Anda di halaman 1dari 9

N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.

1, Juni 2021 68 – 76

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING


(Strobilanthes crispa L., Blume) DAN DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata
Burm. f. Nees) DAN KOMBINASINYA
Norviria Tsalasatin Apriliani dan Tukiran*
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, Jl. Ketintang Surabaya 60231
*e-mail: tukiran@unesa.ac.id

Received 30 April 2021


Accepted 24 June 2021

Abstrak
Kejibeling (Strobilanthes crispa L., Blume) dan Sambiloto (Andrographis paniculata Burm.
f. Nees) adalah tanaman yang mempunyai kandungan senyawa bioaktif yang memiliki
potensi sebagai antioksidan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui aktivitas
antioksidan kombinasi ekstrak etanol daun kejibeling dan daun sambiloto. Pengujian
antioksidan sampel menggunakan metode DPPH secara spektrofotometer UV-Vis. Serbuk
daun kejibeling dan sambiloto dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% sampai
diperoleh ekstrak kental setelah penguapan. Hasil uji aktivitas antioksidan didapatkan nilai
IC50 untuk ekstrak etanol kejibeling, ekstrak etanol sambiloto, kombinasi ekstrak
kejibeling:sambiloto (1:1), kombinasi (1:2) dan kombinasi (2:1) berturut-turut sebesar 71,39,
15,55, 7,58, 7,83 dan 6,35 ppm. Nilai IC50 kombinasi ekstrak dari daun kejibeling dan
sambiloto menunjukkan adanya peningkatan kemampuan antioksidan dibandingkan dengan
ekstrak tunggal kejibeling dan sambiloto.
Kata kunci: Antioksidan, daun kejibeling, daun sambiloto, DPPH.
Abstract
Kejibeling (Strobilanthes crispa L., Blume) and Sambiloto (Andrographis paniculate
Burm.f. Ness) are plants that contains bioactive compounds that have potential as antio
xidant. This study aims to determine the antioxidant activity of the combination ethanol
leaves extract of kejibeling and sambiloto. Antioxidant testing of samples used the DPPH
method by UV-Vis spectrophotometry. Powder of kejibeling and sambiloto leaves were
macerated using 96% ethanol and then evaporated until a thick extract was obtained. The
results of the antioxidant activity test showed that the value of IC50 for the ethanol extract of
kejibeling, ethanol extract of sambiloto, combination of kejibeling extract:sambiloto (1:1),
combination (1:2) and combination (2:1) were 71.39, 15.55, 7.58, 7.83 and 6.35 ppm
respectively. The IC50 value of the combination of extracts from kejibeling and sambiloto
leaves showed an increase in antioxidant ability compared to a single extract kejibeling dan
sambiloto.

Keywords: Antioxidant, kejibeling leaf, sambiloto leaf, DPPH.

Pendahuluan
Gaya hidup yang tidak sehat dan sumber, yaitu sisa metabolisme tubuh dan
dampak dari lingkungan yang buruk dapat beberapa faktor dari luar tubuh seperti
menyebabkan sistem kekebalan dalam faktor makanan, polusi udara, asap rokok
tubuh tidak mampu menghadapi radikal serta sinar ultraviolet (Ratnayani, 2012).
bebas. Radikal bebas bisa berasal dari dua Kandungan radikal bebas dan antioksidan

