total Phenolic
and Engineering Chemistry Content of Juices and Teas Using 96-
Research. 51(18): 6586–6590. Well Microplates. Journal of Food
Gonçalves, J., S. C. Castilho, dan J. Câmara Science. 80(11): 2397-2403.
2013. An attractive, sensitive and high- doi:10.1111/1750-3841.13077
throughput strategy based on McCarthy, A. L., Y. C. O’Callaghan, A.
microextraction by packed sorbent Connolly, C. O. Piggott, R. J.
followed by UHPLC-PDA analysis for FitzGerald, dan M. N. O’Brien. 2012.
quantification of hydroxybenzoic and Phenolic extracts of brewers’ spent
hydroxycinnamic acids in wines. grain (BSG) as functional ingredients–
Microchemical Journal. 106: 129-138. Assessment of their DNA protective
effect against oxidant-induced DNA
Farmaka 56
Volume 18 Nomor 1