Anda di halaman 1dari 8

J. Akademika Kim.

3(4): 198-205, November 2014


ISSN 2302-6030
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus
baccari L) DI DAERAH POSO SULAWESI TENGAH

Antioxidant Activity Test of Red Fruit (Pandanus baccari L) Extracts Poso Area
Central Sulawesi
*Serti A. Sangkala, Minarni Rama Jura, dan I Made Tangkas
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Received 13 October 2014, Revised 14 November 2014, Accepted 17 November 2014

Abstract
Research on the antioxidant activity test has been done on red fruit (Pandanus Baccari L)from
Poso area Central Sulawesi. This research was conducted by laboratory experiments using maceration
extraction techniques, DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) as free radicals, vitamin C as positive
control, UV-Vis Spectronic as a tool for antioxidant test, and red fruit extracts as samples. The aim of
this research was to determine antioxidant strength of red fruitextracts. The red fruit sample was used
as much as 30 grams, and the solvent was an absolute ethanol, whereas variations in the concentration
of red fruit extracts used were 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, and 80 ppm. Antioxidant activity test was
done by using a UV-Vis Spectronicand IC50. The results showed that the red fruit extracts had strong
antioxidant activity with the percentage of optimum activity in inhibiting free radical by 81.02%, and
the IC50 value was 14.454 ppm.
Keywords: Antioxidant, red fruit, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), UV-Vis Spectronic

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara tropis agraris masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan
yang sangat kaya akan potensi biodiversitas, kesehatan, karena obat tradisional lebih murah,
baik mencakup bentuknya dan pada semua mudah diperoleh dan efek samping relatif kecil
level organisasi. Berdasarkan bentuknya, (Makaruku, 2008). Kelebihan dari pengobatan
biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang, dengan menggunakan ramuan tanaman tidak
jamur, bakteri dan mikroorganisme yang lain. menimbulkan efek samping seperti yang
Sedangkan sesuai level organisasi, biodiversitas sering terjadi pada pengobatan secara sintesis
mengacu pada diversitas gen, spesies dan (Mangan, 2003).
ekositem. Kemajuan ilmu pengetahuan Salah satu tanaman obat yang cukup menarik
dan teknologi modern yang semakin pesat perhatian adalah buah merah (pandanus baccari
dan canggih sat ini, ternyata tidak mampu L) (Makaruku, 2008). Buah yang termasuk
menggeser atau mengesampingkan peran dalam famili Pandanaceae ini, oleh masyarakat
obat-obatan tradisional, tetapi justru hidup lokal Papua telah banyak dimanfaatkan baik
berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini sebagai sumber bahan makanan, pewarna alami
terbukti dari banyaknya peminat pengobatan dan sebagai bahan obat tradisional, hingga
tradisional (Makaruku, 2008). sekarang buah merah tetap menjadi makanan
Seiring dengan meningkatnya minat sebagian penduduk Papua terutama yang
masyarakat terhadap obat bahan alami, bermukim di daerah pegunungan Jayawijaya.
berbagai obat dari ekstrak tumbuhan mulai Buah merah terkenal dengan nama buah sejuta
menjadi perhatian. Penggunaan obat tradisional manfaat, buah merah mengandung zat-zat gizi
dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat dalam kadar tinggi, diantaranya betakaroten,
obat semakin meningkat dan dianggap sebagai tokoferol, asam oleat, asam linoleat, dekanoat,
salah satu jawaban untuk mengatasi masalah protein, kalsium, vitamin, energi, lemak dan
serat. Buah merah (pandanus baccari L) ini
*Correspondence: tumbuh satu tahun tiga kali, tanaman ini dapat
S. A. Sangkala tumbuh pada dataran rendah hingga ketinggian
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako
2.500 m dari permukaan laut (dpl), dengan
email: serti.sangkala@yahoo.com kesuburan tanah rendah, asam sampai agak
Published by Universitas Tadulako 2014 asam (pH 4,30- 5,30) (Nainggolan, 2001).
198
Serti A. Sangkala Uji Aktivitas Antioksidan Buah Merah (Pandanus baccari L) ................