Online ISSN: 2528-0422 68


N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

dalam tubuh yang tidak seimbang dapat dan tanaman kejibeling (Strobilanthes
menyebabkan stress oksidatif yang bisa crispa L., Blume). Tanaman kejibeling
merusak tubuh sehingga memicu beberapa mengandung berbagai macam metabolit
penyakit degenerative (Bherawi, 2017). sekunder dan zat-zat kimia seperti kalium,
Radikal bebas dapat diartikan sebagai natrium, asam silikat, kalsium, saponin,
atom atau molekul yang sangat reaktif alkaloid, polifenol dan flavonoid yang
karena mempunyai elektron yang tidak berperan sebagai antioksidan serta dapat
berpasangan pada kulit terluarnya menghambat pertumbuhan dan
sehingga membuatnya menjadi tidak perkembangan sel kanker (Andriani,
stabil dan cenderung untuk mengikat 2011). Tanaman kejibeling telah banyak
elektron senyawa lain sehingga terbentuk digunakan sebagai obat batu ginjal, batu
radikal bebas baru yang lebih reaktif empedu, diabetes, kolesterol dan tumor
(Stankovic S dan Radovanović, 2012). (Setyawan, 2016).
Radikal bebas yang lebih reaktif tersebut Sedangkan, tanaman sambiloto juga
cenderung terus mencari elektron di dapat digunakan untuk mengobati
molekul sekitarnya dan apabila tidak penyakit degeneratif misalnya tekanan
dikendalikan maka akan terjadi reaksi darah tinggi, reumatik dan diabetes
berantai. Reaksi berantai tersebut dapat (Rachmani, 2018). Tanaman sambiloto
berhenti apabila terdapat molekul yang dapat berkhasiat sebagai antioksidan,
mendonorkan elektronnya kepada radikal antiinflamasi dan antihiperglikemik
bebas yang bisa disebut dengan (Akbar, 2011). Berdasarkan hasil
antioksidan (Lamina S, 2013). penelitian Sari dkk (2014) menyatakan
Antioksidan merupakan senyawa bahwa di dalam tanaman sambiloto
donor elektron yang bisa digunakan untuk terkandung berbagai senyawa fenolik dan
mencegah pembentukan radikal dalam flavonoid dengan jumlah kandungan
tubuh manusia dengan cara berikatan flavonoid total dalam ekstrak etanol daun
dengan molekul radikal bebas. Dengan sambiloto sebesar 4,64±0,05% 𝑏⁄𝑏 dan
keberadaan senyawa antioksidan tersebut jumlah kandungan fenolik total dalam
dapat menetralisir terbentuknya radikal ekstrak etanol daun sambiloto sebesar
bebas dalam tubuh (Salamah, N., &
Widyasari, 2015). 5,38±0,05% 𝑏⁄𝑏 (Sari, 2019).
Di dalam tubuh manusia sudah Metode untuk pengujian antioksidan
terbentuk suatu senyawa antioksidan dari yang paling sering digunakan adalah
beberapa macam enzim antioksidan, metode DPPH. Radikal DPPH dengan
misalnya seperti enzim superoksida radikal hidrogen dari antioksidan akan
dismutase, glutasion peroksidase dan membentuk suatu molekul diamagnetik
katalase (Werdhasari, 2014). Kurangnya karena adanya elektron yang berpasangan
senyawa antioksidan dapat menyebabkan dan menjadi lebih stabil (Bahriul, 2014).
tingginya kandungan radikal bebas dalam Molekul yang terbentuk akan
tubuh (Bherawi, 2017). Namun kurangnya menunjukkan serapan kuat pada panjang
senyawa Oleh sebab itulah, diperlukan gelombang 517 nm (Jabbar, 2019).
antioksidan alami yang berasal dari Penelitian yang telah ada sebelumnya
tumbuhan yang dapat berpotensi untuk tentang aktivitas antioksidan pada ekstrak
mencegah tingginya kandungan radikal etanol daun kejibeling diperoleh nilai IC50
bebas dalam tubuh (Stankovic S dan 102,85 ppm (Adibi, 2017) dan nilai IC50
Radovanović, 2012). 6,5 ppm pada ekstrak daun sambiloto
Contoh tanaman dengan potensi (Saranya, 2010). Adanya potensi
antioksidan adalah tanaman sambiloto antioksidan dari kedua daun tersebutlah
(Andrographis paniculate Burm.f. Ness) yang melatarbelakangi dilakukannya

