PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Radikal bebas merupakan suatu senyawa atau molekul yang memiliki satu
atau lebih electron yang tidak berpasangan dan meyebabkan senyawa tersebut sangat
reaktif mencari pasangan, dengan mengikat elektron molekul yang berada di
sekitarnya. Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh sebagai bagian dari hasil
proses metabolisme. Sedangkan radikal bebas yang bersumber dari luar tubuh dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan, termasuk kebiasaan merokok, penggunaan
pestisida pada makanan, polusi dan radiasi. Yang dimaksud radikal bebas (free
radical) adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih
elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang tidak
berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan
cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada disekitarnya. Jika
elektron yang terikat oleh senyawa radikal bebas tersebut bersifat ionik, dampak yang
timbul tidak begitu berbahaya. Akan tetapi, bila elektron yang terikat oleh senyawa
radikal bebas berasal dari senyawa yang berikatan kovalen, akan sangat berbahaya
krena ikatan akan digunakan secara bersama-sama pada orbital terluarnya. Umumnya
senyawa yang memiliki ikatan kovalen adalah molekul-molekul besar
(biomakromolekul), seperti lipid, protein, maupun DNA. (Mbaoji et al., 2016).
Dari hasil penelitian Marusin dkk telah dilakukan penapisan fitokimia untuk
identifikasi terhadap golongan senyawa kimia tertentu seperti alkaloid, saponin,
glikosida, flavonoida, tannin, polifenol dan antrakuinon. Penapisan fitokimia
(Phytochemical screening) dilakukan dengan menggunakan kit pereaksi warna
(kualitatif) terhadap ekstrak dari masing-masing tipe. Pengujian sifat antioksidan
dilakukan berdasar metode tiosianat. Absorbansi (A) dari warna merah yang
terbentuk diukur pada panjang gelombang 500 nm. Pengujian tersebut dilakukan
selama 14 hari secara triplo. Hasil pengujian menunjukkan nilai Peroksida
Mussaenda frondosa dari kulit batang yang diteliti 124,7
Penelitian potensi sifat antioksidan alami terutama pada jenis tumbuhan famili
Rubiaceae lainnya perlu dilakukan untuk memperkaya khasanah pengetahuan dan
alternatif sumberdaya bahan. Sebagai langkah awal, dilakukan penelitian efektivitas
10 tipe ekstrak tumbuhan famili Rubiaceae lainnya secara in-vitro. Tipe ekstrak yang
diduga efektif sebagai antioksidan adalah: kulit batang Anthocephalus macrophyllus,
Guettarda speciosa Aubl., Mussaenda frondosa, Neonauclea excelsa, Urophyllum
arboreum, herba dari Oldenlandia corymbos, daun dan kulit batang Wendlandia
glabrata, daun Paederia foetida Lin., dan biji Psychotria viridiflora Reinw. ex.
Blume. (Sofnie Marusin et al., 2013)
1. 3. Tujuan Penelitian
Mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol 70%
daun kingkilaban (Mussaea frondosa) melalui nilai IC50 dengan metode DPPH (1,1-
difenil-2-pikrihidazil).
1. 4. Hipotesis Penelitian
Hasil penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tanaman kingkilaban
(Mussaenda frondosa) memiliki potensi aktivitas antioksidan dari hasil penapisan
fitokimia pada bagian kulit dan batang.