Tanaman Buah Merah akan mengeluarkan buah yang ditimbulkan oleh serangan radikal bebas
untuk pertama kalinya saat tanaman berumur antara lain kerusakan membran sel, protein,
±3 tahun sejak ditanam. Namun, di dataran DNA, dan lipid. Kerusakan tersebut dapat
rendah tanaman yang berumur 2 tahun sudah menyebabkan timbulnya berbagai macam
mengeluarkan buah dan siap untuk dipanen. penyakit degeneratif seperti katarak, kanker,
Buah tanaman ini keluar mengikuti putaran atherosklerosis, dan proses penuaan dini
daun, terletak pada pucuk batang dan biasanya (Atun, 2006). Tubuh tidak mempunyai sistem
dilindungi oleh seludang yang menutupi terdiri pertahanan antiosidatif yang berlebihan,
dari empulur tempat menempel biji yang sangat sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih,
keras dan terbungkus daging buah berwarna tubuh membutuhkan antioksidan eksogen
merah. Biji yang menempel di empulur tersusun (Sunarni dkk., 2007). Antioksidan terbagi
rapi, sehingga sekilas bentuknya menyerupai menjadi dua yaitu antioksidan sintetik dan
kulit nangka dengan panjang biji sekitar 1 cm antioksidan alami. Antioksidan sintetik seperti
dan diameter 0,2 cm BHA (butylated hidroxy aniline) dan BHT
Beberapa kandungan kimia minyak buah (butylated hidroxy toluen) telah diketahui
merah (pandanus baccari L) yang banyak memiliki efek samping yang besar antara
dimanfaatkan oleh masyarakat dapat dilihat lain menyebabkan kerusakan hati (Kikuzaki
seperti pada Tabel 1. Buah merah juga dkk., 2002). Sedangkan di sisi lain, alam
mengandung asam lemak tak jenuh (omega-9 menyediakan sumber antioksidan yang efektif
dan omega-3) dalam dosis tinggi yang mudah dan relatif aman seperti flavonoid, vitamin C,
dicerna dan diserap sehingga memperlancar beta karoten dan lain-lain. Beberapa senyawa
proses metabolisme dalam mengatasi berbagai antioksidan yang terdapat secara alami antara
penyakit degeneratif (Makaruku, 2008). lain adalah :
(Waspodo dkk., 2008). Alkaloid
Tabel 1. Kandungan kimia dari buah merah
Kandungan kimia Nilai (per 100 g minyak) Kandungan kimia Nilai (per 100 g minyak)
Lipid 94,2 g a-karoten 130 µg
Asam palmitat 19,70% β –karotene 1.980 µg
Asam oleat 64,90% β –cryptoxanthin 1.460 µg
Asam linoleat 8,60% Vit E (a-tocopherol) 21,2 mg
Karbohidrat 5,1 g Sodium 3 mg

Penyakit degeneratif disebabkan oleh Alkaloid (Gambar 1) merupakan golongan


antioksidan yang ada di dalam tubuh tidak metabolit sekunder terbesar. Umumnya
mampu menetralisir peningkatan kosentrasi alkaloid merupakan senyawa bersifat basa yang
radikal bebas. Selain itu pola makan yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen,
tidak benar dapat menyebabkan terbentuknya biasanya dalam gabungan, sabagai bagian dari
radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas sistem siklik (Harbone, 1987).
ini akan menjadi racun bagi tubuh yang Antosianin
selanjutnya merusak fungsi sel tubuh dan
dapat mengakibatkan penyakit degeneratif.
Radikal bebas (free radical) adalah suatu atom
atau molekul yang mempunyai elektron tidak
berpasangan. Secara alami, tubuh mempunyai N
benteng yang dapat mencegah serangan H
radikal bebas yang disebut anti radikal bebas Gambar 1. Struktur Alkaloid
(antioksidan). Kegunaan utama antioksidan
ini adalah untuk menghentikan atau memutus Selain berperan sebagai pewarna makanan,
reaksi berantai dari radikal bebas yang terdapat antosianin juga dipercaya berperan dalam
dalam tubuh (Swantara & Parwata, 2011), sistem biologis, termasuk kemampuan sebagai
serta menetralkan radikal bebas sehingga pengikat radikal bebas (free radicalscavenging),
dapat melindungi sistem biologi tubuh dari cardio protective capacity dan kemampuan
efek merugikan yang timbul dari proses atau untuk mengambat tahap inisiasi reaksi kimiawi
pun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang yang menyebabkan karsinogenesis (Smith dkk.,
berlebihan (Utomo dkk., 2008). Kerusakan 2000).

199
Volume 3, No. 4, 2014: 198-205 Jurnal Akademika Kimia

Kemampuan antioksidatif antosianin Reaksi radikal bebas secara umum dapat


timbul dari reaktivitasnya yang tinggi sebagai dihambat oleh antioksidan tertentu baik
pendonor hidrogen atau elektron, dan alami maupun sintetis (Juniarti dkk., 2009).
kemampuan radikal turunan polifenol untuk Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan
menstabilkan dan mendelokalisasi elektron makanan yang banyak mengandung vitamin
tidak berpasangan, serta kemampuannya C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa
mengkhelat ion logam. Aktivitas antioksidan fenolik (Maulida & Zulkarnaen, 2010). Buah
antosianin dipengaruhi oleh sistem yang merah merupakan salah satu bahan alami yang
digunakan sebagai substrat dan kondisi yang dapat berfungsi sebagai antioksidan, hal ini
dipergunakan untuk mengkatalisis reaksi karena buah merah juga memiliki kandungan
oksidasi (Sunarni dkk., 2007). senyawa – senyawa vitamin C, vitamin E,
flavonoid, betakaroten dan senyawa – senyawa
Vitamin C lainnya yang merupakan senyawa antioksidan
Vitamin C (Gambar 2) atau asam askorbat (Makaruku, 2008). Buah merah (pandanus
mempunyai berat molekul 178 gram/mol
baccari L). yang digunakan dalam penelitian
dengan rumus molekul C6H8O6 dalam bentuk
Kristal tidak berwarna (bening/transparan), ini adalah buah merah yang berasal dari desa
titik cair 190-192 0C. Bersifat larut dalam Mattirowaslle, kabupaten Poso, provinsi
air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol Sulawesi Tengah. Buah merah ini pertama kali
yang mempunyai berat molekul rendah ditemukan oleh masyarakat yang bermukim
dan sukar larut dalam kloroform, eter dan didaerah tersebut.
benzena. Vitamin C bekerja secara siergis
dengan Vitamin E. Vitamin E yang teroksidasi Metode
radikal bebas dapat beraksi dengan Vitamin Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
C kemudian akan berubah menjadi tokoferol Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
setelah mendapat ion ampern dari vitamin C Tadulako. Peralatan yang digunakan pada
(Arindah, 2010). penelitian ini yaitu neraca analitik, blender,
seperangkat alat oven vakum, spektrofotometer
UV-Vis, Labu takar, penangas air, dan peralatan
gelas yang umum digunakan di laboratorium.
Bahan-bahan yang digunakan yaitu ekstrak
buah merah, etanol absolute, reagen mayer,
logam Mg, HCl Pekat, larutan FeCl3 1%,
Aquadest, 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH),
Gambar 2. Struktur Asam Askorbat (vitamin C) Vitamin C, padatan KI dan padatan HgCl2.
Preparasi sampel dilakukan dengan
Flavonoid menyiapkan dan membersihkan sampel daging
Flavonoid (Gambar 3) adalah salah satu buah merah dari kotoran yang menempel,
senyawa golongan fenol alam yang terbesar. lalu memotong kecil-kecil, selanjutnya
Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan mengeringkan sampel daging buah merah
hijau sehingga pasti ditemukan pada setiap telaah dengan cara diangin-anginkan. Setelah
ekstrak tumbuhan (Haris, 2011). Flavonoid kering, kemudian sampel dihaluskan dengan
merupakan kelompok senyawa metabolit menggunakan blender. Setelah itu, sampel
sekunder yang paling banyak ditemukan di
buah merah yang halus tersebut siap untuk
dalam jaringan tanaman (Redha, 2010). Ketika
senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal diekstraksi. Pembuatan ekstrak buah merah
bebas, mereka membentuk radikal baru yang dimulai dengan menimbang 30 gram serbuk
distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik kering buah merah. Sampel dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan
O 300 mL etanol. Kemudian menutup erlenmeyer
tersebut dengan menggunakan aluminium foil
dan direndam selama 2 x 24 jam (48 jam)
sambil dikocok menggunakan shaker orbital.
OH
Gambar 3. Struktur dasar Flavonoid. Ekstrak disaring menggunakan saring dan
filtrat yang didapatkan akan digunakan dalam
(Haris, 2011). pengujian metabolit sekunder.

200
Serti A. Sangkala Uji Aktivitas Antioksidan Buah Merah (Pandanus baccari L) ................

Uji Aktivitas Antioksidan Aktivitas antioksidan ditentukan dengan


Pembuatan Larutan IC50 dari senyawa antioksidan, yang diperoleh
Larutan induk dan larutan pembanding dari plotting terhadap persamaan regresi linier
dipipet masing-masing 0,5 mL, 1 mL, 1,5 dengan (x) sebagai konsentrasi sampel dan
mL, dan 2 mL, kemudian masing- masing (y) sebagai persen aktivitas antioksidan. Dari
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL, setelah data kurva regresi isolat aktivitas antioksidan
itu ditambahkan 5 mL larutan DPPH dan tersebut dapat ditentukan nilai IC50 dari
volumenya dicukupkan dengan etanol absolute senyawa antioksidan (Isnindar dkk., 2011).
sampai garis tanda.
Hasil dan Pembahasan
Pengukuran Serapan Blanko Uji Pendahuluan
Pengukuran dilakukan dengan cara memipet Uji pendahuluan (fitokimia) terhadap serbuk
5 ml DPPH dan dicukupkan volumenya sampai simplisia ekstrak buah merah menunjukkan
25 mL dengan etanol absolut dalam labu hasil positif terhadap golongan senyawa
ukur. Larutan ini kemudian dihomogenkan flavonoid, dan tanin. Serta negatif terhadap
dan dibiarkan selama 30 menit, selanjutnya alkaloid dan saponin. Hasil positif flavonoid
diukur absorbansinya dengan spektrofotometri ditandai dengan terbentuknya warna kuning
UV-VIS pada panjang gelombang 517 nm. jingga, setelah ekstrak ditambahkan logam Mg
Semua pengerjaan dilakukan pada ruang yang dan HCl. penambahan logam Mg dan HCl
terhindar dari cahaya matahari.
berfungsi untuk mereduksi inti benzopiron
yang terdapat dalam struktur flavonoid
Pengukuran Daya Antioksidan Ekstrak Buah
Merah dan Larutan Pembanding sehingga terbentuk garam flavilium berwarna
Vitamin C merah atau jingga (Robinson, 1995). Adapun
Pengukuran daya antioksidan serapan diukur reaksi yang terjadi antara senyawa flavonoid
setelah 30 menit pada panjang gelombang 517 dengan HCl dan logam Mg terlihat pada
nm. Hasil penetapan antioksidan dibandingkan Gambar 4. Aktivitas antioksidatif flavonoid
dengan vitamin C. Besarnya Daya antioksidan bersumber pada kemampuan mendonasikan
dihitung dengan rumus (Sharon dkk., 2013). atom hidrogennya atau melalui kemampuannya
mengkelat logam (Redha, 2010).
(abs blanko - abs sampel)
% Daya antioksidan = ×100% Sedangkan adanya tanin pada ekstrak buah
abs blanko
merah dilihat dari hasil positif dari uji fitokimia
Pengukuran Aktivitas Antioksidan dengan terbentuknya warna hijau kehitaman

O
O

2 2 HCl
2
Mg + MgCl2
OH
+ OH

O
OH
Flavonol

O + O
+
MgCl2 + 2 2 + MgCl2

OH OH

OH OH

Garam Flavilium
Jingga

Gambar 4. Reaksi Flavonoid dengan Logam Mg dan HCl

201
Volume 3, No. 4, 2014: 198-205 Jurnal Akademika Kimia

atau biru tua (Harborne, 1987) setelah ekstrak menghambat radikal bebas. Hal ini dapat
ditambahkan FeCl3 1 %. Terbentuknya warna dijelaskan bahwa dengan adanya aktivitas
hijau kehitaman atau biru tinta pada ekstrak ini antioksidan dari sampel mengakibatkan
dikarenakan tanin akan membentuk senyawa perubahan warna pada larutan DPPH yang
kompleks dengan ion Fe3+, seperti yang terlihat berwana ungu kehitaman berubah menjadi
pada Gambar 5. lebih terang.
Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Berdasarkan Nilai absorbansi pada
3+
HO
H H

O O
O OH

OH
HO O
Fe
O O

HO -
OH H H
+ 3Cl
+
HO OH
FeCl 3 3 OH

OH
OH

HO

Gambar 5. Reaksi antara tanin dan FeCl3


Merah
Uji aktivitas antioksidan pada esktrak buah
merah dilakukan dengan menggunakan DPPH
dengan alasan ujinya sederhana, mudah, cepat
dan peka. Serta hanya memerlukan sedikit
sampel (Utomo dkk., 2008). Pengukuran
aktivitas antoksidan pada sampel dilakukan
pada panjang gelombang 517 nm, yang
merupakan panjang gelombang maksimum
DPPH. Adanya aktivitas antioksidan dari
sampel mengakibatkan terjadinya perubahan Gambar 7. Nilai Absorbansi DPPH
warna pada larutan DPPH dalam etanol dari
warna ungu kehitaman berubah menjadi sedikit Gambar 7 maka dapat diketahui persentase
lebih terang dari warna awalnya. Perubahan daya antioksidan dari ekstrak buah merah
warna ini terjadi saat radikal DPPH ditangkap yang dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar
oleh antioksidan yang melepas atom hydrogen tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi
untuk menangkap DPPH-H stabil. Reaksi kosentrasi maka semakin tinggi pula persentase
antara antioksidan dengan molekul DPPH penghambatan radikal DPPH.
dapat dilihat pada Gambar 6:

Gambar 6. Reaksi DPPH (1,1-difenil-2-pikril-


hidrazil) dengan antioksidan
Hasil penelitian untuk nilai absorbansi
ekstrak buah merah setelah diukur serapan Gambar 8. Aktivitas Antioksidan Ekstrak buah
absorbansinya dapat dilihat pada Gambar 7. merah
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui
bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak buah Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C
merah, maka semakin kuat ekstrak buah merah Uji aktivitas antioksidan Vitamin C, pertama

202
Serti A. Sangkala Uji Aktivitas Antioksidan Buah Merah (Pandanus baccari L) ................

dilakukan membuat larutan induk 1000 ppm, partikel dari larutan DPPH, dimana persentase
kemudian diencerkan sesuai konsentrasi daya antioksidan dalam menghambat radikal
ekstrak buah merah yang diujikan yakni 20 bebas lebih besar pada kosentrasi 80 ppm yaitu
ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 80 ppm. Vitamin C sebesar 72,24%. Hal ini memiliki kesamaan
digunakan sebagai larutan pembanding karena dengan ekstrak buah merah dimana pada
tergolong antioksidan yang sangat kuat (Atun, kosentrasi 80 ppm memiliki persentase daya
antioksidan yang lebih besar yaitu 81,02%.
2006). Vitamin C (Asam askorbat) merupakan
salah satu zat antioksidan alami. Perbandingan Aktivitas Penangkap Radikal
Bebas Ekstrak Buah Merah dengan Vitamin C
Data yang diperoleh pada persentase
daya antioksidan dalam menghambat radikal
DPPH memiliki nilai yang berbeda antara
ekstrak buah merah dan vitamin C. Dimana
persentase penangkap radikal DPPH untuk
ekstrak buah merah lebih tinggi dibandingkan
dengan vitamin C. Perbandingan persentase
daya antioksidan penangkap radikal bebas dari
ekstrak buah merah dan vitamin C ditunjukkan
Gambar 9. Nilai Absorbansi DPPH

Berdasarkan hasil penelitian yang telah


dilakukan dapat diperoleh nilai absorbansi
DPPH yang disajikan pada Gambar 9. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa semakin
besar konsentrasi vitamin C, maka semakin
kuat vitamin C menghambat radikal bebas.
Ini dilihat dari perubahan warna larutan
DPPH yang berkurang seiring bertambahnya Gambar 11. Perbandingan persentase
konsentrasi. Selain itu, lebih banyak cahaya penangkap radikal bebas dari ekstrak buah
yang diteruskan pada konsetrasi yang tinggi merah dan vitamin C
dari pada konsentrasi yang rendah. pada Gambar 11.
Berdasarkan nilai absorbansi pada Gambar Gambar tersebut menunjukkan bahwa
9 maka dapat diperoleh pula persentase daya persentase daya antioksidan dalam menghambat
antioksidan dalam menghambat radikal bebas radikal bebas antara ekstrak buah merah dan
DPPH yang disajikan pada Gambar 10. vitamin C tidak terlalu berbeda jauh. Hal ini
membuktikan bahwa ekstrak buah merah
dapat dikatakan sebagai zat antioksidan
karena persentase ekstrak buah merah lebih
besar dibandingkan dengan vitamin C sebagai
kontrol positif. Oleh karena itu, ekstrak buah
merah sangat baik digunakan sebagai bahan
antioksidan alami.
Perhitungan IC50
Parameter yang digunakan untuk
menilai daya antioksidan suatu bahan
dalam kategori lemah, kuat atau sangat
Gambar 10. Aktivitas Antioksidan Vitamin C lemah adalah menggunakan IC50. IC50
merupakan besarnya konsentrasi larutan uji
yang mampu menurunkan 50% absorbansi
Gambar tersebut menunjukan bahwa DPPH dibandingkan dengan larutan blangko
semakin tinggi kosentrasi maka semakin (Molyneux, 2003). Semakin kecil nilai IC50
tinggi pula persentase daya antioksidan dalam berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan
menghambat radikal DPPH. Hal ini dapat bahan tersebut. Gambar 11 dan 12 merupakan
terjadi dikarenakan semakin besar kosentrasi kurva ploting antara Log kosentrasi ekstrak
vitamin C, maka semakin banyak partikel- buah merah (sumbu x) dan probit ekstrak buah
partikel yang dapat mengoksidasi partikel-
203
Volume 3, No. 4, 2014: 198-205 Jurnal Akademika Kimia

Kesimpulan
Ekstrak Buah Merah (pandanus baccari L)
memiliki daya antioksidan yang kuat, hal ini
dilihat dari persentase aktivitas ekstrak buah
merah secara optimum dalam menghambat
radikal bebas sebesar 81,02% dengan nilai IC50
yang diperoleh adalah 14,454 ppm.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih penulis berikan
kepada laboran Laboratorium Agroteknologi
Gambar 11. Hubungan Log konsentrasi dan FAPERTA Universitas Tadulako yang telah
Probit Ekstrak Buah Merah. membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.

Referensi

Arindah, D. (2010). Fraksinasi dan Identifikasi


Golongan Senyawa pada Daging Buah
Pepimo (Solonium Muricatum Aiton) yang
Berpotensi Sebagai Antioksidan. Universitas
Negeri Malang, Malang. Diunduh kembali
dari http://lib.uin-malang.ac.id//mod=th_
detail&id=04530003

Gambar 12. Hubungan Log konsentrasi dan Atun, S. (2006). Hubungan struktur dan
Probit Vitamin C. aktivitas antioksidan beberapa senyawa
merah (sumbu y). resveratrol dan turunannya. Universitas
Berdasarkan Gambar 11 dan 12 diperoleh Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
persamaan regresi linear Y = 1,249x + 3,551
dan nilai r yang diperoleh adalah 0,944 untuk Haris, M. (2011). Penentuan kadar flavonoid
sampel ekstrak buah merah, sedangkan untuk total dan aktifitas antioksidan dari daun dewa
vitamin C diperoleh persamaan regrasi linear Y (Gynura pseudochina [Lour] DC) dengan
= 2,696x + 0,438 dan nilai r yang diperoleh spektrofotometer uv-visibel. Universitas
adalah 0,986. Kedua data nilai r yang diperoleh Andalas Padang Padang.
tersebut menunjukkan bahwa data probit dari
ekstrak buah merah dan vitamin C hampir Isnindar, Wahyuono, S., & Setyowati, E. P.
mendekati 1 yang artinya nilai tersebut sangat (2011). Isolasi dan identifikasi senyawa
baik. antioksidan daun kesemek (diospyros kaki
Senyawa yang tergolong sangat kuat thunb.) dengan metode dpph (2,2-difenil-1
memiliki nilai IC50 kurang dari 50 mg/L, pikrilhidrazil). Diunduh kembali dari http://
sementara senyawa yang tergolong kuat mot.farmasi.ugm.ac.id/files/938.%20
memiliki nilai IC50 antara 50-100 mg/L, dan Isnindar.pdf
senyawa yang tergolong sedang memiliki nilai
IC50 antara 101-150 mg/L, sedangkan senyawa J.B.Harborne. (1987). Metode fitokimia
yang tergolong sangat lemah memiliki nilai penentuan cara modern menganalisis
IC50 antara 151-200 mg/L (Molyneux, 2003). tumbuhan. Bandung: ITB.
Berdasarkan kategori tersebut maka dapat
dikatakan bahwa ekstrak buah merah dan Juniarti, Osmeli, D., & Yuhernita. (2009).
vitamin C tergolong antioksidan yang sangat Kandungan senyawa kimia, uji toksisitas
kuat. Nilai IC50 yang diperoleh keduanya dari (brine shrimp lethality test) dan antioksidan
perhitungan kurang dari 50 ppm, yaitu 14,45 (1,1-diphenyl-2-pikrilhydrazyl) dari ekstrak
ppm untuk buah merah dan 49,20 ppm untuk daun saga (abrus precatorius L.). Makara
vitamin C. Sehingga dapat dikatakan bahwa Sains, 13(1), 50-54.
ekstrak buah merah relatif lebih kuat daya
antioksidan daripada vitamin C Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K.,
Akiyama, K., & Taniguchi, H. (2002).

204
Serti A. Sangkala Uji Aktivitas Antioksidan Buah Merah (Pandanus baccari L) ................

Antioxidants properties of ferulic acid buah merah ( pandanus baccari lamk).


and it’s related compound. Journal of Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Agricultureal and Food Chemistry, 50, 2161- Diunduh kembali dari http://eprints.uns.
2168. ac.id/6044/1/138961008201010291.pdf
Makaruku, M. H. (2008). Kajian agronomi Septyaningsih, S. F. (2013). Uji aktivatas
dan pemanfaatan buah merah (Pandanus antioksidan ekstrak bawang hutan (eleutherine
baccari Lamk.). Agroforestri, 3(2), 127-132. palmifolia merr). universitas tadulako, Palu.
Mangan, Y. (2003). Cara bijak menaklukkan Sharon, N., Anam, S., & Yuliet. (2013).
kanker. Jakarta: Agromedia Pustaka. Formulasi krim antioksidan ekstrak etanol
bawang hutan (Eleutherine palmifolia L.
Maulida, D., & Zulkarnaen, N. (2010). Merr). Natural Science, 2(3), 111-122.
Ekstraksi antioksidan (likopen) dari buah
tomat dengan menggunakan solven
campuran, n – heksana, aseton, dan etanol. Smith, M. A. L., Marley, K. A., Seigler, D.,
Diunduh kembali dari http://eprints. Singletary, K. W., & Meline, B. (2000).
undip.ac.id/36773/1/73.ARTIKEL_ Bioactive properties of wild blueberry fruits.
EKSTRAKSI.pdf Journal of Food Science, 65(2), 352-356.

Molyneux, P. (2003). The use of the stable free Sunarni, T., Pramono, S., & Asmah, R. (2007).
radical diphenylpicrylhydrazyl (dpph) for Antioxidant – free radical seavenging of
estimating antioxidant activity. Journal of flavonoid from the leaves of stelechocarpus
Science and Technology, 26(2), 211-219. burahol (bl) hook f. & th. Majalah Farmasi
Indonesia, 18(3), 111-116.
Nainggolan, D. (2001). Aspek Ekologis
Kultivar Buah Merah Panjang (Pandanus Swantara, I. M. D., & Parwata, I. M. O. A.
baccari Lamk.) di Daerah Dataran Rendah (2011). Kajian senyawa antioksidan pada
Manokwari. Universitas Negeri Papua, rumput laut dari pantai sekitar bali. http://
Manokwari. Diunduh kembali dari http:// lppm.unud.ac.id/wp-content/uploads/
www.papuaweb.org/unipa/dlib-s123/ Senyawa-antioksidan-pada-rumput-laut-
nainggolan-doan/_s1.PDF oleh-Dira-Swantara.pdf
Redha, A. (2010). Flavonoid: Struktur, sifat Utomo, A. B., Suprijono, A., & Risdianto, A.
antioksidatif dan peranannya dalam sistem (2008). Uji aktivitas antioksidan kombinasi
biologis. Belian, 9(2), 196-202. ekstrak sarang semut (myrmecodia
pendans) dan ekstrak teh hitam (camellia
Robinson, T. (1995). Kandungan organik sinensis o.K.Var.Assamica (mast.)) dengan
tumbuhan tinggi. Bandung: ITB. metode dpph (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil).
Diunduh kembali dari http://download.
Sa‘adah, L. (2010). Isolasi dan identifikasi portalgaruda.org/article.php?article=60628
senyawa tanin dari daun belimbing wuluh &val=4517&title
(averrhoa bilimbi l.). Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Diunduh Waspodo, P., Nishigaki, T., S, I., Surono,
kembali dari http://lib.uin-malang.ac.id/ & Endaryanto, A. (2008). Novel
files/thesis/fullchapter/05530003.pdf chemopreventive herbal plant buah merah
(Pandanus baccari lamk) for lung cancers.
Septyaningsih, D. (2010). Isolasi dan Faculty of Agriculture Shinshu University,
identifikasi komponen utama ekstrak biji 44(1), 23-27.

205

Anda mungkin juga menyukai