Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 1 Nomor 1, November 2019


p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

BIJI MAHONI SEBAGAI ANTIOKSIDAN


Icha Putri Winata*, Ayu Darma Putri
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng, Kec.
Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia 35145
*ichaputriw11@gmail.com (+6289521524934)

ABSTRAK
Biji mahoni merupakan biji dari pohon mahoni yang memiliki metabolit sekunder dengan kandungan
senyawa tertingginya adalah flavanoid yang merupakan salah satu bahan akif antioksidan.Tujuan
literatur review ini untuk mengetahui manfaatekstrak biji mahonisebagai antioksidan pada manusia.
Menggunakan artikel penelitian yang didapat melalui proses literatur searching dan buku terkait
manfaat biji mahoni sebagai antioksidandari tahun 2011 sampai dengan tahun 2019 dengan jumlah
artikel yang digunakan sebanyak 19 artikel. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan
menunjukkan bahwa biji mahoni bermanfaat sebagai antioksidan pada manusia. Biji mahoni memiliki
berbagai metabolit sekunder dari hasil biosintesis. Metabolit sekunder terkandung dalam biji mahoni
adalah golongan flavanoid, alkaloid, saponin, steroid, dan terpenoid dengan kandungan terbesarnya
adalah dari golongan flavanoid.Golongan flavanoid yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
adalah flavon atau flavonol.

Kata kunci: biji mahoni, stres oksidatif, antioksidan

MAHOGANY SEEDS AS ANTIOXOXIDES

ABSTRACT
Mahogany seeds are seeds from mahogany trees that have secondary metabolites with the highest
compound content is flavanoid, which is one of the antioxidant active ingredients. The purpose of this
review literature is to determine the benefits of mahogany seed extract as an antioxidant in humans.
Using research articles obtained through the process of searching literature and books related to the
benefits of mahogany seeds as antioxidants from 2011 to 2019 with 19 articles. Various experimental
studies conducted showed that mahogany seeds are useful as antioxidants in humans. Mahogany seeds
have a variety of secondary metabolites from the results of biosynthesis. The secondary metabolites
contained in mahogany seeds are flavanoid, alkaloid, saponin, steroid, and terpenoids with the largest
content is from the flavanoid group. The flavanoid group that has the highest antioxidant activity is
flavone or flavonol.

Keywords: mahogany seeds, oxidative stress, antioxidants

PENDAHULUAN radikal bebas yang sangat berbahaya adalah


Antioksidan merupakan senyawa yang ROS (Murray et al, 2014).Konsentrasi
berfungsi sebagai penghambat proses radikal bebas yang terlalu tinggi dalam
oksidasi (Apak, 2019). Oksidasi adalah jangka waktu yang lama dapat
reaksi kimia yang dapat memproduksi menyebabkan kerusakan pada asam
radikal bebas yang dapat merusak sel nukleat, protein, dan lipid di membran sel
(Salehi et al, 2018).Radikal bebas terbentuk dan lipoprotein plasma (Brieger,
di dalam tubuh pada kondisi normal melalui 2012).Kerusakan yang ditimbulkan oleh
proses metabolisme sel secara aerobik atau ROS disebut sebagai stres oksidatif
menggunakan oksigen.Radikal bebas (Murray et al, 2014). Selain itu, stres
merupakan molekul elektron tak oksidatif juga dapat terjadi pada kondisi
berpasangan yang sangat reaktif.Salah satu usia lanjut atau pada penyakit-penyakit
89
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 89 - 94, November 2019
Global Health Science Group

tertentu karena penurunan efisiensi dari melalui proses literatur searching terkait
antioksidan (Salehi et al, 2018). Jika manfaat biji mahoni dan antioksidan. Tahun
antioksidan sudah tidak mampu melakukan penerbitan artikel yang digunakan adalah
pertahanan terhadap ROS maka dapat tahun 2011 sampai tahun 2019.Jumlah
menyebabkan terjadinya stres oksidatif. artikel yang digunakan adalah19 artikel.
Stres oksidatif memiliki peran penting
terhadap terjadinya berbagai penyakit HASIL
degeneratif, seperti kanker, diabetes Analisis fitokimia yang dilakukan oleh
mellitus, gangguan neurologi, dan Koneri dan Pontororing berupa pengujian
aterosklerosis yang menjadi faktor risiko pada golongan alkaloid, tripenoid, steroid,
terjadinya penyakit jantung dan stroke flavanoid, tanin, saponin, dan kuinon pada
(Brieger, 2012). ekstrak biji mahoni didapatkan hasil bahwa
ekstrak biji mahoni positif mengandung
Obat-obatan herbal saat ini cukup diminati flavanoid, alkaloid, saponin, steroid, dan
karena memiliki lebih sedikit efek samping terpenoid serta tidak mengandung tanin dan
dan relatif lebih murah.Biji mahoni kuinon. Kandungan terbesar pada ekstrak
(Swietenia mahagoni Jacq)merupakan biji biji mahoni adalah golongan flavanoid yaitu
dari pohon mahoni yang terbukti memiliki 0,394%/100 gram sedangkan jumlah
kandungan antioksidan.Berdasarkan kandungan terkecilnya adalah golongan
penelitian yang dilakukan oleh Rasyad, steroid (Koneri dan Pontororing,
Mahendra, dan Hamdani,biji mahoni 2016).Hasil isolasi daribiji mahoni yang
memiliki kandungan alkaloid, steroid, dilakukan oleh Sari dan Mursiti, senyawa
saponin, terpenoid, dan flavonoid yang flavanoid yang terkandung pada biji mahoni
berkhasiat sebagai antioksidan (Rasyad et. merupakan senyawa golongan
al, 2012).Senyawa yang terdapat dalam isoflavonyang dibuktikan dengan adanya
ekstrak biji mahoni yang banyak bertindak gugus fungsi C-Halifatik, C=O,
sebagai antioksidan adalah flavonoid C=Caromatik, C-O, C=C, dan C-H
(Werdhasari, 2014).Berdasarkan uji aromatik pada spektrofotometer IR serta
fitokimia yang dilakukan oleh Wibawa, munculnya puncak spektrum pada panjang
Swantara, dan Manurung, senyawa gelombang 240 nm dan 236 nm pada
golongan flavonoid yang terkandung pada spektrofotometer UV-Vis (Sari dan Mursiti,
biji mahoni adalah pada fraksi etil asetat 2016).Hal ini diperkuat dengan penelitian
dan n-butanol. Kadar total flavonoid pada yang dilakukan oleh Hajli yaituflavanoid
etil asetat adalah 37,189 mg/L, sedangkan merupakan senyawa terbesar yang
pada n-butanol memiliki kadar flavonoid terkandung pada biji mahoni.Golongan
yang lebih tinggi yaitu 41,734 mg/L flavanoid yang memiliki aktivitas
(Wibawa et al, 2016).Oleh karena itu, antioksidan tertinggi adalah flavon atau
literatur review ini bertujuan untuk flavonol (Hajli, 2011).
mengetahui manfaat biji mahoni sebagai
antioksidan karena biji mahoniberasal dari Penelitian yang dilakukan oleh Hartati dan
pohon mahoni yang banyak tumbuh di kawan-kawan menunjukkan bahwa
daerah tropis seperti Indonesia, sehingga aktivitas antioksidan tertinggi pada biji
mudah untuk didapatkan. mahoni terdapat pada ekstrak biji mahoni
dengan jenis pelarut metanol 100%
METODE (60.89%)dan selanjutnya diikuti oleh jenis
Penulisan ini menggunakan metode studi pelarut metanol 70% (60,77%), etanol 70%
artikel review. Sumber pustaka yang (59,87%), dan etanol 100% (58,85%).
digunakan dalam menyusun literatur ini Sedangkan, kandungan fenol tertinggi
menggunakan buku pedoman dan terdapat pada jenis pelarut etanol 100%
penelitian-penelitian terbaru yang didapat yaitu 67 mg/g sampel dibandingkan dengan

90
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 89 - 94, November 2019
Global Health Science Group

jenis pelarut lain (etanol 70%: 65 mg/g memberikan efek yang baik bagi kesehatan
sampel, metanol 100%: 64 mg/g sampel, yaitu berperan sebagai stimulator hormon
metanol 70%: 55 mg/g sampel) (Hartati et pertumbuhan dan pengontrol respon
al, 2013). Kandungan fenol dan senyawa inflamasi. Tetapi, jika kadar ROS tinggi di
polifenol seperti pada flavanoid terbukti dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama
memiliki aktivitas antioksidan yang dan antioksidan tidak mampu memberikan
signifikan (Alok et al, 2014).Tetapi, pertahanan maka dapat menyebabkan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh terjadinya stres oksidatif yang dapat
Dewi dan Fauzana mengenai kandungan mengkibatkan berbagai penyakit bahkan
metabolit sekunder pada ekstrak etanol biji bisa berujung pada kematian. Penyakit yang
mahoni menunjukkan hasil yaitu tidak dapat disebabkan karena
terdapat kandungan metabolit sekunder dari ketidakseimbangan antara jumlah ROS dan
golongan flavanoid, tetapi terdapat senyawa antioksidan adalah kanker, penyakit
dari golongan triterpenoid, tanin, dan kardiovaskular, penyakit neurologi,
saponin (Dewi dan Fauzana 2017). gangguan sensorik, dan penyakit psikiatri
(Brieger et al, 2012).
PEMBAHASAN
Antioksidan berperan sebagai pencegah Antioksidan dibagi menjadi tiga
terjadinya stres oksidatif.Stres oksidatif berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan
terjadi karena adanya ketidakseimbangan endogen, antioksidan sintesis, dan
antara jumlah radikal bebas dengan jumlah antioksidan alami.Antioksidan endogen
antioksidan di dalam tubuh.Radikal bebas adalah antioksidan yang berasal dari enzim-
adalah molekul yang sangat reaktif dengan enzim di dalam tubuh yang bersifat sebagai
eletron tidak berpasangan(Murray et al, antioksidan, seperti superoxide dismutase
2014).Oleh karena itu, radikal bebas (SOD), katalase (cat), dan glutathione
mampu mengoksidasi molekul-molekul peroxidase.Antioksidan sintetis adalah
disekitarnya seperti lipid, protein, DNA, antioksidan yang banyak digunakan pada
dan karbohidrat. Radikal bebas bersifat produk pangan seperti butil hidroksi
tidak stabil karena memiliki elektron yang anisol(BHA), butil hidroksi toluen (BHT),
tidak berpasangan, sehingga molekul ini propil galat dantert-butil hidroksi quinon
berusaha untuk mendapatkan elektron dari (TBHQ).Antioksidan alami adalah
molekul lain dan membentuk radikal baru, antioksidan yang didapatkan dari;luar tubuh
oleh karena itu radikal bebas bersifat toksik yaitu dari bagian-bagian tumbuhan seperti
terhadap molekul lain di dalam tubuh. akar, batang, daun, dan biji. Terdapat
Antioksidan dapat mendonorkan banyak sekali tumbuhan yang mengandung
elektronnya kepada molekul radikal bebas, bahan aktif antioksidan (Miraj dan
sehingga dapat menstabilkan radikal bebas Rafieian-Kopaei, 2017; Salehi et al,
dan menghentikan reaksi berantai (Grover 2018).Mikronutrien yang terkandung di
dan Samson, 2016). dalam tumbuhan seperti vitamin A, vitamin
C, vitamin E, asam folat, karotenoid,
Radikal bebas yang paling berbahaya antosianin, dan polifenol memiliki
terhadap sistem biologis adalah radikal kemampuan menangkap radikal bebas
oksigen atau reactive oxygen species (ROS) sehingga dapat dijadikan pengganti
terutama superoksida, hidroksil, dan antioksidan sintetis (Parwata, 2016).
perihidroksil (Murray et al, 2014)..Radikal
bebas dapat dihasilkan dari hasil Pohon mahoni (Swietenia mahagoni) dari
metabolisme tubuh, asap rokok, sinar ultra famili Meliaceaebanyak tumbuhdi daerah
violet, zat kimiawi dalam makanan dan tropis di Asia, seperti India, Malaysia,
polutan lain (Werdhasari, 2014). Kadar Indonesia dan Cina Selatan (Koneri dan
rendah ROS di dalam tubuh dapat Pontororing, 2016).Pohon mahoni adalah

91
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 89 - 94, November 2019
Global Health Science Group

jenis tanaman tahunan dengan tinggi sekitar ujung. Buahakan pecah dari ujung saat buah
10-20 meter dan diameter lebih dari 100 sudah matang dan kering. Di bagian dalam
cm. buah mahoni berbentuk bulat telur, buah mahoni terdapat biji.Biji mahoni
memiliki lima lekukan dan berwarna coklat. berbentuk pipih dengan ujung agak
Bagian luar buah mengeras dengan tebal.biasanyadalam satu buah terdapat 35-
ketebalan 5-7 mm, di bagian tengah 45 biji mahoni.Pohon, buah, dan biji
mengeras seperti kayu dan berbentuk kolom mahoni dapat dilihat pada Gambar
dengan 5 sudut yang memanjang menuju 1(Azzahra, 2018).

Gambar 1. Pohon, buah, dan biji mahoni

Tumbuhan akan menghasilkan metabolit yang dilakukan oleh Hajli, golongan


sekunder melalui proses biosintesis. flavanoid yang memiliki aktivitas
Metabolit sekunder adalah hasil dari antioksidan tertinggi adalah flavon atau
biosintesis pada tumbuhan yang digunakan flavonol.Senyawa flavanoid akan
untuk menunjang kehidupan tumbuhan menangkap radikal bebas dan flavonoid
tersebut.Metabolit sekunder memiliki ciri akan dioksidasi oleh radikal bebas tersebut.
yaitu tidak terlibat langsung pada Flavanoid mendonorkan hidrogen dari
kehidupan tumbuhan, tidak esensial, cincin aromatiknya ke radikal bebas untuk
terdistribusi pada golongan tertentu, mengurangi radikal bebas yang bersifat
digunakan untuk pertahanan, senyawa toksik dan menghasilkan radikal flavonoid
organik dengan berat molekul 50-1500 yang lebih stabil dan tidak toksik. Reaksi
dalton, dan dapat dimanfaatkan manusia ini akanmenghasilkan bentuk radikal yang
untuk obat, parfum, aroma, bumbu, dan lebih stabil dengan kereaktifan yang lebih
relaksasi (Saifudin, 2014).Untuk bisa rendah (Hajli, 2011).
dimanfaatkan oleh manusia, metabolit
skunder ini harus diambil dari bagian SIMPULAN
tumbuhan tersebut.Pengambilan metabolit Biji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq)
sekunder dapat dilakukan dengan metode terbukti memiliki metabolit sekunder yaitu
isolasi dan ekstraksi.Ekstraksi merupakan golongan flavanoid yang memiliki aktivitas
salah satu teknik pemisahan kimia untuk antioksidan yang tinggi untuk mencegah
mengambil komponen dari suatu sampel terjadinya stres oksidatif yang dapat
dengan menggunakan pelarut yang menyebabkan berbagai macam penyakit,
sesuai.Untuk mengetahui jenis senyawa seperti kanker, gangguan neurologi,
yang terambil dapat dilakukan uji kualitatif gangguan kardiovaskular, diabetes mellitus,
menggunakan uji fitokimia, dan dapat dan aterosklerosis yang menjadi faktor
dilakukan uji lebih lanjut mengenai struktur risiko terjadinya penyakit jantung dan
kimianya menggunakan spektrofotometer stroke.
(Leba, 2017).)
DAFTAR PUSTAKA
Biji mahoni terbukti mengandung metabolit Alok, S., Jain, S.K., Verma, A., Kumar, M.,
sekunder golongan flavanoid, alkaloid, Mahor, A., Sabharwal, M. (2014).
saponin, steroid, dan terpenoid dengan Herbal antioxidant in clinical
kandungan terbesarnya adalah dari practice: a review. Asian Pac J Trop
golongan flavanoid (Koneri dan Biomed. 4. 78−84.
Pontororing, 2016).Berdasarkan penelitian Doi:10.1016/S2221-1691(14)60213-6

92
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 89 - 94, November 2019
Global Health Science Group

Apak, R. (2019). Current issues in aegypti vektor penyakit deman


antioxidant measurement. J Agric berdarah. Jurnal MKMI. 12.
Food Chem. 67. 9187−9202.Doi: 216−223.Diakses dari
10.1021/acs.jafc.9b03657 http://journal.unhas.ac.id/index.php/m
kmi/article/view/1541
Azzahra, R.M.I. (2018). Analisis
morfofisiologis mahoni (Swietenia Leba, M.A.U. (2017). Ekstraksi dan real
macrophylla King) (Skripsi). Diakses kromatografi. Edisi ke-1. Yogyakarta:
dari Universitas Hasanuddin, Situs Deepublish. Diakses dari
Web Perpustakaan http://opac.lib.ugm.ac.id/index.php?m
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_fil od=book_detail&sub=BookDetail&ac
es/temporary/ t=view&typ=htmlext&buku_id=7740
32&obyek_id=1
Brieger, K., Schiavone, S., Miller Jr, F.J.,
Krause, K. (2012). Reactive oxygen Miraj, S. dan Rafieian-Kopaei. (2017).
species: from health to disease. Swiss Melissa officinalis: a review study
Med Wkly. 142. w13659. with an antioxidant prospective.
Doi:10.4414/smw.2012.13659 Journal of Evidence-Based
Complementary& Alternative
Dewi, A.P. dan Fauzana, A. (2017). Uji Medicine. 22. 385−394.
aktivitas antibakteri ekstrak etanol Doi:10.1177/2156587216663433
biji mahoni (Swietenia mahagoni)
terhadap Shigella dysenteriae. JOPS. Murray, R.K., Bender, D.A., Botham,
1. 15−21. Diakses dari K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W.,
http://jurnal.univrab.ac.id dan Weil, P.A. (2014). Biokimia
harper. Edisi ke-29. Jakarta: EGC
Grover, A.K. dan Samson, S.E. (2016).
Benefits of antioxidant supplements Parwata, I.M.O.A. (2016). Antioksidan.
for knee osteoarthritis: rationale and Kimia Terapan: Universitas Udayana.
reality. Nutrition Journal. 15. 1−13.
Doi:10.1186/s12937-015-0115-z Rasyad, A.A., Mahendra, P., dan Hamdani,
Y. (2012). Uji nefrotoksik dari
Hajli, Z. (2011). Isolasi senyawa golongan ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia
flavonoidbiji mahoni (Swietenia mahagoni Jacq.) terhadap tikus putih
mahagoni Jacq.) yang berpotensi jantan galur wistar. JPS. 15.
sebagai antioksidan (skripsi). Diakses 15216−15279.
dari Institus Pertanian Bogor, Situs Doi:10.36706/jps.v15i2.100
Web Perpustakaan
http://repository.ipb.ac.id/handle/123 Saifudin, A. (2014). Senyawa alam
456789/52609 metabolit sekunder teori, konsep, dan
teknik pemurnian. Edisi ke-1.
Hartati, Salleh, L.M., Azis, A.A., Yunos, Yogyakarta: Deepublish
M.A. (2013). Pengaruh jenis pelarut
ekstraksi biji mahoni (Swietenia Salehi, B., Martorell, M., Arbiser, J.L.,
mahagoni Jacq) terhadap aktivitas Sureda, A., Martins, N., Maurya,
antioksidan dan antibakteri. Jurnal P.K., et. al. (2018). Antioxidants:
Bionature. 14. 11−15. Diakses dari positive or negative actors?.
http://eprints.unm.ac.id/14541/1/ Biomolecules. 8. e124.
Doi:10.3390/biom8040124
Koneri, R dan Pontororing, H.H. (2016).
Uji ekstrak biji mahoni (Swietenia Sari, S.N. dan Mursiti, S. (2016). Isolasi
macrophylla) terhadap larva Aedes flavonoid dari biji mahoni (Swietenia

93
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 1 No 1 Hal 89 - 94, November 2019
Global Health Science Group

macrophylla, King) dan uji


aktivitasnya sebagai antibakteri. Indo
J Chem. 5. 178−183. Diakses dari
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
hp/ijcs/article/view/9278
Werdhasari, A. (2014). Peran antioksidan
bagi kesehatan. Jurnal Biotek
Medisiana Indonesia. 3. 59−68.
Diakses dari
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id.
Wibawa, A.A.C., Swantara, I.M.D.,
Manurung, M. (2016). Potensi
flavonoid ekstrak biji mahoni
(Swietenia mahagoni Jacq) untuk
menurunkan konsentrasi 8-OHdG
pada urin tikus wistar jantan yang
terpapar etanol. Cakra Kimia. 4.
p146−152. Diakses
darihttps://ojs.unud.ac.id/index.php/ca
kra/article/view/28933

94

Anda mungkin juga menyukai