Online ISSN: 2528-0422 69


N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

penelitian tentang kombinasi dari kedua Dalam toples tertutup, gunakan


ekstrak daun tersebut sehingga nantinya pelarut etanol 96% untuk memaserasi
diharapkan akan didapatkan hasil bahwa bubuk sampel selama 1x24 jam. Saring
kombinasi dari kedua ekstrak tersebut hasil maserasi dengan menggunakan
dapat dikembangkan sebagai antioksidan penyaring buchner sehingga diperoleh
alami. filtrat dan residu. Ulangi proses maserasi
Hingga saat ini, belum ada laporan selama 3 kali.
yang mendokumentasikan interaksi Uapkan filtrat yang dihasilkan
negatif antara campuran ekstrak keji menggunakan vacuum rotary evaporator
beling dengan ekstrak lain maupun suhu ±50 oC, tekanan 13 mbar dan rotasi
sebaliknya. Selain itu, juga belum 60 rpm. Hasilnya adalah ekstrak etanol
diketahui apakah campuran ekstrak etanol yang kental dan ditimbang untuk
keji beling dan sambiloto mampu menghitung persen rendemen dengan
meningkatkan aktivitas antioksidan yang menggunakan rumus berikut:
dihasilkan. Oleh karena itulah perlu 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
dilakukan penelitian untuk mengetahui % Rendemen = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘
perbandingan aktivitas antioksidan dari
kombinasi ekstrak dengan masing-masing (Mardiana, 2016).
ekstrak keji beling maupun sambiloto.
c. Tahap Uji Aktivitas Antioksidan
Metode Penelitian Dimulai dengan melarutkan masing-
1. Bahan masing 0,1 gram ekstrak etanol daun
Dalam penelitian ini, bahan-bahan kejibeling dan sambiloto dalam methanol
yang dibutuhkan adalah daun sambiloto p.a pada labu ukur 100 ml dan didapatkan
kering, kejibeling kering, kertas saring, larutan induk 1000 ppm. Selanjutnya,
aluminium foil, etanol 96%, metanol p.a., menyiapkan larutan uji yang dibuat dari
dan DPPH. larutan induk yang telah dibuat
2. Alat sebelumnya. Untuk ekstrak tunggal dan
Dalam penelitian ini, alat yang kombinasi 1:1 digunakan perbedaan
dibutuhkan adalah blender, spatula, botol konsentrasi 20, 40, 60 dan 80 ppm serta
vial, labu ukur, corong, beaker glass, 30, 60, 90 dan 120 ppm untuk kombinasi
mikropipet, neraca analitik, pompa 1:2 dan 2:1 (Novatama, S. M., Kusomo,
vakum, corong buchner, vacuum rotary 2016).
evaporator, dan spektrofotometer UV- Kemudian ambil larutan uji tiap
VIS. konsentrasi sebanyak 2 ml yang
3. Prosedur diletakkan dalam vial gelap dan
a. Tahap Pengumpulan dan Persiapan tambahkan 2 ml larutan DPPH 0,004%.
Sampel Larutan dikocok dengan kuat dan
Sampel daun sambiloto dan kejibeling dilakukan inkubasi larutan pada suhu 37
yang didapatkan dibersihkan terlebih o
C selama 30 menit yang kemudian diukur
dahulu. Selanjutnya, daun basah tersebut absorbansi dari larutan tersebut
dipotong-potong kecil dan kemudian menggunakan spektrofotometer UV-Vis
diangin-anginkan di dalam ruangan pada 517 nm. Pada larutan kontrol juga
selama ±3 hari. Sampel kering yang diberi perlakuan yang sama dimana
dihasilkan kemudian dihaluskan sampai penggunaan larutan sampel diganti
didapatkan serbuk halus dan ditimbang dengan methanol p.a. Selanjutnya
sebanyak 100 gram serbuk yang siap ditentukan nilai %inhibisi (%I) absorban
untuk diekstraksi. larutan DPPH serta nilai IC50. Nilai
b. Tahap Ekstraksi Simplisia
Online ISSN: 2528-0422 70
N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

%inhibisi dapat ditentukan dengan berpotensi sebagai suatu antioksidan kuat


menggunakan persamaan berikut: (Mahardika, 2020).
𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝐴 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 Dalam penelitian ini, digunakan
% Inhibisi = x 100%
𝐴 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
simplisia daun kejibeling dan daun
Nilai %inhibisi kemudian dibuat kurva
sambiloto kering. Tujuannya adalah untuk
persamaan linier dan persamaan yang
memperkecil kemungkinan sampel
didapatkan tersebut digunakan untuk
terkontaminasi oleh jamur dan
menghitung nilai IC50. Nilai IC50
menghentikan proses enzimatik dalam
didapatkan dengan cara mengganti y pada
sampel karena dapat menyebabkan zat
persamaan linier dengan nilai 50 dan x
aktif yang terkandung dalam sampel
yang didapatkan merupakan nilai IC50
semakin terurai (Pangestu, 2017), agar
(Pangestu, 2017).
sampel yang digunakan lebih awet dalam
kondisi kering dan kadar airnya menjadi
Hasil dan Pembahasan
berkurang sehingga pelarut akan lebih
Kejibeling dan sambiloto adalah
mudah menarik senyawa-senyawa
tanaman yang sering digunakan sebagai
bioaktif yang terkandung di dalam sampel
obat tradisional. Hal tersebut disebabkan
(Dewi, 2014). Kemudian sampel
karena pada kedua jenis tanaman tersebut
dihaluskan dengan tujuan untuk
terkandung beberapa senyawa metabolit
memperluas kontak yang terjadi antara
sekunder dan zat kimia lainnya yang dapat
sampel dengan pelarut yang digunakan
berpotensi sebagai sumber antioksidan
(Adibi, 2017). Hal ini dikarenakan ukuran
alami. Daun kejibeling memiliki
partikel yang semakin kecil akan semakin
kandungan senyawa polifenolik, saponin,
memperluas permukaan partikel sehingga
alkaloid, kumarin, flavonoid, kalium dan
proses maserasi dapat dilakukan lebih
kalsium (Dita, 2017) dan dalam daun
efektif (Jabbar, 2019).
sambiloto terdapat kandungan senyawa
Pada penelitian ini digunakan proses
andrographolide, terpenoid, tannin,
ekstraksi dengan teknik maserasi. Dipilih
saponin, alkaloid, fenolik dan flavonoid
proses ekstraksi teknik maserasi karena
(Wardatun, 2011).
teknik tersebut termasuk dalam jenis
Kandungan flavonoid yang terdapat di
ekstraksi dingin. Jenis ekstraksi dingin
dalam daun kejibeling dan sambiloto
dapat digunakan untuk mencegah
dapat berpotensi sebagai antioksidan
kerusakan komponen kimia dalam sampel
(Lipinski, 2011). Flavonoid dapat
yang tidak tahan panas, seperti senyawa
berpotensi sebagai antioksidan karena
antioksidan (Syukur, 2011). Antioksidan
flavonoid memiliki sifat sebagai suatu
merupakan salah satu senyawa yang tidak
akseptor yang baik terhadap radikal bebas
tahan terhadap panas karena antioksidan
(Sudarmanto, 2015). Flavonoid akan
mudah mengalami degradasi jika berada
berikatan dengan radikal bebas
pada suhu yang tinggi dengan waktu lama
membentuk senyawa baru yang tidak
sehingga akan kehilangan kemampuannya
reaktif sehingga bersifat stabil. Oleh sebab
dalam mendonorkan elektron untuk
itu, flavonoid dapat menghambat proses
menetralkan senyawa radikal bebas
terjadinya oksidasi (Simanjuntak, 2012).
(Mahardika, 2020).
Flavonoid akan melakukan penangkapan
Pada proses ekstrasi ini menggunakan
radikal bebas dengan cara mendonorkan
pelarut etanol 96%. Pelarut etanol dipilih
proton hidrogen dari gugus hidroksil yang
karena mempunyai gugus polar sekaligus
dimilikinya (Rachmani, 2018). Selain
gugus nonpolar sehingga dapat
flavonoid, di dalam daun sambiloto juga
melarutkan senyawa-senyawa kimia yang
terkandung senyawa andrographolid dan
bersifat polar, nonpolar maupun semi
neoandrographolid yang merupakan
polar (Adibi, 2017), seperti flavonoid,
kelompok glukosida yang dapat
Online ISSN: 2528-0422 71
N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

steroid, alkaloid dan asam lemak yang reduksi DPPH akan semakin besar
memiliki potensi sebagai antioksidan sehingga warna larutan menjadi lebih
(Herman, 2013). Selain itu pelarut etanol kuning. Adanya perubahan intensitas
merupakan suatu pelarut yang memiliki warna larutan disebabkan karena reaksi
sifat polar sehingga dapat melarutkan antara atom hidrogen yang berasal dari
senyawa antioksidan pada sampel yang senyawa antioksidan dalam sampel
umumnya bersifat polar (Wardatun, dengan DPPH sehingga membentuk suatu
2011). senyawa baru difenil pikril hidrazin
Setelah sampel tersebut dimaserasi, (DPPH2) yang disertai dengan terjadinya
hasil maserasi yang berupa ekstrak cair peluruhan warna DPPH menjadi warna
diuapkan menggunakan vacuum rotary kuning. Oleh sebab itu, dibuat konsentrasi
evaporator untuk memisahkan pelarut ekstrak yang berbeda-beda untuk
etanol dari ekstrak yang dihasilkan. Alat mengetahui tingkat peredaman warna
vacuum rotary evaporator memiliki ungu DPPH oleh antioksidan. Penurunan
kemampuan untuk menguapkan pelarut di intensitas dari warna tersebut berbanding
bawah titik didihnya. Hal tersebut dapat lurus dengan jumlah senyawa radikal
terjadi karena pada alat vacuum rotary bebas DPPH yang dapat diredam oleh
evaporator juga terdapat pompa vakum senyawa antioksidan sehingga membuat
yang dapat mengurangi tekanan pada absorbansinya menjadi semakin rendah.
permukaan sehingga membuat pelarut Oleh sebab itulah semakin kecilnya nilai
yang digunakan mengalami penguapan di absorbansi dari larutan berarti
bawah titik didihnya sehingga dapat menunjukkan semakin banyak senyawa
mencegah kerusakan komponen bioaktif antioksidan dalam sampel (Rachmani,
yang terkandung di dalam sampel akibat 2018).
adanya pemanasan pada suhu yang terlalu Perubahan warna pada DPPH itulah
tinggi. yang nantinya akan dijadikan acuan
Hasil ekstraksi yang diperoleh, yaitu pengukuran intensitas warna larutan
berupa ekstrak kental. Pembuatan ekstrak menggunakan spektrofotometer UV-Vis
kental tersebut agar pelarut yang 517 nm. Penelitian ini menggunakan 4
digunakan hilang sehingga diharapkan variasi konsentrasi larutan, yaitu 20, 40,
dihasilkan ekstrak yang hanya berisi 60 dan 80 ppm untuk ekstrak tunggal dan
komponen bioaktif dari serbuk simplisia kombinasi 1:1 serta 30, 60, 90 dan 120
tanpa ada pengaruh dari pelarut yang telah ppm untuk kombinasi 1:2 dan 2:1. Tabel 1
digunakan untuk ekstraksi (Setyawan, menyajikan tentang hasil uji aktivitas
2016). Dihasilkan ekstrak kental antioksidan daun kejibeling dan sambiloto
kejibeling sebanyak 10,314 gram dan beserta kombinasinya.
sambiloto 11,791 gram dengan persen Pada tabel 1 terlihat bahwa dengan
rendemen 10,314% untuk kejibeling dan bertambahnya konsentrasi larutan, nilai
11,791% untuk sambiloto. Nilai rendemen absorbansi semakin kecil dan nilai persen
yang tinggi menunjukkan bahwa semakin inhibisi semakin besar. Penurunan nilai
banyak kandungan senyawa bioaktif absorbansi tersebut disebabkan karena
dalam sampel (Kiswandono, 2011). adanya radikal bebas DPPH yang
Aktivitas antioksidan diukur dengan tereduksi oleh senyawa antioksidan. Jika
menggunakan metode DPPH secara konsentrasi sampel semakin tinggi, maka
spektrofotometer UV-Vis. Peredaman absorbansi larutan menjadi semakin
DPPH dapat ditandai dari intensitas warna menurun. Hal tersebut disebabkan karena
yang dihasilkan. Besarnya peredaman semakin banyaknya senyawa antioksidan
DPPH sebanding dengan konsentrasi. Jika dalam sampel sehingga peredaman DPPH
konsentrasi ekstrak lebih tinggi, maka juga semakin banyak (Talapessy, 2013).
Online ISSN: 2528-0422 72
N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

Berkebalikan dengan absorbansi, semakin ekstrak tunggal dan kombinasinya


tinggi konsentrasi sampel maka persen
ditunjukkan dalam gambar 1-5 berikut.
inhibisi akan semakin meningkat yang
disebabkan karena persen inhibisi
menyatakan kemampuan ekstrak sebagai
penghambat terbentuknya radikal bebas.
Ketika konsentrasi dari ekstrak meningkat
maka kemampuan menghambat dari
antioksidan dalam sampel juga akan
semakin besar (Damanis, 2020).

