Anda di halaman 1dari 11

A.

Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dewasa ini kondisi masyarakat Indonesia cenderung memprihatinkan. Hal ini didukung
dengan perubahan pola konsumsi serta pola kebiasaan masyarakat dimana masyarakat lebih
senang menggunakan kendaraan bermotor saat berpergian daripada berjalan kaki maupun
menggunakan sepeda. Semua ini akan mengakibatkan semakin meningkatnya radikal bebas
dalam tubuh.
Untuk mengatasi bahaya radikal bebas maka diperlukan antioksidan. Antioksidan adalah
senyawa yang dapat menetralisir radikal bebas dengan cara menyumbangkan elektronnya
pada senyawa radikal bebas. Senyawa antioksidan dapat mencegah kerusakan yang
ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak(1….)
Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam, termasuk tumbuhtumbuhan yang
beraneka ragam. Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap tumbuhan-tumbuhan
yang dapat dijadikan pengobatan alami membuat pengguanaannya belum dimanfaatkan
dengan baik, salah satunya adalah bunga telang (Clitoria ternatea L.). Bunga telang (Clitoria
ternatea L.) memiliki banyak potensi farmakologis antara lain sebagai antioksidan,
antimikrobial, antikanker, antiinflamasi, analgesik, antipiretik, dan antidiabetik.(4…)
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau mencegah proses
oksidasi senyawa lain yang diakbatkan oleh adanya suatu radikal bebas. Antioksidan dapat
mencegah terjadinya kerusakan pada sel terutama pada bagian-bagian sel seperti DNA, sel
oak, jaringan kulit, dan sebagainya. Antioksidan dpat berupa enzim yang terdapat dalam
tubuh seperti superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan katalase. Selain itu
antioksidan dapat pula merupakan senyawa non-enzim. Antioksidan ini dapat dari asupan
makanan yaiu dari antioksidan alami yang terkndung dalam makanan maupun antioksidan
sintetik yang sengaja ditambahkan pada suatu bahan makanan.(sunarni)
Antioksidan sintetik seperti BHA, BHT, PG, dan TBHQ sangat efektif dalam
menghambat terjadinya oksidasi pada minyak atau lemka. Hanya saja antioksidan sintetik
dapat meneybabkan gangguan pada organ hati dan mempengaruhi kerja enzim di dalam hati.
Antioksidan alami adalah antioksidan yang berasal dari hasil ekstraksi bahan alam pada
tumbuhan. Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian 2 tanaman, seperti pada kayu, kulit
kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari. Senyawa antioksidan alami tumbuhan
umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang daapat berupa golongan flavonoid,
turunan asam snamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam organic polifungsional.