Tabel 1. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan


Sampel
Sampel C Abs. Abs. %I
(ppm) blanko sampel Gambar 1. Kurva Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Kejibeling
Daun 20 0,5386 4,92
Kejibeling 40 0,5665 0,5341 5,71
60 0,53 6,44
80 0,5279 6,81

Daun 20 0,3841 32,19


Sambiloto 40 0,5665 0,3743 33,92
60 0,3686 34,93
80 0,3632 35,88
Gambar 2. Kurva Antioksidan Ekstrak
Kombinasi 20 0,3972 29,88 Etanol Daun Sambiloto
Kj:Sb 40 0,5665 0,3854 31,96
(1:1) 60 0,3675 35,12
80 0,344 39,27

Kombinasi 30 0,477 15,79


Kj:Sb 60 0,5665 0,4475 21,00
(1:2) 90 0,4163 26,51
120 0,3935 30,53

Kombinasi 30 0,3271 42,25


Kj:Sb 60 0,5665 0,319 43,68
(2:1) 90 0,3111 45,08
120 0,3024 46,61
Gambar 3. Kurva Antioksidan
Kombinasi Ekstrak kejibeling : Sambiloto
Untuk mengetahui nilai IC50 dari (1:1)
ekstrak, dibuat kurva persamaan linear
terlebih dahulu dengan memplotkan
konsentrasi dan persen inhibisi. Hasil dari
pembuatan kurva persamaan linear dari

Online ISSN: 2528-0422 73


N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

dkk. (2017) diperoleh nilai IC50 daun


kejibeling 102,85 ppm dan dari Saranya et
al. (2010) diperoleh nilai IC50 daun
sambiloto 6,5 ppm. Adanya perbedaan
nilai IC50 yang dihasilkan tersebut dapat
disebabkan karena adanya faktor
geografis, faktor genetik, kondisi iklim,
asal benih dan tingkat kesuburan tanah
yang mempengaruhi kandungan senyawa
Gambar 4. Kurva Antioksidan dalam tanaman (Giridhari, 2011).
Kombinasi Ekstrak Kejibeling : Sambiloto Berdasarkan nilai IC50 yang dihasilkan
(1:2) tersebut dapat diketahui bahwa daun
kejibeling dan daun sambiloto dapat
berpotensi sebagai antioksidan alami. Hal
tersebut disebabkan karena di dalam daun
kejibeling dan sambiloto terdapat senyawa
antioksidan seperti flavonoid dan fenolik.
Senyawa flavonoid dan fenolik dapat
digunakan sebagai antioksidan karena
mampu menyumbangkan proton hidrogen
dari gugus hidroksilnya sehingga senyawa
DPPH akan tereduksi menjadi senyawa
Gambar 5. Kurva Antioksidan non-radikal yang stabil (DPPH2).
Kombinasi Ekstrak Kejibeling : Sambiloto Apabila diperoleh nilai IC50 < 50 ppm
C maka tergolong antioksidan sangat kuat,
IC50 50-100 ppm kuat, IC50 100-150 ppm
Berdasarkan hasil analisis nilai regresi sedang, IC50 151-200 ppm lemah dan IC50
linier maka didapatkan persamaan regresi > 200 ppm merupakan antioksidan sangat
yang digunakan dalam menghitung nilai lemah (Rachmani, 2018). Berdasar
IC50 dari ekstrak sampel dan diperoleh literatur, dapat disimpulkan bahwa pada
nilai IC50 yang disajikan pada tabel 2 penelitian ini ekstrak etanol daun
dibawah ini. kejibeling tergolong antioksidan kuat,
Tabel 2. Nilai IC50 Ekstrak Etanol sedangkan ekstrak etanol sambiloto,
Kejibeling dan Sambiloto beserta kombinasi ekstrak 1:1, kombinasi ekstrak
Kombinasinya 1:2 dan kombinasi ekstrak 2:1 tergolong
ke dalam antioksidan sangat kuat. Dengan
Sampel IC50 demikian, ekstrak kombinasi dari kedua
Ekstrak Etanol Kejibeling 71,39
Ekstrak Etanol Sambiloto 15,55 jenis tumbuhan tersebut dapat
Ekstrak Etanol Kombinasi 1:1 7,58 dikembangkan lebih lanjut sebagai
Ekstrak Etanol Kombinasi 1:2 7,83 senyawa antioksidan alami khususnya
Ekstrak Etanol Kombinasi 2:1 6,35 pada kombinasi ekstrak kejibeling:
sambiloto 2:1 karena pada perbandingan
Nilai IC50 memiliki arti bahwa pada kombinasi tersebut memiliki aktivitas
konsentrasi tersebut ekstrak yang antioksidan yang paling tinggi
digunakan dapat meredam 50% dari dibandingkan dengan variasi
DPPH. Berdasarkan tabel 2, didapatkan perbandingan kombinasi yang lain.
nilai IC50 dari ekstrak etanol daun Namun, penelitian tentang uji aktivitas
kejibeling dan sambiloto yang lebih kecil antioksidan pada kombinasi kedua jenis
dari hasil penelitian yang dilakukan Adibi, tanaman dengan menggunakan metode
Online ISSN: 2528-0422 74
N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

yang berbeda perlu dilakukan untuk 2picrilhidrazyl. Jurnal Akademika


mengkaji lebih luas terkait dengan Kimia, 3(3), 143–149.
mekanisme dari kombinasi kedua ekstrak Bherawi, K. N. dan T. A. (2017). Efek
sebagai suatu agen antioksidan. Aktivitas Fisik pada Proses
Pembentukan Radikal Bebas sebagai
Kesimpulan Faktor Risiko Aterosklerosis. Majority,
Berdasarkan data yang dihasilkan 6(2), 85–90.
dapat disimpulkan bahwa dari nilai IC50 Damanis, D. (2020). Uji Aktivitas
yang diperoleh pada penelitian ini Antioksidan Ekstrak Etanol Ascidian
menunjukkan adanya peningkatan (Herdmania Momus) dengan Metode
aktivitas antioksidan dari ekstrak DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).
kombinasi daun kejibeling dan sambiloto Pharmacon, 9(3), 464–469.
dibandingkan ekstrak tunggalnya dengan Dewi, D. (2014). Aktivitas Antioksidan
nilai terbaik terdapat pada perbandingan Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Biji
kombinasi 2:1. Hasil uji aktivitas Terong Belanda (Solanum Betaceum,
antioksidan menghasilkan nilai IC50 untuk Syn) dalam Menghambat Reaksi
ekstrak etanol kejibeling, ekstrak etanol Peroksidasi Lemak Pada Plasma Darah
sambiloto, kombinasi ekstrak Tikus Wistar. Cakra Kimia, 2(1), 7–16.
kejibeling:sambiloto (1:1), kombinasi Dita, A. & S. F. (2017). Efektivitas
(1:2) dan kombinasi (2:1) berturut-turut Perasan Daun Keji Beling (Sericocalyx
sebesar 71,39, 15,55, 7,58, 7,83 dan 6,35 crispus Linn) dalam Menghambat
ppm. Pada kedua jenis ekstrak tanaman Pertumbuhan Staphylococcus aureus.
ini, yang paling berperan sebagai The Journal Of Muhammadiyah
antioksidan adalah senyawa flavonoid dan Medical Laboratory Technologist,
fenolik. 2(1), 78–83.
Giridhari, V. V. (2011). Anti-diabetic
DAFTAR PUSTAKA properties of drumstick (Moringa
Adibi, S. d. (2017). Aktivitas Antioksidan oleifera) leaf tablets. Int J Health Nutr,
dan Antibakteri Ekstrak Daun 2(1), 1–5.
Strobilanthes crispus Bl (Keji Beling) Herman. (2013). Aktivitas Antioksidan
Terhadap Staphylococcus aureus dan Beberapa Tumbuhan Obat Kalimantan
Escherichia coli. Alotrop, 1(2), 148– Timur. Journal of Tropial Pharmacy
154. and Chemistry, 2(2), 100–104.
Akbar, S. (2011). Andrographis https://doi.org/doi:10.25026/jtpc.v2i2.
paniculata: A Review of 54
Pharmacological Activities and Jabbar, D. (2019). Aktivitas Antioksidan
Clinical Effects. Journal of AMR, Ekstrak Etanol Buah, Daun, Batang
16(1), 66–77. Dan Rimpang Pada Tanaman Wualae
Andriani, Y. M. (2011). Antibacterial, (Etlingera Elatior (Jack) R.M Smith).
radical scavening activities and Jurnal Farmasi Galenika (Galenika
cytotoxicity properties of Phaleria Journal of Pharmacy), 5(2), 189–197.
macrocarpa (scheff.) Boerl. Leaves in Kiswandono, D. (2011). Uji antioksidan
Hepg2 cell lines. International Journal ekstrak heksana, etil asetat, etanol,
of Pharmaceutical Sciences and metanol 80% dan air daun kelor
Research, 2(1), 1700–1706. (Moringa oleifera Lamk). Jurnal Sains
Bahriul, D. (2014). Uji Aktivitas Natural Universitas Nusa Bangsa,
Antioksidan Ekstrak Daun Salam 1(1), 39–44.
(Szygium polyanthum) Dengan Lamina S, dkk. (2013). Effects of free
Menggunakan 1,1-difenil- radicals and antioxidants on exercise
Online ISSN: 2528-0422 75
N.T. Apriliani, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 6 No.1, Juni 2021 68 – 76

performance. Oxidants and andrographis paniculata and


Antioxidants in Medical Science, 2(2), andrographolide in vitro and in vivo
83–91. studies. Pharmacologyonline, 1, 356–
Lipinski, B. (2011). Hydroxyl Radical and 376.
Its Scavengers in Health and Disease. Sari, dkk. (2019). Efek Ekstrak
Review Article. Oxidative Medicine Kombinasi Herba Andrographis
and Cellular Longevity, 11, 1–9. paniculata (Burm.f) Ness dan Daun
Mahardika, dkk. (2020). Ekstrak Etanol Gynura Procumbens (Merr) dalam
Daun Sambiloto (Andrographis Penangkapan Senyawa Radikal Bebas.
Paniculata) Menurunkan HAI Majalah Farmaseutik, 15(1), 16–21.
(Histology Activity Indeks)-Knodell Setyawan, A. W. (2016). Pembuktian
Score Pada Hepar Mencit (Mus Ekstrak Daun Kejibeling Dalam
Musculus) Jantan Yang Diinduksi Meningkatkan Sistem Imun. Jurnal
CCl4. Jurnal Medika Udayana, 9(4), Kesehatan Masyarakat, KEMAS,
75–80. 11(2), 96–100.
Mardiana, R. N. & N. H. (2016). Uji Simanjuntak, K. (2012). Peran
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Antioksidan Flavonoid dalam
Sambiloto (Andrographis paniculata) Meningkatkan Kesehatan. Bina Widya,
terhadap Bacillus cereus dan 23(3), 135–140.
Pseudomonas aeruginosa. Biofarmasi, Stankovic S dan Radovanović. (2012).
14(1), 19–24. Oxidative stress and physical activity.
Novatama, S. M., Kusomo, E. & S. Sportlogia, 8(1), 1–11.
(2016). Identifikasi betasianin dan uji Sudarmanto, I. & T. S. (2015). Aktivitas
antioksidan ekstrak buah bit merah Antioksidan Senyawa Flavonoid Pada
(Beta vulgaris L.). Indo. J. Chem. Sci, Kulit Akar Tanaman Ara (Ficus
5(3), 217–220. racemosa, L). Jurnal Kesehatan, 6(2),
Pangestu, dkk. (2017). Aktivitas 137–141.
Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Syukur, R. A. (2011). Aktivitas
Daun Jatropha gossypifolia L. Alotrop, Antiradikal Bebas Beberapa Ekstrak
1(1), 15–19. Tanaman Familia Fabaceae. JST
Rachmani, E. P. N. (2018). Aktivitas Kesehatan, 1(1), 61–67.
Antioksidan Fraksi Flavonoid Bebas Talapessy, S. S. (2013). Uji Aktivitas
Andrografolid dari Herba Sambiloto Antioksidan dari Ampas Hasil
(Andrographis paniculata). Pharmacy Pengolahan Sagu (Metroxylon sagu
Medical Journal, 2(1), 42–49. rottb). Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(3),
Ratnayani, K. A. (2012). Kadar total 40–44.
senyawa fenolat pada madu randu dan Wardatun, S. (2011). Uji Aktivitas
madu kelengkeng serta uji aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Akar, Kulit
antiradikal bebas dengan Metode Batang dan Daun Tanaman Sambiloto
DPPH (difenilpikril hidrazil). J. Kim, 6, (Andrographis paniculata Ness.)
163–168. Dengan Metode Linoleat-Tiosianat.
Salamah, N., & Widyasari, E. (2015). Fitofarmaka, 1(2), 9–13.
Aktivitas antioksidan ekstrak metanol Werdhasari, A. (2014). Peran antioksidan
daun kelengkeng (Euphoria longan L.) bagi kesehatan. J. Biotek Medisiana
dengan metode penangkapan radikal Indonesia, 3(2), 59–68.
2,2’-difenil-1-pikrilhidrazil.
Pharmaciana, 5(1), 25–34.
Saranya, e. a. (2010). The antioxidant and
h+ k+ atpase inhibitory effect of
Online ISSN: 2528-0422 76

Anda mungkin juga menyukai