2. Tujuan Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
a. Bunga Telang
Bunga telang, sering juga disebut sebagai butterfly pea, merupakan bunag yang
khas dengan kelopak tunggal berwarna ungu. Bunga telang dikenal sebagai tumbuhan
merambat yang sering ditemukan di pekarangan atau tepi persawahan/perkebunan.
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) termasuk dalam suku Febaceae (polong-polongan) ini
berasal dari Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika.
Bunga telang memiliki aktivitas antioksidan karena mengandung antosianin,
antosianin adalah metabolit sekunder dari familia flavonoid, dalam jumlah besar
ditemukan dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Bunga telang memiliki afek yang
cukup luas sebagai antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, analagetik, antidiabetes,
antikanker, dan antihistamin.(purba EC)
b. Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau mencegah
proses oksidasi senyawa lain yang diakbatkan oleh adanya suatu radikal bebas.
Antioksidan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada sel terutama pada bagian-bagian
sel seperti DNA, sel oak, jaringan kulit, dan sebagainya. Antioksidan dpat berupa enzim
yang terdapat dalam tubuh seperti superoksida dismutase, glutation peroksidase, dan
katalase. Selain itu antioksidan dapat pula merupakan senyawa non-enzim. Antioksidan
ini dapat dari asupan makanan yaiu dari antioksidan alami yang terkndung dalam
makanan maupun antioksidan sintetik yang sengaja ditambahkan pada suatu bahan
makanan.(sunarni)
Antioksidan sintetik seperti BHA, BHT, PG, dan TBHQ sangat efektif dalam
menghambat terjadinya oksidasi pada minyak atau lemka. Hanya saja antioksidan
sintetik dapat meneybabkan gangguan pada organ hati dan mempengaruhi kerja enzim di
dalam hati. Antioksidan alami adalah antioksidan yang berasal dari hasil ekstraksi bahan
alam pada tumbuhan. Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian 2 tanaman, seperti
pada kayu, kulit kayu, akar, daun, buah, bunga, biji, dan serbuk sari. Senyawa
antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang
daapat berupa golongan flavonoid, turunan asam snamat, kumarin, tokoferol, dan asam-
asam organic polifungsional.
Antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat
memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas dan dapat memutus reaksi
berantai dari radikal bebas. Antioksidan atau reduktor berfungsi untuk mencegah
terjadinya reaksi oksidasi atau menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara
menyumbangkan hidrogen dan atau elektron. Antioksidan yang terdapat dalam tubuh
maupun dari luar tubuh sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan
cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal-radikal bebas tak reaktif
yang lebih stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas.
Antioksidan cenderung bereaksi dengan radikal bebas terlebih dahulu
dibandingkan dengan molekul yang lain karena antioksidan bersifat sangat mudah
teroksidasi atau bersifat reduktor kuat dibanding dengan molekul lain. Sehingga
antioksidan sangat perlu digunakan untuk mencegah radikal bebas berikatan dengan
elektron dari molekul lain dan kemudian membuat senyawa baru yang tidak normal
yang akan menyebabkan reaksi berantai (molyneuks P)
antioksidan alami banyak ditemukan dari tanaman atau hewan berupa tokoferol,
vitamin C, betakaroten, flavonoid, dan senyawa fenolik atau polifenolik dapat bereaksi
sebagain pereduksi, penangkal radikal bebas(werdhasari)

C. Metedeologi
1. Tempat : Labolatorium Analisis Zat gizi Universitas Darussalam Gontor Tahun 2023
Waktu : Rabu, 21 November 2023 pukul 09.00 – 12.30 WIB
2. Alat

- Spektrofotometri - Vortex
- Tabung reaksi - Labu Erlenmeyer
- Rak kayu - Kertas saring
- Aluminium foil - corong
- Pipet ukur

3. Bahan
- Telang
- DPPH 00,10 M
- Aquades
- Methanol 2 ml
4. Metode praktikum

Blender sampel kemudian saring dengan kertas saring untuk


diambil ekstarknya

Siapkan 3 tabung reaksi, isi dengan 1ml sampel, 2ml sampel,


3ml sampel

Setiap sampel diisi DPPH yang sudah dilarutkan dengan


perbandingan sampel 1:1, yaitu 1ml sampel ditambahkan 1ml
DPPH, kemudian 2ml dan 3 ml

Bungkus tabung reaksi dengan aluminium foil, lakukan vortex


agar sampel homogeny selama 1 menit
Siapkan aquades selama proses sample dimasukkan ke dalam
spektrofotometri, dan methanol sebanyak 2ml untuk
menentukan hasil blanko

Kemudian tuang sampel sebanyak setengah kedalam kuvet,


masukkan ke dalam alat spektrofotometri pada panjang
gelombang 517 nm untuk melihat kadar antooksidan dan
absorbansi sampel

D. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil

Gambar 1.1 tabel Abs. sampel telang


Gambar 1.2 tabel Abs. kontrol

No Jenis sampel Abs Blanko Abs Sampel Aktivitas Antioksidan%


1 Bunga telang 0,164 0,342

|.|kontrol−|.| sampel
Aktifitas Antioksidan % ¿ ×100 %
|.| sampel

0,164−0,342
Aktifitas Antioksidan % ¿ ×100 %
0,342

0,164−0,342
Aktifitas Antioksidan % ¿ ×100 %
0,342

b. Pembahasan
Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa untuk menghambat atau
menunda reaksi okosidasi molekul dengan cara menghambat proses inisiasi atau propagasi
reaksi oksidasi berantai(perbandingan uji aktifitas). Berdasarkan sumber yang ditemukan
dialam senyawa antiksidan terdapat di vitamin C, betakaroten, vitamin E, karotenoid,
flavonoid, likopen, polifenol dan lutein (beberapa makanan tinggi)
Cara kerja antioksidan terbagi menjadi tiga mekanisme yaitu:1, antioksidan primer,
mencegah terbentuknya radikal bebas baru dan mengubah molekul pada radikal bebas yang
sudh terbentuk menjadi tidak reakti sehingga tidak menimbulakn kerusakan sel dalam tubuh;
2. Antioksi dan sekunder, memotong reaksi oksidai berantai radikal bebas dengan cara
menangkap, antioksidan ini berupa vitamin C, vitamin E, flavonoid, albumin; 3. Antioksidan
tersier, memperbaiki bio molekul rusak yang diakibatkan oleh radikal bebas. (keajaiban
antioksidan)
Menguji kadar antioksidan dalam bahan pangan penting karena antioksidan dapat
membantu mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas yang dihailkan oleh metabolism
tubuh dan factor lingkunagn. Antioksidan juga dapat membantu memperpanjang umu simpan
bahan pangan dan menjaga kualitasnya. Uji kadar antioksidan juga dapat membantu
menentukan efek aktivitas pengolahan dan penyimpanan bahan pangan dalam
mempertahankan kandungan antioksidan(kandungan antosianin dan aktivitas)
Selain metode DPPH yang digunakan pada praktikum kali ini, ada beberapa metode
yang dapat dilakukan untuk mengukur kadar antioksidan, yaitu metode FRAP, metode ini
mengukur kemampuan sampel bahan pangan untuk mengurangi ion besi (Fe3+) mendai ion
besi (Fe2+). Perubahan warna yang terjadi diukur untuk menentukan aktivitas antioksidan.
Kemudian ada metode FIC, metode ini menggunakan senyawa kompleks Fe(II)-ferroine
untuk megukur aktivitas antioksidan. Sampel bahan panagn dicampur dengan senyawa
kompleks tersebut, dan kemudian perubahn warna yang terjadi diukur untuk menentukan
aktivitas antioksidan (perbandinagn metode uji aktivitas )
Beberapa metode untuk mengukur kadar antioksidan dalam bahan pangan memiliki
kekurangan dan kelebihan diantara metode satu dengan metode yang lainnya. Metode yang
dilakukan pada praktikum kali ini menggunakan metode DPPH yang memiliki kelebihan
seperti mudah diterapkan karena bersifat lebih stabil dibangdingkan metode lainnya, sesuai
untuk sampel polar, efektif dan efisien dalam mengevaluasi aktivitas antioksidan. Dan
kekuranganya yaitu peka terhadap cahaya, mudah terkoagulasi (menjadi keras atau padat/
menggumpal) sehingga hasil penentuan peran antioksidan hidrofolik mungkin tidak
maksimal, hanya dapat dilarutkan dengan pelarut organic.(perbandinagn bebrgai metode
pengujian aktivitas antioksidan pada the hitam)

IC50 merupakan singkatan dari "Inhibition Concentration 50" atau "Konsentrasi Inhibisi
50". Dalam konteks aktivitas antioksidan, IC50 mengacu pada konsentrasi larutan sampel
yang diperlukan untuk menghambat 50% aktivitas radikal bebas, kekuatan antioksidan
meredam radikal bebas, yang umumnya diukur dengan menggunakan metode DPPH (1,1-
diphenyl-2-picrylhydrazyl). Semakin kecil nilai IC50, semakin kuat aktivitas antioksidan
suatu sampel, karena hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi yang lebih rendah dari sampel
tersebut diperlukan untuk menghambat 50% aktivitas radikal bebas. Dengan demikian, nilai
IC50 memberikan indikasi tentang seberapa efektif suatu sampel dalam menangkal radikal
bebas, di mana nilai yang lebih rendah menunjukkan aktivitas antioksidan yang lebih kuat.
(kadar antioksidan dan IC50)

E. Kesimpulan
F. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai